commit to user
Dari  berbagai  bentuk  seni  terdapat  hubungan  yang  sangat  erat  dalam perkembangan  sejarahnya.  Hal  itu  juga  terdapat  pada  wayang  wayang  kulit  dan
wayang  orang.  Bahkan  boleh  dikatakan,  wayang  kulit  dan  wayang  orang  di  Jawa berkembangan  berdampingan,  yang  satu  mempengaruhi  yang  lain,  atau  bahkan  bisa
dikatakan  bahwa  wayang  orang  adalah  persamaan  dari  wayang  kulit.  Bila  pada pertunjukan  wayang  aktor-aktrisnya  adalah  boneka-boneka  dari  kulit,  sedangkan
wayang orang adalah wayang yang aktor-aktrisnya adalah manusia. Di  Jawa  dalam  perkembangannya  terjadi  hubungan  erat  dan  saling
mempengaruhi antara wayang kulit, wayang orang, dan seni rupa pada masa lampau. misalnya,  gaya  tari  pada  zaman  Mataram  Kuna  di  Jawa  Tengah  abad  ke-8  sampai
abad ke-10, sama dengan gaya tari yang terpahat pada relief-relief candi Borobudur dan  candi  Prambanan.
5
Wayang  orang  merupakan  bentuk  baru  dari  wayang sebelumnya yaitu wayang topeng. Menurut Kusumodilogo dalam tulisannya berjudul
Sastramiruda  dinyatakan,  wayang  orang  tersebut  dipertunjukkan  untuk  pertama kalinya pada pertengahan abad ke-18 1760-an dengan lakon Wijanarka.
6
B.  Wayang orang di Pura Mangkunegaran
Istana  Mangkunegaran  sebagai  pecahan  keraton  Surakarta  membuat  drama tari  wayang  orang.  Lahirnya  wayang  orang  di  Istana  Mangkunegaran  berhubungan
dengan  masa Renaissance Kasusastraan  Jawa  abad  ke  18-19  yang  ditandai  dengan penulisan kembali Kakawin dalam bahasa Kasusastraan Jawa baru. Wayang orang di
5
Hersapandi. Op.cit. hlm; 15-16
6
Ibid . hlm;21
commit to user
istana Mangkunegaran pertama kali muncul pada masa pemerintahan Mangkunegara I  1757-1796,  Wayang  orang  di  istana  Mangkunegaran  pertama  diciptakan  oleh
Mangkunegara I. Wayang orang Mangkunegaran mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Mangkunegara II dan Mangkunegara III. Baru pada masa pemerintahan
Mangkunegara  IV  1853-1881,  wayang  orang  Mangkunegaran  muncul  kembali bersamaan  dengan  munculnya  Langendriyan  dan  digunakan  sebagai  sajian  yang
sakral di dalam istana. Wayang orang Mangkunegaran mengalami perkembangan dan berada  pada  masa  kejayaanya  pada  masa  Mangkunegara  V  1881-1896.
7
Perkembangan  wayang  orang  Mangkunegaran  dari  masa  ke  masa,  dapat  diuraikan sebagai berikut:
1. Wayang orang pada masa Mangkunegara I Wayang  orang  Mangkunegaran  pertama  kali  dipentaskan  pada  tahun  1760.
Pada waktu itu pemain wayang orang terbatas pada abdi dalem istana. Pada waktu itu wayang orang hanya dinikmati oleh kerabat Mangkunegaran dan para punggawa saja.
Pakaian  yang  dikenakan  para  penari  wayang  orang  pada  waktu  itu  masih  sangat sederhana,  yakni  tidak  jauh  berbeda  dengan  pakaian  adat  Mangkunegaran  yang
digunakan  sehari-hari.  Latihan  dan  pertunjukan  wayang  orang  pada  waktu  itu diselenggarakan di Pura Mangkunegaran. Selain untuk hiburan dan apresiasi wayang
orang  pada  waktu  itu  juga  digunakan  untuk  menyampaikan  ajaran-ajaran.  Lakon pertama  yang  diciptakan  Mangkunegara  I  adalah  Wijanarka.  Sejak  kemunculannya
wayang  orang  penuh  dengan  muatan  tentang  ajaran  hidup  dan  keagamaan. Munculnya  wayang  orang  pertama  kali  di  istana  Mangkunegaran  pada  waktu  itu
7
Ibid. hlm; 17-27
commit to user
mendapat  tanggapan  baik  dari  kalangan  bawah  maupun  kalangan  bangsawan setempat.
