Smartphone Sebagai Gaya Hidup

(1)

SMARTPHONE

SEBAGAI GAYA HIDUP

SKRIPSI

Delfi Andre Eddy Putra 090904098

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

SMARTPHONE

SEBAGAI GAYA HIDUP

(Studi Deskriptif Tentang Penggunaan

Smartphone

Sebagai Gaya Hidup

Mahasiswa FISIP USU)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata

1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Delfi Andre Eddy Putra 090904098

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesui dengan

hukum yang berlaku.

Nama : Delfi Andre Eddy Putra Nim : 090904098

Tanda Tangan :


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Delfi Andre Eddy Putra NIM : 090904098

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : SMARTPHONE SEBAGAI GAYA HIDUP (Studi Deskriptif Tentang Penggunaan Smartphone Sebagai Gaya Hidup Mahasiswa FISIP USU)

Medan, Februari 2015

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen Ilmu Komunikasi,

Emilia Ramadhani, S.Sos, Dra. Fatma Wardy Lubis M.A NIP. 195908091986011002 NIP.196208281986012001

Dekan FISIP USU

Prof, Dr Badaruddin, M.Si. NIP. 196805251992031002


(5)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas akademik Universitas Sumatera Utara , saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Delfi Andre Eddy Putra

NIM : 090904098 Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royaliti Non Ekslusif (Non-ekslusive Royality-Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul:

SMARTPHONE

SEBAGAI GAYA HIDUP

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royality Non ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : Februari 2015

Yang menyatakan


(6)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Smartphone Sebagai Gaya Hidup”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah peenggunaan smartphone sebagai gaya hidup mahasiswa FISIP USU Medan. Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan yaitu teori psikologi komunikasi, teori budaya popular, konsumerisme, gaya hidup, teknologi informasi dan smartphone. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi. Populasi dalam penelitian ini mahasiswa FISIP USU Medan tahun ajaran 2014/2015 yaitu sebanyak 3737 orang. Penentuan sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presesi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Purposive

sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, melalui pengamatan dan pencatatan statisti terhadap segala yang tampak pada objek penelitian melalui kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dengan menggunakan SPSS versi 13.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memilih smartphone memiliki gaya hidup tinggi dan sangat tergantung dengan smartphone tersebut.


(7)

ABSTRACT

This thesis titled "Smartphone As a Lifestyle". The purpose of this study was to determine how the smartphone as a lifestyle peenggunaan FISIP USU student field. In this study, which are considered relevant theory, namely the theory of communication psychology, theory of popular culture, consumerism, lifestyle, information technology and smartphones. This study uses the description. The population in this research field USU students FISIP 2014/2015 school year as many as 3737 people. The samples used precession Taro Yamane formula with 10% and with a confidence level of 90% in order to obtain a sample of 97 people. Sampling method in this research is purposive sampling technique. Data collection techniques used in this research is the study of literature (library research) and field (field research), which is an activity in which researchers collected data from field surveys covering activities in the study area, through observation and recording statisti against everything looks the object of study through questionnaires. Data analysis techniques used in this research is the analysis of a single table by using SPSS version 13.0. The results of this study showed that students who choose a smartphone has a high lifestyle and very dependent on the smartphone.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya berupa kesehatan yang diberikan selama ini membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Smartphone Sebagai Gaya Hidup (Studi Deskriptif Tentang Penggunaan Smartphone

Sebagai Gaya Hidup Mahasiswa FISIP USU)”.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) di Universitas Sumatera Utara Medan. Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Peneliti mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua yang selalu membantu dan menyemangati, serta menjadi inspirasi tauladan selama ini. Kepada Ayahanda Alm. Yusdi SE dan Ibunda Evi Desfauza, SST, M.Kes yang selalu memberikan dukungan berupa kasih sayangnya dan materi yang tidak pernah bisa terbalaskan.

Dalam penulisan penyusunan skripsi ini telah banyak pihak yang turut membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kepada yang terhormat Prof Dr. Badarudin M,Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Kepada dosen pembimbing saya Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A yang telah membimbing penulisan dan menyelesaikan skripsi ini, sehingga dengan bantuan, arahan dan nasehatnya peneliti menjadi lebih lebih mengerti.

3. Kepada Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

4. Kepada Ibu Dra. Dayana M,Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 5. Terimakasih saya ucapkan untuk saudara kandung saya, kakak saya Dian Anggraini, A.Md

dan Dina Silvia Roza, B.Bus, MBIT serta adik saya Fanny Aulia Putri, S.Ikom yang selalu mendukung dan mendoakan saya.


(9)

6. Kepada teman sejawat saya Syaiful Amri Siregar, Imam Abdilah, Jordan Naibaho, Hengki Partogi, Muhammad Arifin, Nugraha Arifin, Maulana Andinata, Zeky Muharram, Nalom Andre dan Muhammad Ikbal Siregar yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti.

7. Kepada sahabat- sahabat dan sekaligus abanganda saya Cici Sistiansyah, Joesan Fang dan Muhammad Iqbal yang selalu membantu dan memberikan nasehat yang membangun selama ini.

8. Kepada teman seangkatan 2009 Departemen Ilmu Komunikasi, khususnya Babe (petty, sesil, Dessy, Cintya, zikra, Haris dan lain-lain)

9. Kepada abang dan kakak senior, khusunya Helmi, bedul, Batu, Oji, Ito dan Atir yang membagi pengalaman dan ilmu kepada peneliti.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sesuatu karya yang dapat memberikan dampak positif bagi Civitas Akademik khususnya Ilmu Komunikasi.

Medan, Januari 2015


(10)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK………. i

ABSTRACT………... ii

KATA PENGANTAR……….. iii

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR GAMBAR………. ix

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Perumusan Masalah……….. 3

1.3 Pembatasan Masalah……… 4

1.4 Tujuan Penelitian………. 4

1.4.2 Manfaat Penelitian………. 5

BAB II LANDASAN TEORI……… 6

2.1 Teori Psikologi Komunikasi……… 6

2.2 Teori Budaya Poluler………..………. 9

2.3 Konsumerisme………. 11

2.4 Gaya Hidup……….. 12

2.5 Teknologi Informasi……….. 15

2.6 Smartphone……….. 19

2.7 Kerangka Pikir……… 22

2.8 Variabel Penelitian………..……… 24


(11)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 26

3.1 Metode Penelitian………..……….. 26

3.2 Populasi dan Sampel……….………..………. 26

3.2.1. Populasi………. 26

3.2.2 Sampel………. 27

3.3 Teknik Penarikan Sampel………..……….. 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data……….. 30

3.5 Teknik Analisa Data……… 31

3.6 Proses Pengolahan Data………. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 32

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……… 33

4.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik………... 33

4.1.2 Program Studi……….. 41

4.1.3 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik……… 41

4.1.4 Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU………. 42

4.2 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data di Lapangan………….……… 43

4.3 Teknik Pengolahan Data……….. 44

4.4 Analisis Tabel Tunggal……….……… 44

4.4.1 Karakteristik Responden………..…. 45

4.4.2 Smartphone Sebagai Gaya Hidup………. 51

BAB V PENUTUP……….. 76

5.1 Kesimpulan………. 76

5.2 Saran Responden Penelitian………. 77

5.3 Saran Dalam Kaitan Kaitan Akademis………. 77

5.4 Saran Dalam Kaitan Praktis………. 77

DAFTAR REFERENSI………..……… 78 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.2 : Variabel Penelitian……….... 24

3.1 : Populasi………. 27

3.2 : Pengambilan Sampel……….. 29

4.1 : Jenis Kelamin……….. 45

4.2 : Departemen………. 46

4.3 : Jumlah Uang Saku Dalam Sebulan……….. …. 47

4.4 : Frekuensi Menggunakan Smartphone………. 48

4.5 : Jenis Smartphone Yang Digunakan……….. 49

4.6 : Tidak Pernah Lepas Dari Smartphone Saat Kumpul Keluarga………… 51

4.7 : Tidak Pernah Lepas Dari Smartphone Saat Kumpul Tema……….. 52

4.8 : Tidak Pernah Lepas Dari Smartphone Saat Kuliah………..… 52

4.9 : Tidak Pernah Lepas Dari Smartphone Saat Di Jalan……….… 53

4.10 : Seberapa Penting Smartphone Terhadap Mahasiswa FISIP USU………...…. 54

4.11 : Setiap Berapa Lama Mahasiswa FISIP USU Mengganti Handphone………..…….. 55

4.12 : Smartphone Merupakan Media Komunikasi Yang Paling Efektif Dibandingkan Media Lainnya Bagi Mahasiswa FISIP USU……… 56

