Perumusan Masalah Tujuan Penilitian Mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan peran perawat dalam Manfaat Penelitian Perilaku Kekerasan

memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 29 orang 82,8, pada sub strategi pelaksanan komunikasi yang ketiga diperoleh mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 orang 57,1 dan pada sub strategi pelaksanan komunikasi yang keempat diperoleh mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 orang 68,1 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan perawat tentang strategi pelaksaan komunikasi pada pasien perilaku kekerasan perlu ditingkatkan dengan mengikutsertakan perawat untuk mengikuti seminar workshop atau pelatihan- pelatihan yang terkait dengan keperawatan jiwa. Hasil survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara di temukan sebanyak 1,846 penderita mengalami gangguan perilaku kekerasan di ruang rawat inap di tahun 2011 dengan rata-rata ± 150 penderita perbulannya. Jumlah perawat diruang rawat inap 122 orang. Dari hasil wawancara dari 10 orang perawat, 3 orang perawat mengatakan bahwa akan melakukan pengekangan fisik terhadap pasien amuk yang tidak bisa dikendalikan lagi, 2 diantaranya mengatakan akan menjauhkan pasien dari lingkungan yang bisa menimbulkan perilaku kekerasan, mencoba berkomunikasi dengan pasien, dan memberikan obat untuk bisa mengendalikan pasien. Berdasarkan hasil wawancara di dapat data masih banyak perawat yang baru belum tahu memahami bagaimana cara penanganan pasien perilaku kekerasan.

1.1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan dengan peran perawat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dalam penanganan pasien dengan perilaku kekerasan di Rumah Sakit jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara?.

1.2. Tujuan Penilitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan peran perawat dalam penanganan pasien dengan perilaku kekerasan Di Rumah Sakit jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara .

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang penanganan pasien dengan perilaku kekerasan b. Mengidentifikasi perilaku perawat Rumah Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang penanganan pasien dengan perilaku kekerasan

c. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan peran perawat dalam

penanganan pasien dengan perilaku kekeras

1.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, yaitu : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1. Praktek Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi perawat tentang hubungan pengetahuan. di rumah sakit jiwa. 2. Pendidikan Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi keperawatan sehingga dapat mengetahui tentang penanganan klien perilaku kekerasan. 3. Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya yang terkait dengan pengetahuan perawat dengan perilaku perawat dalam penanganan pasien dengan perilaku kekerasan. di rumah sakit jiwa. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

1. Pengertian Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitf merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap seseorang 2. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2003, tingkat pengetahuan antara lain : Tahu Know yaitu mengingat suatu materi telah dipelajari sebelumnya, memahami comprehension yaitu sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali, Aplikasi application yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi, kondisi sebenarnya dapat menggunakan metode, rumus dan prinsip-prinsip, analisa analysis yaitu analisa untuk menjabarkan materi atau objek kedalam suatu komponen. Tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih berkaitan satu sama lain, Sintesis Synthesis yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi evaluation yaitu evaluasi kemampuan melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu materi atau objek. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Cara untuk memperoleh pengetahuan 1 Cara tradisional a Cara coba trial and error Cara ini dlakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memencahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan lain. b Cara kebiasaan otoritas Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan pemegang pemerintah. c Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan dan cara mengulangi kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang lain yang dapat digunakan cara tersebut. d Memulai jalan pikir Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikir baik melalui jalan induksi maupun jalan deduksi. 2 Cara Modern Merupakan cara penggambungan antara proses berfikir deduktif- induktif yang dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tingkat pengetahuan dibagi 3 kategori Nursalam, 2008: • Tingkat pengetahuan baik apabila respondent dapat menjawab dengan benar 76 - 100 dari keseluruhan pertanyaan diberikan • Tingkat pengetahuan cukup jika respondent dapat menjawab dengan benar 56 - 75 dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan. • Tingkat pengetahuan kurang baik jika respondent dapat menjawab dengan benar = 56 dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan 4. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah: 1. Pendidikan Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. 2. Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Informasi Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumk an, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan intangible, sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari- hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi. 4. Sosial budaya dan Ekonomi Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan ini. Budaya berarti sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Ekonomi berarti urusan keuangan rumah tangga organisasi, negara. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 5. Lingkungan Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan yang diperoleh seseorang. Jika seseorang berada di sekitar orang yang berpendidikan maka pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berbeda dengan orang yang berada di sekitar orang pengangguran dan tidak berpendidikan. 6. Pengalaman Memiliki pengalaman yang banyak berbanding lurus dengan peningkatan pengetahuan pada seseorang. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman yang bisa membuat hidup seseorang bisa menjadi lebih baik. 7. Usia Pada umumnya semakin dewasa seseorang, maka tingkat pengetahuan seseorang akan meningkat. 5. Sikap Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni: a Menerima Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperha tikan stimulus yang diberikan objek. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara b Merespon Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c Menghargai Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d Bertanggung jawab Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. 2,2. PERILAKU 1. Defenisi Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang stimulus dan tanggapan respon, juga suatu tindakan atau perbuatan suatu organisasi yang dapai diamati dan bahkan dipelajari. Dengan demikian perilaku adalah suatu respon terhadap stimulus dan akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya, individu atau organisme seakan – akan tidak mempunyai kemampuan untuk menentukan perilakunya sehingga hubungan stimus dan respon seakan – akan bersifat mekanistis Notoatmojo, 2003. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2. Jenis Perilaku

