Masa Kemerdekaan Sejarah Singkat Bank Indonesia Kantor Wilayah IX Sumut dan Aceh

nasib perekonomian rakyat. Mereka mendirikan berbagai organisasi yang kegiatannya untuk meningkatkan perekonomian orang Indonesia. Di antara sekian banyak organisasi yang muncul di Indonesia yang sangat terkenal adalah: 1. Bank Pyiyayi yang didirikan oleh Patih Wiriaatmadja di Purwokerto tahun 1896. 2. Indonesia Study Club yang dipimpin oleh Dr. Sutomo dan juga mendirikan koperasi, sekolah tenun, pusat kerajinan, dan bank. Bank yang didirikan di Surabaya diberi nama Bank Nasional Indonesia pada tahun 1925. 3. NV Bank Boemi di Jakarta yang dipelopori oleh Sumanang. 4. Bank Nasional Abuan Saudagar di Bukittinggi.

2.1.2 Masa Kemerdekaan

Setelah jepang menyerah pada Perang Dunia kedua, Belanda kembali lagi ke Indonesia dengan membonceng tentara Inggris. Wilayah Indonesia saat itu terbagi menjadi dua, yaitu Daerah Republik yang dikuasai oleh pemerintah Republik Indonesia dan Daerah Federal yang diduduki oleh Belanda. Di daerah Republik terdapat Bank Pemerintah dan Bank Swasta. Bank pemerintah yang ada pada saat itu adalah: 1. Bank Negara Indonesia BNI yang didirikan pada tanggal 5 Juli 1946. 2. Bank Rakyat Indonesia BRI yang berasal dari De Algemene Volkscredietbank. Adapun bank - bank swasta yang ada pada saat itu adalah: 1. Bank Surakarta Maskapai Andil Bumi Puteri Solo. Universitas Sumatera Utara 2. Bank Indonesia di Palembang. 3. Indonesia Banking Corporation di Yogyakarta, dan 4. Bank Nasional Indonesia di Surabaya. Di daerah Federasi terdapat bank yang dimiliki oleh swasta, yakni: 1. NV Bank Soelawesi di Manado. 2. NV Bank Perniagaan Indonesia. 3. NV Bank Timoer di Semarang. 4. Bank Dagang Indonesia VV di Banjarmasin, dan 5. Kalimantan Trading Corpporation di Samarinda. Bank Sentral di atur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang Kemandirian Bank Sentral, sedangkan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sejumlah pasal UU tersebut mengalami perubahan melalui Undang-Undang Tahun 1998.

2.1.3 Sejarah Singkat Bank Indonesia Kantor Wilayah IX Sumut dan Aceh

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX semula bernama Kantor Cabang Medan, kemudian berganti menjadi Kantor Bank Indonesia Medan mulai dibuka pada tanggal 30 Juli 1907 bersamaan dengan Kantor Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang masing-masing dibuka pada tanggal 15 Januari 1908dan 3 Februari 1908. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX dahulu merupakan kantor cabang De Javasche Bank yang ke-11. Pembukaan kantor cabang Medan, Tanjung Balai dan Tanjung Pura sebagai kebutuhan untuk Universitas Sumatera Utara menunjang kebijaksanaan moneter pemerintah Hindia Belanda atas usul De Javasche Bank yang ketika itu memberlakukan Guldenisasi bagi Keresidenan Pantai Timur Sumatera. Dengan berkembangnya kegiatan kantor cabang Medan dan adanya pengaruh resesi dunia tahun 1930-an maka kantor cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura akhirnya ditutup. Pada saat berdirinya kantor cabang Medan menempati sebuah bangunan sementara. Untuk gedung kantor yang permanen atas petunjuk pemerintah disediakan sebidang tanah di dekat Esplanade lapangan umum yang pembangunannya diharapkan dapat dilaksanakan sebelum selesainya politik moneter “Guldenisasi” Keresidenan Pantai Timur Sumatera. Untuk persiapan pendirian kantor-kantor di Tanjung Balai dan Tanjung Pura kepada biro perancang Hulswit diminta untuk merancang pembangunan gedung kantor kedua tempat itu. Rencana pembangunan gedung kantor yang permanen bagi Kantor Cabang Medan dilakukan bersamaan dengan perluasan tahap kedua gedung Kantor Pusat Jakarta Kota pada 1912 yang sekaligus juga merencanakan pembangunan gedung beberapa kantor cabang lainnya. Gedung-gedung ini menunjukkan ciri arsitektur yang sama mengikuti ciri aksitektur Eropa pada zamannya. Pemimpin cabang Medan yang pertama adalah L. Von Hemert dan pada tahun 1951 saat nasionalisasi pemimpin cabang adalah SF Van Musschenbroek dan pada saat Undang-undang Bank Indonesia 1953 diberlakukan pemimpin cabang Medan adalah M. Plantema dan putra Indonesia pertama yang mengendalikan Bank Indonesia cabang Medan adalah M. Rifai. Universitas Sumatera Utara

2.2 Visi, Misi dan Sasaran Strategis Bank Indonesia Kantor Wilayah IX Sumut dan Aceh