4.13 : Smartphone Merupakan Benda Yang Wajib Dimiliki Bagi Mahasiswa FISIP USU……….. 57

4.14 : Smartphone Merupakan Benda Yang Penting Untuk Selalu Dibawa Mahasiswa FISIP USU……….. 58

4.15 : Mahasiswa FISIP USU Selalu Membeli Smartphone Terbaru Yang Keluar Dipasaran………..……….. 59


(13)

4.16 : Pendapat Mahasiswa FISIP USU Dari Smartphone Yang Dimiliki

Seseorang Dapat Menilai Gaya Hidup………..……… 60 4.17 : Pendapat Mahasiswa FISIP USU Smartphone Dapat

Menunjang Penampilan Seseorang……….… 61 4.18 : Penggunaan Smartphone Sebagai Media Komunikasi Bagi

Mahasiswa FISIP USU……….. 61 4.19 : Penggunaan Smartphone Sebagai Media Pendidikan Bagi

Mahasiswa FISIP USU……….………….. 62 4.20 : Penggunaan Smartphone Sebagai Media Informasi Bagi

Mahasiswa FISIP USU………..………. 63 4.21 : Penggunaan Smartphone Sebagai Media Untuk Menghibur

Diri (Games, dll) Bagi Mahasiswa FISIP USU……… 64 4.22 : Pendapat Mahasiswa FISIP USU Untuk Memilih Smartphone

Terbaik Meskipun Harga Yang Ditawarkan Sangat Mahal……… 65 4.23 : Kamera Yang Bagus Merupakan Factor Mahasiswa FISIP USU

Untuk Membeli Smartphone……….. 66 4.24 : Aplikasi Yang Lengkap Merupakan Factor Mahasiswa

FISIP USU Untuk Membeli Smartphone……….. 66 4.25 : Bentuk Yang Bagus Merupakan Factor Mahasiswa FISIP USU

Untuk Membeli Smartphone………. 67 4.26 : Kemudahan Dalam hal Apapun Merupakan Factor Mahasiswa


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


(15)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Smartphone Sebagai Gaya Hidup”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah peenggunaan smartphone sebagai gaya hidup mahasiswa FISIP USU Medan. Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan yaitu teori psikologi komunikasi, teori budaya popular, konsumerisme, gaya hidup, teknologi informasi dan smartphone. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi. Populasi dalam penelitian ini mahasiswa FISIP USU Medan tahun ajaran 2014/2015 yaitu sebanyak 3737 orang. Penentuan sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presesi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Purposive

sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, melalui pengamatan dan pencatatan statisti terhadap segala yang tampak pada objek penelitian melalui kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dengan menggunakan SPSS versi 13.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memilih smartphone memiliki gaya hidup tinggi dan sangat tergantung dengan smartphone tersebut.


(16)

ABSTRACT

This thesis titled "Smartphone As a Lifestyle". The purpose of this study was to determine how the smartphone as a lifestyle peenggunaan FISIP USU student field. In this study, which are considered relevant theory, namely the theory of communication psychology, theory of popular culture, consumerism, lifestyle, information technology and smartphones. This study uses the description. The population in this research field USU students FISIP 2014/2015 school year as many as 3737 people. The samples used precession Taro Yamane formula with 10% and with a confidence level of 90% in order to obtain a sample of 97 people. Sampling method in this research is purposive sampling technique. Data collection techniques used in this research is the study of literature (library research) and field (field research), which is an activity in which researchers collected data from field surveys covering activities in the study area, through observation and recording statisti against everything looks the object of study through questionnaires. Data analysis techniques used in this research is the analysis of a single table by using SPSS version 13.0. The results of this study showed that students who choose a smartphone has a high lifestyle and very dependent on the smartphone.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan media dalam berkomunikasi semakin lama semakin berkembang seiring perkembangannya zaman. Muncul media-media baru mulai dari media massa seperti televisi, radio dan lain-lain. Serta munculnya media telephone yang kabel bahkan portable. Telephone portable yang dimaksud lebih dikenal dengan mobile phone atau di Indonesia sendiri dinamakan

telephone genggam (handphone). Bahkan telephone genggam yang dipasarkan pada saat ini bersifat pintar, yang dikenal dengan smartphone. Smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi yang sudah menggunakan system operasi untuk menjalankan program yang ada di dalamnya. Bahkan beberapa smartphone sekarang ini sudah mempunyai fungsi yang menyerupai sebuah komputer dalam hal penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak (Anjana, 2013: 2).

Smartphone adalah telepon yang menyatukan kemampuan-kemampuan terdepan; ini

merupakan bentuk kemampuan dari Wireless Mobile Device (WMD) yang dapat berfungsi seperti sebuah komputer dengan menawarkan fitur-fitur seperti personal digital assistant (PDA), akses internet, email, dan Global Positioning System (GPS). Smartphone juga memiliki fungsi-fungsi lainnya seperti kamera, video, MP3 players, sama seperti telepon biasa . Dengan kata lain,

smartphone dapat dikatagorikan sebagai mini-komputer yang memiliki banyak fungsi dan

penggunanya dapat menggunakannya kapanpun dan dimanapun (Backer, 2010: 3).

Smartphone tidak lagi digunakan sebagai alat komunikasi tapi juga merupakan sebuah

kebutuhan sosial dan pekerjaan. Di Negara berkembang dan yang sedang berkembang, banyak orang telah mengadopsi penggunaan telepon seluler dalam proses pembelajaran. Banyak penelitian telah dilakukan oleh sejumlah peneliti untuk mengidentifikasi penggunaan teknologi di antara para siswa, termasuk penggunaan smartphone. Sebagai contoh, Reinders (2010) menjelaskan 20 ide penggunaan telepon seluler di dalam kelas bahasa. Dua puluh ide ini mengijinkan para guru untuk menawarkan peningkatan pembelajaran bahasa dengan mengambil


(18)

keuntungan bahwa para mahasiswa sangat familiar dan membawanya ke mana saja kapan saja waktunya (Barakati, 2013:2).

Smartphone adalah salah satu alat yang menyediakan banyak aplikasi yang penggunanya dapat mengembangkan pengetahuan mereka tentang apa saja, jika mereka memaksimalkan fungsi dari fitur-fitur dan aplikasi di dalam smartphone tersebut, seperti contohnya aplikasi yang berbau pendidikan, google (untuk pencarian yang berhungan dengan pendidikan). Pengguna

smartphone yang pintar dan dapat menggunakannya secara efektif, akan menimbulkan

dampak-dampak positif. Smartphone dapat dijadikan sebagai peta, koran, kamus bahkan mesin pencari yang dapat dibawa secara sederhana. Hal tersebut sangat memudahkan pengguna dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Tidak sedikit orang yang menggunakan smartphone sebagai media komunikasi yang paling efektif dan murah. Dengan smartphone seseorang dapat mengirimkan pesan berbentuk suara, video dan gambar dengan waktu yang sangat cepat dan bersifat langsung. Kegunaan-kegunaan tersebut membuat smartphone pada saat ini digunakan oleh segala kalangan usia dan sosial. Diberitakan oleh Techland, sebuah survey yang dilakukan perusahaan komunikasi

CloudTalk menunjukkan bahwa menelepon adalah aktivitas nomer empat dari aktivitas lain yang biasa dilakukan orang dengan menggunakan smartphone, sedangkan tiga aktivitas yang lebih banyak digunakan adalah mengirim SMS, mengirim email, dan chatting di situs jejaring social. Survei warga Amerika Serikat itu menunjukkan hanya 43% orang yang menggunakan

smartphone untuk menelepon. Sembilan dari 10 responden lebih memilih mengirim SMS

ketimbang telepon. Alasannya, menelepon dianggap sebagai kegiatan yang boros waktu atau mengganggu. Sedangkan survey warga Indonesia menunjukkan hanya 50% orang yang menggunakan smartphone untuk menelepon, selebihnya mereka menggunakan smartphone

tersebut untuk mengirim sms atau email, membuka situs jejaring sosial dan chatting di situs jejaringan sosial; melainkan hanya untuk gengsi semata.

Tidak sedikit pula yang menggunakan smartphone untuk hal yang negatif. Seperti contohnya penyimpanan video-video porno, sebagai alat pelecehan seperti cyberbullying, cyberstalking dan perbuatan cybercrime lainnya. Hal ini snagat rawan terjadi, khususnya pada remaja karena ketergantungan dan kelengketan mereka terhadap smartphone-nya. Menurut International Data Corporation, pengiriman smartphone ke Indonesia terus berkembang pada


(19)

kuartal keempat tahun 2011. Hal ini disebabkan karena harga ponsel menjadi lebih murah namun permintaan tetap kuat.