Perilaku dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Perilaku Alami Innate behavior dan Perilaku Operan Operant behavior. Perilaku yang alami merupakan perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan yaitu yang berupa refleks – refleks dan insting – insting. Sedangkan perilaku operan merupakan perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Sebagian besar perilaku manusia adalah perilaku operan Notoatmojo, 2003

3. Prosedur Pembentukan Perilaku

Prosedur pembentukan perilaku dimulai dengan melakukan identifikasi tentang hal – hal yang merupakan penguat reinforcer berupa hadiah – hadiah atau rewads bagi perilaku yang dibentuk. Setelah itu melakukan analisa untuk mengidentifikasi komponen – komponen kecil yang membentuk perilaku – perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen – komponen tersebut disusun menuju terbentuknya perilaku yang dimaksud. Selanjutnya dengan menggunakan secara urut, komponen tersebut sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing – masing komponen tersebut. Seterusnya melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang tersusun tersebut Notoatmojo, 2003.

4. Bentuk Perilaku

Bentuk dari perilaku ada dua yaitu Bentuk Pasif Cover behavior dan Bentuk Aktif Operant behavior. Bentuk pasif yaitu respon internal Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung Notoatmojo, 2003.

5. Perubahan Perilaku

Perubahan – perubahan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun mengamati terhadap objek yang sama. Motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku. Perilaku juga dapat timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, yang pada hakekatnya merupakan faktor keturunan bawaan. Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek tersebut diatas akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan Notoatmojo, 2003.

2.3 Perilaku Kekerasan

2.3.1. Konsep Perilaku Kekerasan 1. Pengertian Suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan ke dalam diri atau secara destruktif. Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan panic. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif sebagai verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan violence di sisi lain. 2. Rentang Respon Marah Adaptif Maladaptif Asertif Frustasi Pasif Agresif AmukPK Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering disebut juga gaduh, gelisah, atau amuk dimana sesorang marah merespon terhadap sesuatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol. 3. Faktor Predisposisi Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan: a. Faktor Psikologis Psychoanality Theory ; Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Kesatu insting hidup yang diekspresikan dengan seksualitas dan kedua, insting kematian yang diekspresikan dengan agresifitas. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara b. Faktor Sosial Budaya Kultural dapat mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat membantu mendefenisikan ekspresi agresif mana yang dapat diterima atau tidak dapat diterima. Sehingga dapat membantu individu untuk mengekspresikan marah dengan cara yang asertif. c. Faktor Biologis Penelitian neurobiology mendapatkan bahwa adanya pemberian stimulus elektris ringan pada hipotalamus yang berada di tengah system limbic, binatang ternyata menimbulkan perilaku agresif. d. Faktor Presipitasi Secara umum akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang.

2.4. Tanda dan gejala perilaku kekerasan

Dokumen yang terkait

Peran Perawat Dalam Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

3 132 64

Hubungan Peran Perawat dengan Kemampuan Bersosialisasi pada Pasien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Daerah Prov. Sumatera Utara Medan

9 90 78

Gambaran Peran Keluarga Dalam Pemulihan Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

11 71 87

Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Penerapan Strategi Pelaksanaan Pada Pasien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan

7 92 96

Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Perilaku Asertif Dengan Tingkat Stres Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

2 36 88

Gambaran Pengetahuan Perawat tentang Strategi Pelaksaan Komunikasi pada Pasien Perilaku Kekerasan di Rumah sakit Jiwa daerah Provinsi Sumatera Utara Medan.

6 69 66

Hubungan Pengetahuan Keluarga tentang Perilaku Kekerasan dengan Kesiapan Keluarga dalam Merawat Pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

18 157 71

Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Perawat Dalam Penanganan Pasien Perihku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Perawat Dalam Penanganan Pasien Perihku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Perilaku Asertif Dengan Tingkat Stres Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

0 1 20