commit to user
ekuitas yang berpengaruh dan tidak ingin dijual oleh manajemen dalam waktu dekat.
c. Hold to maturity securities
Hold to maturity securities adalah surat berharga utang yang ingin ditahan oleh manajemen hingga jatuh tempo.
d. Influential securities
Influential securities adalah surat berharga ekuitas yang merupakan 20 hingga 50 kepemilikan dari saham biasa.
e. Controlling securities
Controlling securities adalah surat berharga ekuitas yang merupakan suatu kepemilikan lebih dari 50 saham biasa.
C. Saham
Ang 1997 menyatakan bahwa saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu ataupun institusi
dalam suatu perusahaan. Sedangkan menurut Elton dan Gruber 1995, saham adalah menunjukkan hak kepemilikan pada keuntungan dan aset
dari sebuah perusahaan. Makna surat berharga adalah surat yang mempunyai nilai dan dapat
diperjualbelikan di pasar modal. Nilai saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu Ang, 1997:
a. Par Value nilai nominal, adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi.
commit to user
b. Base Price nilaiharga dasar, harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Sehingga nilai dasar merupakan hasil
perkalian antara harga dasar dengan jumlah saham yang diterbitkan. c. Market Price nilaiharga pasar, harga pasar merupakan harga yang
paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jadi harga pasar inilah
yang menyatakan naik turunnya saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan outstanding shares maka akan
didapatkan market value.
D. Kinerja Perusahaan
1. Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi financial perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengukur
keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sabagai
penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam manghasilkan arus kas dari sumber dana
yang ada. Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan
perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya Mulyadi, 2001. Pengukuran kinerja menurut
commit to user
Hongren 1993 mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan goal atau sasaran perusahaan.
Dengan kata lain, pengukuran kinerja merupakan alat bagi manajemen untuk mengendalikan bisnisnya.
Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Laporan keuangan berupa neraca, rugi-
laba, arus kas, dan perubahan modal yang secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan.
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden dimasa
mendatang dan resiko atas penilaian tersebut. Dengan demikian pengukuran kinerja keuangan dari laporan keuangan dapat digunakan
sebagai alat ukur pertumbuhan kekayaan pemegang saham investor.
2. Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi 2001, penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk:
a. Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara umum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan karyawan.
commit to user
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyadiakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
3. Ukuran Kinerja Keuangan
Ukuran kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan mengukur kinerja kuantitatif terdapat tiga macam, yaitu: Mulyadi,
2001 a. Ukuran kriteria tunggal Single Criterium
Ukuran ini merupakan suatu ukuran untuk menilai kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer.
b. Ukuran kriteria beragam Multiple Criterium Ukuran kriteria beragam merupakancara untuk mengatasi
kelemahan kriteria tunggal dalam pemgukuran kinerja. Tujuan kriteria beragamini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya
mengarahkan usahanya kepada berbagai kriteria kinerja. c. Ukuran kriteria gabungan Composite Criterium
Ukuran ini merupakan ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran
dalam pengukuran kinerja. Dalam pengukuran kinerja keuangan tersebut juga dapat
digunakan untuk penilaian investasi. Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling
banyak dipakai adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis
commit to user
teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan Anoraga, 2003.
Analisis Rasio Keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkupnya, yaitu: Ang, 1997:
a. Rasio Likuiditas Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari: Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital.
b. Rasio Solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari: Debt Ratio, debt to Equity Ratio, Long Term Debt to equity
Ratio, long Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow Interest
Coverage, Cash Flow to Net Income, dan Cash Return on Sales. c. Rasio Aktivitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio Aktivitas terdiri dari:
Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan
Day’s Sales in Inventory.
commit to user
d. Rasio RentabilitasProfitabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Rasio rentabilitas terdiri dari: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on
Equity, dan Operating Ratio. e. Rasio Pasar
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari:
Dividend Yield, Dividend Per Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Earning Per Share, Book Value Per Share, dan
Price to Book Value. Dari kelima rasio tersebut, yang berkaitan langsung dengan
kepentingan analisis kinerja perusahaan meliputi:
a. Debt to Equity Ratio DER
Menurut Munawir 2008, Debt to Equity Ratio DER adalah rasio antara total utang dengan total modal share holders’ equity
yang memberikan indikasi tentang seberapa jauh kreditor terlindungi jika terjadi insolvensi. Dari perspektif kemampuan
membayar kewajiban jangka panjang, semakin kecil rasio tersebut maka semakin baik posisi perusahaan.
b. Return On Equity ROE
Menurut Sartono 2001, Return On Equity ROE adalah merupakan rasio dari laba setelah pajak dibagi dengan ekuitas.
commit to user
ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin
besar.
c. Dividen Payout Ratio DPR
Dividen payout ratio diukur sebagai dividen yangdibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum
Hartono, 1998. Lintner 1956 dalam Hartono 1998 memberikan alasan rasional bahwa perusahaan-perusahaan enggan
untuk menurunkan dividen. Jika perusahaan memotong dividen maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena dianggap
perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki risiko tinggi cenderung memiliki DPR yang lebih kecil
supaya nanti tidak memotong dividen jika laba yang diperoleh turun.Untuk perusahaan yang berisiko tinggi, probabilitas untuk
mengalami laba yang menurun lebih tinggi, akibatnya investor cenderung menghindari sahamnya. Hal ini berbeda dengan kondisi
perusahaan yang memiliki tingkat DPR yang tinggi, investor cenderung menyukai perusahaan ini karena dianggap mampu
memberikan keuntungan yang lebih baik dengan tingkat kepastian yang lebih baik.
commit to user
d. Price to Earning Ratio PER
PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Darmaji, 2001. Sedangkan
menurut Ang 1997 PER merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan Earning Per Share EPS dari saham
yang bersangkutan. PER merupakan hubungan antara pasar saham dengan EPS saat ini yang digunakan secara luas oleh investor
sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham Garrison,1998. PER yang tinggi menunjukkan bahwa investor
bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan. Berdasarkan pendapat di atas pengertian PER yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan
laba per lembar saham.
E. Return Saham