PANEGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERUNDANG-UNDANGAN MENGGUNAKAN MODEL PENCARIAN EXTENDED BOOLEAN

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN

PERUNDANG-UNDANGAN MENGGUNAKAN MODEL PENCARIAN

EXTENDED BOOLEAN

(Studi Kasus : Kementrian Lingkungan Hidup RI)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

  Oleh :

Dodi 106091002922

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN

PERUNDANG-UNDANGAN MENGGUNAKAN MODEL PENCARIAN

EXTENDED BOOLEAN

(Studi Kasus : Kementrian Lingkungan Hidup RI)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta  

  Oleh :

Dodi 106091002922

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

   


(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2011


(6)

ABSTRAK

DODI, Pengembangan Sistem Manajemen Perundang-Undangan Menggunakan Model Pencarian Extended Boolean (Studi Kasus : Kementrian Lingkungan Hidup RI), dibimbing Oleh Herlino Nanang, MT, CCNA. dan Joko adiyanto, M.InfSys.

 

Di setiap kementrian di negara ini mempunyai berbagai macam peraturan perundang-undangan sesuai dengan bidangnya. Begitu juga kementrian Lingkungan Hidup mempunyai tugas menganalisa, menyusun dan mendokumentasikan perundang-undangan yang telah dibuat. Dalam menganalisa peraturan perundang-undangan mempunyai salah satu tujuan agar tidak terjadinya hal-hal yang bertentangan antara peraturan yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan informasi peraturan perundangan yang lebih tinggi yang dijadikan sebagai landasan. Selain itu juga kementrian lingkungan hidup mempunnyai tugas untuk mensosialisasikan perundang-undangan yang ada kepada masyarakat bedasarkan kategori peraturan. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk merancang sistem manajemen perundang-undangan berbasis web. Sistem ini diharapkan dapat membantu Kementrian Lingkungan Hidup dalam mensosialisaikan Perundang-undangan dan membantu masyarakat dalam mencari informasi undang-undang yang dicari. Dalam perancangan sistem ini,penulis menggunakan bahasa PHP, database MySQL, dan Rapid Application Development sebagai metode pengembangan sistem dan menggunakan model pencarian extended boolean dalam pencarian data undang-undang. Perancangan sistem ini pada akhirnya diharapkan memudahkan Asisten Deputi Pengembangan peraturan dan perundang-undangan Kementrian Lingkungan Hidup dalam mendokumentasikan perundang-undangan dan memsosialisasikannya kepada masyarakat dan diharapkan sistem ini dapat memudahkan masyarakat. Untuk ke depannya diharapkan sistem ini dapat dikembangkan lagi dengan menambah modul kajian dan evaluasi pada setiap peraturan.

Kata Kunci: Perundang-undangan, Web Based, Rapid Application Development, Extended Boolean.


(7)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim………

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat dan kekuatan, juga segala petunjuk dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Skripsi ini berjudul “Pengembangan Sistem Manajemen Perundang-Undangan Menggunakan Model Pencarian Extended Boolean”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Mereka yang berdedikasi tinggi diantaranya:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc., M.I.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

3. Ibu Viva Arifin, MMSI., selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Herlino Nanang, MT. CCNA., Joko Adianto, M.infSys., selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu meluangkan waktunya di tengah-tengah berbagai kesibukannya untuk membimbing penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

6. Staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Jakarta, September 2011 Penulis


(9)

Teruntuk

Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan kepada mereka yang telah mendukung, baik moril maupun materiil, baik melalui doa ataupun sua dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Teruntuk Mamah dan Bapak tercinta. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, rahim dan ampunan-Nya kepada mereka. Amin. 2. Teruntuk kakak-kakakku, Teteh Lenny, Dini dan Pujiwati. Dukungan

kalianlah yang selalu memberikan penulis motivasi untuk terus maju dan bertahan. Semoga kalian tidak pernah lelah untuk terus memberi penulis motivasi untuk menjadi yang lebih baik. Amin.

3. Teruntuk keponakanku tersayang, Alfin, Syakira, dan Tasya. Senyum kalianlah yang selalu memberikan penulis semangat. Semoga penulis dapat menjadi contoh yang baik untuk kalian. Amin.

4. Teruntuk teman-teman satu perjuangan, Zikra Auliya, Yudha, Akmal, Chery Dia Putra dan Iche Berlianti. Terima kasih atas segala bantuan dan semangatnya.

5. Teruntuk Wahyudianto, Widarto, Widodo, Selvi Arini, Devinta dan teman-teman seperjuangan TI UIN 2006. Terima kasih untuk waktu, ilmu, dan semua kenangan terindahnya.

6. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ... iii

Lembar Persetujuan Penguji ... iv

Lembar Pernyataan ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Lembar Persembahan ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Gambar... xvi

Daftar Tabel ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan ... 5

1.4.2 Manfaat ... 5

1.5 Metodologi Penelitian ... 7

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 7


(11)

2. Studi Lapangan ... 7

a. Observasi ... 7

b. Interview ... 8

3. Studi Literatur ... 8

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem ... 8

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Pengembangan Sistem ... 11

2.2 Pengertian Sistem Perundang-undangan ... 14

2.3 Hirarki Peraturan Perundang-undangan ... 15

2.4 Sistem Temu Kembali Informasi ... 17

2.5 Objek Teks... ... 20

2.6 Proses Indexing... ... 20

2.7 Pencarian... ... 22

2.8 Model Pencarian Extended Boolean ... 22

2.9 Konsep Rapid Application Development ... 23

2.10 Tools Pengembangan Sistem ... 28

2.9.1 Flowchart ... 29

2.9.2 Data Flow Diagram ... 33

2.9.3 Entity Relationship Diagram ... 37

2.9.4 Normalisasi... 39


(12)

2.9.6 State Transition Diagram (STD)... 43

2.10 Database MySql... 44

2.11 PHP... 45

2.12 Penelitian Sebelumnya... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 48

1. Studi Lapangan ... 48

a. Observasi (Pengamatan) ... 48

b. Interview (Wawancara) ... 49

2. Studi Kepustakaan ... 49

3. Studi Literatur ... 50

3.2 Tahapan Pengembangan Sistem ... 51

1. Fase Perancanaan Syarat-Syarat ... 52

2. Fase Perancangan.. ... 53

3. Fase Konstruksi... ... 54

4. Fase Pelaksanaan ... 55

3.3 Kerangka Berfikir ... 55

BAB IV PEMBAHASAN... ... 57


(13)

4.1.1 Gambaran Umum Asisten Deputi Urusan Pengembangan Peraturan dan Perundang-undangan dan

Perjanjian Internasional ... 57

4.1.1.1 Bidang-bidang dalam Asisten Deputi pengembangan Peraturan Undang-Undang... 58

4.1.1.2 Struktur Organisasi ... 61

4.1.2 Identifikasi Masalah ... 62

4.1.3 Uraian Singkat Sistem Yang Diusulkan ... 63

4.1.4 Study Feasibilitas... 65

a. Feasibilitas Waktu ... 65

b. Feasibilitas Teknis ... 66

c. Legalitas... ... 66

4.2 Fase perancangan... ... 67

4.2.1 Perancangan Sistem ... ...67

4.2.1.1 Perancangan Diagram Contex... ... 67

4.2.1.2 Perancangan Diagram Zero ... 69

4.2.1.3 Perancangan Diagram Rinci... 72

a. Proses Login Admin ... ... 72

b. Proses Input Berita ... ... 72

c. Proses Update Berita ... ... 75

d. Proses Input Peraturan ... ... 74

e. Proses Update Peraturan ... ... 75


(14)

g. Proses Update Admin ... ... 77

h. Proses Input Agenda ... ... 77

i. Proses Hubungi Kami ... ... 78

4.2.1.4. Peracangan Database... ... 79

1. Normalisasi Tabel Peraturan ... ... 79

2. Perancangan ERD ... ... 87

3. Konversi ERD ke LRS ... ... 88

4. Relational Logical Data Model ... ... 88

5. Database Design Language(DBDL) ... 89

6. Database Tabel ... ... 92

4.2.1.5. Perancangan State Transition Diagram(STD) .... 96

4.2.2 Desain Arsitektur Sistem ... 99

4.2.3 Spesifikasi Proses Yang Diusulkan ... 100

4.2.4 Perancangan Antarmuka Aplikasi... 103

4.3.Fase Konstruksi ... ... 111

4.4. Fase Pelaksanaan ... ... 112

4.4.1 Pengujian Mandiri ... ... 112

a. Hasil Pengujian Halaman Untuk User ... 112

b. Hasil Pengujian Halaman Untuk Admin ... 114

4.4.2. Pengujian Oleh User ... ... 115


(15)

BAB V PENUTUP ... 120

5.1 Kesimpulan ... 120

5.2 Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pengembangan Sistem ... 12

Gambar 2.2 Tahapan RAD... 25

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ... 56

Gambar 4.1. Struktur Organisasi ... 61

Gambar 4.2. Flowchart System yang diusulkan ... 65

Gambar 4.3. Diagram Contex ... 67

Gambar 4.4. Diagram Zero ... 69

Gambar 4.5. Diagram Rinci Proses Login Admin ... 72

Gambar 4.6. Diagram Rinci Proses Input Berita ... 72

Gambar 4.7. Diagram Rinci Proses Update Berita ... 73

Gambar 4.8. Diagram Rinci Proses Input Peraturan ... 74

Gambar 4.9. Diagram Rinci Proses Update Peraturan ... 75

Gambar 4.10. Diagram Rinci Proses Pencarian Peraturan ... 76

Gambar 4.11. Diagram Rinci Proses Update Admin ... 77

Gambar 4.12. Diagram Rinci Proses Input Agenda ... 77

Gambar 4.13. Diagram Rinci Proses Hubungi Kami ... 78

Gambar 4.14. Bentuk Unnormalized ... 79

Gambar 4.15. Bentuk First Normal ... 80

Gambar 4.16. Bentuk Second Normal ... 81


(17)