8
2. Wayang orang pada masa Mangkunegara II Pada  masa  Mangkunegara  II  wayang  orang  di  istana  Mangkunegaran
mengalami  kemunduran,  hal  ini  disebabkan  kurangnya  perhatian  Mangkunegara  II terhadap  seni  pertunjukan  istana  khususnya  wayang  orang  karena  Mangkunegara  II
lebih senang dalam hal keprajuritan dan militer. Wayang orang dan seni pertunjukan jarang  sekali  dipentaskan  bahkan  tidak  pernah  dilakukan  dan  ditinggalkan,  adapun
seni pertunjukan yang digelar pada waktu itu hanya untuk kesenangan para putra dan kerabat  saja.  Keterlibatan  Mangkunegara  II  terhadap  kesenian  khususnya  seni
pertunjukan  tidaklah  banyak.  Kegiatan  seni  pertunjukan  hanya  dilakukan  oleh  yang berminat  saja,  kesenian  di  Pura  Mangkunegaran  pada  waktu  itu  memang  mendapat
perhatian,  akan  tetapi  tidak  seperti  pada  masa  Mangkunegara  I  dan  hanya  sebatas penyaluran bakat bagi yang berminat agar warisan budaya tidak hilang begitu saja.
9
3. Wayang orang pada masa Mangkunegara III Tidak  banyak  berubah  dengan  apa  yang  terjadi  pada  masa  Mangkunegara  II,
Karena  perhatian  Mangkunegara  III  terhadap  kesenian  kurang,  maka  kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan seni pertunjukan istana khususnya wayang orang
sangatlah  minim  dan  dibatasi.  Hal  tersebut  disebabkan  karena  Mangkunegara  III sendiri  tidak  memiliki  keahlian  dan  kegemaran  dalam  bidang  seni.  Perhatian
8
Suwaji Bastomi, Karya Budaya Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Harya I-VIII. hlm; 24-25
9
Ibid. hlm; 41-42
commit to user
Mangkunegara III terhadap seni pertunjukan khususnya wayang orang hanya sebatas untuk mempertahankan tradisi dan warisan seni budaya Mangkunegaran saja.
10
4. Wayang orang pada masa Mangkunegara IV Setelah  dua  periode  sebelumnya  wayang  orang  tidak  mucul  barulah  pada
masa  Mangkunegara  IV  wayang  orang  di  istana  Mangkunegaran  dimunculkan kembali, wayang orang muncul kembali bersamaan dengan munculnya langendriyan
dan  digunakan  sebagai  sajian  yang  sakral  di  dalam  istana.  Pada  masa  ini    wayang orang mejadi seni klangenan adiluhung. Hal ini tidak terlepas karena Mangkunegara
IV  sendiri  mempunyai  kegemaran  dalam  bidang  kesenian.  Latihan  dan  pertunjukan wayang  orang  diselenggarakan  di  Pura  Mangkunegaran.  Selain  untuk  hiburan  dan
apresiasi wayang orang pada waktu itu juga digunakan untuk menyampaikan ajaran- ajaran. Mangkunegara IV menggunakan tema cerita dalam pementasan wayang orang
di istana Mangkunegaran sebagai media pendidikan, seperti yang ada di dalam Serat Tripama
dan Serat Candrarini, Serat Tripama pada intinya adalah mengungkap tiga pahlawan  yang  diharapkan  dapat  menjadi  panutan  masyarakat  Jawa,  yaitu
Kumbakarna,  Patih  Suwanda  dan  Prabu  Karna.  Sedangkan  dalam  Serat  Candrarini mengungkapkan wanita-wanita ideal Jawa, yang disimbolkan istri-istri Arjuna.
11
5. Wayang orang pada masa Mangkunegara V Mangkunegara  V  tidak  saja  meneruskan  bentuk  kesenian  yang  diwarisinya,
tetapi mencoba lebih memantapkan atau menyempurnakannya. Pada masa ini wayang orang  Mangkunegara  mengalami  puncak  perkembangannya  dan  berada  pada  masa
10
Ibid. hlm; 48-49
11
Ibid. hlm; 58-59
commit to user
kejayaanya,  yang  ditandai  adanya  pembakuan  tata  busana  wayang  orang. Mangkunegara  V  melakukan  pembaharuan  dalam  hal  penari,  pada  masa
Mangkunegara  V  mulai  tampil  penari  wanita  yang  memerankan  tokoh-tokoh  wanita selain itu Mangkunegara V juga mengembangkan  lakon-lakon carangan.
12
C. Perkembangan wayang orang pada masa Mangkunegara V