Latar belakang kehidupan Mangkunegara V

commit to user dari PB III, juga buyut dari KPA Hadiwijaya. Jadi Mangkunegara IV adalah saudara sepupu dari Mangkunegara III. Setelah lahir beliau langsung diminta oleh kakeknya, kemudian diasuh oleh selirnya, Mbok Ajeng Dayaningsih yang sangat mengasihinya. Mangkunegra IV semasa kecil bernama RM Sudira. Beliau sejak kecil tidak memperoleh pendidikan formal. Hal itu dikarenakan pada masa itu belum ada pendidikan formal di Surakarta. Pendidikan RM Sudira diberikan secara privat oleh guru-guru yang datang kerumah. Guru yang didatangkan antara lain guru agama, pendidikan umum, guru membaca, bahasa dan tulisan Jawa. Dengan kata lain, tujuan akhir pendidikan saat itu tidak mutlak pendidikan Jawa tetapi untuk memasukkan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberikan jalan kearah pengembangan pribadi. 8 Dari latar belakang Mangkunegara IV yang sejak kecilnya sudah dididik dengan berbagai pengetahuan umum maupun pengetahuan kejawen, serta bakat yang luar biasa di dalam bidang sastra dan seni, menjadikan beliau sebagai seorang sastrawan dan seniman yang terkenal bahkan sampai sekarang. Hal inilah yang menjadi dasar Mangkunegara IV menjadi sastrawan yang amat menonjol. 9

B. Latar belakang kehidupan Mangkunegara V

Mangkunegara V lahir di Mangkunegaran pada tanggal 16 April 1855. Putra ke dua dari Mangkunegara IV. Pada masa mudanya Mangkunegara V dikenal dengan nama Raden Mas Sunito, Pada bulan Juli 1869 Raden Mas Sunito diangkat menjadi Pangeran Anom dengan gelar KGPA Prabu Prangwadono, menggantikan kedudukan 8 W. E. Soetomo. Siswokartono, Sri Mangkunegara IV sebagai Penguasa dan pujangga, Semarang: Aneka Ilmu,2006, hlm; 77-78. 9 Sarwanta Wiryasaputra, Mengenal Seoarang Warga Keluarga Mangkunegara III yang menjadi Tenar Sebagai Tokoh di Dunia Kesustraan Jawa, Surakarta: Rekso Pustoko, 1981, hlm; 3-4. commit to user KGPA Prabu Sudibya kakaknya. Bersamaan dengan itu, ia menerima pangkat Letnan Ajudan I dari pemerintah Belanda. 10 Pada tahun 1874 KGPA Prabu Prangwadono dinaikan pangkat menjadi Mayor Ajudan. Tahun 1877 ia dinikahkan dengan RA Kusumardinah. Putri PA Hadiwijaya III di Surakarta. Sehubungan dengan wafatnya Mangkunegara IV ayahnya pada tahun 1881, pada hari Senin Legi tanggal 5 Juli 1881 KGPA Prabu Prangwadono diangkat menjadi raja Mangkunegaran menggantikan ayahnya dan bergelar KGPAA Mangkunegara V. Bersamaan dengan pengangkatannya, Pemerintah Belanda melalui Residen Surakarta C.A.L.J. Jekel, ia dinaikan pangkatnya menjadi Letnan Kolonel Legiun Mangkunegaran. 11 Dengan adanya kesepakatan antara Pemerintah Belanda dan Sunan IX 1863- 1893, pada tahun 1894 KGPAA Mangkunegara V dinaikan pangkatnya menjadi Kolonel Komandan. Gelar ini hanya dikenakan selama dua tahun, tahun 1896 ia wafat, kemudian kedudukannya sebagai raja Mangkunegaran digantikan adiknya yang bergelar KGPAA Mangkunegara VI. Mangkunegara V wafat pada usia 42 tahun, meninggalkan 17 istri dan 28 putra, enam orang diantaranya meninggal dunia. 12 Keluarga Mangkunegaran disebut keluarga Panji Laras. Mangkunegara V hidup sangat sederhana dan banyak berbuat baik untuk kepentingan keluarga antara lain dengan mengkitankan, menikahkan dan memenuhi keperluan hidup keluarga 10 R.M.N. Jayasukanda, Serat Pemutan Lelampahan Dalem KGPAA Mangkunegara V , Surakarta: Rekso Pustoko, hlm; 1-3. B. 74 11 Purwadi, Sejarah Raja-Raja Jawa, Yogyakarta: Media Abadi, 2007, hlm; 562 12 R.M.N. Jayasukanda, Op.cit, hlm; 3 commit to user Mangkunegaran. Mangkunegara V menikahkan adiknya Pangeran Harya Dayaningrat dan Kanjeng Ratu Paku Buwana. Adik Mangkunegara V yang diangkat menjadi Pangeran ialah R.M Subiyakta dengan sebutan Kanjeng Pangeran Harya Dayasaputra, dan R.M. Suprapta dengan sebutan Kanjeng Pangeran Harya Dayakiswara. Sistem ketataprajaan pada masa pemerintahan Mangkunegara V masih mengikuti sistem yang lama yang dilakukan oleh Mangkunegara IV. Tiap hari Senin dan Kamis masih diadakan pasowanan, yaitu para nara praja menghadap Mangkunegara V. Dalam acara ini para Rangga dan pejabat yang lebih tinggi mengenakan kuluk dan baju sikepan pendek. Selain hari pasowanan para Nara Praja mengenakan baju beskap dengan ikat kepala “undheng-udhengan”. Jika dinas kantor, Mangkunegara V mengenakan jas. Pada upacara peringatan hari kelahiran Mangkunegara V, para Demang mengenakan kain kampuh dan baju sikepan. Penghasilan Praja Mangkunegaran pada awal pemerintahan Mangkunegara V masih cukup baik. Akan tetapi penghasilan yang baik itu kurang dimanfaatkan secara sungguh-sungguh, karena terbawa usia Mangkunegara V yang masih muda. Mangkunegara V banyak menuruti kehendak pribadinya, antara lain bermain judi dan berburu binatang. 13

C. Hasil Karya Budaya Mangkunegara V