Gambar 4.18. Proses 2.b ... 82

Gambar 4.19. Bentuk Proses 2.c ... 83

Gambar 4.20. Bentuk Proses 2.d ... 83

Gambar 4.21. Bentuk Third Normal Form ... 84

Gambar 4.22. Bentuk Normal BCNF ... 85

Gambar 4.23. Bentuk Normal Keempat... 86

Gambar 4.24. Bentuk Normal Kelima ... 86

Gambar 4.25. ERD ... 87

Gambar 4.26. Konversi ERD ke LRS ... 88

Gambar 4.27. DBDL Tabel Peraturan ... 89

Gambar 4.28. DBDL Tabel Kategori ... 90

Gambar 4.29. DBDL Tabel Arsip ... 90

Gambar 4.30. DBDL Tabel Index ... 91

Gambar 4.31. DBDL Tabel Terkait ... 91

Gambar 4.32. State Transition Diagram User ... 97

Gambar 4.33. State Transition Diagram Admin ... 98

Gambar 4.34. State Transition Diagram Tabel Peraturan ... 99

Gambar 4.35. Arsitektur Aplikasi ... 100

Gambar 4.36. Struktur Aplikasi Halaman User ... 103

Gambar 4.37. Struktur Aplikasi Halaman Admin ... 104

Gambar 4.38. Halaman Utama User ... 104

Gambar 4.39. Halaman Profil User ... 105


(18)

Gambar 4.41. Halaman Berita User ... 106

Gambar 4.42. Halaman Peraturan User ... 106

Gambar 4.43. Halaman Pencarian... 107

Gambar 4.44. Halaman Hubungi Kami ... 107

Gambar 4.45. Halaman Login admin ... 108

Gambar 4.46. Halaman Manajemen Account Admin ... 108

Gambar 4.47. Halaman Admin Manajemen Kategori ... 109

Gambar 4.48. Halaman Admin Peraturan ... 109

Gambar 4.49. Halaman Admin Berita ... 110

Gambar 4.50. Halaman Hubungi Kami ... 110


(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Simbol Penghubung ... 30

Tabel 2.2 Simbol Proses Flowchart ... 31

Tabel 2.3 Simbol input output flowchart ... 32

Tabel 2.4. Simbol Data Flow Diagram ... 35

Tabel 3.1. Studi Literatur ... 50

Tabel 4.1. Proses Login ... 70

Tabel 4.2. Mengelolah Modul Berita ... 70

Tabel 4.3. Proses Mengelolah Modul Peraturan ... 70

Tabel 4.4. Proses mengelolah Modul Manajemen Admin ... 71

Tabel 4.5. Proses Mengelolah Modul Agenda ... 71

Tabel 4.6. Proses mengelolah Modul Hubungi Kami ... 71

Tabel 4.7. Diagram Rinci Proses Login Admin ... 72

Tabel 4.8. Diagram Rinci Proses Input Berita ... 73

Tabel 4.9. Diagram Rinci Proses Update Berita ... 73

Tabel 4.10. Diagram Proses Input Peraturan ... 74

Tabel 4.11. Diagram Rinci Proses Indexing ... 74

Tabel 4.12. Diagram Rinci Proses Update Peraturan ... 75

Tabel 4.13. Diagram Rinci Proses Update index... 75

Tabel 4.14. Diagram Rinci Proses Pencarian Peraturan ... 76

Tabel 4.15. Diagram Rinci Proses Extended Boolean... 76


(20)

Tabel 4.17. Diagram Rinci Proses Input Agenda ... 77

Tabel 4.18. Diagram Rinci Proses Hubungi Kami ... 78

Tabel 4.19. Deskripsi Relationship ... 88

Tabel 4.20. Relation Logical Data Model ... 88

Tabel 4.21. Tabel Kategori ... 92

Tabel 4.22 Tabel Peraturan ... 92

Tabel 4.23. Tabel Arsip ... 93

Tabel 4.24. Tabel index ... 94

Tabel 4.25. Tabel Berita... 94

Tabel 4.26. Tabel Agenda ... 95

Tabel 4.27. Hasil Pengujian Mandiri Halaman User ... 112

Tabel 4.28. Hasil Pengujian Mandiri Halaman Admin ... 114


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia sebagai negara hukum, memiliki berbagai macam peraturan perundang-undangan yang mengatur segenap rakyat indonesia. Undang-undang dasar negara republik indonesia merupakan bentuk perundang-undangan yang tertinggi, sehingga peraturan undang-undang dibawahnya tidak boleh bertentangan dengannya. Sesuai dengan prinsip negara hukum,maka setiap peraturan perundangan harus berdasar dan bersumber dengan tegas pada peraturan perundangan yang berlaku dan yang lebih tinggi tingkatanya. Peraturan perundangan dari tingkat peraturan yang lebih rendah, merupakan penjabaran atau perumusan lebih rinci dari peraturan perundangan yang lebih tinggi tingkatannya. Ini berarti peraturan yang tingkatanya lebih rendah harus patuh dan tunduk pada peraturan yang lebih tinggi.

Di setiap Kementrian di negara ini mempunyai berbagai macam peraturan perundang-undangan sesuai dengan bidangnya. Masing - masing Kementrian mempunyai tugas menganalisa, menyusun dan mendokumentasikan peraturan perundang-undagan sesuai dengan bidangnya. Dalam hal mendokumentasikan perundang-undangan yang


(22)

begitu banyak masih dilakukan secara manual dan dalam bentuk hardcopy. Dari undang-undang yang dimiliki pada setiap kementrian hanya sebagian orang saja yang mengetahuinya. Hal ini disebabkan karena miniminya publikasi dan akses yang sangat terbatas. Dan hal ini dapat menyebabkan meningkatnya tingkat pelanggaran akan peraturan perundang-undangan tersebut.

Dari pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan dengan beberapa orang yang membutuhkan informasi perundang-undangan atau orang awam dan pegawai dari bagian asisten deputi urusan pengembangan peraturan perundang-undangan dan perjanjian internasional, penulis menjumpai beberapa permasalahan di pihak orang yang membutuhkan informasi perundang-undangan. Permasalahan yang dialami anatara lain: data yang disimpan hanya berbentuk hardcopy, memerlukan waktu yang lama dalam mencari peraturan perundangan yang dibutuhkan, kesulitan bagi orang awam dalam menganalisa perundang-undangan yang saling berkaitan. Akses yang terbatas, yang hanya bisa dilakukan dengan mendatangi kantor deputi urusan pengembangan peraturan perundang-undangan pada kementrian lingkungan hidup. Sedangkan permasalahan yang dihadapi staf bagian kepegawaian antara lain: belum adanya sistem manajemen perundanga-undangan karena penyimpanan data hukum masih menggunakan Ms-Excel, staff bagian kepegawaian tidak mempunyai data softcopy, kesulitan dalam mencari peraturan perundanga-undangan dengan cepat.


(23)

Hasil identifikasi masalah yang penulis berhasil kumpulkan di atas mendorong penulis untuk membuat sebuah sistem manajemen perundang-undangan. Arsitektur yang penulis gunakan adalah arsitektur sistem dengan teknologi web,sehingga penulis memutuskan untuk membangun sebuah sistem dengan judul penelitian “Aplikasi Sistem Manajemen Perundang-Undangan Menggunakan Pencarian Model Extended Boolean (studi kasus : Kementrian Linkungan Hidup RI)”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dari latar belakang tersebut di atas,penulis merumuskan beberapa rumusan,antara lain :

1. Bagaimana sistem dapat menciptakana efesiensi waktu kerja dan pelayanan, sehingga dapat meminimalisir interaksi langsung antara pegawai dan orang yang membutuhkan informasi akan perundang-undangan pada kementrian lingkungan hidup.

2. Bagaimana sistem dapat menampilkan informasi setiap peraturan perundang-undangan disertai dengan hardcopy undang-undang tersebut.

3. Bagaimana sistem dapat menampilkan referensi hukum perundang-undangan yang telah dibuat.


(24)

4. Bagaimana sistem dapat menyediakan fungsi search dokumen yang dapat membantu user dalam mencari dokumen dengan cepat dan akurat bedasarkan keyword yang dimasukan oleh user.

5. Bagaimana sistem dapat diakses oleh pegawai dan orang yang membutuhkan informasi perundang-undangan dimana saja dan kapan saja.

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan pada penelitian ini tidak terlalu luas namun dapat mencapai hasil yang optimal ,maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Sistem ini ditujukan untuk pegawai dan orang yang membutuhkan informasi perundang-undagan

2. Sistem ini hanya menyediakan informasi akan peraturan perundang-undagan beserta softcopy dari undang-undang tersebut.

3. Sistem ini memberikan informasi tentang keterkaitan antara undang-undang yang ada.

4. Sistem ini menyediakan fungsi searching untuk pencarian dokumen menggunakan model Extended Boolean.

5. Database pada sistem ini menggunakan MySQL versi 5.0.21 dan phpMyAdmin versi 2.8.1 sebagai tools-nya.


(25)

6. Pengembangan sistem ini menggunakan bahasa pemrograman PHP versi 5.1.4 dan apache server.

7. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah RAD(Rapid Aplication Development).