Dari banyaknya kegunaan dan manfaat smartphone pada banyak orang, smartphone

dianggap sebagai benda penting dan merupakan dari bagian gaya hidup. Mahasiswa FISIP USU mayoritas merupakan pengguna aktif smartphone. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana smartphone sebagai gaya hidup pada mahasiswa FISIP USU.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Penggunaan

Smartphone Sebagai Gaya Hidup Mahasiswa FISIP USU Medan?”

1.3Batasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Penelitian ini mengenai penggunaan smartphone sebagai gaya hidup dikalangan mahasiswa. 3. Objek penelitian adalah mahasiswa FISIP USU yang masih aktif tahun ajaran 2014-2015. 4. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2014.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Setiap Penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan tertentu yang menyongkong peneliti untuk dapat mencapainya. Begitu pula dengan penelitian ini, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui smartphone sebagai gaya hidup pada mahasiswa FISIP USU Medan.


(20)

2. Untuk mengetahui seberapa pentingnya smartphone bagi kehidupan mahasiswa FISIP USU Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:

a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada tingkat strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan bagi teman-teman yang ingin menganalisa sebuah fenomena yang memiliki kemiripan dengan kasus yang peneliti angkat pada tulisan ini.

2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai komunikasi, khususnya perkembangan teknologi komunikasi.


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Teori Psikologi Komunikasi

Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy MA., komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku. (Berasal dari bahasa Latin “communication” yang berarti “pergaulan”, “persatuan”, “peran serta”, ‘kerjasama” ; bersumber dari istilah “communis” yang berarti “sama makna”) (Effendy, 2003:60).

Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai saling tukar-menukar pendapat. Komunikasi dapat juga diartikan hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok (Widjaja 2000, 13).

Menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen, mendefinisikan komunikasi sebagai berikut

: “A process by which a source transmits a message to a receiver through some channel”.

(Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.) (Wiryanto 2004,6).

Carl I. Hoveland mendefinisikan komunikasi, sebagai berikut: “Communication is the process by which individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols)to modify the behavior of other individuals.” (Komunikasi adalah proses di mana seorang individu (komunikator) mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang bahasa) untuk merubah tingkah laku individu-individu yang lain (komunikan). Gode memberi pengertian mengenai komunikasi, sebagai berikut: “It is a process that makes common to or several what was the

monopoly of one or some.” (Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi

dua atau lebih yang semula monopoli oleh suatu atau beberapa orang) (Wiryanto 2004, 6). Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid, menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di


(22)

mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam (Wiryanto, 2004:6).

Menurut Harold D. Lasswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan cara menjawab pertanyaan berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?) (Wiryanto 2004, 6).

Terdapat beberapa pengertian komunikasi yang diramu oleh ilmu psikologi, misalnya, komunikasi adalah proses yang dilakukan oleh sebuah sistem melalui saluran tertentu untuk mengubah atau mempengaruhi sistem yang lain. Atau, komunikasi adalah pengaruh dari satu individu terhadap individu lain yang menimbulkan perubahan.

Psikologi pun telah menghasilkan banyak teori yang berkaitan dengan ilmu komunikasi, di antaranya adalah:

a. Teori Psikoanalisis, yaitu manusia dikendalikan oleh keinginan terpendam di dalam dirinya (homo valens)

b. Teori Behaviorisme, yaitu manusia sangat dipengaruhi oleh informasi dari media massa. Hal tersebut dilandasi konsep behaviorisme, yaitu manusia dianggap sangat dikendalikan oleh alam (homo mechanicus).

c. Teori Psikologi Kognitif, yaitu konsep yang melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah informasi yang diterima (homo sapiens).

d. Teori Psikologi Humanistis, yaitu konsep yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (homo ludens).

Proses komunikasi bisa terjadi dalam diri seorang individu, dengan orang lain, dan kumpulan-kumpulan manusia dalam proses sosial. Berdasarkan pendapat tersebut, Burgon & Huffner (2002) membuat klasifikasi tiga jenis komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi Intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu

(internal). Contohnya adalah kegiatan merenung, berpikir, berdialog dengan diri sendiri, baik dalam keadaan sadar maupun tidak.

b. Komunikasi Interpersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi antara satu individu dan individu lain sehingga memerlukan tanggapan (feedback) dari orang lain. Contohnya, perbincangan dengan keluarga, pasangan, teman, rekan kerja, tetangga, dan sebagainya.


(23)

c. Komunikasi Massa, yaitu proses komunikasi yang dilakukan kepada sekumpulan manusia di mana di dalamnya terdapat proses sosial, baik melalui media massa atau langsung, dan bersifat satu arah (one way communication). Contohnya adalah kegiatan komunikasi (penyebaran informasi) yang terjadi di hadapan sekumpulan massa, melalui televisi, radio, media internet, media cetak, dan lain-lain

Psikologi telah lama berupaya memahami komponen-komponen yang terlibat dalam proses komunikasi, khususnya komunikator dan komunikan. Psikologi meneliti karakteristik individu yang menjadi komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku komunikasinya. Psikologi juga mempelajari sifat-sifat individu yang menjadi komunikator dan mencari tahu apa yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan satu sumber komunikasi dalam memengaruhi orang lain.

Penggunaan Psikologi Komunikasi ditujukan untuk menghasilkan proses komunikasi yang berhasil dan efektif. Komunikasi yang efektif akan menyebabkan pengertian (pemahaman dan penerimaan), kesenangan (hubungan yang akrab dan hangat), perubahan sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan.

2.2Teori Budaya Populer

Kebudayaan dihasilkan oleh suatu perasaan komitmen yang dibangun oleh keseluruhan sistem sosialkarena keintiman hubungan timbal balik, kesejawatan dan kesetiakawanan, keramahtamahan, kekeluargaan dari kelompok kecil, kelompok etnik, organisasi, dan bahkan oleh seluruh masyarakat. Kebudayaan sebagai suatu konsep sistem sekaligus menerangkan bahwa “keseluruhan” seluruh arti dan makna simbol dapat dibedakan namun arti dan makna simbol-simbol itu tidak dapat dipisahkan. Manusia dapat membedakan arti dan makna simbol melalui kebudayaan. Simbol-simbol itu mewakili struktur aturan budaya, konvensi pikiran dan pandangan namun konsep-konsep itu sendiri tidak bisa dipisahkan berhubung fungsi setiap konsep itu saling berhubungan. Kebudayaan merupakan sistem untuk mengorganisasikan simbol hasil ciptaan bersama. Simbol-simbol itu kelak digunakan bersama-sama untuk memenuhi anggota kebutuhan kelompokyang diwujudkan dalam proses yang disebut “adaptasi budaya” yang terjadi tatkala para individu atau kelompok menggunakan peta persepsi yang mereka miliki


(24)

lalu membangun suatu gambaran atau struktur kognisi tentang dunia lingkungan mereka. (Aloliliweri, 2001: 4-5).

Storey (2003) mengungkapkan bahwa budaya merupakan perkembangan intelektual, spiritual, estetis; pandangan hidup tertentu dari masyarakat, periode, atau kelompok tertentu; dan, karya dan praktik intelektual, terutama aktivitas artistik. Dengan demikian, ruang lingkup budaya dapat meliputi aktivitas seni, sastra, pendidikan, hiburan, olah raga, organisasi, wilayah, orientasi seksual, politik, etnis dan upacara/ritusreligiusnya, serta aktivitas artistik budaya pop, seperti puisi, novel, balet, opera, dan lukisan. Kata pertama yang dibahas dalam budaya Pop adalah populer. William memaknai istilah populer sebagai berikut : banyak disukai orang, karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang (Storey, 2003:10).

