89
Hadi Supriyatno, 2013 Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan SPMP
Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari tiga tipe studi kasus Yin, 2011: 1, yaitu: 1 Ekplanatoris; 2 Ekploratoris; dan 3 Deskriptif, maka tipe studi kasus penelitian ini adalah studi
kasus deskriptif analitis how. Studi kasus eksploratori bertujuan untuk merumuskan pertanyaan atau hipotesis dari suatu penelitian yang belum tentu
menggunakan studi kasus atau menetapkan kelayakan dari suatu prosedur penelitian yang diinginkan, cara pengumpulan data, bahkan strategi analisis data.
Apabila hal-hal tersebut telah ditetapkan, maka studi kasus eksploratori pun berakhir. Studi kasus deskriptif menyajikan deskripsi lengkap suatu fenomena
yang diamati dalam konteks yang nyata. Sedangkan studi kasus eksplanatori berusaha membuktikan suatu hubungan sebab akibat, dengan memberikan
penjelasan terhadap fenomena yang diamati.
3.2 Lokasi Penelitian
Peneliti mengambil lokasi tempat penelitian ini di Lembaga Penjaminan Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur, Jl. Cipto
Mangunkusumo Km 2, Kota Samarinda. Lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan
mampu menjawab
masalah penelitian,
dalam hal
ini refungsionalisasi LPMP dan peningkatan peran LPMP dalam pelaksanaan SPMP
di daerah yang difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Perubahan dari BPG menjadi LPMP serta peningkatan peran LPMP
dalam pelaksanaan SPMP di daerah membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan dalam bidang penjaminan mutu.
Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan DUK LPMP Provinsi Kalimantan Timur per 1 Maret 2012 lalu, sampai saat ini Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di
LPMP Provinsi Kalimantan Timur mencapai 86 orang, yang terdiri atas 66 orang tenaga struktural dan 20 orang widyaiswara. Tantangan yang dihadapi oleh LPMP
Provinsi Kalimantan Timur cukup besar mengingat terbatasnya sumber daya dan luasnya wilayah kerja yang ada. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
90
Hadi Supriyatno, 2013 Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan SPMP
Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Satuan pendidikan, dalam hal ini sekolahmadrasah pada jalur pendidikan
formal, dan kelompok belajar pada jalur pendidikan non formal yang memerlukan fasilitasi mutu pendidikan menuju standar nasional pendidikan di
Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 5.364 Sekolah; 2.
Pendidik yang perlu memperoleh layanan fasilitasi peningkatan kompetensi dan profesionalisme sesuai dengan kebutuhan yang ada berjumlah 60.689 guru;
3. Tenaga kependidikan laboran, pustakawan, tenaga administrasi sekolah yang
memerlukan fasilitasi peningkatan kompetensi dan profesionalisme sebanyak 9.667 orang;
4. Kepala sekolah dan pengawas yang memerlukan fasilitasi peningkatan
kompetensi dan profesionalisme sebanyak 3.793 orang kepala sekolah dan 643 orang pengawas;
5. Peserta didik yang memerlukan pembelajaran yang bermutu sesuai dengan
standar nasional pendidikan berjumlah 833.956 siswa; 6.
Forum Kelompok Kerja GuruMusyawarah Kerja Guru Mata Pelajaran 152 KKG128 MGMP, Kelompok Kerja Kepala SekolahMusyawarah Kerja
Kepala Sekolah 33 KKKS9 MKKS, dan Kelompok Kerja Pengawas SekolahMusyawarah Kerja Pengawas Sekolah 20 KKPS9 MKPS;
7. Kabupatenkota yang memerlukan layanan penjaminan mutu pendidikan di
Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 14 KabupatenKota; 8.
Kondisi wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang luas wilayahnya 245.237,80 km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura, atau 11 dari total
wilayah Indonesia yang merupakan daerah yang luas dan sulit terjangkau; 9.
Stakeholders terkait di daerah masih belum memahami tupoksi LPMP sebagai Unit Pelaksana Teknis pusat di daerah dalam pelaksanaan penjaminan mutu
pendidikan sehingga diperlukan sosialisasi keberadaan LPMP, selain itu juga adanya instansi formal maupun non formal yang dapat berperan sebagai
lembaga yang dapat melaksanakan sebagian program kegiatan yang sama dengan tupoksi LPMP di daerah;
91
Hadi Supriyatno, 2013 Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan SPMP
Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
10. Dalam mendukung visi dan misi lembaga yang baru ke depan, maka
kemitraan dengan berbagai stakeholders yang terkait dengan tupoksi yang baru menjadi sangat strategis dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan
lembaga. Kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan pemerintah kabupatenkota selama ini masih belum optimal sehingga keselarasan
program dan kegiatan kelembagaan dengan stakeholders tersebut belum sesuai target dan sasaran yang optimal;
11. Masih ada stakeholders yang kurang mempercayai kemampuan SDM yang
ada di LPMP Provinsi Kalimantan Timur.
3.3 Jenis Data Penelitian