Teori Budaya Populer LANDASAN TEORI

Universitas Sumatera Utara c. Komunikasi Massa, yaitu proses komunikasi yang dilakukan kepada sekumpulan manusia di mana di dalamnya terdapat proses sosial, baik melalui media massa atau langsung, dan bersifat satu arah one way communication. Contohnya adalah kegiatan komunikasi penyebaran informasi yang terjadi di hadapan sekumpulan massa, melalui televisi, radio, media internet, media cetak, dan lain-lain Psikologi telah lama berupaya memahami komponen-komponen yang terlibat dalam proses komunikasi, khususnya komunikator dan komunikan. Psikologi meneliti karakteristik individu yang menjadi komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku komunikasinya. Psikologi juga mempelajari sifat-sifat individu yang menjadi komunikator dan mencari tahu apa yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan satu sumber komunikasi dalam memengaruhi orang lain. Penggunaan Psikologi Komunikasi ditujukan untuk menghasilkan proses komunikasi yang berhasil dan efektif. Komunikasi yang efektif akan menyebabkan pengertian pemahaman dan penerimaan, kesenangan hubungan yang akrab dan hangat, perubahan sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan.

2.2 Teori Budaya Populer

Kebudayaan dihasilkan oleh suatu perasaan komitmen yang dibangun oleh keseluruhan sistem sosialkarena keintiman hubungan timbal balik, kesejawatan dan kesetiakawanan, keramahtamahan, kekeluargaan dari kelompok kecil, kelompok etnik, organisasi, dan bahkan oleh seluruh masyarakat. Kebudayaan sebagai suatu konsep sistem sekaligus menerangkan bahwa “keseluruhan” seluruh arti dan makna simbol dapat dibedakan namun arti dan makna simbol-simbol itu tidak dapat dipisahkan. Manusia dapat membedakan arti dan makna simbol melalui kebudayaan. Simbol-simbol itu mewakili struktur aturan budaya, konvensi pikiran dan pandangan namun konsep-konsep itu sendiri tidak bisa dipisahkan berhubung fungsi setiap konsep itu saling berhubungan. Kebudayaan merupakan sistem untuk mengorganisasikan simbol hasil ciptaan bersama. Simbol-simbol itu kelak digunakan bersama-sama untuk memenuhi anggota kebutuhan kelompokyang diwujudkan dalam proses yang disebut “adaptasi budaya” yang terjadi tatkala para individu atau kelompok menggunakan peta persepsi yang mereka miliki Universitas Sumatera Utara lalu membangun suatu gambaran atau struktur kognisi tentang dunia lingkungan mereka. Aloliliweri, 2001: 4-5. Storey 2003 mengungkapkan bahwa budaya merupakan perkembangan intelektual, spiritual, estetis; pandangan hidup tertentu dari masyarakat, periode, atau kelompok tertentu; dan, karya dan praktik intelektual, terutama aktivitas artistik. Dengan demikian, ruang lingkup budaya dapat meliputi aktivitas seni, sastra, pendidikan, hiburan, olah raga, organisasi, wilayah, orientasi seksual, politik, etnis dan upacararitusreligiusnya, serta aktivitas artistik budaya pop, seperti puisi, novel, balet, opera, dan lukisan. Kata pertama yang dibahas dalam budaya Pop adalah populer. William memaknai istilah populer sebagai berikut : banyak disukai orang, karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang Storey, 2003:10. Sedangkan definisi budaya pop, dapat diterangkan sebagai berikut: a. Budaya Pop merupakan budaya yang menyenangkan dan disukai banyak orang. Contoh, buku novel atau larisnya album single RB. Definisi budaya pop dengan demikian harus mencakup dimensi kuantitatif, apakah suatu budaya itu dikonsumsi oleh banyak orang. Pop- nya budaya populer menjadi sebuah prasyarat. b. Definisi kedua budaya Pop adalah budaya sub standar, yaitu kategori residual sisa untuk mengakomodasi praktek budaya yang tidak memenuhi persyaratan budaya tinggi. Budaya tinggi merupakan kreasi hasil kreativitas individu, berkualitas, bernilai luhur, terhormat dan dimiliki oleh golongan elit, seperti para 10 seniman, kaum intelektual dan kritikus yang menilai tinggi rendahnya karya budaya. Sedangkan budaya pop adalah budaya komersial memiliki nilai jual dampak dari produksi massal. Contohnya : Pers pop Pers berkualitas Sinema pop Sinema berkualitas Hiburan pop Senibudaya. c. Budaya pop merupakan budaya massa, yaitu budaya yang diproduksi oleh massa untuk dikonsumsi massa. Budaya ini dikonsumsi tanpa pertimbangan apakah budaya tersebut dapat diterima di dalam masyarakat atau tidak. Budaya pop dianggap sebagai dunia impian kolektif. d. Budaya pop berasal dari pemikiran postmodernisme. Hal ini berarti pemikiran tersebut tidak lagi mengakui adanya perbedaan antara budaya tinggi dan budaya pop dan menegaskan bahwa semua budaya adalah budaya komersial Storey, 2003 : 10-16. Menurut Bestor dalam Powers dan Kato 1989 budaya populer merupakan sesuatu yang berubah, setelah disukai dan banyak dikonsumsi ia akan segera berubah menjadi budaya tinggi. Universitas Sumatera Utara Contohnya Sumo dan drama Kabuki pada zaman dahulu merupakan budaya populer di kalangan rakyat jelata, namun kini menjadi budaya seni Jepang yang tinggi.

2.3 Konsumerisme