Sedangkan definisi budaya pop, dapat diterangkan sebagai berikut:

a. Budaya Pop merupakan budaya yang menyenangkan dan disukai banyak orang. Contoh, buku novel atau larisnya album single R&B. Definisi budaya pop dengan demikian harus mencakup dimensi kuantitatif, apakah suatu budaya itu dikonsumsi oleh banyak orang. Pop-nya budaya populer menjadi sebuah prasyarat.

b. Definisi kedua budaya Pop adalah budaya sub standar, yaitu kategori residual (sisa) untuk mengakomodasi praktek budaya yang tidak memenuhi persyaratan budaya tinggi. Budaya tinggi merupakan kreasi hasil kreativitas individu, berkualitas, bernilai luhur, terhormat dan dimiliki oleh golongan elit, seperti para 10 seniman, kaum intelektual dan kritikus yang menilai tinggi rendahnya karya budaya. Sedangkan budaya pop adalah budaya komersial (memiliki nilai jual) dampak dari produksi massal. Contohnya : Pers pop Pers berkualitas Sinema pop Sinema berkualitas Hiburan pop Seni/budaya.

c. Budaya pop merupakan budaya massa, yaitu budaya yang diproduksi oleh massa untuk dikonsumsi massa. Budaya ini dikonsumsi tanpa pertimbangan apakah budaya tersebut dapat diterima di dalam masyarakat atau tidak. Budaya pop dianggap sebagai dunia impian kolektif.

d. Budaya pop berasal dari pemikiran postmodernisme. Hal ini berarti pemikiran tersebut tidak lagi mengakui adanya perbedaan antara budaya tinggi dan budaya pop dan menegaskan bahwa semua budaya adalah budaya komersial (Storey, 2003 : 10-16).

Menurut Bestor dalam Powers dan Kato (1989) budaya populer merupakan sesuatu yang berubah, setelah disukai dan banyak dikonsumsi ia akan segera berubah menjadi budaya tinggi.


(25)

Contohnya Sumo dan drama Kabuki pada zaman dahulu merupakan budaya populer di kalangan rakyat jelata, namun kini menjadi budaya seni Jepang yang tinggi.

2.3Konsumerisme

Pengertian konsumerisme menurut Wikipedia Free Encyclopedia (2005) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh menyamakan kebahagiaan pribadi dengan membeli barang untuk dimiliki. Marx dalam Barker (2004) yang berargumentasi bahwa ekonomi kapitalis memimpin ke arah pemujaan terhadap barang-barang dan jasa, dan kenaikan dari kualitas barang dan jasa difokuskan pada harga barang dan jasaitu di pasar. Di banyak konteks yang kritis istilah ini digunakan untuk menjelaskan kecenderungan dari orang-orang untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang mereka konsumsi, terutama yang memiliki merek dagang terkenal dan perbandingan nilai tambah yang jelas, contohnya mobil yang mahal, permata yang mahal.

Ini merupakan istilah merendahkan yang banyak disangkal oleh orang-orang, yang memiliki sedikit banyak rasionalisasi atau 12 alasan yang spesifik untuk konsumsi diluar dari pada gagasan yang mereka sebut sebagai “konsumsi” (Storey, 2003 ). Menurut Miles dalam Wikipedia Free Encyclopedia (2005) suatu kultur yang mengandung tingkat konsumerisme yang tinggi disebut sebagai budaya konsumtif, yaitu dorongan yang kuat untuk membeli suatu barang yang bukan merupakan kebutuhan primer demi mempertahankan prestise atau sekedar mengikuti trend mode. Istilah dan konsep dari "konsumsi berlebihan" muncul pada abad 20 melalui tulisan seorang ahli ekonomi Thorstein Veblen. Istilah ini menjelaskan tentang pernyataan yang tidak logis dan kondisi yang kacau dari perilaku ekonomi.

Konsumerisme merupakan wujud ekonomi yang terus menerus pada pembelian barang dan jasa, dengan perhatian kecil terhadap kebutuhan yang sesungguhnya, kualitas, produk asli atau konsekwensi lingkungan terhadap pembuatan dan penjualan. Materialisme adalah salah satu hasil akhir dari konsumerisme. Konsumerisme menyebabkan setiap orang itu melawan dirinya sendiri terhadap permintaan yang tidak pernah berakhir untuk pencapaian barang-barang material atau dunia khayalan yang muncul dan membuat dunia khayalan itu menjadi nyata dengan membeli barang-barang tersebut, seperti : training berat badan, diet center, bedah plastik, make up, fashionabledan sebagainya merupakan suatu contoh dimana orang-orang mengubah diri mereka menjadi alat konsumsi manusia. Dalam kaitannya dengan prilaku simbolik, (Nur,


(26)

2003:20) menyatakan konsumsi dilakukan karena barang tersebut mempunyai makna bagi konsumennya, jadi barang-barang konsumsi merupakan simbol, karena mempunyai nilai atau makna yang diberikan oleh orang yang mengkonsumsinya baik sebagai pemenuhan kebutuhan maupun kesan prestise jika mengkonsumsinya.

2.4Gaya Hidup

Menurut Mowen, gaya hidup adalah pola atau suatu cara yang mempunyai kecenderungan dalam kehidupan sekelompok orang, yang ditujukan dalam bagaimana mereka hidup dengan menggunakan uang dan waktu mereka (aktifitas) dan apa yang menurut mereka penting dalam lingkungannya (minat) apa yang mreka pikirkan tentang dirinya dan dunia di sekelilingnya (opini) (Mowen 1990, 259).

Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen (Engel, Blackwell dan Miniard, 1994: 282). Gaya hidup adalah sebuah tipe filosofi untuk hidup (Walters dan Bergiel, 1989:223). Gaya hidup adalah bagaimana seseorang hidup, bagaimana mereka menghabiskan uang mereka dan bagaimana mereka mengaloksikan waktu mereka (Mowen dan Minor, 2001:112).

Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasi oleh dorongan-dorongan sosial. Menurut Adler manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerja sama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial.

Usaha individu untuk mencapai superioritas atau kesempurnaan yang diharapkan, memerlukan cara tertentu. Adler menyebutkan hal ini sebagai gaya hidup (Style of Life). Gaya hidup yang diikuti individu adalah kombinasi dari dua hal, yakni dorongan dari dalam diri (the inner self driven) yang mengatur arah perilaku, dan dorongan dari lingkungan.

Dari definisi lifestyles yang dikemukakan oleh Adler yang berbunyi: sekumpulan perilaku yang mempunyai arti bagi individu maupun orang lain pada suatu saat di suatu tempat, termasuk di dalamnya hubungan sosial, konsumsi barang, entertainment, dan berbusana. Perilaku-perilaku yang nampak di dalam lifestyles merupakan campuran dari kebiasaan, cara-cara yang disepatkati


(27)

bersama dalam melakukan sesuatu, dan perilaku yang berencana. Lifestyles berkembang karena ada kebutuhan, tuntutan dan penguatan.

Setelah melampaui proses evolusi tentang dorongan utama perilaku individu, Adler menyatakan pula bahwa manusia memiliki minat sosial. Bahwa manusia dilahirkan dikaruniai minat sosial yang bersifat universal. Kebutuhan ini terwujud dalam komunikasi dengan orang lain, yang pada masa bayi mulai berkembang melalui komunikasi anak dengan orang tua. Dimulai pada lingkungan keluarga, kemudian pada usia 4-5 tahun dilanjutkan pada lingkungan pendidikan dasar dimana anak mulai mengidentifikasi kelompok sosialnya. Individu diarahkan untuk memelihara dan memperkuat perasaan minat sosialnya ini dan meningkatkan kepedulian pada orang lain. Melalui empati, individu dapat belajar apa yang dirasakan orang lain sebagai kelemahannya dan mencoba memberi bantuan kepadanya. Individu juga belajar untuk melatih munculnya perasaan superior sehingga jika saatnya tiba, ia dapat mengendalikannya. Proses-proses ini akan dapat memperkaya perasaan superior dan memperkuat minat sosial yang mulai dikembangkannya. Dikarenakan manusia tidak sepenuhnya dapat mencapai superioritas, individu tetap memiliki perasaan ketidakmampuan. Namun individupun yakin bahwa masyarakat yang kuat dan sempurna akan dapat membantunya mencapai pemenuhan perasaan superior. Gaya hidup dan diri kreatif melebur dalam prinsip minat sosial yang pada akhirnya terwujud tingkah laku yang ditampilkan secara keseluruhan.

Mahasiswa menempati lapisan sosial yang cukup elit, yaitu sebagai golongan terpelajar yang dapat menunjukkan statusnya melalui gaya hidup tertentu, menyingggung tentang gaya hidup mahasiswa saat ini adalah generasi multitasking, sebuah generasi yang tidak terlampau dibebani oleh imperatif-imperatif lama yang mengajurkan pilihan-pilihan terbatas, memilih yang satu berarti harus menolak yang lainnya: kalau seorang aktivis, otomatis harus mengenal teori-teori Marxis, maka harus anti kapitalis sampai ke lubuk hati dan kamar mandi; kalau saya menentang kapitalis saya harus, minimal pada level gagasan, menolak diskotik, musik pop, fashion, handphone, cafe, atau shopping mall. Generasi mahasiswa saat ini cenderung bersifat multitasking, melaksanakan tugas yang berbeda secara bersama-sama tanpa harus bersikap kaku dan terbatas pada satu pilihan saja (Budiman, 2002:26).

