DARI MRP II MENUJU ERP

A. DARI MRP II MENUJU ERP

Dalam permulaan buku ini disebutkan bahwa ERP adalah perkembangan lebih lanjut dari MRP II. Dari namanya dapat disimpulkan bahwa ERP cakupannya lebih luas dari MRP II. Kedua-duanya menyangkut perencanaan. MRP II adalah perencanaan yang sudah lebih luas dari pendahulunya, yaitu MRP, karena mengintegrasikan perencanaan material dengan perencanaan lain seperti perencanaan bisnis, perencanaan penjualan, perencanaan produksi, dan perencanaan keuangan. Namun bagaimanapun juga MRP II, sebagaimana namanya yaitu Manufacturing Resource Planning, masih terfokus dengan perencanaan yang langsung berkaitan dengan manufaktur. ERP, yang kepanjangan dari Enterprise Resource Planning , juga masih mengenai perencanaan, tetapi mencakup hal yang lebih luas lagi, tidak hanya bersangkutan secara langsung dengan manufaktur, tetapi mencakup seluruh perusahaan. Namun faham ini tidak semuanya disetujui beberapa praktisi dan penulis mengenai ERP. Mereka menyamakan atau mencampur-adukkan antara MRP II dan ERP. Mereka berpendapat bahwa semuanya sama, yang lain hanyalah istilahnya saja. Penulis cenderung sependapat dengan mereka yang menganggap bahwa ERP berlainan dengan MRP II dan merupakan perkembangan dari MRP II, sesuai dengan uraian yang akan diberikan di belakang.

Disamping itu, sebagaimana halnya MRP dan MRP II, ERP adalah suatu sistem, baik sebagai suatu sistem perencanaan, maupun suatu sistem informasi. Oleh karena itu maka ERP sangat erat hubungannya dengan perangkat lunak. Itu pula sebabnya mengapa Travis Anderegg memberikan definisi mengenai ERP sebagai tertera di bawah. Namun sebelumnya, untuk mengikuti sekali lagi perkembangan dari MRP, MRP II, sampai ke ERP, baiklah dikutip juga definisi mengenai ke dua sistem tersebut seperti dirumuskan oleh APICS.

’MRP is a aset of techniques that uses bill of materials datan, inventory data, and the master production schedule to calculate requirements for materials. It makes recommendations to release replenishment orders for material’

‘MRP II is a method for the effective planning of all resources of a manufacturing company. Ideally, it addresses operational planning in units, financial planning in dollars, and has a simulation capability to answer ‘what if’ questions. It is made up of a variety of functions, each linked together : bussiness planning, sales and operation planning, production planning, master production scheduling, materials requirement planning, capacity requirement planning, and the execution support systems for capacity and materials’

’ERP is a complete enterprise wide business software solution. The ERP system consists of software support modules such as : marketing and sales, field service, product design and development, production and inventory control, procurement, distribution, industrial facilities management, process design and development, manufacturing, quality, human resources, finance and accounting, and information services’

Daniel E.O’Leary memberikan definisi mengenai ERP seperti kutipan berikut ini.

’ERP systems are computer based systems designed to process an organization’s transactions and facilitate integrated and real-time planning, production, and customer response. In particular ERP systems will be assumed to have certain characteristics’

Dalam penjelasan mengenai evolusi dari MRP ke ERP di bab pertama dari buku ini, dapat dilihat bahwa :

MRP II : Lebih banyak menyangkut perencanaan dari berbagai fungsi bisnis

yang terkait.

ERP : Merupakan suatu perbaikan teknologi.

Jadi memang ERP syarat dengan penggunaan teknologi, khususnya mengenai teknologi informasi. Kerancuan pengertian yang disebutkan di depan tidak hanya antara MRP II dan ERP, tetapi juga antara MRP dan MRP II pada saat MRP II mula-mula diperkenalkan. Dalam pengembangan MRP II, sempat timbul istilah BRP, yaitu business resource planning, yang tidak lama bertahan. Yang bertahan dan menjadi populer adalah ERP. Kemudian ERP berkembang lagi menjadi ERM, yaitu singkatan dari enterprise resource management. Mengenai ERM ini akan dibahas secara tersendiri di belakang. Dalam definisi ERP di atas, kelihatan bahwa ERP merupakan integrasi perencanaan dari berbagai fungsi di dalam perusahaan, yang jauh lebih luas lagi dari integrasi yang dilakukan oleh BPR II. Fungsi- fungsi tersebut termasuk marketing dan penjualan, pelayanan lapangan, desain dan pengembangan produk, desain dan pengembangan proses, pengendalian persediaan, pembelian, distribusi, sumber daya manusia, peramalan, dan sebagainya. Bukanlah suatu hal yang aneh apabila fungsi bisnis yang terintegrasi dalam ERP berjumlah 75 atau lebih. Integrasi dari sekian banyak fungsi bisnis hanya dapat dilakukan dengan baik apabila menggunakan teknologi informasi yang termutakhir. Oleh karena itu, seperti disebutkan di depan, ERP sangat sarat dalam penggunakan teknologi, khususnya teknologi informasi. Kemampuan sistem untuk mengintegrasikan beberapa sampai banyak fungsi bisnis dimungkinkan oleh penggunaan dan pengembangan teknologi komputer. Pengertian integrasi menyangkut hal-hal sebagai berikut.

• Penghubungan antar berbagai aliran proses bisnis. • Teknik komunikasi. • Sinkronisasi operasi bisnis. • Koordinasi operasi bisnis.

Karakteristik tertentu dari ERP yang dimaksud dalam definisi ERP oleh Daniel E. O’Leary di atas meliputi hal-hal sebagai berikut ini.

• Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.

• Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis. • Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan. • Sistem ERP menggunakan database perusahaan yang secara tipikal menyimpan

setiap data sekali saja. • Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time) • Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan

kegiatan perencanaan. • Sistem ERP menunjang sistem multi mata uang dan bahasa, yang sangat

diperlukan oleh perusahaan multinasional. • Sistem ERP memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus perusahaan tanpa melakukan pemrograman kembali.

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN PENJADWALAN DENGAN MENGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) UNTUK MENURUNKAN BIAYA PERSEDIAAN (PT. Karya Timur Prima Malang)

5 15 1

PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) UNTUK PENGHEMATAN BIAYA PRODUKSI (Pada PT. Karya Mekar Dewatamali Jombang)

4 59 1

PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN BARU DI RUMAH SAKIT TK. II. Dr. SOEPRAOEN MALANG

10 69 30

AN ANALYSIS ON LEXICAL DENSITY OF READING MATERIALS IN “ENGLISH IN FOCUS” TEXTBOOK FOR 8TH GRADE OF JUNIOR HIGH SCHOOL AT SMP N 12 MALANG

2 47 14

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Kasus pada CV. Probo Perkasa Teknik)

12 125 11

COMPERATIVE STUDY OF STUDENTS’ READING ACHIEVEMENT BETWEEN THOSE TAUGHT USING AUTHENTIC AND THOSE USING TEACHER-MADE MATERIALS AT THE FIRST GRADE OF SMAN5 BANDAR LAMPUNG By Yusni Triana

0 11 92

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 17 50

ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN TAX PLANNING TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPH TERUTANG PADA PERUSAHAAN PT. IER (Studi Kasus Pada PT. IER)

16 148 78

THE USE OF E-LEARNING BASED READING MATERIALS TO IMPROVE THE READING COMPREHENSION OF THE TENTH YEAR MULTIMEDIA STUDENTS OF SMK N 3 SINGARAJA IN THE ACADEMIC YEAR 20122013

0 0 12