PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY (ROE), DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) DAN PRICE TO EARNINGS RATIO (PER) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
commit to user
i
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY (ROE), DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) DAN PRICE TO
EARNINGS RATIO (PER) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
S K R I P S I
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : AMBAR RAHAYU
F. 1207073
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
commit to user
(3)
commit to user
(4)
commit to user
iv
MOTTO
B ersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul obak. I a tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang itu. (M arcus A urelius)
R ahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekeewaan, tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya. (J oseph A ddison)
P ahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah. (N abi M uhammad SA W )
B anyaknya kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (T homas A lva E dison)
(5)
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
B apak dan ibuku tercinta
sebagai rasa hormat, sayang dan
terimakasih ku atas semua yang telah
diberikan selama ini.
A dik-adikku tersayang J oko, P ipit dan A rif.
T atok A ndry P
Sahabat-sahabatku A nisa, L ina, dan R atna Suryo, I munk, Y uli, M bak D ewi, dan M as D idik
(6)
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
.
Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin, segala puji syukur kepada Allah SWT penulis panjatkan atas segala karunia, rahmat, ridho, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis melalui segala jalan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY (ROE),
DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), DAN PRICE TO EARNINGS RATIO (PER)
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI). Skripsi ini dapat terselesaikan atas segala doa, dukungan, dan harapan terbaik yang selalu mengalir dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com,Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Endang Suhari, MSi., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Wiyono, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Non Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Prof. DR. Hartono, MS., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan arahan dalam penulisan skripsi.
5. Bapak Drs. Djoko Purwanto, MBA., selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan selama kuliah di Fakultas Ekonomi.
6. Bapak dan ibu tercinta, yang selalu memberikan motivasi, do’a dan bantuan secara material dan non material.
7. Adik-adikku tersayang Joko, Pipit dan Arif yang selalu memberikan motivasi dan keceriannya.
(7)
commit to user
vii
8. Keluargaku tercinta, Mbak Dewi, Mas Didik dan semuanya yang selalu mendo’akan dan memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuanganku, Anisa, Lina, Imunk, yang selalu membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.
10. T. Andry P., yang selalu membantuku dalam mencari materi, mendo’akanku, dan selalu memberiku semangat dalam penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman seangkatan manajemen non reg 2007, Suryo yang telah membantuku dalam menganalisis data terima kasih atas bantuannya, Ratna yang selalu memberiku semangat dan teman-teman semuanya terima kasih atas do’anya.
12. Sahabat-sahabatku di kos fortuna (Mey, Dek Ir, Ratih, Vina, Nonik, Retno, Dek Chandra), terima kasih buat semuanya.
13. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, untuk segala doa, dukungan, dan bantuannya.
Segala kekurangan dan kesalahan tak luput dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
.
Surakarta, 23 Desember 2010
(8)
commit to user
viii DAFTAR ISI
JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian………...9
(9)
commit to user
ix
E. Sistematika Penulisan Skripsi. ... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Pasar Modal ... ……12
B. Analisis Investasi ... 19
C. Saham ... 22
D. Kinerja Perusahaan ... 23
E. Return Saham ... 29
F. Penelitian Terdahulu ... 30
G. Kerangka Penelitian ... 32
H. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 37
C. Metode Pengumpulan Data ... 39
D. Metode Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47
B. Statistika Deskriptif Variabel-variabel yang Digunakan .... 47
C. Uji Persyaratan Analisis ... 50
a. Uji Normalitas…….. ... 50
b. Uji Multikoliniearitas ... 51
(10)
commit to user
x
d. Uji Heteroskedastisitas ... 53
D. Analisis Regresi Linear Berganda dan Pembahasan ... 54
a. Uji T…. ... 55
b. Uji F…………. ... 60
c. Koefisien Determinasi ( ) ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA
(11)
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
TABEL/GAMBAR Halaman
II.1. Gambar Kerangka Penelitian ... 34
IV.1. Statistika Deskriptif Variabel yang Digunakan ... 48
IV.2. Uji K-S ... 50
IV.3. Uji Multikolinearitas ... 51
IV.4. Korelasi Antar Variabel ... 52
IV.5. Uji Autokorelasi ... 52
IV.6. Uji Heteroskedastisitas ... 54
IV.7. Uji T ... 55
IV.8. Uji F ... 60
(12)
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Keuangan
Lampiran 2 Hasil Deskriptif Statistik
Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas
Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran 5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
(13)
commit to user
xiii
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY
(ROE), DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), DAN PRICE TO EARNINGS RATIO (PER) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AMBAR RAHAYU
F. 1207073 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap return saham. Faktor fundamental diwakili oleh Debt to Equity Ratio
(DER), Return On Equity (ROE), Dividen Payout Ratio (DPR), dan Price to Earnings Ratio (PER). Yang menjadi obyek di dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia sepanjang periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan Metode Regresi Linear Berganda dengan menggunakan tingkat signifikasi 5%.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan (bersama-sama), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Dividen Payout Ratio (DPR), dan Price to Earnings Ratio (PER) berpengaruh signifikan positif terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang berpengaruh signifikan positif terhadap return saham adalah ROE dan PER, sedangkan DER dan DPR tidak signifikan terhadap return saham.
Kata kunci : Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Dividen Payout Ratio (DPR), Price to Earnings Ratio (PER), dan Return
(14)
commit to user
xiv
THE EFFECT OF DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY (ROE), DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) AND PRICE TO EARNINGS RATIO (PER) ONSTOCK RETURN IN THE COMPANIES WHICH LISTED
ON INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)
AMBAR RAHAYU F1207073
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze the effect of the fundamental factor on stock return. Fundamental factor represented by Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Dividen Payout Ratio (DPR), and Price to Earnings Ratio (PER). This research objects is the companies which is listed on Indonesian Stock Exchange (IDX) between 2005 until 2008. The hypothesis of this research is analyzed by the Multivariate Linear Regression Model and using a significance level of 5%.
This research is concludes that Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Dividen Payout Ratio (DPR,) and Price to Earnings Ratio (PER) simultaneolusly have a significant positive effect on stock return. Partially, ROE and PER have a significant positive effect while theDER and DPR is not significant effect on stock return.
Keywords: Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Dividen Payout Ratio (DPR), PriceEarning Ratio (PER), and Stock Return.
(15)
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dunia usaha dalam perekonomian pasar bebas sekarang ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan bertambahnya jumlah unit usaha ataupun meningkatnya kegiatan ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya kebutuhan pasar. Pemerintah telah memberikan berbagai kemudahan untuk dapat lebih meningkatkan kegiatan ekonomi, seperti halnya memberikan bantuan permodalan dan memberikan ijin untuk usaha.