Gaya hidup dalam arus kultur kontemporer memunculkan dua hal sama sekaligus berbeda. Keduanya bisa saja memiliki esensi yang sama tetapi berbeda manifestasi eksistensinya. Alternatif mengarah pada resistensi atau perlawanan terhadap arus budaya mainstream


(28)

sedangkan diferensiasi adalah mengikuti arus budaya mainstream namun tidak membangun identitas yang berbeda dari yanag lain (Adlin, 2006:92).

Gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan) apa dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitarnya (pendapat) (Setiadi, 2010:77). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat lainnya, bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat. Gaya hidup atau life style adalah pola kehidupan seseorang untuk memahami kekuatan-kekuatan ini kita harus mengukur dimensi AIO utama konsumen aktivitas (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan social), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), pendapat (mengenai diri mereka sendiri, masalah-masalah sosial, bisnis, produk (Sunarto, 2003:103).

Dimensi Gaya Hidup: 1) Activities

Dimensi aktivitas meliputi apa yang dilakukan konsumen menghabiskan waktunya. Dikatakan oleh Hughes, Ginnet dan Curphy dalam Fazriach (2011) dimensi ini berkaitan dengan values yang dianut oleh seseorang seperti motives, values dan preferencesinventory.

2) Interest

Dimensi minat meliputi bagaimana konsumen memilih sesuatu yang dianggap penting (preferensi dan prioritas) baginya dan hal ini berkaitan dengan motivasi.

3) Opinions

Dimensi opini merupakan pandangan dan perasaan konsumen terhadap dirinya atau orang lain serta terhadap dunia sekitarnya yang dapat dihubungkan dengan persepsi (Fazriach, 2011). Persepsi disini meliputi proses dari individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan yang ditangkap oleh sensori mereka yang memunculkan dampak pada nilai, pengalaman, pendidikan, dan lainnya.

2.5Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi dan informasi terus berkembang hingga saat ini. Media pun terus berkembang mengikuti seiringnya waktu. Pemanfaatan media akan sangat terasa jika setiap orang menggunakannya dengan sesuai apa yang dibutuhkan. Penggunaan media ini dapat


(29)

dilakukan sesuai dengan aturan penggunaanya, jangan sampai melewati batas yang tidak seharusnya dilakukan. Pemanfaatan media tersebut juga memiliki dampak disampingnya yang juga dapat menimbulkan perilaku anti sosial didalamnya.

Secara singkat sejarah teknologi informasi dapat diuraikan sebagai berikut: Manusia adalah makhluk sosial, di samping sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan utamanya, maka sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan komunikasi di antara sesamanya untuk dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Mulailah manusia mencari dan menciptakan sistem, alat yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Awal pertama dengan melukis bentuk (menggambar) di dinding gua, isyarat tangan, isyarat asap, isyarat bunyi, huruf, kata, kalimat, tulisan, surat, sampai dengan telepon dan internet (Supriyanto dan Aji, 1997:3).

Bentuk perkembangan teknologi informasi yang paling modern dan kini digunakan oleh milyaran penduduk di seluruh dunia adalah internet. Internet

sebagai wujud hypermedia yang terus bertumbuh memungkinkan manusia mencari informasi, mengirim informasi, menggandakan, menyimpan informasi, dan berkomunikasi dengan orang lain. Internet adalah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari milyaran komputer di seluruh dunia.

Dalam bidang pendidikan, menurut Eric Ashby seperti dikutip (Supriyanto dan Aji, 1997:4) perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menimbulkan revolusi keempat. Revolusi pertama terjadi ribuan tahun yang lalu sejak masyarakat membedakan tanggung jawab orang dewasa dan tugas mendidik para muda beralih dari orang tua kepada guru dan dari rumah ke sekolah. Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana pendidikan. Sebelum itu pendidikan berlangsung secara lisan. Revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan yang kemudian memungkinkan tersedianya buku secara meluas. Revolusi keempat ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekaman, dan komputer. Di dunia pendidikan, TIK dipergunakan antara lain untuk keperluan belajar secara terbuka (open learning) dan belajar jarak jauh (distance learning), serta dalam era cyber dewasa ini berkembang belajar secara elektronik dengan menggunakan fasilitas (Supriyanto dan Aji, 1997:4).

Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet (Severin dan Tankard, 2007:443). Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan ‘inter-network’) ialah rangkaian komputer yang terhubung


(30)

menelusuri beberapa rangkaian adalah istilah-istilah yang diserap dari bahasa asing karena kemajuan teknologi internet. Mayoritas istilah-istilah tersebut adalah berasal dari bahasa Inggris, karena dipandang memiliki kekayaan kosakata internet yang paling luas.Internet dilahirkan pada puncak Perang Dingin, pada tahun 1969, sebagai jaringan eksperimental yang disebut ARPANET. Pada tahun pertamanya, ARPANET menghubungkan empat pusat komputer universitas, masing-masing di UCLA, di Standford Research Institute (SRI), di Universitas California Santa Barbara (UCSB), dan di Universitas Utah Charley Kline, yang terlibat dalam riset militer untuk U.S. Defense

Department’s Advanced Research Project Agency (Badan Proyek Riset Lanjut Departemen

Pertahanan Amerika Serikat) (Fidler, 2003: 150).Internet menjadi sedemikian populer menjelang 1995 sebagai akibat dari teknologi-teknologi Mosaic dan Web sehingga jaringan-jaringan konsumer online, seperti America Online, Prodigy dan CompuServe, mulai memberikan akses net kepada para pelanggan mereka. Ledakan pertumbuhan kegiatan internet, yang dalam 1995 semakin meningkat sekitar 10 sampai 15 persen per bulan, akhirnya dipandang oleh para pakar sebagai tuntutan massa untuk memperoleh bentuk baru pertukaran informasi (Fidler, 2003: 154).

Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global, karena di dalam internet terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun dan di manapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolah-olah menjadi kecil, dan komunikasi menjadi mudah. On no W. Purbo (2001) melukiskan bahwa internet juga telah mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual.

Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan (Ardianto dan Lukiati, 2004: 141).


(31)

Membedakan internet dengan teknologi komunikasi yang lainnya yaitu tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Internet merupakan media yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang. Internet juga dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Internet telah membentuk ruang dan waktu, yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, yang disebut cyberspace. Kata

cyberspace pertama kali digunakan dan dipopulerkan oleh William Gibson dalam novel fantasi ilmiahnya, Neuromancer, yang terbit pada tahun 1984. Di cyberspace, segala bentuk media komunikasi yang kita kenal: face-to-face meeting, telepon, fax, surat, surat kabar, majalah, radio, TV, film telah bermutasi menjadi teleconference, i-phone (internet telephone), i-fax (internet fax), e-mail (electronic mail), emagazine (electronic magazine), dan seterusnya.

Dengan internet pengguna memasuki ruang dan waktu baru yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, kita menjumpai hampir seluruh bentuk media komunikasi yang dikenal berkonvergensi menyatu di sana, membuatnya disebut multimedia. Sebagian buku mengelompokkan internet yang multimedia sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorisasikannya sebagai media antar pribadi. Kedua pendapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya, karena kedua pendapat yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakekat internet yang multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya ketika seseorang berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran lain ia adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektronik ke seorang teman, misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau mengkajinya (Vardiansyah, 2004: 106).

Menurut Severin dan Tankard (Severin dan Tankard, 2007: 7), ada tiga fitur utama internet, yaitu email (surat elektronik), Newsgroups and Mailing list, serta World Wide Web:

1. E-mail

Jutaan orang kini berkomunikasi dengan menggunakan pesan elektronik, atau email Tidak perlu menjadi pengguna internet yang canggih untuk bisa mengirimkan pesan e-mail.

Banyak orang awam melakukannya melalui layanan online, seperti halnya American Online

dan Prodigy.

2. Newsgroups and Mailing Lists

Newsgroups and Mailing Lists merupakan sistem berbagi pesan secara elektronik yang


(32)

informasi dan opini. Beberapa orang merasa bahwa mereka mendapat berita secara lebih cepat dan lebih baik dari newsgroups daripada koran atau majalah. Mungkin yang lebih penting lagi, newsgroups memungkinkan terjadinya respon langsung terhadap suatu berita oleh konsumen berita yang tidak bisa dilakukan oleh koran dan majalah.