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan

Aplikasi sistem manajemen perundang-undangan kementrian lingkungan hidup diharap dapat mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Memperbanyak data perundang-undangan kedalam bentuk data digital.

2. Memperbaiki dan mempercepat birokrasi dalam mencari informasi tentang perundang-undangan.

3. Memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat akan semua undang-undang yang berlaku di Kementrian Lingkungan Hidup

4. Menampilkan undang-undang yang tepat sesuai dengan keyword yang dimasukan oleh masyarakat.

5. Mempermudah untuk menganalisa peraturan yang tidak sesuai satu dengan yang lainnya.

1.4.2. Manfaat Penelitian


(26)

Manfaat yang dipetik oleh kementerian lingkungan hidup dari penelitian ini antara lain :

a. Tersedianya sistem informasi manajemen perundang-undangan sesuai dengan kebutuhan

b. Dapat mengurangi interaksi antara pegawai dan masyarakat dalam mempublikasikan undang-undang terbaru.

2. Bagi Masyarakat

Manfaat yang bisa diambil oleh masyarakat dengan adanya sistem manajemen perundang-undangan ini antara lain :

a. Masyarakat dengan cepat dapat mengetahui undang-undang yang akan dibuat dan undang-undang yang baru dibuat.

b. Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan softcopy dan informasi yang terkait dengan undang-undang yang dicari.

c. Masyarakat dapat mengakses dimana dan kapan saja.

3. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Manfaat yang dapat diambil oleh universitas dari penelitian ini antara lain :

a. Menambah bahan referensi perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya tentang sistem informasi manajemen perundang-undangan.


(27)

4. Bagi Penulis

Manfaat yang dapat diambil penulis dari penelitian ini antara lain : a. Menerapkan ilmu dalam merancang sebuah sistem yang telah

diperoleh selama kuliah

b. Memahami akan metode fuzzy dalam mesin pencarian kata.

c. Lebih mengerti dan memahami tentang bahasa pemograman yang digunakan penulis, yaitu PHP,Javascript,ajax dan Mysql.

1.5. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang penulis lakukan terdiri dari metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

1.5.1. Metode Pengumpulan Data 1. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan data dan informasi dengan mencari dan memperoleh data-data yang diperlukan dari berbagai buku, jurnal, literatur, dan website yang berhubungan dengan materi skripsi ini.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan secara langsung ke tempat penelitian dengan mengadakan :

a. Observasi (Pengamatan)

Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan di lapangan.


(28)

b. Interview (Wawancara)

Memungkinkan penulis sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai. Hal ini membuat penulis dapat menggali permasalahan secara lebih mendalam. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara (interview) langsung dengan deputi bagian pengembangan undang-undang

3. Studi Literatur

Mengumpulkan data melalui jurnal‐jurnal, maupun penelitian  sebelumnya yang sejenis dengan penelitian skripsi ini. 

1.5.2. Metode Pengembangan Sistem

Untuk metode pengembangan sistem informasi ini penulis menggunakan metode Rapid Application Development (RAD), yang memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut (Kendall & Kendall, 2008: 183):

1. Fase Perencanaan Syarat-syarat

Dalam tahap ini menentukan tujuan dan syarat-syarat informasi. Orientasi dalam tahap ini adalah menyelesaikan masalah-masalah, melakukan analisa terhadap sistem yang sedang


(29)

berjalan dan melakukan pendekatan terhadap kebutuhan sistem yang baru.

2. Fase Perancangan

Dalam tahap ini dilakukan desain untuk sistem yang diusulkan yang mana tahapnya meliputi: perancangan proses-proses yang akan terjadi didalam sistem, perancangan DFD, Diagram contex,diagram rinci yang akan digunakan, dan perancangan antar muka keluaran.

3. Fase Konstruksi

Pada tahap ini dilakukan pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang telah didefinisikan.

4. Fase Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem dan melakukan pengenalan terhadap sistem.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, penulis menjabarkan penelitian dalam rancang bangun sistem informasi manajemen perundang-undangan pada Kementrian Lingkungan Hidup ini dalam 5 (lima) Bab, yaitu :


(30)

Bab ini berisi pengantar berupa latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran menyeluruh dari penulisan skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi pembahasan teori-teori yang digunakan sebagai panduan dasar dalam pengembangan sistem ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi analisis terhadap kebutuhan sistem, serta implementasi pengembangannya secara konkrit.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan serta saran yang dapat membantu pengembangan sistem informasi ini di masa yang akan datang.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Pengembangan Sistem

Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengembangan yang berasal dari kata dasar “kembang” berarti proses, cara, atau perbuatan mengembangkan.

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2005):

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:

a. Ketidakberesan

Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pertumbuhan organisasi

Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi, misalnya kebutuhan informasi yang semakin luas dan meningkat.


(32)

Teknologi semakin berkembang dengan cepatnya, perangkat keras komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang.

3. Adanya instruksi-instruksi (directives)

Penyusunan sistem yang baru dapat terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah karena adanya permasalahan, kesempatan dan instruksi, maka sistem yang baru perlu dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang ada atau memenuhi instruksi yang diberikan.

  Gambar 2.1 Pengembangan Sistem

Dengan adanya sistem baru diharapkan dapat memperoleh peningkatan-peningkatan yang berguna. Peningkatan-peningkatan ini


(33)

berhubungan dengan Performance, Information, Economy, Control, Efficiency dan Service atau sering disebut PIECES.

a. Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang di dapat saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan di tambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.

b. Information (informasi), peningkatan terhadap informasi yang disajikan.

c. Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.

d. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang ada dan akan terjadi.

e. Efficency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan sumber daya yang digunakan sedangkan efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum.


(34)

f. Service (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

2.2Pengertian Sistem Perundang-Undangan

Menurut Davis 1985 (Ladjamudin, 2005:3), sistem adalah bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Menurut Mc Leod (Ladjamudin, 2005:3), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat memahami bahwa Suatu sistem adalah seperangkat komponen, elemen, unsure atau sub sistem dengan segala atributnya yang satu sama lain saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi dan saling tergantung, sehingga keseluruhannya merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi serta mempunyai peranan atau tujuan tertentu.

Dari pengertian diatas, maka sistem peraturan perundang-undangan adalah satu kesatuan dari seluruh peraturan perundang-undangan yang satu sama lain saling berhubungan dan merupakan sub-sub sistem yang terintergrasi dalam satu kesatuan yang bulat dan tidak bertentangan antara satu dengan yang lainnya.


(35)

2.3Hirarki Peraturan Perundang-Undangan

Mengenai tata urutan peraturan perundang-undangan diatur dalam UU No. 10 Tahun 2004 dan sekaligus merupakan koreksi terhadap pengaturan hirarki peraturan perundang-undangan yang selama ini pernah berlaku yaitu TAP MPR No. XX Tahun 1966 dan TAP MPR No. III Tahun 2000.

Untuk lebih jelasnya Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan tersebut adalah :

1. TAP MPR No. XX Tahun 1966 1. UUD RI 1945

2. TAP MPR 3. UU/Perpu

4. Peraturan Pemerintah 5. Keputusan Presiden

6. Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya, seperti : - Peraturan Menteri

- Instruksi Menteri - Dal lain-lainnya

2. TAP MPR No. III Tahun 2000 1. UUD RI 1945

2. TAP MPR RI 3. UU

4. Perpu


(36)

6. Keputusan Presiden 7. Peraturan Daerah

3. Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 1. UUD RI 1945

2. UU/Perpu

3. Peraturan Pemerintah 4. Peraturan Presiden 5. Peraturan Daerah

a. Perda Provinsi dibuat DPRD Provinsi dengan Gubernur b. Perda Kabupaten/ Kota dibuat oleh DPRD Kabupaten/

Kota bersama Bupati/Walikota

c. Praturan Desa/ Peraturan yang setingkat dibuat oleh BPD atau nama lainnya bersama dengan Kepala Desa atau nama lainnya.

Dengan Undang-Undang No.10 Tahun 2004 ini, maka TAP MPR No. XX Tahun 1966 dan TAP MPR No. III Tahun 2000 dicabut dan tidak berlaku lagi, karena tidak sesuai dengan prinsip demokrasi dan prinsip-prinsip Negara hukum yang antara lain :

1. Soal Ketetapan MPR/MPRS, karena Ketetapan MPR/MPRS tidak tepat dikategorikan sebagai peraturan perundang-undangan.

2. Soal Perpu, karena kedudukannya dibawah Undang-Undang, menurut TAP MPR No. III Tahun 2000, soal ini tidak tepat dan menempatkan


(37)

kedudukannya sama dengan Undang-Undang dalam UU No. 10 Tahun 2004.

3. Keputusan Menteri yang diatur dalam TAP MPRS No. XX Tahun 1966. Keputusan Menteri tersebut tidak mempunyai dasar yuridis.

4. Kata “ dan lain-lain “ yang tersebut dalam dalam TAP MPRS No. XX Tahun 1966 sempat membingungkan karena dapat menimbulkan berbagai penafsiran.

5. Soal “ Instruksi “ yang dimasukkan dalam golongan peraturan perundang-undangan adalah soal yang tidak tepat.

6. Menempatkan UUD 1945 sebagai peraturan perundang-undangan adalah suatu hal yang tidak tepat, karena UUD 1945 merupakan norma dasar atau kaidah-kaidah dasar bagi pengaturan Negara dan merupakan landasan filosofis dari Negara yang memuat aturan-aturan pokok Negara, sedangkan yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan adaalah dimulai dari Undang-Undang ke bawah sampai dengan Perda yang merupakan peraturan-peraturan pelaksanaan.