Modal sangat dibutuhkan bagi kelangsungan suatu usaha, hal ini juga yang merupakan kendala yang sering dihadapi oleh perusahaan. Pasar modal merupakan sarana yang efektif untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan instrumen keuangan penting dalam suatu perekonomian, yang berfungsi memobilisasi dana dari masyarakat ke sektor produktif (perusahaan). Peran intermediasi keuangan dari masyarakat ke unit usaha tersebut dimaksudkan untuk mencapai kemakmuran.
Kehadiran pasar modal memperbanyak alternatif pilihan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana (khususnya dana jangka panjang). Hal ini berarti keputusan pembelanjaan semakin bervariasi, sehingga struktur modal perusahaan dapat dioptimalkan.
(16)
Industri manufaktur dan industry lainnya untuk jangka waktu 5-10 tahun yang akan datang merupakan industri dengan prospek yang cukup bagus mengingat semakin pesatnya pertambahan penduduk. Sehingga sektor industri merupakan lahan yang paling strategis untuk berinvestasi yang akan memberikan keuntungan yang tinggi untuk setiap tahunnya.
Berdasarkan data dan analisis mingguan pasar modal tahun 2005- 2008 diketahui bahwa harga saham perusahan-perusahaan cenderung mengalami penurunan hal ini dikarenakan berbagai peristiwa politik, ekonomi, dan kebijakan pemerintah. Walaupun peristiwa-peristiwa tersebut terjadi dalamperusahaan- perusahaan tarsebut tetapi hal ini sangat mempengaruhi harga saham perusahaan yang listing di BEI. Dari itulah peneliti tertarik mengambil objek penelitian pada perusahaan yang terdaftar di BEI untuk mengembangkan penelitian–penelitian yang terdahulu.
Hadirnya pasar modal di Indonesia telah menambah deretan alternatif bagi investor dalam menanamkan dananya, salah satunya penanaman modal pada perusahaan go public. Pasar modal memainkan peranan yang penting dalam dunia perekonomian, peran pasar modal dari sisi perusahaan adalah tersedianya dana dari investor ke perusahan sedangkan dari sisi investor diharapkan akan dapat pengembalian return dari penyetoran dana tersebut.
Keinginan investor untuk memperoleh return juga terjadi pada investasi dalam asset financial. Suatu investasi asset financial
(17)
menunjukkan kesediaan investor menyediakan sejumlah dana pada saat ini untuk memperoleh sebuah aliran dana pada masa yang akan datang sebagai kompensasi atas faktor waktu selama dana ditanamkan dan risiko yang tertanggung. Dengan demikian para investor sedang mempertaruhkan suatu nilai sekarang untuk sebuah nilai yang diharapkan pada masa yang akan datang.
Para investor dalam asset financial juga mengharapkan return yang maksimal. Harapan untuk memperoleh return yang maksimal tersebut diusahakan agar dapat terwujud dengan mengadakan analisis dan upaya tindakan-tindakan berkaitan dengan investasi dalam sahamnya.
Tingkat pengembalian yang diharapkan investor merupakan jumlah probabilitas keuntungan pada serangkaian kejadian yang mungkin terjadi. Untuk keperluan tersebut investor memerlukan alat ukur yang memadai terhadap proyeksi keuntungan perusahaan di masa mendatang dengan tingkat probabilitas yang berbeda-beda.
Dalam memperkirakan tingkat pengembalian (rate of return) yang akan didapat, investor terlebih dahulu akan melakukan penelitian terhadap kinerja perusahaan.
Kinerja keuangan akan menentukan tinggi rendahnya harga saham dipasar modal. Berarti return saham juga ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka sahamnya akan diminati investor dan harganya meningkat (Harianto dan Sudomo, 2001). Dengan
(18)
meningkatnya harga saham tentunya return saham yang diterima investor juga meningkat. Untuk itu investor perlu melakukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Pengukuran kinerja berasal dari penentuan secara periodik tentang aktivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan sudah dapat bermanfaat untuk memprediksi harga atau return saham di pasar modal, termasuk kondisi keuangan perusahaan di masa depan, adalah dengan cara melakukan analisis rasio keuangan. Seperangkat laporan keuangan utama dalam bentuk neraca, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas belum dapat memberikan manfaat maksimal sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut dalam bentuk analisis rasio keuangan. Ukuran umum yang digunakan para investor dalam menilai kinerja perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan informasi keuangan perusahaan yang didapat digunakan untuk memprediksi return saham. Rasio keuangan yang dapat dipakai untuk memprediksi return saham antara lain Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), dan
Price Earning Ratio (PER).
Menurut Munawir (2008), Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio antara total utang dengan total modal (share holders’ equity) yang memberikan indikasi tentang seberapa jauh kreditor terlindungi jika terjadi
(19)
insolvensi. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin kecil rasio tersebut maka semakin baik posisi perusahaan.
Return On Equity (ROE) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal saham sendiri yang berarti juga merupakan untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian (prosentase) dari saham sendiri yang ditanamkan dalam bisnis. Sedangkan
Dividen payout ratio diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum (Hartono, 1998). Lintner (1956) dalam Hartono (1998) memberikan alasan rasional bahwa perusahaan-perusahaan enggan untuk menurunkan dividen. Jika perusahaan memotong dividen maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki risiko tinggi cenderung memiliki DPR yang lebih kecil supaya nanti tidak memotong dividen jika laba yang diperoleh turun. Untuk perusahaan yang berisiko tinggi, probabilitas untuk mengalami laba yang menurun lebih tinggi, akibatnya investor cenderung menghindari sahamnya. Hal ini berbeda dengan kondisi perusahaan yang memiliki tingkat DPR yang tinggi, investor cenderung menyukai perusahaan ini karena dianggap mampu memberikan keuntungan yang lebih baik dengan tingkat kepastian yang lebih baik.
PER menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dan
(20)
memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power) di masa datang. Kesediaan investor untuk menerima kenaikan PER sangat tergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah, cenderung memiliki PER yang rendah.
Price Earning Ratio (PER) adalah hasil bagi antara harga saham di pasar dengan laba per lembar sahamnya (Earning Per Share). Ratio ini merupakan ratio keuangan yang penting untuk mengukur harga saham pasar. Ratio ini menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh investor dibandingkan dengan laba per lembar saham. Kalau PER perusahaan tinggi berarti saham perusahaan dapat memberikan return yang besar bagi investor. PER merupakan rasio yang lazim dipakai untuk mengukur harga saham (market price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham (Simamora, 2000).
