commit to user
2. Variabel terikat Y
Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah return saham berupa capital gain loss.
=
:tingkat keuntungan saham i pada periode t. : harga penutupan saham i pada periode t periode terakhir.
: harga penutupan saham i pada periode sebelumnya awal.
C. Metode Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian ini merupakan data-data yang bersumber dari Laporan Keuangan Tahunan emitenperusahaan dalam
Indonesian Capital Market Directory ICMD tahun 2007, 2008, dan 2009.
D. Metode Analisis Data
commit to user
Agar mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka diperlukan metode analisis data yang benar. Metode
analisa data pada penelitian ini adalah:
1. Analisis Regresi
Untuk menunjukkan hubungan antara variabel terikat Y dengan variabel bebas X yaitu menggunakan persamaan regresi
berganda yaitu: +
+ +
+ +
Keterangan: :
Return Saham
: Konstanta
: Koefisien persamaan regresi predictor : Koefisien persamaan regresi predictor
: Koefisien persamaan regresi predictor : Koefisien persamaan regresi predictor
: Residual
2. Uji Asumsi Klasik
Agar dalam analisis regresi diperoleh model regresi yang bisa dipertanggungjawabkan, asumsi-asumsi berikut harus dipenuhi Hair et
al, 2006: • Terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan veriabel terikat.
commit to user
• Besarnya varians error faktor pengganggu bernilai konstan untuk seluruh nilai variabel bebas bersifat homoscedasticity.
• Independensi dari error non-autocorrelation. • Normalitas dari distribusi error.
• Multikolinearitas yang sangat rendah. Uji asumsi klasik terdiri dari uji:
a Uji Multikolinearitas
Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas yang berada
dalam satu model. Pengujian asumsi ini untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel-variabel bebas dalam
model regresi maupun untuk menunjukkan ada tidaknya derajat kolinearitas yang tinggi diantara variabel-veriabel bebas. Jika antar
variabel bebas berkorelasi dengan sempurna maka disebut multikolinearitasnya sempurna perfect multicoliniarity, yang
berarti model kuadrat terkecil tersebut tidak dapat digunakan. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor, yaitu:
9 Jika nilai tolerance 0.10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapt multikolinearitas pada penelitian tersebut.
commit to user
9 Jika nilai tolerance 0.10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian
tersebut.
b Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antar
satu observasi ke observasi lain. Diagnosis adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu regresi dapat
dilakukan dengan Spearman rank Correlation, dimana data masing-masing variabel diubah menjadi bentuk jenjang, yaitu dari
nilai terendah sampai nilai tertinggi kemudian mengkorelasikan antara variabel-variabel bebas dengan variabel gangguannya.
Salah satu cara untuk mendiagnosis adanya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Adapun dasar analisis dengan
melihat grafik plot adalah sebagai berikut: 9 Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heterokedastisitas.
9 Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
commit to user
Akan tetapi dalam penelitian kali ini akan menggunakan uji glejser untuk mengukur terjadinya hateroskedastisitas, karena dengan uji
glejser dapat diketahui dengan jelas angkanya bila terjadi penyimpangan pada variabel-variabelnya.
c Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota-anggota serangkaian observasi yang tersusun dalam rangkaian waktu
atauyang tersusun dalam rangkaian ruang. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model
regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi pada model regresi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson Dw. Pengambilan keputusan ada tidaknya
korelasi: ¾ Bila nilai Dw terletak antara batas atas atau Upper Buond du
dan 4-du, maka koefisien korelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
¾ Bila nilai Dw lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound sebesar dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar
daripada nol, berarti ada masalah autokorelasi positif.
commit to user
¾ Bila nilai Dw lebih besar daripada 4-dl, maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi
negatif. ¾ Bila nilai Dw terletak antara batas atas du dan batas bawah
dl atau Dw terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
¾ Nilai durbin watson 1 dan 3 maka terjadi autokorelasi.
3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen
mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Uji normalitas dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data titik pada normal P plot of regression standazzed residual
variabel independen, dimana: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenihi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.
commit to user
4. Pembuktian Hipotesis
Uji t atau uji Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara terpisahparsial serta
penerimaan atau penolakan hipotesa. Pembuktian dilakukan dengan menggunakan Probabilitas Value yaitu:
9 Jika Probabilitas Value 0,05 maka H1, H2, H3, H4 ditolak sehingga tidak ada pengaruh antara DER terhadap return saham
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tidak ada pengaruh antara ROE terhadap return saham pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tidak ada pengaruh antara DPR terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Tidak ada pengaruh antara PER terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
9 Jika Probabilitas Value 0,05 maka H1, H2, H3, H4 diterima sehingga ada pengaruh antara DER terhadap return saham pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ada pengaruh antara ROE terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Ada pengaruh antara DPR terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Terdapat pengaruh antara PER terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
commit to user
5. Koefisien Determinasi
Dalam uji regresi linier berganda dianalisis pula besarnya koefisien regresi
keseluruhan pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependenvariabel terikat Ghozali, 2002.
digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi
berganda. mendekati satu maka dapat dikatakan semakin kuat
kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan variabel terikatnya. Sebaliknya jika
mendekati 0 nol maka semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel
terikat.
commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Gambaran obyek penelitian yang akan dijabarkan pada bagian ini mencakup data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2005-2008. Data perusahaan tersebut diambil dari data ICMD Indonesian Capital Market Directory tahun 2007, 2008, dan 2009. Dari
sekian banyak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi persayaratan sebagai sampel sebanyak 17 perusahaan.
Perusahaan tersebut membagikan deviden selama empat tahun berturut- turut. Data umum perusahaan ini dapat dilihat pada lampiran1.
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah DER Debt to Equity Ratio, ROE Return On Equity, DPR Dividen Payout Ratio, dan PER
Price Earning Ratio, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah return saham.
commit to user
B. Statistika Deskriptif Variabel-Variabel Yang Digunakan
Statistika deskriptif variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini seperti variabel return, DER, ROE, DPR, dan PER akan dibahas pada
bagian ini. Pada tabel IV.1 berikut ini dapat dilihat ringkasan statistika deskriptif dari masing-masing variabel yang digunakan pada penelitian ini.
Tabel IV.1. Statistika Deskriptif Variabel yang Digunakan
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DER
68 .15
5.23 1.4449
1.08988 ROE
68 3.30
68.25 22.3712
14.21343 DPR
68 .20
239.15 58.4606
63.46033 PER
68 1.42
47.72 11.0572
9.36338 RS
68 -.90
1.42 .1608
.52154 Valid N listwise
68
Sumber: Indonesian Capital Market Directory, diolah.
1. Statistik Deskriptif variabel DER
Nilai rata-rata DER adalah sebesar 1.4449. Angka tersebut menunjukkan bahwa secara umum perusahaan-perusahaan yang menjadi
sampel memiliki nilai hutang 1.4449 kali dari nilai modalnya. Nilai DER tertinggi dari sampel tersebut adalah 5.23 pada PT Berlian Laju Tanker
Tbk., pada tahun 2007, sedangkan nilai terendah pada PT Merck Tbk., pada tahun 2008 sebesar 0.15.
2. Statistik Deskriptif Variabel ROE
commit to user
Nilai rata-rata ROE adalah sebesar 22.3712 22.4 yang memiliki arti bahwa secara umum perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel
penelitian memiliki return on equity sebesar 22.4. Nilai ROE tertinggi terjadi pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk., tahun 2005 yaitu
sebesar 68.25, sedangkan nilai ROE terendah adalah 3.30 pada PT Tunas Ridean Tbk., tahun 2006.
3. Statistik Deskriptif Variabel DPR
Nilai rata-rata DPR adalah sebesar 58.4606 yang menunjukkan bahwa secara umum perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel
penelitian membagikan 58.4606 labanya untuk dibagikan sebagai dividen. Nilai DPR tertinggi senilai 239.15 pada PT Sepatu Bata Tbk.,
tahun 2007 sedangkan nilai terendah pada PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk.dan PT Mayora Indah Tbk., tahun 2008 sebesar 0.20.
4. Statistik Deskriptif Variabel PER
Nilai rata-rata PER adalah sebesar 11.0572 menunjukkan bahwa secara umum perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel memiliki harga
saham berbanding EPS earning per share sebesar 11.0572 kali. Nilai PER tertinggi adalah 47.72 pada PT Colorpark Indonesia Tbk., tahun 2007
sedangkan nilai PER terendah sebesar 1.42 pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk., tahun 2008.
5. Statistik Deskriptif Variabel Return Saham
commit to user
Variabel return memiliki nilai rata-rata sebesar 0.1608 16.08, nilai ini menunjukkan bahwa pada periode penelitian yaitu tahun 2008
secara umum harga saham perusahaan yang menjadi sampel penelitian mengalami kenaikan sebesar 16.08 dari dividen yang dibagikan.
Nilai return terbesar adalah senilai 1.42 142 yang terjadi pada saham PT Colorpark Indonesia Tbk., tahun 2006, sedangkan nilai terendah
sebesar -0.90 pada PT Summarecon Agung Tbk., tahun 2008.
C. Uji Persyaratan Analisis