3. World Wide Web

World Wide Web yang juga dikenal sebagai WWW atau Web merupakan sebuah sistem

informasi yang dapat diakses melalui komputer lain secara cepat dan tepat.

2.6Smartphone

Dalam penjelasan singkat suatu smartphone adalah suatu perangkat yang memungkinkan penggunanya melakukan suatu proses telekomunikasi seperti telepon ataupun SMS (Short Message Service) tetapi didalamnya juga terdapat fungsi PDA (Personal Digital Assistant) serta memiliki kemampuan layaknya suatu komputer seperti kemampuan untuk mengirim ataupun menerima suatu e-mail ataupun kemampuan untuk membaca dokumen office.

Dalam wikipedia, Smartphone adalah suatu perangkat komunikasi yang telah dibangun didalamnya suatu mobile operating system yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang komputasi dan koneksi dibandingkan perangkat komunikasi pada umumnya.

Pada awalnya, smartphone merupakan gabungan fungsi dari suatu mobile phone yang umumnya digunakan untuk melakukan proses komunikasi, dengan suatu PDA (Personal Digital Assistant) yang digunakan sebagai asisten pribadi dan organizer. Lama kelamaan sesuai dengan kebutuhan konsumen yang ada, smartphone ini berkembang dengan menambahkan berbagai macam fitur, seperti portable media players, digital cameras bahkan hingga fitur navigasi GPS (Global Positioning System) (Parmuarip, 2013:3)

Bahkan pada masa modern seperti ini suatu smartphone memiliki fungsi touchscreen beresolusi tinggi hingga fungsi untuk mengakses data dengan kecepatan tinggi yang di sediakan oleh layanan Wi-Fi ataupun mobile broadband.

Hal yang Membedakan Antara Smartphone dengan Handphone Biasa

1. Operating System. Seperti layaknya komputer, smartphone selalu bekerja berdasarkan

operating system yang berfungsi untuk menjalankan aplikasi di dalamnya. Operating


(33)

smartphone. Setiap smartphone memiliki sistem operasi yang berbeda-beda. Misalnya Blackberry dengan OS nya yang berbeda dengan smartphone lain. Adaapun OS yang digunakan dalam smartphone adalah sebagai berikut :

a. iOS b. Android c. Blackberry OS d. Windows Phone e. Symbian OS f. Bada

g. Meego h. Palm OS

2. Processor. Kecepatan data menjadi pertimbangan khusus untuk aktivitas yang sering

mengambil data di internet maupun berkirim data via email. Beberapa smartphone

menawarkan kecepatan data 3G hingga High Speed Downlink Package Access (HSDPA ) atau 3.5G yang kecepatannya mencapai 7 kali kecepatan 3G.

3. Software. Jika saat ini hampir semua ponsel memiliki software terinstall di dalamnya, seperti address book dan contact manager, maka smartphone memiliki software yang bisa melalukan lebih dari apa yang dilakukan sebuah ponsel. Smartphone memungkinkan Anda untuk edit dokumen Microsoft Office, misalnya. Atau paling tidak, Anda bisa membuka dan membaca dokumen Microsoft Word di smartphone. Smartphone juga memungkinkan Anda untuk bisa download aplikasi, edit foto, mendapatkan arah jalan yang benar melalui GPS juga membuat daftar lagu-lagu favorit secara digital.

4. Web Access (Kecepatan).Semua smartphone memiliki fitur untuk akses ke internet.

Bahkan saat ini sudah dilengkapi dengan fasilitas WiFi sehingga memudahkan user untuk mengakses iternet. Smartphone terbaru bahkan memiliki speed tinggi sehingga akses ke internet bisa dilakukan dengan cepat. Salah satu faktornya adalah adanya teknologi 3G yang sangat pesat dan kini mulai berkembang menjadi 4G, yang pastinya lebih cepat dari 3G.

5. Keypad QWERTY. Umumnya, sebuah smartphone menggunakan QWERTY keypad, yaitu


(34)

laptop. Fasilitas ini mempermudah pengguna untuk mengetik pada smartphone dibanding memakai keypad numerik atau angka.

6. Messaging. Baik ponsel maupun samrtphone memiliki fitur SMS. Yang membedakan

adalah kemampuan smartphone untuk mengirim dan menerima email, yang tidak dijumpai di ponsel. Sebuah smartphone bisa meng-handle akun email Anda sehingga kapanpun ada email masuk, maka Anda kan diberi notifikasi seperti layaknya menerima SMS. Sejumlah smartphone juga bisa handle lebih dari satu akun email. Bukan hanya email, tapi smartphone juga bisa untuk membuka layanan instant messaging seperti AOL Instant Messenger (AIM), Yahoo Messenger (YM) juga Google Talk (GTalk).

7. Memori. Biasanya kapasitas internal memori yang terdapat pada smartphone jauh lebih

besar dibandingkan dengan handphone biasa. Selain terdapat memori internal kita juga dapat menambahkan tambahan memori supaya dapat menampung data-data yang lebih banyak.

Ketujuh hal di atas tersebut seringkali dijadikan pertimbangan oleh orang-orang untuk beralih untuk menggunakan smartphone, baik itu untuk membantu mempermudah pekerjaan mereka atau sekedar hanya untuk hiburan.

2.7Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan hasil pemikiran rasional yan bersifat kritis dalam memperkirakan kemunkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dalam kerangka pikir harus dapat menunjukkan secara sistematis variabel-variabel penelitian yang menjadi kerangka operasional (Nawawi,1995:40). Variabel dalam penelitian ini adalah gaya hidup dan penggunaan smartphone:

1. Frequency: jumlah penggunaan smartphone dalam satu hari.

2. Usage: kegunaan mahasiswa dalam penggunaan smartphone.


(35)

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan di bentuk menjadi model teoritis sebagai berikut:


(36)

2.8Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dibuatlah operasionalnya di dalam memacahkan masalah dibuatlah operasionalisasi konsep, sebagai berikut:

Tabel 2.2 Variabel Penelitian

2.9Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat di ukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian dapat diketahui pengukuran suatu konsep. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gaya Hidup: bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya.

a) Activities: perlakuan seseorang dalam menghabisikan waktunya. Dalam aktifitasnya

sehari-hari.

b) Interest: minat seseorang tidak pernah lepas untuk mengikuti perkembangan smartphone.

c) Opinions: pandangan seseorang terhadap sesuatu yang berkaitan dengan smartphone.

2. Smartphone: telfon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang

dengan fungsi yang menyerupai komputer. 3. Penggunaan Smartphone Pada Mahasiswa:


(37)

a) Frequency: ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan waktu yang diberikan.

b) Usage: bentuk pemakaian/kegunaan pada sesuatu.

c) Dependency: bentuk ketergantungan seseorang terhadap sesuatu. 4. Karakteristik Responden

a) Jenis Smartphone Yang Digunakan: jenis smartphone yang digunakan oleh mahasiswa. b) Jenis Kelamin: laki-laki dan perempuan.

c) Usia: umur mahasiswa yang mengisi kuesioner.

d) Uang Saku: uang yang diterima mahasiswa selama seminggu.

2.10 Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: penggunaan smartphone dapat membentuk gaya hidup mahasiswa FISIP USU.


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana metode ini menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Metode ini menitik beratkan pada observasi dan suasana alamia. Peneliti bertindak sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatat buku referensinya (Rakhmat, 2000:4)

3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek dan penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, text atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1995:141).


(39)

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU, berikut daftar jumlah mahasiswa pada tahun 2014.

Tabel 3.1. Populasi

NO JURUSAN JUMLAH MAHASISWA

1 Antropologi 440

2 Ilmu Politik 476

3 Sosiologi 489

4 Ilmu Administrasi Negara

651

5 Ilmu kesejahteraan Sosial 476

6 Ilmu Komunikasi 741

7 Ilmu Administrasi Bisnis 464

JUMLAH KESELURUHAN 3737

Sumber : dirmahasiswa.usu.ac.id

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1995:144). Namun mengingat keterbatasan waktu dan biaya, tidak mungkin untuk meneliti seluruh populasi.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili karakteristik dari populasi sehingga hasil akhirnyadapat digeneralisasikan (Lubis, 1998:23).

Dalam penelitian ini besarnya sampel yang ditentukan menggunakan rumus Taro Yamane (Rakhmat, 2004:162) sebagai berikut:


(40)

N (d)² + 1 Keterangan :

n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi

D : Nilai presisi/tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 10%.