Husnan (2001) mengemukakan bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi.
Seperti yang diketahui setiap pergerakan harga saham akan mengakibatkan perubahan pula pada PER dari suatu perusahaan. Para investor harus mampu menyikapi apabila terjadi pergerakan harga saham yang menyebabkan PER rendah dan bagaimana investor menyikapi bila
(21)
PER tinggi. Bagi investor PER tinggi akan memberikan kontribusi tersendiri, karena selain dapat membeli saham dengan harga yang relatif murah, kemungkinan akan mendapatkan capital gain juga yang semakin besar sehingga investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan yang go publik. Sebaliknya emiten menginginkan PER yang tinggi pada waktu go publik untuk menunjukkan kinerja perusahaan cukup baik dengan harapan agar harga saham akan tinggi pula.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa peneliti mengenai pengaruh variabel DER, ROE, DPR, dan PER terhadap return saham, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh DER, ROE, DPR, dan PER terhadap return saham.
Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham telah banyak dilakukan di Indonesia beberapa di antaranya Sidharta Utama dan Anto Yulianto (1998) dengan menggunakan variabel bebas PBV, DPR, beta saham, ERG, dan ROE, sedangkan variabel terikatnya adalah
return saham dengan menggunakan metode regresi berganda, hasilnya adalah PBV memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap return
saham.
Bramantyo (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel bebas DER, PBV, dan DPR sedangkan variabel terikatnya adalah return saham, dianalisis dengan menggunakan metode regresi linear
(22)
berganda, hasilnya DER, PBV, dan DPR tidak memiliki pengaruh signifikan baik secara parsial dan simultan terhadap return saham.
Aryadharma (2002) melakukan penelitian dengan menggunakan ROA, PER, dan PBV sebagai variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat dengan menggunakan metode regresi berganda, hasinya ROA, PER, dan PBV memiliki pengaruh yang positif yang signifikan terhadap return saham.
Jauhari (2003) melakukan penelitian dengan DER, P/BV, ROE, PER, dan DPR sebagai variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat dengan menggunakan metode regresi berganda, hasilnya adalah DER, P/BV, ROE, PER, dan DPR secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul : “PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY (ROE), DIVIDEND
PAYOUT RATIO (DPR), DAN PRICE EARNING RATIO (PER)
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
(23)
1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI ?
2. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI ?
3. Apakah Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI?
4. Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan yang hendak di capai dalam penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara parsial Return On Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI. 4. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial Price Earning Ratio (PER)
(24)
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Dari segi akademik, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah Ilmu Pengetahuan di bidang ekonomi khususnya tentang investasi saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI dan dapat memberikan informasi bagi kemungkinan adanya penelitian lebih lanjut.
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan berkaitan dengan penanaman modal dalam saham, pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Gambaran singkat tentang isi keseluruhan skripsi yang akan peneliti buat adalah sebagai berikut:
Bagian Awal Skripsi, bagian ini berisi tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan, pengesahan, motto dan persembahan, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar grafik, daftar lampiran, dan abstrak.
Bagian Isi Skripsi, bagian ini berisi pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan penutup.
(25)
BAB I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, dan sistematika skripsi.
BAB II : Landasan Teori, menjelaskan tentang landasan teori yang dikemukakan yaitu: pasar modal, analisis investasi, saham, kinerja perusahaan, analisis rasio, return saham,penelitian terdahulu, kerangka berfikir, dan hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian, dalam metode penelitian, penulis akan menjelaskan tentang populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Penutup, berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian dan saran- saran yang relevan.
(26)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Menurut Husnan (2005) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pada umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan.
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi,
(27)
dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2004). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.
2. Investasi dan Pelaku Pasar Modal
Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu perusahaan. Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independen Awat (1999). Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut Kasmir (2008):
1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain:
(28)
a. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
b. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
c. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.
2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:
a. Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
b. Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan. c. Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi,
pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.
3. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga
(29)
mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut:
a. Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.
b. Perantara perdagangan efek (broker/pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi:
¾ Memberikan informasi tentang emiten ¾ Melakukan penjualan efek kepada investor c. Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai:
9 Pedagang dalam jual beli efek
9 Sebagai perantara dalam jual beli efek
d. Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.
e. Wali amanat (trustee). Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi:
(30)
2) Menganalisis kemampuan emiten
3) Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
4) Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten
5) Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi 6) Bertindak sebagai agen pembayaran
f. Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain:
1) Sebagai pedagang efek 2) Penjamin emisi
3) Perantara perdagangan efek 4) Pengelola dana
g. Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.
h. Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya. 1) Membantu emiten dalam rangka emisi
2) Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor
(31)
3) Membantu menyusun daftar pemegang saham
4) Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham
5) Membuat laporan-laporan yang diperlukan 3. Jenis Pasar Modal
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder:
a. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public
berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.
(32)
b. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:
1) Bursa regular
Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Indonesia.
2) Bursa paralel
Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dandiselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena
(33)
pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau
dealer. 4. Fungsi Pasar Modal
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil.
B. Analisis Investasi 1. Pengertian Investasi
Menurut Sunariyah (2004): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan
(34)
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.
Menurut Husnan (1996) menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan, dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang.
Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan.
Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak
(35)
terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan.
Berdasarkan(www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/2003/021 /eur1.html) menyatakan bahwa alasan melakukan investasi adalah sebagai berikut:
a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan.
b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran.
c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan. 2. Kategori-kategori Investasi
Menurut Simamora (2000), setiap investasi pada surat berharga utang maupun surat berharga ekuitas dapat ditempatkan kedalam salah satu dari lima kategori:
a. Trading securities
Trading securities adalah surat berharga utang dan surat berharga ekuitas yang berpengaruh yang dibeli oleh manajemen dengan maksud untuk dijual kembali dalam waktu dekat.
b. Available for sale securities
Available for sale securities adalah surat berharga utang yang tidak ingin dijual dalam waktu dekat ataupun ditahan hingga jatuh tempo oleh manajemen, selain dapat diartikan sebagai surat berharga
(36)
ekuitas yang berpengaruh dan tidak ingin dijual oleh manajemen dalam waktu dekat.
c. Hold to maturity securities
Hold to maturity securities adalah surat berharga utang yang ingin ditahan oleh manajemen hingga jatuh tempo.
d. Influential securities
Influential securities adalah surat berharga ekuitas yang merupakan 20% hingga 50% kepemilikan dari saham biasa.
e. Controlling securities
Controlling securities adalah surat berharga ekuitas yang merupakan suatu kepemilikan lebih dari 50% saham biasa.