2.4Sistem Temu Kembali Informasi (Informtion Retrieval)

Information retrieval system adalah sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pengambilan informasi dan pemeliharaan informasi (Gerald J.Kowalski, 2002). Informasi dalam konteks ini bisa berupa teks yang berisi data dan numerik, gambar, audio, video dan objek multimedia lainnya. Sistem temu kembali informasi pada prinsipnya adalah suatu sistem yang sederhana.


(38)

Misalkan ada sebuah kumpulan dokumen dan seorang user yang menformulasikan sebuah pertanyaan (request or query). Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah sekumpulan dokumen yang relevan dan membuang dokumen yang tidak relevan. Secara matematis hal tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Q ⎯⎯ →⎯ D

n

2

dimana Q = pertanyaan (queri), D = dokumen, n = jumlah dokumen, 2n = jumlah kemungkinan himpunan bagian dari dokumen yang ditemukan. Sistem temu-kembali akan mengambil salah satu dari kemungkinan tersebut.

Information retreival saat ini dijadikan sebuah alternatif untuk penyimpanan dan pencarian dokumen. Berbeda dengan Database Management System(DBMS), information retrieval ditujukan kepada dokumen yang bersifat tidak mempunyai struktur yang baik, seperti data perudang-undangan maupun koleksi literature. Karena itu information retreival ditunjukan untuk kepentingan penyimpanan dan temu kembali dokumen yang ada dalam perpustakaan.

Information retreival mempunyai dua proses utama dalam pengoperasianya, yaitu proses pembuatan indeks dan proses pemberian peringkat. Pada awalnya proses information retrieval dikembangkan dengan metode dasar atau algoritma Boolean: AND,OR dan NOT. Namun,metode dasar boolean ini memiliki beberapa kelemahan,yaitu : dokumen yang didapat melalui pencarian dengan metode Boolean,tidak dapat memperkirakan


(39)

dokumen mana yang paling dekat atau mirip dengan pencarian yang dilakukan oleh user. Hal ini melandasi berkembangnya metode baru untuk information retrieval, dimana information retrieval membuat suatu sistem peringkat untuk hasil yang akan ditampilkan kepada user dan lebih memperluas hasil pencarian dibandingkan hasil pencarian dengan metode boolean dasar. Proses pembuatan indeks dalam information retreival ini menggunakan metode inverted file. Adapun konsep dari inverted file adalah sebagai berikut, asumsikan pada setiap dokumen diberi daftar keyword atau atribut dengan bobot relevansi opsional yang terkait dengan setiap kata kunci. Kemudian diurutkan keyword tersebut, dengan setiap keyword memiliki link ke dokumen yang berisi keyword tersebut. Ini adalah jenis teknik indexing yang ditemukan di sebagian besar sistem perpustakaan komersial. Penggunaan inverted file ini meningkatkan efesiensi beberapa kali lipat.

Sistem temu-kembali informasi pada dasarnya dibagi dalam dua komponen utama yaitu sistem pengindeksan (indexing) yang menghasilkan basis data sistem dan temukembali yang merupakan gabungan dari user interface dan look-up-table. Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan berbagai macam sistem pengindeksan dan teknik-teknik temu-kembali informasi yang telah dikembangkan.


(40)

2.5Objek Teks

Objek teks yang dimaksud di sini adalah sekumpulan korpus yang merupakan perihal dan pertimbangan dari undang-undang yang berlaku pada Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

2.6Proses Indexing

Indexing merupakan sebuah proses untuk melakukan pengindeksan terhadap kumpulan dokumen yang akan disediakan sebagai informasi kepada pemakai. Proses pengindeksan bisa secara manual ataupun otomatis. Dewasa ini, sistem pengindeksan secara manual mulai digantikan oleh sistem pengindeksan otomatis. Adapun tahap dari pengindeksan adalah sebagai berikut :

1. Parsing dokumen yaitu proses pengambilan kata-kata dari sekumpulan dokumen.

2. Stoplist yaitu proses pembuangan kata buang seperti : tetapi,yaitu,sedangkan dan sebagainya.

3. Stemming yaitu proses penghilangan /pemotongan dari suatu kata menjadi bentuk dasar. Kata “diadaptasikan” atau “beradaptasi” menjadi kata “adaptasi” sebagai istilah.

4. Term weighting dan inverted file yaitu proses pemberian bobot pada istilah.

Didalam pemberian bobot sebuah istilah, terdapat berbagai macam teknik antara lain:


(41)

1. Teknik pembobotan berdasarkan frekuensi kemunculan istilah pada suatu dokumen(fitriyanti, 1997). Teknik pembobotan ini cukup sederhana dimana bobot suatu istilah pada sebuah dokumen berdasarkan jumlah kemunculan pada dokumen tersebut.

2. Teknik pembobotan berdasarkan rumus savoy(1993),yaitu:

Dimana :

• Wik adalah bobot istilah k pada dokumen i

• tfik merupakan frekuensi istilah k dalam dokumen i • n adalah jumlah dokumen dalam kumpulan dokumen • dfk jumla dokumen yang mengandung istilah k

• maxj tfij adalah frekuensi istilah terbesar pada suatu dokumen. Pada teknik pembobotan ini,bobot istilah telah dinormalisasi. Dalam menentukan bobot suatu istilah tidak hanya berdasarkan frekuensi kemunculan suatu istilah di satu dokumen, tetapi juga memperhatikan frekuensi terbesar pada suatu istilah yang dimiliki oleh dokumen bersangkutan. Hal ini untuk menentukan posisi relatif bobot dari istilah dibanding istilah-istilah lain di dokumen yang sama.


(42)

2.7Pencarian (Searching)

Pencarian (Searching) merupakan tindakan untuk mendapatkan suatu dalam kumpulan data. Dalam kehidupan sehari-hari,seringkali kita berurusan dalam masalah pencarian. Misalnya untuk menemukan nomor telepon seseorang pada buku telpon atau meencari suatu istilah dalam kamus. Pada aplikasi komputer pencarian kerap dilakukan ; misalnya untuk mendapatkan data dari seorang mahasiswa, mendapatkan nomor telepon dalam suatu alamat atau perusahaan(Abdul Kadir, 2005 : 384)

2.8 Model Pencarian Extended Bolean

Model Extended boolean merupakan pengembangan dari model boolean. Model Extended Boolean ini pertama kali dikenalkan oleh Salton, Fox dan Wu. Strategi dari model Extended boolean ini adalah menggabungkan boolean query dengan model ruang vektor sehingga bisa memudahkan pengguna untuk memperluas query.

Adapun dasar-dasar operator model Boolean yaitu AND,OR, dan NOT. Perbedaan model Boolean dengan Model Extended Boolean adalah model Boolean tidak menggunakan bobot query dan mungkin hasilnya terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan model Extended Boolean menggunakan bobot query seperti halnya model ruang vektor.

Dalam mengambil dokumen yang relevan dengan query yang diberikan, kita perlu menghitung kesamaan query pada inputan yang kita masukan dengan dokumen dalam koleksi. Extended boolean memiliki 3 model dalam


(43)

menghitung kesamaan query-dokumen dengan dokumen dalam koleksi yaitu MMM model, Paice model dan P-norm model. Extended boolean di sini memakai p-norm model untuk menghitung persamaan query pada dokumen. Model p-norm merupakan gabungan dari teknik model boolean dan model ruang vektor. Berikut formula untuk istilah ke m, bedasarkan p-parameter(Garcia,2006).

Qor = k1 vp k2 vp...vp km

Keterangan :

W= weight of term(bobot istilah) pada query ke m P= nilai p-norm yang dimasukan pada kueri

Ketika p = 1 maka dipakai model ruang vektor yang simpel. Perbedaan OR dan AND menghilang serta persamaan kueri dan dokumen dapat dihitung dengan inner produk diantara bobotnya, yang bisa dilakukan formula kesamaan istilah pada vektor. Jika p = infinity(tak terbatas),kueri AND seperti Boolean AND dan kueri OR layaknya Boolean OR.

2.9Konsep Rapid Application Development

Rapid Application Development adalah metode pengembangan perangkat lunak incremental yang menekankan pada jangka waktu


(44)

pengembangan yang pendek. Model RAD ini merupakan adaptasi “berkecepatan tinggi” dari model waterfall, dimana kecepatan pengembangan dicapai melalui pendekatan berbasis komponen. Jika kebutuhan dan cakupan sistem dapat dimengerti pada awal pengembangan, model RAD ini memungkinkan pengembang untuk membuat sistem yang fungsional dalam jangka waktu yang pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari) (pressman, 2005 : 82). RAD juga dapat didefinisikan sebagai model proses pembangunan

perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental. RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid application development menggunakan metode iteratif dalam mengembangkan sistem dimana working model sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan user dan selanjutnya disingkirkan. Working model digunakan kadang-kadang saja sebagai basis desain dan implementasi sistem final (Britton, 2001 : 28-29).

