86
Hadi Supriyatno, 2013 Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan SPMP
Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan ini dipilih berdasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis
proses pengembangan sumber daya manusia di LPMP Provinsi Kalimantan Timur terkait dengan refungsionalisasi LPMP dan peningkatan perannya dalam
pelaksanaan SPMP. Sebuah proses merupakan sebuah penggambaran tahapan- tahapan sehingga data-data yang didapat akan sulit untuk dikuantifikasi. Untuk
mengeksplorasi fenomena-fenomena yang sulit dikuantifikasi ini maka pendekatan kualitatif lebih banyak digunakan. Sebagaimana dinyatakan Satori dan
Komariah 2011: 23 bahwa: Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplorasi
fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasi yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep,
pengertian-pengertian suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model
fisik suatu artifak, dan lain sebagainya.
Penelitian dilakukan melalui pengamatan secara intensif dalam situasi yang wajar pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Pendekatan semacam ini
selanjutnya disebut dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku
orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan dalam bentuk narasi.
Oleh karena itu, untuk mengungkapkan substansi penelitian kualitatif diperlukan pengamatan secara mendalam dengan latar yang alami, dan data yang
diungkap bukan berupa angka-angka tetapi berupa kata-kata, kalimat, paragraf, dan dokumen
.
Dengan pendekatan kualitatif dapat ditemukan data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam,
perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, etos kerja yang dianut seseorang atau
87
Hadi Supriyatno, 2013 Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan SPMP
Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sekelompok orang dalam lingkungan kerjanya, dalam penelitian ini lingkungan kerjanya adalah LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Peneliti di sini pada
hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan kerjanya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami tafsiran mereka tentang lingkungan
kerjanya. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktifitas activity orang-orang actors yang ada pada tempat
place itu. Dalam penelitian ini peneliti merupakan instrumen penelitian yang akan berinteraksi secara langsung dengan responden penelitian. Tujuan penelitian
kualitatif adalah memahami situasi, peristiwa, kelompok, atau interaksi sosial tertentu.
Ada beberapa karakteristik penelitian kualitatif Bogdan dan Biklen, 1982: 33-37; Creswell, 2010: 261-263; Satori dan Komariah, 2011: 27-32, yaitu:
a. Mempunyai latar alami natural setting; peneliti mengumpulkan data lapangan
di lokasi dimana para informan beraktifitas berkaitan dengan masalah yang diteliti, dalam konteks penelitian ini peneliti mengumpulkan data secara
langsung pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur, berinteraksi langsung dengan informan dalam aktifitas mereka.
b. Peneliti sebagai instrumen kunci; peneliti mengumpulkan sendiri data melalui
dokumentasi, observasi, wawancara dengan para informan. Diri penelitilah yang sebenarnya menjadi satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan
informasi. c.
Bersifat deskriptif; data yang dikumpulkan berbentuk kata atau gambar daripada angka. Narasi yang dihasilkan menggambarkan apa, mengapa dan
bagaimana suatu fenomena terjadi. d.
Analisis data induktif; peneliti membangun pola-pola, ketegori-kategori, dan tema-temanya dari bawah ke atas induktif. Peneliti menemukan data atau
fakta-fakta secara khusus atau bagian-bagian yang setelah dianalisis menghasilkan suatu kesimpulan. Jadi berpikir dari yang khusus untuk menuju
pada suatu yang umum.
88
Hadi Supriyatno, 2013 Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan SPMP
Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
e. Makna dari para informan; peneliti lebih fokus pada usaha mempelajari makna
yang disampaikan informan, jadi makna dalam perspektif informan. f.
Rancangan yang berkembang; proses penelitian akan berkembang dinamis dimana rencana awal penelitian tidak bisa secara ketat dipenuhi.
g. Menjadikan fokus studi sebagai batasan penelitian; peneliti membatasi
kajiannya dengan menetapkan fokus studi sebagai batas penelitian sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam memverifikasi, mereduksi, dan
menganalisis data. h.
Menggunakan kriteria khusus untuk ukuran keabsahan data. Penelitian ini menggunakan data empiris, dimana data yang didapatkan
merupakan hasil pengamatan di lapangan. Peneliti tidak memanipulasi atau mengendalikan keadaan, dalam hal ini lebih banyak memanfaatkan sumber bukti.
Adapun strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan strategi penelitian studi kasus pada lingkup LPMP Provinsi Kalimantan Timur.
Menurut Stake 1995 sebagaimana dikutip oleh Creswell 2010: 20 bahwa studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki
secara cermat suatu program, peristiwa, aktifitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktifitas. Peneliti memiliki
kepentingan intrinsik pada suatu kasus, terfokus pada kasus dan konteks, dalam hal ini kasus yang terjadi pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur berkaitan
dengan pengembangan SDM dan dampaknya pada budaya kerja dalam organinasi dalam kerangka refungsionalisasi dan peningkatan peran LPMP dalam SPMP.
Tujuan dari studi kasus bukanlah untuk mewakili dunia, namun untuk mewakili suatu kasus Denzin dan Lincoln, 2009: 313. Jadi menurut Denzin dan Lincoln
bahwa penekanan studi kasus adalah memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi. Dimana manfaat dan
kegunaan studi kasus bagi para praktisi dan pembuat kebijakan terletak pada aspek perluasan pengalamannya.
89
Hadi Supriyatno, 2013 Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan SPMP
Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari tiga tipe studi kasus Yin, 2011: 1, yaitu: 1 Ekplanatoris; 2 Ekploratoris; dan 3 Deskriptif, maka tipe studi kasus penelitian ini adalah studi
kasus deskriptif analitis how. Studi kasus eksploratori bertujuan untuk merumuskan pertanyaan atau hipotesis dari suatu penelitian yang belum tentu
menggunakan studi kasus atau menetapkan kelayakan dari suatu prosedur penelitian yang diinginkan, cara pengumpulan data, bahkan strategi analisis data.
Apabila hal-hal tersebut telah ditetapkan, maka studi kasus eksploratori pun berakhir. Studi kasus deskriptif menyajikan deskripsi lengkap suatu fenomena
yang diamati dalam konteks yang nyata. Sedangkan studi kasus eksplanatori berusaha membuktikan suatu hubungan sebab akibat, dengan memberikan
penjelasan terhadap fenomena yang diamati.
3.2 Lokasi Penelitian