C. Saham
Ang (1997) menyatakan bahwa saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu ataupun institusi dalam suatu perusahaan. Sedangkan menurut Elton dan Gruber (1995), saham adalah menunjukkan hak kepemilikan pada keuntungan dan aset dari sebuah perusahaan.
Makna surat berharga adalah surat yang mempunyai nilai dan dapat diperjualbelikan di pasar modal. Nilai saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu (Ang, 1997):
(37)
b. Base Price (nilai/harga dasar), harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Sehingga nilai dasar merupakan hasil perkalian antara harga dasar dengan jumlah saham yang diterbitkan. c. Market Price (nilai/harga pasar), harga pasar merupakan harga yang
paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding shares) maka akan didapatkan market value.
D. Kinerja Perusahaan
1. Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi financial perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sabagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam manghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada.
Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001). Pengukuran kinerja menurut
(38)
Hongren (1993) mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan goal atau sasaran perusahaan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja merupakan alat bagi manajemen untuk mengendalikan bisnisnya.
Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Laporan keuangan berupa neraca, rugi-laba, arus kas, dan perubahan modal yang secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden dimasa mendatang dan resiko atas penilaian tersebut. Dengan demikian pengukuran kinerja keuangan dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat ukur pertumbuhan kekayaan pemegang saham (investor). 2. Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk:
a. Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara umum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
(39)
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyadiakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 3. Ukuran Kinerja Keuangan
Ukuran kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan mengukur kinerja kuantitatif terdapat tiga macam, yaitu: (Mulyadi, 2001)
a. Ukuran kriteria tunggal (Single Criterium)
Ukuran ini merupakan suatu ukuran untuk menilai kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. b. Ukuran kriteria beragam (Multiple Criterium)
Ukuran kriteria beragam merupakancara untuk mengatasi kelemahan kriteria tunggal dalam pemgukuran kinerja. Tujuan kriteria beragamini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kriteria kinerja.
c. Ukuran kriteria gabungan (Composite Criterium)
Ukuran ini merupakan ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dalam pengukuran kinerja.
Dalam pengukuran kinerja keuangan tersebut juga dapat digunakan untuk penilaian investasi. Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis
(40)
teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan (Anoraga, 2003).
Analisis Rasio Keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkupnya, yaitu: (Ang, 1997):
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari:
Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital. b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari: Debt Ratio, debt to Equity Ratio, Long Term Debt to equity Ratio, long Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net Income, dan Cash Return on Sales. c. Rasio Aktivitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio Aktivitas terdiri dari:
Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory.
(41)
d. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio rentabilitas terdiri dari: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan Operating Ratio.
e. Rasio Pasar
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari:
Dividend Yield, Dividend Per Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Earning Per Share, Book Value Per Share, dan Price to Book Value.
Dari kelima rasio tersebut, yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan meliputi:
a. Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Munawir (2008), Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio antara total utang dengan total modal (share holders’ equity) yang memberikan indikasi tentang seberapa jauh kreditor terlindungi jika terjadi insolvensi. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin kecil rasio tersebut maka semakin baik posisi perusahaan.
b. Return On Equity (ROE)
Menurut Sartono (2001), Return On Equity (ROE) adalah merupakan rasio dari laba setelah pajak dibagi dengan ekuitas.
(42)
ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.
c. Dividen Payout Ratio (DPR)
Dividen payout ratio diukur sebagai dividen yangdibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum (Hartono, 1998). Lintner (1956) dalam Hartono (1998) memberikan alasan rasional bahwa perusahaan-perusahaan enggan untuk menurunkan dividen. Jika perusahaan memotong dividen
maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki risiko tinggi cenderung memiliki DPR yang lebih kecil supaya nanti tidak memotong dividen jika laba yang diperoleh turun.Untuk perusahaan yang berisiko tinggi, probabilitas untuk mengalami laba yang menurun lebih tinggi, akibatnya investor cenderung menghindari sahamnya. Hal ini berbeda dengan kondisi perusahaan yang memiliki tingkat DPR yang tinggi, investor cenderung menyukai perusahaan ini karena dianggap mampu memberikan keuntungan yang lebih baik dengan tingkat kepastian yang lebih baik.
(43)
d. Price to Earning Ratio (PER)
PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmaji, 2001). Sedangkan menurut Ang (1997) PER merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan Earning Per Share (EPS) dari saham yang bersangkutan. PER merupakan hubungan antara pasar saham dengan EPS saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham (Garrison,1998). PER yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan. Berdasarkan pendapat di atas pengertian PER yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.
E. Return Saham
Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investai saham yang dilakukannya. (Ang, 1997). Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi.
Menurut Hartono (1998), membedakan konsep return saham menjadi dua kelompok yaitu return tunggal dan return portofolio.
(44)
berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang dihitung berdasarkan data historis dan berfungsi sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dimasa datang. Return ekpektasi merupakan return yang diharapkan akan memperoleh investasi dimasa datang. Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang juga sering disebut
actual return.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham telah banyak dilakukan di Indonesia beberapa di antaranya Wibowo S (2007) dengan menggunakan variabel bebas laju pertumbuhan asset, kebijakan dividen (DPR), rasio likuiditas, rasio keuntungan(ROE), tingkat hutang, PER, dan EPS sedangkan variabel terikatnya adalah return saham dengan menggunakan metode regresi berganda, hasilnya adalah pertumbuhan asset, rasio keuntungan (ROE), dan EPS yang signifikan terhadap return saham dan menolak DPR.
Triayuningsih (2003) melakukan penelitian dengan variabel bebas inflasi, suku bunga, kurs, EPS, total asset, DER, dan PBV sedangkan variabel terikatnya adalah return saham dengan metode regresi linear berganda, hasilnya adalah suku bunga, kurs, EPS, total asset, dan PBV
(45)
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan inflasi dan DER tidak signifikan terhadap return saham.
Nugroho (2009) melakukan penelitian dengan menggunakan DER, PER, ROA, CR, dan QAI sebagai variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat dengan menggunakan metode regresi berganda, hasilnya DER, PER, ROA, CR, dan QAI memiliki pengaruh yang positif yang signifikan terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan.
Bramantyo (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel bebas DER, PBV, dan DPR sedangkan variabel terikatnya adalah return saham, dianalisis dengan menggunakan metode regresi linear berganda, hasilnya DER, PBV, dan DPR tidak memiliki pengaruh signifikan baik secara parsial dan simultan terhadap return saham.
Jauhari (2003) melakukan penelitian dengan DER, P/BV, ROE, PER, dan DPR sebagai variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat dengan menggunakan metode regresi berganda, hasilnya adalah DER, P/BV, ROE, PER, dan DPR secara bersama-sama memiliki pengruh yang signifikan terhadap return saham.