Tujuan utama dari semua metode pengembangan sistem adalah memberikan suatu sistem yang dapat memenuhi harapan dari para pemakai. Tapi terkadang para pemakai tidak dilibatkan langsung dalam melakukan pengembangan sistem sehingga hal ini menyebabkan sistem informasi yang dibuat jauh dari yang diharapkan. Sistem tersebut walaupun dapat diterima tetapi para pemakai enggan untuk menggunakannya atau bahkan para pemakai menolak untuk menggunakannya. Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai bisa menjadi bagian dari keseluruhan


(45)

proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai pengambil keputusan pada setiap tahapan pengembangan. RAD bisa menghasilkan suatu sistem dengan cepat karena sistem yang dikembangkan dapat memenuhi keinginan dari para pemakai sehingga dapat mengurangi waktu untuk pengembangan ulang setelah tahap implementasi.

Metode RAD mempunyai 4 tahapan utama seperti yang terlihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2. Tahapan RAD (Kendall & Kendall, 2008: 183)

Model Pengembangan RAD memiliki empat fase yaitu fase perencanaan syarat-syarat, fase perancangan, fase konstruksi, dan fase pelaksanaan. Berikut adalah penjelasan masing-masing fase dalam penelitian ini.

1. Fase Perencanaan Syarat-Syarat

Pada tahap ini dilakukan analisis untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan aplikasi atau sistem. Pada fase ini memerlukan peran aktif mendalam dari user dan


(46)

penganalisis agar sistem sesuai dengan tujuan-tujuan aplikasi. (Kendall

& Kendall, 2008: 185) 

2. Fase Perancangan

Pada tahap ini adalah melakukan proses desain dan melakukan perbaikan-perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara user dan analyst. Untuk tahap ini maka keaktifan user yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena user bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain. Apabila memungkinkan, maka masing masing user diberikan satu komputer yang terhubung satu dengan yang lain, sehingga masing-masing bisa melihat desain yang dibuat dan langsung memberikan komentar. Hal ini sering kali disebut dengan Group Decision Support System (GDSS). Pada beberapa kasus, GDSS ini merupakan suatu langkah yang ideal, karena user dan analyst dapat menyetujui desain yang dibuat untuk kemudian dilanjutkan oleh programmer dalam pembuatan prototype dari aplikasi yang dimaksud dengan langsung menampilkan kepada user hasilnya dengan cepat. Pada tahap desain ini membutuhkan waktu beberapa hari, akan tetapi bisa semakin lebih lama, tergantung dari besar kecilnya sistem yang dibuat. Pada selang waktu tersebut, user bisa memberikan tanggapan akan sistem yang sudah dikembangkan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Dengan demikian proses pengembangan suatu sistem membutuhkan waktu yang cepat.


(47)

3. Fase Konstruksi

Setelah desain dari sistem yang akan dibuat sudah disetujui baik itu oleh user dan analyst, maka pada tahap ini programmer mengembangkan desain menjadi suatu program. Hal terpenting adalah keterlibatan user sangat diperlukan supaya sistem yang dikembangkan dapat memberi kepuasan kepada user.

4. Fase Pelaksanaan

Setelah program selesai baik itu sebagian maupun secara keseluruhan, maka dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut apakah terdapat kesalahan atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu organisasi. Pada saat ini maka user bisa memberikan tanggapan akan sistem yang sudah dibuat serta persetujuan mengenai sistem tersebut. Adapun hal terpenting adalah bahwa keterlibatan user sangat diperlukan supaya sistem yang dikembangkan dapat memberikan kepuasan kepada user, dan di samping itu, sistem yang lama tidak perlu dijalankan secara paralel dengan sistem yang baru.

Dalam menggunakan RAD ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama berkaitan dengan keuntungan dan kerugian.

1. Kerugian RAD

a. dalam proyek yang besar RAD membutuhkan sumber daya manusia yang banyak untuk menciptakan team-team.


(48)

b. apabila pengembang dan user tidak komitmen pada percepatan aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sistem dengan waktu yang singkat maka proyek bisa dinyatakan gagal.

c. Lebih banyak kesalahan apabila hanya mengutamakan kecepatan dibandingkan dengan biaya dan kualitas.

d. RAD tidak akan di aplikasikan apabila mempunyai resiko yang tinggi.

2. Keuntungan RAD

a. Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang pada saat yang bersamaan.

b. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara keseluruhan.

c. Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan karena cenderung mengabaikan kualitas.

d. Tampilan yang lebih standar dan nyaman dengan bantuan software-software pendukung.

2.10 Tools Pengembangan Sistem

Tools dan pemodelan pengembangan sistem merupakan alat atau metode dalam pengembangan sistem yang akan dirancang dan dibuat.


(49)

2.10.1 Flowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005).

Menurut Ladjamudin (2005), ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu:

1. System Flowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

2. Program Flowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.

3. Simbol-Simbol Flowchart

Flowchart disusun dengan symbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :


(50)

a. Flow Direction Symbols (Simbol Penghubung atau Alur) Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line, simbol-simbol tersebut adalah :

Tabel 2.1. Simbol Penghubung (Ladjamudin, 2005 : 266)

No Symbol Nama dan Keterangan

1.

Symbol arus /flow

Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses

2. Simbol communication link

Untuk menyatakan bahwa ada suatutransisi suatu data / informasi dari satulokasi kelokasi lainnya

3. Simbol connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang sama

4. Simbol offline connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang berbeda


(51)

b. Processing Symbols (Simbol Proses)

Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses / prosedur, simbol-simbol tersebut adalah :

Tabel 2.2. Simbol Proses Flowchart (Ladjamudin, 2005 : 267).

No Symbol Nama dan Keterangan

1.

Simbol Offline Connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya kedalam halaman/lembar yang berbeda

2. Simbol Manual

Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh

computer(manual)

3. Simbol Decision/logika

Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak

4. Simbol Predefined Proses

Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk member harga awal

5. Simbol Terminal

Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program


(52)

6. Simbol Keying Operation

Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard

7. Simbol off-line storage

Untuk menunjukkan bahwa data dalam symbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu

8. Simbol Manual Input

Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard

c. Input-output Symbols

Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output, simbol-simbol tersebut adalah

Tabel 2.3. Simbol input output flowchart (Ladjamudin, 2005 : 268).

No Symbol Nama dan Keterangan

1. Simbol Input-output

Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya


(53)

2. Simbol Punched Card

Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu

3. Simbol Magnetic-tape unit

Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita

4. Simbol Disk Storage

Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk

5. Simbol document

Untuk mencetak laporan ke printer

6. Simbol display Untuk menyatakan

peralatan output yang digunakan berupa layar (video, komputer)

2.10.2 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai atau user yang


(54)

kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005). DFD merupakan salah satu tool yang penting bagi seorang analisis sistem. Penggunaan DFD sebagai modeling tool dipopulerkan oleh Demarco dan Yordan selain itu juga oleh gane dan sarson pada tahun 1979 dengan menggunakan pendekatan metode analisa sistem terstruktur.

Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah, yaitu (Ladjamudin, 2005):

1. Diagram Konteks (Context Diagram Level 0)

Model dasar dari sebuah sistem meliputi diagram konteks level 0 dari DFD dan informasi pendukung. Tetapi pada kenyataannya, langkah pembuatan design sistem dimulai dengan mengevaluasi spesifikasi sistem dan persyaratan atau permintaan spesifikasi software. Kedua hal ini dapat menggambarkan aliran informasim dan struktu interface. Adapun yang dimaksud dengan diagram konteks tersebut adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks.


(55)

2. Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari dataflow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak dirinci lagi pada level selanjutnya simbol ‘*’ atau ’P’ (functional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output (balancing) antara diagram 0 dengan diagram konteks harus terpelihara.

3. Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level di atasnya (Ladjamuddin, 2005).

Elemen-elemen data yang digunakan dalam proses DFD adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4. Simbol Data Flow Diagram

Simbol Nama Keterangan

Kesatuan Luar

(External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan masukan ke dalam sistem atau menerima data dari sistem. External entity tidak


(56)

termasuk bagian dari sistem.

Arus Data

(Data Flow)

Tempat mengalir informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ini mengalir diantara proses, data store, dan menunjukkan arus data dari data berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem.

Proses (Proccess)

Apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar. Proses berfungsi mentranformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang dihasilkan.

Simpanan Data

(Data Store)

Tempat penyimpanan data yang ada dalam sistem, yang disimbolkan dengan sepasang garis sejajar dengan sisi samping terbuka.


(57)

2.10.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Dalam Fathansyah (1999) menyebutkan bahwa ERD yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan relasi masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang kita tinjau dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan ERD.

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak (Ladjamudin, 2005).

Elemen-elemen dalam ERD yaitu: 1. Entitas

Merupakan representasi dari sebuah objek tempat dimana sistem menyimpan data. Entitas digambarkan dengan empat persegi panjang.

2. Atribut

Atribut adalah data yang dihubungkan dengan entitas. Atribut berguna menjelaskan, mengedintifikasi dan mengepresikan hubungan antar entitas. Simbol atribut digambarkan dengan lingkaran/elips.

3. Relasi

Himpunan relasi adalah perantara yang menghubungkan antara dua atau lebih entitas. Simbol untuk relasi digambarkan dengan belah ketupat. Dengan mengasumsikan bahwa terdapat dua buah tipe


(58)

entitas bernama A dan B, penjelasan masing-masing jenis hubungan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Relasi one to one (1:1)

Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B. Begitu juga sebaliknya

b. Relasi one to many (1:M)

Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B, sedangkan setiap entitas pada B hanya bisa berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B.

c. Relasi many to one (M:1)

Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan setiap entitas pada tipe entitas B bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas A.

d. Relasi many to many

Menyatakan bahwa setiap entitas pada suatu tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B dan begittu juga pula sebaliknya.