Kemudian dari rumus tersebut, ditetapkan ukuran sampel populasi sebagai berikut: n = 3737

38,37

= 97

3.3. Teknik Penarikan Sampel

1. Proportional Stratified Sampling

Dalam teknik proportional stratified sampling, populasi dikelompokkan ke dalam kelompok atau kategori yang disebut strata. Strata ini bisa berupa usia, kota, jenis kelamin, agama, tingkat penghasilan dan sebagainya. Sampel ini bertujuan untuk membuat sifat homogeny dari populasi yang heterogen. Dalam teknik ini, dari setiap strata diambil jumlah yang proposional dengan besar setiap strata. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004: 79) dengan menggunakan rumus;

n1 x n

n = N

Keterangan:

n1 =Jumlah siswa tiap kelas

n = Jumlah sampel keseluruhan populasi. N = Jumlah Populasi

Tabel 3.2 Pengambilan Sampel

NO JURUSAN JUMLAH

MAHASISWA

PENARIKAN SAMPEL


(41)

1 Antropologi 440 440 x 97 11 3737

2 Ilmu Politik 476 476 x 97 13

3737

3 Sosiologi 489 498 x 97 13

3737 4 Ilmu Administrasi

Negara

651 651 x 97 17

3737

5 Ilmu kesejahteraan Sosial 476 476 x 97 12 3737

6 Ilmu Komunikasi 741 741 x 97 19

3737

7 Ilmu Administrasi Bisnis 464 464 x 97 12 3737

JUMLAH 3737 97

(Sumber:

2. Purposive Sampling

Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan teknik yang disesuaikan

degan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2010: 154). Adapun kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang menggunakan smartphone.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian. Kesalahan penggunaan teknik pengumpulan data berakibat fatal terhadap hasil-hasil penelitian (Morrisan, 2007: 129-130).


(42)

Penelitian kepustakaan ialah menghubungkan penelitian dengan konteks yang lebih luas. Di dalamnya harus terkandung bahan-bahan yang mengarahkan tujuan penelitian, rancangan penelitian, dan tema penelitian. Karena itu, suatu tinjauan kepustakaan harus komprehensif walaupun tidak terlalu banyak (Rakhmat, 2000: 107).

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan datamelalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang mendukung penelitian.

2. Penelitian Lapangan

Teknik pengumpulan data dengan melakukan survei ke lokasi penelitian melalui kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang ditunjukan kepada responden penelitian yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Pertanyaan bisa berbentuk tertutup dan bisa juga berbentuk terbuka.

Metode kuesioner berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian diberikan ke responden sebagail sampel penelitian untuk diisi. Setelah diisi kuesioner akan dikembalikan ke peneliti (Bungin, 2911: 130).

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 2006:263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dan diintepretasikan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis tabel tunggal. Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi dan persentase. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom, sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2006:226).


(43)

•Analisis Tabel Tunggal

Suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008:273).

3.6. Proses Pengolahan Data

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, makan dimulailah tahap selanjutnya yaitu pengolahan data. Adapun tahap-tahap pengolahan data yang peneliti akan lakukan, sebagai berikut:

1. Penomoran Kuesioner. Pemberian nomor urut pada kuesioner jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan pengisian data dalam kode yang disediakan.

2. Coding. Proses pemindahan jawaban-jawaban dari responden kedalam kotak-kotak yang telah disediakan dalam bentuk angka (skor).

3. Inventarisasi Variabel. Data mentah yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar Fortron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

Tabulasi Data. Tahap dimana data Fortron Cobol (FC) dimasukkan kedalam tabel. Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tunggal. Selebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase dan selanjutnya dianalisis.


(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke sembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi , dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum pada tahun 1979. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang

Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum pada tahun 1979.

Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan, S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980 mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai Universitas Sumatera Utaratanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan,SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang


(45)

sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan ‘embrio’ (cikal bakal) berdirinya FISIP USU.

Berkat perjuangan dan usaha, yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun kemudian tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. Dalam Surat Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke- 9 di USU. Semua mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU.

Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat. Melalui utusan tersebut diangkatlah Saudara Drs. M. Adham Nasution menjadi Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah Surat Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal 7 September 1982 Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat Universitas Sumatera Utara keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara merupakan Fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan dengan itu maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU berubah statusnya menjadi Fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada waktu itu mahasiswa yang kuliah di FISIP USU belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan, karena ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP USU belum ada.

Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU. Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU. Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Fakultas Hukum USU ditetapkan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara otomatis pula Drs. M. Adhamn Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya dan pada FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai Dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982. tujuan dari pembetukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU.


(46)

Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang Pengangkatan saudara Drs. M. Adham Nasution sebagai pPejabat Sementara Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83. sedangkan Universitas Sumatera Utara Pejabat Sementara Para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai pejabatnya adalah:

1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, S.H. 2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren

Pada Tahun Akademi 1982/1983 jumlah mahasiswa yang diterima pada FISIP USU adalah sebanyak 73 orang.

Pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administarsi FISIP USU dipindahkan ke Gedung Biro Rektor USU Lantai I, yang sekarang merupakan Gedung Pusat Komputer yang terletak di Jalan Universitas Kampus USU. Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981. Sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas Kampus USU Medan. Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah Fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu

Administrasi dan Ilmu Komunikasi.

Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki jurusan sampai semester VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk memilih salah satu dari dua


(47)

jurusan yang ada. Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka melalui SIPENMARU, FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa. Adapun jumlah mahasiwa yang diterima pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu sebanya 74 orang. Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs M. Adham Nasution yang sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan FISIP USU yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 77121/C.I/83 dengan masa periode 1983-1986.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:

1. Pembantu Dekan I : Dra. Arnita Zainuddin 2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Drs. Arifin Siregar

Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4/K. Tahun 1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada FISIP USU.

Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka pada tahun 1984 gedung FISIP USU telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Dengan selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan perkuliahan maupun kegiatan administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung baru tersebut.

Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui SIPENMARU berjumlah 71 orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi. Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mecetak alumni pertamanya sebanyak 10 orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas nama Suwardi Lubis, Mukti Sitompul, dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7 orang dari Jurusan Ilmu Administrasi yaitu atas nama Zakaria, Marlon Sihombing, Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul Sihombing, Henry Lubis, dan Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini diadakan pada 8 Maret1985 di Gedung Perkuliahan FISIP USU. Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985 adalah sebanyak 36 orang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan 11 orang Jurusan Ilmu Komunikasi.

Pada Tahun Akademik 1985/1986, karena kedua jurusan tersebut dianggap sudah mapan, maka pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Pada Tahun


(48)

Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi pegawai Depdagri yang memiliki Ijazah Sarjana Muda sebagai mahasiswa Tugas Belajar untuk mengikuti perkuliahan pada jenjang strata-I atau Sarjana. Pada tahun pertama FISIP USU menerima mahasiswa Tugas Belajar sebanyak 26 orang. Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi dua jurusan yaitu Jurusan Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang diterima adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra USU berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 163/PTO5/SK/Q.86 tanggal 14 Mei 1986.

Dalam perpindahan ini semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan yang terdaftar di Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra USU dipindahkan ke FISIP USU, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap mengikuti perkuliahan di Fakultas Sastra USU sampai selesai pendidikannya.

Pada Tahun Akademik 1986/1987 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 375 orang terdiri dari 333 orang mahasiswa Reguler dan 42 orang mahasiswa Tugas Belajar. Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan FISIP USU, maka pada tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan kembali menjadi Dekan FISIP USU. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Mendikbud Nomor 79511/A.2/C/1986, tanggal 23 Oktober 1986 mengangkat Universitas Sumatera Utarakembali Prof. M. Adham Nasution sebagai Dekan FISIP USU untuk kedua kalinya yaitu periode 1986-1989.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:

Pembantu Dekan I : Nurhaina Burhan, S.H Pembantu Dekan II : Drs. Armyn Sipahutar Pembantu Dekan III : Dra. Irmawati Soeprapto

Pada Tahun Akademi 1987/1988 FISIP USU telah memiliki lima jurusan yaitu Ilmu Administrasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi, dan Antropologi.

Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988 adalah sebanyak 205 orang. Terdiri dari 161 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar.

Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 91 orang terdiri dari 51 orang Jurusan Ilmu Admnistrasi, 15 orang Jurusan Ilmu Komunikasi, dan 25 orang Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima


(49)

mahasiswa sebanyak 241 orang yang terdiri dari 197 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988 adalah sebanyak 125 orang. Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 207 orang yang kesemuanya adalah mahasiswa Reguler. Jumlah alumni FISIP USU pada tahun 1989 adalah 141 orang. Pada tahun 1990, masa periode Universitas Sumatera Utara jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya sudah berakhir. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan hanya maksimal selama 2 periode.

Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat melakukannya secara voting. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi Dekan adalah Dr. Asma Affan, MPA, yang selanjutnya untuk diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 20208/A2.I.2/C/1990, tanggal 14 Maret 1990 diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1990-1993. pada periode ini Dekan sebagai pimpinan

Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut: Pembantu Dekan I : Drs. Rahim Siregar, M.A

Pembantu Dekan II : Dra. Arnita Zainuddin Pembantu Dekan III : Drs. Siswo Suroso

Pada Tahun Akademik1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU adalah sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU tahun 1990 adalah sebanyak 135 orang.

Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 237 orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 108 orang.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 520931/A2.I2/C/1993 tanggal 20 Agustus 1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan FISIP USU untuk masa periode 1993-1996. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya sebagai berikut:

•Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru

•Universitas Sumatera Utara

•Pembantu Dekan II : Dra. Irmawati Soeprapto


(50)

Setelah 3 tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996 dibentuklah Panitia Pemilihan Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat Senat yang dilaksanakan ternyata Drs. Amru Nasution diusulkan kembali sebagai calon tunggal masa periode 1996-1999. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 51141/A2.I2/KP/1996 tanggal 23 September 1996 Drs. Amru Nasution

diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan menunjuk para pembantunya:

•Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru

•Pembantu Dekan II : Drs. Subilhar, MA

•Pembantu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara

Pada tahun 1999 masa jabatan Dekan FISIP USU tlah berakhir. Drs. Amru Nasution sebagai Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Melalui Rapat Senat FISIP USU, ternyata yang terpilih sebagai Dekan FISIP USU adalah Drs. Subilhar, MA yang selanjutnya diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor.

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 1998/JO5/KP/1999 tanggal 9 Desember, Drs. Subilhar, MA diangkat sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1999-2003. Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 2001/2002 FISIP USU mengusulkan kembali agar menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nomor

2809/D/T/2001 tanggal 30 agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.

Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali mengusulkan ke Rektor USU agar FISIP USU membuka program baru yaitu Program Extension yang berada di bawah naungan masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU.

4.1.2. Program Studi

Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dna Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas – Fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai 5 (lima) jurusan dengan urutan sebagai berikut:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi


(51)

4. Jurusan Sosiologi 5. Jurusan Antropologi

Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (DI) dan Program Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak. Pada Tahun ajaran 2000/2001 program DI Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni FI seluruhnya adalah 153 orang. Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik

berdasarkan SK No.616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa.

4.1.3 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

a. Visi yang diemban FISIP USU adalah menjadi pusat pendidikan dan rujukan bidang ilmu sosial di Asia Tenggara

b. Misi yang diemban FISIP USU adalah menghasilkan alumni yang mampu bersaing dalam skala global, menjadi pusat riset, dan studi ilmu – ilmu sosial.

4.1.4. Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU

Tujuan:

Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademika dan atau profesional yang mampu menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur, mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan falsafah.

2. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila.

Tugas:

Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut diatas dengan berpedoman pada:


(1)

Severin, W.J dan J.W Tankard. 2007. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan terapan di dalam Media Massa. Jakarta:Kencana.

Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta Storey, John. 2003. Teori Budaya dan Budaya Pop Memetakan Lanskap

Konseptual Cultural Studies. Yogyakarta: Qalam. Sunarto. 2003. Pemasaran. BPFE UST, Yogyakarta.

Supriyanto dan Aji. (1997). Pengantar teknologi informasi dan komunikasi. Jakarta: Salemba Infotek.

Vardiansyah, D. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.

Widjaja. H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Rineka Cipta Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Grasindo. Jakarta

Jurnal:

Ally, Mohamed. 2009. Mobile Learning Transforming the Delivery of Education and Training.Canada: AU Press, Athabasca University

Anjana, Raditya., 2013. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Iphone Pada Mahasiswa, Universitas Bina Nusantara

Backer, Elisa. 2010.“Using Smartphone and Facebook in A Major Assessment: The Student Experience”. E-Journal. Australia: University of Ballarat. Barakati, Dijey Pratiwi. 2013. Dampak Penggunaan Smartphone Dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris. Universitas Sam Ratulangi, Manado. Budiman, N. (2002). Hubungan Antara Kemandirian Emosional, Perilaku dan

Nilai Dengan Orientasi Karir. Jurnal Psikopedagogia, Volume 2 No. 4/2002/2003.

Bandung: ABKIN Jawa Barat & Jurusan PPB FIP UPI.

C. Glenn Walters, Blaise J. Bergiel. South-Western Pub. Co., 1989- Business & Economics-608 pages.

Parmurip, Lutfi. 2013. ALASAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DI KALANGAN

MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG, Jurusan Teknik Komputer dan


(2)

Penelitian Skripsi:

Nur, Izumi Diana. 2003. Trend Fashion di Kalangan Putri Jepang: Suatu Perspektif Aktualisasi Diri. Penelitian dari Mahasiswi Universitas Indonesia: Jakarta

Internet:

www.dirmahasiswa.usu.ac.id (diakses, 22 november 2014, pukul 2.40 WIB)


(3)

Pentujuk pengisian :

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh kemungkinan jawaban yang ada. 2. Lingkari atau berilah tanda check (√) atau silang (X) pada jawaban yang menurut anda paling sesui.

3. Kotak kode yang berada di sebelah kanan, mohon untuk TIDAK DIISI.

1. Peneliti sangat mengharapkan semua pertanyaan dapat dijawab dan tidak ada yang dilewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan.

4. Terima kasih atas kerja samanya.

1. Jenis kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan 2. Departemen: a. Antropologi b. Ilmu Politik c. Sosiologi

d. Ilmu Administrasi Negara e. Ilmu Kesejahteraan Sosial f. Ilmu Komunikasi

g. Ilmu Administrasi Bisnis

3. Berapakah jumlah uang saku anda selama sebulan: a. >Rp 2,500,000

b. > Rp 2,000,000

c. Rp 1,600,000 – Rp 2,000,000 d. Rp 500,000 – Rp 1,000,000 e. < Rp 500,000

5. Frekuensi anda menggunakan smartphone a. Sangat sering (> 5 jam perhari)

b. Sering (4-5 jam per hari)

c. Kurang sering (2-3 jam perhari) d. Kurang >2 jam perhari

6. Jenis smartphone yang digunakan a. Android

b. Ios

c. Windows d. Blackberry


(4)

7. Kapan anda merasa tidak pernah lepas dari smartphone anda?

Alternatif Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Pada saat kumpul

keluarga

Pada saat kumpul teman

Pada saat kuliah Pada saat di jalan

8. Menurut Anda, seberapa pentingkah smartphone? a. Sangat Penting

b. Penting

c. Kurang Penting d. Tidak Penting

9. Setiap berapa lama anda mengganti handphone? a. 6 bulan

b. 1 tahun c. 2 tahun d. > 2 tahun

10. Apakah smartphone merupakan media komunikasi yang paling efektif dibandingkan media lainnya?

a. Sangat efektif b. Efektif

c. Kurang efektif d. Tidak Efektif

11. Menurut Anda, apakah smartphone merupakan benda yang wajib dimiliki? a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

12. Menurut Anda, apakah smartphone merupakan benda yang penting utnuk selalu dibawa? a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju


(5)

d. Tidak Setuju

14. Apakah anda menggunakan smartphone sebagai media komunikasi? a. Sangat sering

b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah

15. Apakah anda menggunakan smartphone sebagai media pendidikan? a. Sangat sering

b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

16. Apakah anda menggunakan smartphone untuk mengetahui berita? a. Sangat sering

b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

17. Apakah anda menggunakan smartphone sebagai alat untuk menghibur diri (games, dll)? a. Sangat Sering

b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah

18. Apakah anda tetap memilih smartphone terbaik meskipun harga yang ditawarkan sangat mahal?

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

19. Apakah factor yang membuat anda ingin memiliki smartphone?

Detail Faktor Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Kamera yang bagus

Aplikasi yang lengkap Bentuk yang bagus Kemudahan dalam hal apapun


(6)

20. Menurut anda apakah Smartphone itu?

... …...

…...

21. Menurut anda apakah pengaruh smartphone dengan gaya hidup? ... …... …...

22. Apakah alasan anda menggunakan smartphone?

... …... …...

23. Seberapa pentingkah smartphone untuk anda?

... …...

24. Apakah pendapat anda pada perusahaan produsen smartphone agar adanya peningkatan kualitas?

... …...