Adanya perbedaan penelitian ini mendorong dilakukannya analisis lebih lanjut bagaimanakah pengaruh DER, ROE, DPR, dan PER terhadap return saham.
(46)
G. Kerangka Pemikiran
Perubahan return saham dapat dijelaskan dengan menganalisis pengaruh kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan variabel Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Dividen Payout Ratio (DPR), dan Price Earning Ratio
(PER).
1. Pengaruh DER terhadap return saham
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangiminat investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga total return semakin menurun (Ang, 1997). Jadi DER berpengaruh negatif terhadap return saham.
2. Pengaruh ROE terhadap return saham
Rasio profitabilitas juga dapat diukur menggunakan ROE (Return On Equity). ROE menggambarkan keadaan modal untuk menghasilkan keuntungan. Laba bersih dapat dilihat dari laporan rugi laba sedangkan modal dapat dilihat di neraca. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin baik dalam mengelola dana untuk mengelola laba dari
(47)
modal yang ada. Keterkaitan antara ROE dengan harga saham menjelaskan bahwa adanya hubungan yang positif antara ROE dan harga saham perusahaan dimana ROE yang tinggi cenderung membuat return saham yang tinggi pula.
3. Pengaruh DPR terhadap return saham
Dividend payout ratio (DPR) adalah perbandingan antara nilai keuntungan yang dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham terhadap penghasilan saham itu sendiri. Rasio ini menjelaskan berapa besar porsi deviden dari net income perusahaan. Apabila rasio ini semakin besar, maka deviden yang dibagikan relatif makin besar pula dari net income. Perusahaan yang memiliki resiko yang tinggi cenderung memiliki DPR yang lebih kecil supaya nanti tidak memotong deviden jika laba yang diperoleh turun, akibatnya investor cenderung menghindari sahamnya. Investor cenderung menyukai perusahaan yang memilikitingkat DPR yang tinggi karena dianggap mampu memberikan keuntungan yang lebih baik dengan tingkat kepastian yang lebih baik. Jadi dalam hal ini DPR berpengaruh positif terhadap return saham.
4. Pengaruh PER terhadap return saham
PER menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dan
earnings per share. Oleh para investor, angka ratio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power) di masa datang. Kesediaan investor untuk menerima
(48)
kenaikan PER sangat tergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah, cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo, 2002). Oleh karena itu PER berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan rumusan masalah dan konsep analisis perubahan return saham dapat dijelaskan dalam diagram kerangka pemikiran teoritis, sebagai berikut:
H1
H2 H3
H4
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
Debt to Equity Ratio (DER)
Dividend Payout Ratio (DPR) Return On Equity
(ROE)
Price Earning Ratio (PER)
Return
(49)
H. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, dan beberapa penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: a. H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. H2 : Ada pengaruh yang signifikan antara Return On Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. H3 : Ada pengaruh yang signifikan antara Dividend Payout Ratio
(DPR) terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
d. H4 : Ada pengaruh yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(50)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan teknik atau prosedur yang sangat penting dalam keseluruhan rancangan dan pelaksanaan penelitian dengan metode penelitian, pekerjaan penelitian akan lebih terarah sebab metode penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan bagaimana penelitian dilakukan oleh peneliti. Metode merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan penelitian tergantung dari metode yang digunakan. Agar suatu kegiatan penelitian diperoleh hasil yang baik, maka diperlukan metode atau teknik ilmiah yang terencana dan dapat dipertanggung jawabkan.
Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang: populasi dan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.
A. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalampenelitian ini adalah perusahaan yang tedaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu
(51)
pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan subyektif penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapunkriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
a. Terdaftar di BEI selama jangka waktu 2005-2008 dan berupa semua perusahaan yang terdaftar kecuali Bank dan Asuransi.
b. Perusahaan tersebut secara periodik mengeluarkan laporan keuangan tiap tahunnya dan memiliki kelengakapan data selama periode pengamatan.
c. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang membagikan dividennya setiap tahun kepada pemegang saham.
d. Sampel yang dipilih memiliki laporan keuangan yang telah diaudit dan tahun buku berakhir pada tanggal 31 Desember.
e. Tidak sedang dalam proses delisting.
Sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI selama 4 tahun yaitu tahun 2005-2008 sesuai kriteria di atas.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian yang didalamnya menunjukkan beberapa perbedaan-perbedaan (variasi).
(52)
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas atau independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan variabel dependen dan mempunyai hubungan positif atau negatif bagi variabel dependen. Dalam hal ini variabel independennya adalah rasio keuangan dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan yang dijadikan sampel. Rasio yang digunakan sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:
a) Debt to Equity Ratio/DER ( )
DER merupakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan.
b) Return On Equity/ROE ( )
ROE merupakan laba bersih yang dihasilkan untuk setiap ekuitas. c) Dividend Payout Ratio/DPR ( )
DPR merpakan perbandingan antara dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. d) Price Earning Ratio/PER ( )
PER merupakan rasio antara harga saham pasar terhadap pendapatan (earning) per lembar saham.
(53)
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah return saham berupa capital gain (loss).
=
:tingkat keuntungan saham i pada periode t.
: harga penutupan saham i pada periode t (periode terakhir). : harga penutupan saham i pada periode sebelumnya (awal).
C. Metode Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian ini merupakan data-data yang bersumber dari Laporan Keuangan Tahunan emiten/perusahaan dalam
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007, 2008, dan 2009.
(54)
Agar mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka diperlukan metode analisis data yang benar. Metode analisa data pada penelitian ini adalah:
1. Analisis Regresi
Untuk menunjukkan hubungan antara variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X) yaitu menggunakan persamaan regresi berganda yaitu:
+ + + + +
Keterangan:
: Return Saham : Konstanta
: Koefisien persamaan regresi predictor : Koefisien persamaan regresi predictor : Koefisien persamaan regresi predictor : Koefisien persamaan regresi predictor : Residual
2. Uji Asumsi Klasik
Agar dalam analisis regresi diperoleh model regresi yang bisa dipertanggungjawabkan, asumsi-asumsi berikut harus dipenuhi (Hair et al, 2006):
(55)
• Besarnya varians error (faktor pengganggu) bernilai konstan untuk seluruh nilai variabel bebas (bersifat homoscedasticity).
• Independensi dari error (non-autocorrelation). • Normalitas dari distribusi error.