4. Garis

Merupakan penghubung antara relasi dengan entitas dan penghubung antara entitas dengan atribut.


(59)

5. Kardinalitas relasi

Dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu-ke-satu, 1 dan N untuk relasi satu-ke-banyak atau N dan N untuk relasi banyak-ke-banyak).

2.10.4 Normalisasi

Normalisasi adalah transformasi tinjauan pemakai yang kompleks dan data tersimpan ke sekumpulan bagian-bagian struktur data yang kecil dan stabil. Disamping menjadi lebih sederhana dan lebih stabil, struktur data yang dinormalisasikan lebih mudah diatur daripada struktur data lainnya (Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall, 2003).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan relasi yang berstruktur baik adalah relasi yang memenuhi dua kondisi berikut :

1. mengandung redudansi sedikit mungkin

2. Memungkinkan baris-baris dalam relasi disisipkan,dimodifikasi, dan dihapus tanpa menimbulkan kesalahan atau ketidak konsistenan

Normalisasi sendiri dilakukan melalui sejumlah bentuk dan tahapan dalam normalisasi adalah sebagai berikut :


(60)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk normal kesatu (1 NF/First Normal Form)

Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam file-file (file data), data dibentuk dalam satu record dan nilai fieldnya berupa anatomic value atau tunggal. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya mengandung satu pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan dari beberapa kata.

3. Bentuk normal kedua (2 NF/Second Normal Form)

Ketentuan bentuk normal kedua adalah harus berbentuk normal pertama dan semua atribut bukan utama harus bergantung fungsional penuh pada kunci relasi. Pada bentuk normal kedua (2NF), relasi harus tidak menyimpan fakta-fakta mengenai bagian kunci relasi. Bentuk normal kedua pun masih memiliki anomali-anomali yang secara praktis masih belum dapat diterima.

4. Bentuk Normal Ketiga (3 NF/Third Normal Form)

Ketentuan bentuk normal ketiga adalah harus berbentuk normal kedua dan relasi tidak boleh memuat kebergantungan fungsional di


(61)

antara atribut-atribut bukan utama. Bentuk normal ketiga (3NF) menghilangkan kebergantungan transitif.

5. Bentuk Normal Boyce-Codd(BCNF)

BCNF adalah suatu keadaan yang menyaratkan bahwa setiap determinan dalam suatu relasi berkedudukan sebagai kunci kandidat. Oleh karena itu untuk mengetahui suatu relasi memenuhi BCNF atau tidak perlu dilakuakan identifikasi guna memastikan bahwa semua determinan dalam relasi berkedudukan sebagai kunci kandidat. Agar relasi yang memenuhi bentuk normal ketiga berada pada bentuk BCNF, depedensi yang melibatkan determinan bukan kunci kandidat harus dinyatakan dalam relasi tersendiri dan attribut yang berkedudukan sebagai dependen dikeluarkan dari relasi semula.

6. Bentuk Normal Keempat(4NF)

Bentuk normal keempat adalah suatu keadaan yang menyaratkan relasi berada pada BCNF dan tidak mengandung lebih dari suatu depedensi berilai-banyak yang bersifat indepeden. Suatu relasi yang mengandung depedensi bernilai banyak dapat dikonversi agar memnuhi bentuk normal keempat dengan menggunaka teorema Fagin(Date,1995). Teorema tersebut berbunyi sebagai berikut:”Bila R(A,B,C) merupakan suatu relasi dengan A,B, dan C adalah


(62)

atribut-atributnya,maka R dapat dipecah menjadi (A,B) dan (A,C) jika R memenuhi MVD->> B|C” .

7. Bentuk Normal kelima (5NF)

Seperti halnya bentuk normal keempat, bentuk normal kelima juga berhubungan dengan depedensi nilai banyak. Namun secara lebih khusus bentuk normal kelima menangani rekonstruksi informasi dari beberapa penggalan informasi yang lebih kecil dan sedikit redudansi data. Secara praktis bentuk normal kelima adalah suatu keadaaan yang membuat relasi yang memenuhi bentuk normal keempat tidak dapat didekomposisi menjadi relasi-relasi yang lebih kecil dengan kunci kandidat relalsi-relasi pecahannya tersebut tidak sama dengan kunci kandidat relasi.

2.10.5 Database Design Language(DBDL)

Dalam perancangan physical database, hal yang pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan dan memahami akan relasi-relasi yang dihasilkan dari logical database design. Informasi-informasi yang dibutuhkan dalam kamus data dan definisi dari sebuah relasi dapat dideskripsikan dengan menggunakan Database Design Language(DBDL). Ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam DBDL yaitu:

1. Nama dari sebuah relasi


(63)

3. Primary key yang sesuai dengan alternatif key(AK) dan Foreign Key(FK)

4. Referensial intergritas dari foreign key yang telah diinditifikasi.

Sedangkan dari kamus data, ada beberapa hal yang harus didefinisikan :

1. Domain yang terdiri dari tipe,luas, dan keterangan lainnya. 2. Nilai default dalam attribute, yang mana dalam sebuah

attribute dapat bernilai null ,dan juga bisa ditentukan sesuai kebutuhan.

2.9.6 State Transition Diagram (STD)

Menurut (Pressman 2001), STD mengindikasikan bagaimana perangkat lunak berlaku sebagai konsekuensi dari kejadian eksternal yang menyebabkan perubahan suatu kondisi. Untuk merealisasikannya, STD menghadirkan model dari suatu kejadian yang disebut dengan state. Dalam STD, proses yang terjadi digambarkan dengan transisi antar state.

Ada dua macam simbol yang menggambarkan proses dalam STD, yaitu:

1. Gambar persegi panjang yang menunjukan kondisi (state) dari sistem.


(64)

2. Gambar panah yang menunjukan transisi antar state. Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan. Label yang diatas menunjukan kejadian yang menyebabkan transisi terjadi. Label yang bawah menunjukan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.

2.10 Database MySQL

Database adalah sekumpulan data yang terdiri dari satu atau lebih tabel yang saling berhubungan. User mempunyai wewenang untuk mengakses data tersebut, baik untuk menambah, mengubah, atau menghapus data yang ada dalam tabel tersebut. (Andi, 2005).

Dalam aplikasi pembuatan program ini menggunakan MySQL. SQL (Structured Query Language) adalah bahasa standard yang digunakan untuk mengakses server database. Dengan menggunakan SQL, proses akses database menjadi lebih user friendly. SQL Server adalah program yang berfungsi untuk melayani permintaan query database, misalnya : MySQL, Microsoft SQL Server, Oracle, Sybase, Infomix, PostgresSQL.

MySQL adalah database yang paling umum digunakan dilingkungan web. Banyak aplikasi-aplikasi pihak ketiga, gratis atau komersil yang menggunakan MySQL sebagai back-endnya, disamping itu MySQL merupakan free software yang dapat diperoleh langsung dari situs webnya di http://www.mysql.com.


(65)

2.11 PHP

Menurut dokumen resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari PHP (Hypertext Prepocessor). Ia merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya dikirimkan ke client, tempat pemakai menggunakan browser.

Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, anda bisa menampilkan isi database ke halaman web. Pada prinsipnya PHP mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fusion, ataupun Perl. Namun perlu diketahui bahwa PHP sebenarnya bisa dipakai secara command line. Artinya, skrip PHP dapat dijalankan tanpa melibatkan web server maupun browser.

Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home Page”. Paket inilah yang menjadi cikal bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan PHP/FI Versi 2. Pada versi inilah pemrogram dapat menempelkan kode terstruktur didalam tag HTML. Yang menarik, kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan database dan melakukan perhitungan-perhitungan yang kompleks sambil jalan.


(66)

Pada awalnya, PHP dirancang untuk diintegrasikan dengan web Server Apache. Namun, belakangan PHP juga dapat bekerja dengan web server seperti PWS (Personal Web Server), IIS (Internet Information Server), dan Xitami (Kadir, 2008).

Adapun kelebihan-kelebihan dari PHP antara lain yaitu : a. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses yang tinggi.

b. PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang berbeda pula. PHP dapat berjalan di sistem operasi UNIX, Windows 98, Windows NT, dan Macintosh. c. PHP diterbitkan secara gratis.

d. PHP juga dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache, IIS, Xitami, dan sebagainya. PHP juga termasuk bahasa yang embedded (bisa ditempel atau diletakkan dalam tag HTML).

e. PHP termasuk server-side programming.

2.12 Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan pengamatan penulis, pada penelitian sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang hampir serupa dengan judul aplikasi sistem manajemen perundang-undangan dengan pencarian model extended boolean, diantaranya adalah:


(67)

1. Perancangan Search Engine Menggunakan Algoritma Extended Boolean Pada Situs Perpustakaan Universitas Bina Nusantara(Agung,Ivan,Lina Hartaty,2006)

Pada penelitian ini,search Engine tidak meliputi pada pencarian gambar,audio, ebook dan lain-lain, selain itu juga terdapat kelemahan dalam proses searching peneliti tidak dilengkapi dengan proses stemming.

2. Pengembagan Sistem Informasi Manajemen Data Hukum Dan

Perundang-Undangan Pada Departemen Hukum Dan Ham(Nadia Aryanti,2008)

Pada penelitian ini, terdapat beberapa kelemahan diantaranya,Pencarian hanya menggunakan Boolean AND, dan juga peneliti tidak mengikutsertakan hukum yang terkait pada undang-undang yang dicari.