• Multikolinearitas yang sangat rendah. Uji asumsi klasik terdiri dari uji:
a) Uji Multikolinearitas
Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model. Pengujian asumsi ini untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel-variabel bebas dalam model regresi maupun untuk menunjukkan ada tidaknya derajat kolinearitas yang tinggi diantara variabel-veriabel bebas. Jika antar variabel bebas berkorelasi dengan sempurna maka disebut multikolinearitasnya sempurna (perfect multicoliniarity), yang berarti model kuadrat terkecil tersebut tidak dapat digunakan.
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), yaitu:
9 Jika nilai tolerance> 0.10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapt multikolinearitas pada penelitian tersebut.
(56)
9 Jika nilai tolerance< 0.10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
b) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antar satu observasi ke observasi lain. Diagnosis adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu regresi dapat dilakukan dengan Spearman rank Correlation, dimana data masing-masing variabel diubah menjadi bentuk jenjang, yaitu dari nilai terendah sampai nilai tertinggi kemudian mengkorelasikan antara variabel-variabel bebas dengan variabel gangguannya.
Salah satu cara untuk mendiagnosis adanya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Adapun dasar analisis dengan melihat grafik plot adalah sebagai berikut:
9 Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heterokedastisitas.
9 Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
(57)
Akan tetapi dalam penelitian kali ini akan menggunakan uji glejser untuk mengukur terjadinya hateroskedastisitas, karena dengan uji glejser dapat diketahui dengan jelas angkanya bila terjadi penyimpangan pada variabel-variabelnya.
c) Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota-anggota serangkaian observasi yang tersusun dalam rangkaian waktu atauyang tersusun dalam rangkaian ruang.
Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson (Dw). Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi:
¾ Bila nilai Dw terletak antara batas atas atau Upper Buond (du) dan (4-du), maka koefisien korelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
¾ Bila nilai Dw lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound sebesar (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada masalah autokorelasi positif.
(58)
¾ Bila nilai Dw lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
¾ Bila nilai Dw terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau Dw terletak antara (4-du dan 4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
¾ Nilai durbin watson <1 dan > 3 maka terjadi autokorelasi. 3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Uji normalitas dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standazzed residual
variabel independen, dimana:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenihi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.
(59)
4. Pembuktian Hipotesis Uji t atau uji Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara terpisah/parsial serta penerimaan atau penolakan hipotesa. Pembuktian dilakukan dengan menggunakan Probabilitas Value yaitu:
9 Jika Probabilitas Value > 0,05 maka H1, H2, H3, H4 ditolak sehingga tidak ada pengaruh antara DER terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tidak ada pengaruh antara ROE terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tidak ada pengaruh antara DPR terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tidak ada pengaruh antara PER terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 9 Jika Probabilitas Value < 0,05 maka H1, H2, H3, H4 diterima
sehingga ada pengaruh antara DER terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ada pengaruh antara ROE terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ada pengaruh antara DPR terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Terdapat pengaruh antara PER terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(60)
5. Koefisien Determinasi ( )
Dalam uji regresi linier berganda dianalisis pula besarnya koefisien regresi ( ) keseluruhan pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen/variabel terikat (Ghozali, 2002). digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi berganda. mendekati satu maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan variabel terikatnya. Sebaliknya jika mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat.
(61)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Gambaran obyek penelitian yang akan dijabarkan pada bagian ini mencakup data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2008. Data perusahaan tersebut diambil dari data ICMD (Indonesian Capital Market Directory) tahun 2007, 2008, dan 2009. Dari sekian banyak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi persayaratan sebagai sampel sebanyak 17 perusahaan. Perusahaan tersebut membagikan deviden selama empat tahun berturut-turut. Data umum perusahaan ini dapat dilihat pada lampiran1.
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah DER (Debt to Equity Ratio), ROE (Return On Equity), DPR (Dividen Payout Ratio), dan PER (Price Earning Ratio), sedangkan untuk variabel terikatnya adalah return saham.
(62)
B. Statistika Deskriptif Variabel-Variabel Yang Digunakan
Statistika deskriptif variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini seperti variabel return, DER, ROE, DPR, dan PER akan dibahas pada bagian ini. Pada tabel IV.1 berikut ini dapat dilihat ringkasan statistika deskriptif dari masing-masing variabel yang digunakan pada penelitian ini.
Tabel IV.1.
Statistika Deskriptif Variabel yang Digunakan Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 68 .15 5.23 1.4449 1.08988
ROE 68 3.30% 68.25% 22.3712% 14.21343
DPR 68 .20% 239.15% 58.4606% 63.46033
PER 68 1.42 47.72 11.0572 9.36338
RS 68 -.90 1.42 .1608 .52154
Valid N (listwise) 68
Sumber: Indonesian Capital Market Directory, diolah. 1. Statistik Deskriptif variabel DER
Nilai rata-rata DER adalah sebesar 1.4449. Angka tersebut menunjukkan bahwa secara umum perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai hutang 1.4449 kali dari nilai modalnya. Nilai DER tertinggi dari sampel tersebut adalah 5.23 pada PT Berlian Laju Tanker Tbk., pada tahun 2007, sedangkan nilai terendah pada PT Merck Tbk., pada tahun 2008 sebesar 0.15.
(63)
Nilai rata-rata ROE adalah sebesar 22.3712 (22.4%) yang memiliki arti bahwa secara umum perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian memiliki return on equity sebesar 22.4%. Nilai ROE tertinggi terjadi pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk., tahun 2005 yaitu sebesar 68.25, sedangkan nilai ROE terendah adalah 3.30 pada PT Tunas Ridean Tbk., tahun 2006.
3. Statistik Deskriptif Variabel DPR
Nilai rata-rata DPR adalah sebesar 58.4606% yang menunjukkan bahwa secara umum perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian membagikan 58.4606% labanya untuk dibagikan sebagai dividen. Nilai DPR tertinggi senilai 239.15 pada PT Sepatu Bata Tbk., tahun 2007 sedangkan nilai terendah pada PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk.dan PT Mayora Indah Tbk., tahun 2008 sebesar 0.20.
4. Statistik Deskriptif Variabel PER
Nilai rata-rata PER adalah sebesar 11.0572 menunjukkan bahwa secara umum perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel memiliki harga saham berbanding EPS (earning per share) sebesar 11.0572 kali. Nilai PER tertinggi adalah 47.72 pada PT Colorpark Indonesia Tbk., tahun 2007 sedangkan nilai PER terendah sebesar 1.42 pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk., tahun 2008.
(64)
Variabel return memiliki nilai rata-rata sebesar 0.1608 (16.08%), nilai ini menunjukkan bahwa pada periode penelitian yaitu tahun 2008 secara umum harga saham perusahaan yang menjadi sampel penelitian mengalami kenaikan sebesar 16.08% dari dividen yang dibagikan.
Nilai return terbesar adalah senilai 1.42 ( 142%) yang terjadi pada saham PT Colorpark Indonesia Tbk., tahun 2006, sedangkan nilai terendah sebesar -0.90 pada PT Summarecon Agung Tbk., tahun 2008.
C. Uji Persyaratan Analisis
Dari hasil perhitungan statistik deskripsi seperti terlihat pada tabel IV.2., kemudian dilanjutkan dengan uji persyaratan analisis hipotesis yang meliputi beberapa langkah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data ini sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian.Data yang baik dan layak untuk digunakan dalam penelitian dalah data yang memiliki distribusi normal.
Variabel-variabel yang berdistribusi normal adalah sebagai berikut: Tabel IV.2.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
(65)
Std. Deviation .51314602
Most Extreme Differences Absolute .073
Positive .079
Negative -.102
Kolmogorov-Smirnov Z .842
Asymp. Sig. (2-tailed) .478
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Indonesian Capital Market Directory, diolah.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian memiliki niali Z dengan tingkat probabilitas yang lebih besar dari 5% yang artinya bahwa Z tidak signifikan pada tingkat signifikasi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menunjukkan data tidak normal ditolak dan menerima hipotesis yang menunjukkan data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan caramengkorelasikan variabel independen, yaitu DER, ROE, DPR, dan PER. Hasil uji multikolinieritas adalah sebagai berikut:
Tabel IV. 3. Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Indonesian Capital Market Directory, diolah. Variabel Tolerance VIF
DER 0.995 1.005
ROE 0.737 1.357
DPR 0.870 1.149
(66)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance value semua variabel berada di atas 0.10 dan nilai Variance Inflation Factors ( VIF) di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas dalam persamaan regresi berganda.
Untuk memperkuat kesimpulan tersebut maka dilakukan analisis korelasi untuk menggambarkan hubungan antar variabel bebas. Untuk mengetahui adanya kolinearitas, terutama dalam model regresi linier berganda dapat dilakukan dengan melihat nilai koefisien korelasi antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.Tabel berikut menampilkan korelasi antar masing-masing variabel bebas:
Tabel IV. 4.
Korelasi Antar Masing-masing Variabel
Sumber: Indonesian Capital Market Directory, diolah.
Dari tabel di atas tampak bahwa korelasi antar variabel-variabel bebas menunjukkan tidak adanya korelasi yang mempunyai nilai lebih besar dari 0.80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.
Keterangan DER ROE DPR PER
DER 1.000
ROE -0.116 1.000
DPR 0.011 -0.009 1.000
(67)
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi terjadi apabila penyimpangan terhadap suatu observasi dipengaruhi oleh penyimpangan observasi yang lain atau terjadi korelasi diantara kelompok abservasi menurut waktu dan tempat. Hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel IV.5. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .528a .279 .233 .52919 1.749
Sumber: Indonesian Capital Market Directory, data diolah
Berdasarkan hasil uji autokorelasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa nilai durbin- watson adalah 1.749 lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3 maka tidak terjadi autokorelasi pada variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Konsekuensi adanya heterokedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh menjadi tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar meskipun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya (konsisten). Hal ini desebabkan variansinya yang tidak minimum atau dengan kata lain tidak efisien.
(68)
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas dalam persamaan regresi dengan nilai residual sebagai variabel terikatnya. Apabila hasilnya signifikan maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji Glejser dapat dilihat pada tebel dibawah ini:
Tabel IV. 6. Hasil Uji Glejser
Sumber: Indonesian Capital Market Directory, diolah.
Dari uji Glejser di atas dapat diketahui bahwa semua variabel bebas yang digunakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu absolute error ini dapat dilihat dari tingkat signifikasi dari masing-masing variabel bebas yang diteliti, di mana tingkat signifikasi dari masing-masing variabel bebas tersebut lebih
Keterangan t statistik Signifikasi
DER 0.467 0.642
ROE -1.308 0.196
DPR -1.792 0.078
(69)
besar dari 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas dalam persamaan regresi.
D. Analisis Regresi Linear Berganda dan Pembahasan
Sesuai dengan persyaratan analisis regresi berganda, bahwa suatu persamaan regresi linear berganda harus memiliki data yang terdistribusi normal, bebas multikolinearitas dan heteroskedastisitas, agar diperoleh persamaan regresi yang baik dan tidak terjadi bias. Dari hasil uji normalitas data yang telah dilakukan maka diketahui bahwa data yang digunakan dalam persamaan regresi ini terdistribusi secara normal, bebas heteroskedastisitas dan tidak terjadi multikolinearitas sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda dengan baik. a. Uji T
Untuk menjawab masalah, mencapai tujuan dan pembuktian hipotesis serta untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap variabel dependen, maka dilakukan uji t. Hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV. 7.
Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Koefisien Regresi Nilai t Signifikasi
Konstanta -1.907 -4.367 0.000
DER -0.042 -0.528 0.600
(70)
DPR 0.033 0.886 0.390
PER 0.394 4.355 0.000
Sumber: Indonesian Capital Market Directory, diolah
Penjelasan mengenai analisis pengaruh dari masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil regresi berganda yang dilakukan dengan bantuan program SPSS16. Diketahui bahwa variabel bebas DER memiliki koefisisen regresi negatif sebesar 0.042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas DER berpengaruh negatif terhadap return saham. Kemudian diperoleh nilai t hitung sebesar -0.528 dengan tingkat signifikasi 0.600 > 0.05, dari hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hipotesis yang menyatakan DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat DER yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur)
(71)
ditambah dengan bunganya. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, serta semakin tingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Triayuningsih (2003). Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Natarsyah yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel dan variabel dependen yang digunakan. Kemungkinan hasil akan berbeda jika digunakan untuk memprediksi return dua atau tiga tahun ke depan.
Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bahwa investor dapat mengabaikan rasio debt suatu perusahaan. Sering kali kondisi
financial distress yang dihadapi perusahaan disebabkan oleh kegagalan dalam membayar utang. Proporsi utang yang semakin tinggi menyebabkan fixed payment yang tinggi dan akan menimbulkan risiko kebangkrutan (Natarsyah, 2000).
2. Analisis Pengaruh Return On Equity Terhadap Return Saham Berdasarkan analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan variabel independen ROE memiliki koefisien regresi sebesar 0.339, hal ini menunjukkan pengaruh positif terhadap return saham akan dengan t hitungnya menunjukkan angka sebesar 2.874 dengan tingkat signifikasi 0.006 < 0.05, dari hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham.