(68)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian terhadap sistem manajemen perundang-undangan dengan pencarian model extended boolean, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

3.1 Tahapan Pengumpulan Data 1. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan secara langsung ke tempat penelitian dengan mengadakan :

a. Observasi (Pengamatan)

Dalam menganalisa kebutuhan sistem (system requirements), penulis melakukan observasi langsung ke asisten Deputi Urusan pengembangan peraturan perundang-undangan kementrian lingkungan hidup RI.

Penulis melakukan pengamatan langsung bagaimana mekanisme sistem di lapangan untuk menyimpan sebuah dokumen perundang-undangan dan tatacara pencariannya secara manual

Pada tahap ini, penulis juga mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk membuat sistem yang baru dengan mesin pencari


(69)

yang tepat seperti buku perundang-undangan, sampel data pegawai sebagai admin

b. Interview (Wawancara)

Selain melakukan pengumpulan data penelitian lapangan dengan metode observasi, penulis juga melakukan pertemuan dan wawancara kepada pihak yang berhubungan dengan sistem yang akan dirancang ini. Pihak yang dimaksud adalah bapak Zaid Ibnu Awal. Adapun hasil wawancara akan penulis sajikan pada bagian Lampiran A.

2. Studi Kepustakaan

Pada tahapan pengumpulan data dengan cara penelitian kepustakaan, penulis mencari referensi-referensi yang relevan dengan objek yang akan diteliti. Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara online melalui internet. Setelah mendapatkan referensi-referensi yang relevan tersebut, penulis lalu mencari informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari referensi-referensi tersebut. Informasi yang didapatkan digunakan dalam penyusunan landasan teori, metodologi penelitian serta pengembangan sistem secara langsung. Pustaka-pustaka yang dijadikan acuan dapat dilihat di Daftar Pustaka.


(70)

3. Studi Literatur

Untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai perancangan sistem manajemen perundang-undangan, maka penulis juga melakukan pengumpulan data dengan membaca dan mengkaji studi literatur yang ada. Berikut merupakan tabel yang menunjukan kelebihan dan kekurangan dari studi literatur yang penulis kaji:

Tabel 3.1. Studi literatur

No Penelitian Sebelumnya Kelebihan Kekurangan

1. Perancangan Search Engine

Menggunakan Algoritma Extended Boolean Pada Situs Perpustakaan Universitas Bina Nusantara(Agung,Ivan,Lina

Hartaty,2006)

Pada penelitian ini telah disediakan fasilitas web search,advance search dan halaman administrator untuk maintenanance

Pada penelitian ini dalam proses indexing tidak dilengkapi dengan proses stemming.

2. Pengembagan Sistem

Informasi Manajemen Data Hukum Dan

Perundang-Undangan Pada Departemen Hukum Dan

Ham(Nadia Aryanti,2008)

Pada penelitian ini data hukum dan data perundang lainnya sudah dalam segmen atau kelompok-kelompok.

Kelemahan

penelitian ini antara lain adalah

penelitian ini hanya menggunakan pencarian dengan boolean AND,dan


(71)

juga tidak

mengikutsertakan hukum yang terkait pada undang-undang yang dicari.

Pada literature diatas terdapat beberapa kelemahaan dari penelitian-penelitian yang telah ada dan penulis menjadikan kelemahan tersebut menjadi kelebihan pada penelitian penulis. Adapun kelebihan dari sistem pada penelitian ini yaitu :

1. pada proses indexing telah dilengkapi dengan stemming.

2. penelitian ini telah dilengkapi dengan pencarian extended boolean dengan operator AND dan OR yang dapat dipilih sesuai keinginan user.

3.2Tahapan Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Rapid Application Development (RAD). Metode ini memiliki empat tahap siklus pengembangan, yaitu fase perencanaan syarat-syarat, fase perancangan, fase konstruksi, dan fase pelaksanaan.

Pemilihan metode ini juga dikarenakan sistem ini diharapkan mempunyai suatu desain yang dapat diterima oleh konsumen dan dapat


(72)

dikembangkan dengan mudah karena perancangan sistem sekarang ini masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Pemilihan metode ini dilakukan dengan alasan user terlibat dalam keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai pengambil keputusan pada setiap tahapan pengembangan. Alasan lain pemilihan metode ini adalah adanya batasan-batasan sistem yang dibutuhkan yang bertujuan agar sistem tidak mengalami perubahan. Selain itu, Rapid Application Development (RAD) dipilih karena aplikasi yang akan dibangun merupakan aplikasi yang sederhana.

Di bawah ini fase-fase yang dilakukan dalam pembangunan aplikasi ini sesuai dengan fase-fase RAD yang telah digambarkan pada gambar 2.9.

1. Fase perencanaan syarat-syarat

Menggabungkan laporan hasil metode studi lapangan berupa kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan yang berfungsi untuk mengetahui kebutuhan pemakai, kekurangan yang terdapat pada dokumen lama seperti pengumpulan data yang masih manual sehingga data menjadi tidak teratur. Dari analisis sistem tersebut dapat ditetapkan tujuan perancangan, pengajuan usulan otomasi yang layak dapat diterima. Tahap yang dilakukan antara lain :

a. Gambaran Umum Organisasi, yang bertujuan untuk mempelajari uraian dari tugas-tugas masing-masing jabatan yang berkaitan dengan sistem yang akan diusulkan.


(73)

b. Identifikasi Masalah atau analisa masalah. Identifikasi masalah atau analisa masalah bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang ada, yang berkaitan dengan sistem yang diusulkan.

c. Pemecahan Masalah. Merupakan usulan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada Kementrian Lingkungan Hidup

2. Fase Perancangan

Setelah disusun sistem yang ada termasuk penyelesaian kendala-kendala atau permasalahan-permasalahan yang ada, tahap selanjutnya adalah mendesain sistem yang diusulkan agar dapat berjalan lebih baik dan diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang ada.

Menerapkan model yang diinginkan pemakai, tahapan yang dilakukan yaitu:

1. Perancangan proses-proses yang akan terjadi didalam sistem menggunakan alat bantu DFD (Data Flow Diagram) dan STD(State Transition Diagram). Sedangkan perancangan sistem yang penulis lakukan menggunakan tools DFD antara lain:

a. Perancangan Diagram Konteks b. Perancangan Diagram Zero

c. Perancangan Diagram Rinci/Level Diagram

2. Perancangan Basis Data, dilakukan dengan merancang tabel-tabel atau record store yang digunakan untuk menyimpan data berupa daftar


(74)

undang-undang,admin dan hubungan antar undang-undang. Setelah merancang tabel-tabel penulis melakukan normalisasi terhadap rancangan database, menggunakan tools ERD (Entity Relational Diagram) untuk merancang relasi antar tabel dalam database, penulis juga melakukan konversi dari ERD ke LRS dan menampilkan tabel-tabel yang ada dalam database dan penulis menggunakan DBDL(Database Design Language) untuk mendeskripsikan setiap entitas dan relasi.

3. Perancangan spesifikasi proses yang dibutuhkan, dengan menerjemahkan proses-proses yang terjadi di dalam sistem ini ke dalam bentuk algoritma sederhana yang akan diimplementasikan dalam bentuk program.

4. Perancangan interface, dengan membuat rancangan layar tampilan yang berupa input-output yang bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi antara user dengan sistem. Setelah rancangan layar tampilan terbentuk maka dilakukan tahap konstruksi.

3. Fase konstruksi

Pada tahapan ini merupakan presentasi dari hasil perancangan ke dalam program. Dalam tahap ini penulis menggunakan PHP(Hypertext Preprocessor) sebagai bahasa pemrograman, serta MySQL Server sebagai database.


(75)

4. Fase Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem dengan melakukan dua tahapan pengujian, yaitu pengujian mandiri yang akan dilakukan penulis dan pengujian yang akan dilakukan oleh user yang nantinya akan menggunakan sistem ini. Tahap ini memfokuskan suatu pengujian pada persyaratan fungsional perangkat lunak, yaitu memastikan bahwa input akan diproses menjadi output yang sesuai dengan kebutuhan.

3.3Kerangka Berfikir

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang ada dalam kerangka berfikir yang meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Gambar 3.1 merupakan kerangka berfikir yang penulis lakukan.


(76)

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Fase konstruksi

PHP, SQL server WEB

Fase pelaksanaan Pengujian Mandiri dan

Pengujian oleh User

Pembuatan Kesimpulan dan Saran Pengembangan Sistem

Tanggapan User

Baik Kurang Perbaikan atau Tambahan

Merumuskan masalah

Observasi, wawancara, studi pustaka, studi

literatur

Fase perencanaan syarat-syarat

Analisa kebutuhan, tujuan, syarat, sistem

yang berjalan

Fase perancangan

Microsoft Visio Context

Diagram Zero Diagram Level Diagram Perancangan Proses dengan DFD Normalisasi Perancangan Basis Data Perancangan Spesifikasi Proses yang Dibutuhkan ERD STD Perancangan Interface


(77)

BABIV PEMBAHASAN

Pada analisis dan perancangan sistem ini, penulis menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD) yang terdiri atas fase perencanaan syarat-syarat, fase perancangan, fase konstruksi, dan fase pelaksanaan.

4.1. Fase Perencanaan Syarat-syarat

4.1.1. Gambaran Umum Asisten Deputi Urusan Pengembangan Peraturan perundang-undangan dan Perjanjian internasional Kementrian Lingkungan Hidup RI

Asisten Deputi Urusan Pengembangan Peraturan Perundang-undangan dan Perjanjian Internasional mempunyai tugas melaksanakan analisis, koordinasi penyusunan, evaluasi, dokumentasi dan diseminasi peraturan perundang-undangan dan perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup.