(72)
Sehingga apabila terjadi peningkatan ROE sebesar 0.006% akan mempengaruhi return saham dan sebaliknya. Maka dari itu hipotesis yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham diterima. Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Perusahaan yang semakin efisien dalam menggunakan modal sendiri dalam menghasilkan laba akan memberikan harapan naiknya return sahamnya. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jauhari (2003) dan Wibowo S (2007) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham.
3. Analisis Pengaruh Dividen Payout Ratio Terhadap Return Saham Berdasarkan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel independen DPR memiliki koefisien regresi sebesar 0.033. Nilai t hitung dari variabel bebas DPR pada tingkat signifikasi 5% sebesar 0.866dengan tingkat signifikasi 0.390 > 0.05, dari hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan bahwa DPR berpengaruh signifikan terhadap return saham ditolak. Tidak adanya pengaruh tersebut disebabkan karena karakteristik perusahaan itu sendiri serta faktor
ekstern perusahaan lingkungan yaitu kondisi ekonomi dan politik dalam negeri yang masih labil dan bergejolak. Penilitian ini
(73)
mendukung penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Bramantyo (2006).
4. Analisis Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Berdasarkan analisis regresi berganda yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel independen PER memiliki koefisien regresi sebesar 0.394, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh PER terhadap return saham adalah positif. Nilai t hitung dari variabel independen PER pada tingkat signifikasi 5% sebesar 4.355 dengan tingkat signifikasi 0.000 < 0.05, maka dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap return saham diterima. Nilai koefisien regresi sebesar 0.394 memiliki arti bahwa apabila PER meningkat sebesar 1 maka akan meningkatkan return saham sebesar 0.394. PER merupakan salah satu metode evaluasi terhadap harga saham. Indikator PER untuk mengevaluasi apakah saham overvalued
atau undervalued. Para investor akan membeli saham ketika saham tersebut adalah undervalued, yaitu harga sebenarnya lebih besar dari pada harga pasarnya. Sebaliknya, para investor akan menjual saham ketika saham tersebut overvalued, yaitu harga pasarnya lebih besar dari pada harga sebenarnya. PER merupakan rasio harga saham suatu perusahaan dengan pendapatan per lembar saham.Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa, jika PER semakin tinggi
(1)
menyebabkan return saham semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya, dengan asumsi EPS tetap. Perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan mempunyai return saham tinggi, dan selanjutnya PER yang lebih tinggi, yang mendorong terjadinya growth
stock, dan begitu juga sebaliknya. Penelitian ini mendukung penelitian
Nugroho (2009).
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variable- variable independen dengan variable dependen secara bersama-sama. Analisis Pengaruh DER, ROE, DPR, dan PER Terhadap Return Saham
Secara Simultan.
Hasil iji F ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel IV. 8. Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.816 4 1.704 6.085 .000a
Residual 17.642 63 .280 Total 24.458 67
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 6.085 dengan tingkat signifikasi 0.000 < 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa DER, ROE, DPR, dan PER berpengaruh
(2)
signifikan terhadap return saham. Penelitian ini mendukung penelitian dari Jauhari (2003).
c. Koefisien Determinasi ( )
Koefisien determinasi adalah indeks determinasi, yang merupakan prosentase yang menunjukkan sumbangan pengaruh dari variabel- variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini tabel yang menunjukkan koefisien determinasinya:
Tabel IV. 9.
Hasil Perhitungan Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .528a .279 .233 .52919 Sumber: Indonesian Capital Market Directory, diolah.
Bedasarkan tabel di atas dapat diketahui koefisien determinasinya adalah 0.279, hal ini menjelaskan bahwa untuk kemampuan regresi dalam penelitian ini untuk menjelaskan besarnya variasi yang terjadi dalam variabel dependen adalah sebesar 27.9%, sementara 72.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dipergunakan dalam penelitian dan persamaan regresi ini.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan tentang pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dividen Payout Ratio,
dan Price Earnings Ratio terhadap return saham pada 17 perusahaan yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2008, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen DER, ROE, DPR, dan PER secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Kemampuan regresi dalam penelitian ini untuk menjelaskan besarnya variasi yang terjadi dalam variabel terikat adalah sebesar 27.9%
(4)
sementara 72.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dipergunakan dalam persamaan regresi ini.
2. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividen Payout Ratio (DPR) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel independen Return On Equity (ROE) dan Price to
Earnings Ratio (PER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham pada tingkat signifikasi 5%. ROE, DPR, dan PER memiliki pengaruh positif terhadap return saham sedangkan DER memiliki pengaruh negatif terhadap return saham.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada investor yang ingin berinvestasi di pasar modal diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Di bidang akademik, penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk
penelitian selanjutnya, bagi penelititi yang berminat mengambil penelitian yang sama. Akan tetapi penelitian ini memiliki keterbatasan karena dalam pemilihan variabel faktor fundamental perusahaan yang hanya terdiri dari empat aspek saja (DER, ROE, DPR, dan PER). Hal ini memungkinkan terabaikannya faktor fundamental lain yang justru dapat mempunyai pengaruh lebih besar terhadap return saham perusahaan. Selain itu, peneliti sebaiknya menggunakan periode penelitian yang lebih panjang, memperjelas persyaratan untuk
(5)
sampelnya misalnya membagi kategori kondisi pasar sahamnya karena kemungkinan pengaruh masing-masing rasio keuangan terhadap return saham berbeda dalam setiap kategori kondisi pasar sahamnya.
2. Bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal sebaiknya
memperhatikan PER dan ROE perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. PER merupakan ratio keuangan yang penting untuk mengukur harga saham pasar. Ratio ini menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh investor dibandingkan dengan laba per lembar saham. Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa, jika PER semakin tinggi menyebabkan return saham semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya, dengan asumsi EPS tetap. Perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan mempunyai return saham tinggi dan selanjutnya PER yang lebih tinggi, yang mendorong terjadinya growth stock dan begitu juga sebaliknya. Selain itu PER yang tinggi menunjukkan bahwa saham yang dibeli merupakan saham yang bagus. Sedangkan ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Perusahaan yang semakin efisien dalam menggunakan modal sendiri dalam menghasilkan laba akan memberikan harapan naiknya return sahamnya. Kalau PER dan ROE perusahaan tinggi berarti saham perusahaan dapat memberikan return yang besar bagi investor. Selain itu para investor harus memperhatikan prospek keuntungan atau pendapatan masa depan dengan tingkat risiko
(6)
yang wajar. Selain memperhatikan PER dan ROE sebaiknya investor juga memperhatikan faktor-faktor Fundamental lain yang tidak kalah penting dalam memprediksi return saham.