Dalam melaksanakan tugasnya Asisten Deputi Urusan Pengembangan Peraturan Perundang-undangan dan Perjanjian Internasional menyelenggarakan fungsi sbb :

a. pelaksanaan analisis, pemantauan dan evaluasi pengembangan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup


(78)

b. penyiapan koordinasi dan pelaksanaan perumusan serta penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

c. penyiapan koordinasi harmonisasi peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup baik pusat maupun daerah

d. pelaksanaan dokumentasi dan diseminasi peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup dan perjanjian internasional e. pelaksanaan analisis dan evaluasi perjanjian lingkungan

internasional

f. penyiapan koordinasi, perumusan dan penyusunan ratifikasi perjanjian lingkungan internasional

4.1.1.1 Bidang-Bidang dalam Asisten Deputi Pengembangan Perundang-undangan.

Asisten Deputi Perundang-undangan mempunyai beberapa bidang-bidang dan fungsi-fungsi yang lebih spesifik dalam melaksanakan tugasnya. Antara lain :

1. Bidang Perencanaan dan pengembangan peraturan perundang-undangan

Bidang Perencanaan dan Pengembangan PUU mempunyai tugas melaksanakan penyusunan berbagai peraturan


(79)

perundang-undangan atas inisiatif Kementerian Negara Lingkungan Hidup baik revisi maupun pengembangan yang baru.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Perencanaan dan Pengembangan PUU menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan perencanaan peraturan perundang-undangan atas inisiatif Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

b. pelaksanaan inventarisasi dan pengembangan peraturan perundang-undangan atas inisiatif Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

2. Bidang Harmonisasi Dan Evaluasi PUU

Bidang Harmonisasi & Evaluasi Pelaksanaan PUU mempunyai tugas

a. melaksanakan penyelesaian PUU atas prakarsa sektor & daerah yang perlu dikaji dan diharmonisasikan dengan prinsip lingkungan hidup.

b. melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas penerapan PUU di bidang LH di pusat maupun daerah

c. melaksanakan dokumentasi & diseminasi PUU dan PI di bidang LH.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Harmonisasi & Evaluasi Pelaksanaan PUU menyelenggarakan fungsi :


(80)

a. pengkajian harmonisasi PUU pusat dan daerah yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

b. penyiapan koordinasi permintaan saran masukan, paraf persetujuan PUU atas prakarsa sektor yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

c. pelaksanaan inventarisasi dan evaluasi efektifitas PUU di bidang LH tingkat pusat dan daerah.

d. pelaksanaan dokumentasi dan diseminasi PUU dan PI di bidang LH.

3. Bidang Analisis Perjanjian Dan Ratifikasi PUU

Bidang Analisis Perjanjian dan Ratifikasi mempunyai tugas melaksanakan analisis koordinasi dan evaluasi perjanjian lingkungan internasional serta melaksanakan penyiapan bahan, perumusan naskah, koordinasi dan pelaksanaan ratifikasi perjanjian lingkungan internasional.

Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Analisis Perjanjian dan Ratifikasi menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan kajian penaatan perjanjian lingkungan internasional yang telah disahkan dan belum disahkan.

b. penyiapan pemikiran pendapat hukum (legal opinion) terhadap pelaksanaan perjanjian internasional.


(81)

c. penyiapan perumusan naskah ratifikasi perjanjian lingkungan internasional.

d. Penyiapan koordinasi dan ratifikasi perjanjian lingkungan internasional

4.1.1.2 Struktur Organisasi

Berikut merupakan pejabat struktural Asisten Deputi Urusan pengembangan peraturan perundang-undangan pada Kemetrian Lingkungan Hidup RI

  Gambar 4.1. Struktur organisasi


(82)

4.1.2. Identifikasi Masalah

Dalam mengidentifikasi masalah penulis melakukan wawancara pada staf terkait(Asisten Deputi Pengembangan Undang-undang) tentang permasalahan yang timbul dari pengaksesan dan pencarian dokumen undang-undang. Wawancara yang penulis lakukan dengan pihak terkait secara detail dapat dilihat pada lampiran.

Setelah melaukan pengamatan dan observasi, penulis menemukan beberapa permasalah sehingga penulis dapat mengidentifikasikan masalah tersebut sebagai beriukt :

1. Informasi mengenai undang-undang hanya di dokumentasikan menggunakan microsoft excell yang rentan terhadap kehilangan data.

2. Dalam melakukan sebuah pencarian uundang-undang membutuhkan waktu yang tidak singkat, hal ini dikarenakan data fisik dan sinopsis dari undang-undang terpisah.

3. Proses publikasi dan pengaksesan informasi terhadap undang-undang yang telah dibuat sangat minim. Karena hanya orang-orang yang tertentu yang dapat meihat,hal ini karena ditakutkan dari kerusakan dan kehilangan dokumen.


(83)

4. Tidak tersedianya informasi langsung tentang hal keterkaitan undang-undang satu dengan yang lainnya. Agar tidak terjadi pertentangan antara undang-undang.

4.1.3. Uraian Singkat Sistem Yang Diusulkan

Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pendokumentasian data yang masih manual tersebut, penulis bermaksud mengusulkan sebuah sistem untuk pengorganisasian data hukum. Usulan sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Admin mempunyai peran dalam sistem ini sebagai pengatur data hukum dan perundang-undangan. Admin juga berperan sebagai pengontrol terhadap user-user yang terdaftar di dalam sistem, dalam hal ini adalah Asisten Deputi Urusan Pengembangan perundang-undangan dan perjanjian internasional lainnya. Admin memiliki hak dalam membuat user account baru dan juga berperan dalam mengisi content berita,agenda dan infoterkini. Admin juga mempunyai hak dalam memasukan data perundang-undangan,berita,agenda dan informasi terkini dan merubah data-data tersebut apabila terjadi kesalahan dan menghapusnya bila tidak diperlukan.

2. Staff asisten deputi pengembangan peraturan dan perundang-undangan memiliki user account didalam sistem ini yang ditentukan oleh admin. Staf ini memiliki hak untuk mengisi dan mengubah data hukum dan


(84)

perundang-undangan. Selain itu juga staff dapat mengupdate content berita agenda dan informasi terkini.

3. User berada pada tingkatan terbawah dalam system. Setelah data dimasukan oleh staff maupun admin,maka user dapat mengakses informasi yang dia butuhkan mengenai peraturan dan perundang-undangan dalam Kementrian Lingkungan Hidup RI.

4. Data hukum dan perundang-undangan yang ada dalam sistem telah dilengkapi dengan data hukum berupa file PDF yang bisa langsung di download dan juga telah dilengkapi dengan peraturan terkait dari hukum tersebut.

5. Sistem pencarian dalam sistem ini menggunakan model extended boolean yang merupakan pengembagan dari pencarian boolean biasa dalam extended boolean ini setiap data hukum dan perundang-undangan harus di indexing untuk mendapatkan bobot yang akan menjadi perhitungan dalam pencarian model extended boolean.


(85)

Gambar flowchart dari sistem yang penulis usulkan ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2. Flowchart System yang diusulkan 4.1.4. Study Feasibilitas

a. Feasibilitas waktu

   Ditinjau dari sisi waktu, pengembangan sistem ini dapat menjadi salah satu faktor penghematan waktu bagi pihak yang terkait. Karena sistem ini dirancang agar semua pihak mempunyai hak akses dalam sistem sehingga mengurangi ketergantungan antar


(86)

pihak. Maka dengan adanya sistem ini dapat mengemat waktu user dalam mengakses sistem untuk mendapatkan informasi akan perundang-undangan di dalam kementrian lingkungan hidup RI.

b. Feasibilitas Teknis

Dari sisi teknis, kinerja sistem yang penulis kembangkan telah dapat dibuktikan kestabilannya karena sistem ini dikembangkan dengan berbasis web, maka dapat diakses oleh client dengan berbagai macam tipe web browser, seperti misalnya Mozilla Firefox, Opera, dan Internet Explorer. Sedangkan dari sisi server, aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Sistem ini juga dapat dibuktikan kestabilannya dalam menangani banyak data yang dapat dilihat pada lampiran.

c. Feasibilitas Legal

   Pada perancangan sistem ini, penulis melakukan penelitian pada divisi Asisten Deputi Pengembangan Peraturan dan Perundang-undangan Pada Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia sebagai studi kasusnya. Oleh karena itu, legalitas sistem ini sendiri telah teruji di divisi yang bersangkutan. 

 

 


(87)

4.2. Fase Perancangan

4.2.1. Perancangan Sistem

4.2.1.1. Perancangan Diagram contex

Gambar 4.3. Diagram Contex

Dalam diagram context sistem yang diusulkan terdapat dua aktor yang menunjang dalam proses sistem manajemen perundang-undangan, yaitu bagian admin yang merupakan staff dari asisten deputi pengembangan perundang-undangan dan user atau masyarakat umum. Kedua aktor ini memiliki hak akes berbeda-beda, keterangan mengenai hak akses yang diperoleh dari masing-masing actor adalah sebagai berikut:


(1)

10. Hubungi Kami 


(2)

  2. Halaman Input Kategori             


(3)

4.input Peraturan 

   


(4)

6. Hapus Peraturan 

   


(5)

8. input Sekilas Info 

  9.Edit Sekilas Info 

  10. Hapus Sekilas Info 


(6)