commit to user 7
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Asrama 2 Lantai
RAB
BAB 2 DASAR TEORI
2. Atap segitiga dengan sudut kemiringan
a. Di pihak angin : 65 ..............................................................0,02 - 0,4
65 90 .......................................................+ 0,9
b. Di belakang angin, untuk semua ...............................................- 0,4
4. Beban Gempa E
Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu
SNI 03-1727-1989.
2.1.2. Sistem Kerjanya Beban
ring Balok Kolom
Plat Lantai+Balok
Sloof Foot Plat
Kolom
Semua Beban didistribusikan menuju tanah dasar
struktur atap kuda-kuda
lantai dua
lantai 1 tanah dasar
Gambar 2.1. Arah Pembebanan pada Struktur
commit to user 8
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Asrama 2 Lantai
RAB
BAB 2 DASAR TEORI
Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di
bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan
lebih kecil. Dengan demikian sistem kerjanya beban untuk elemen – elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
Beban atap akan diterima oleh ringbalk, kemudian diteruskan kepada kolom. Beban pelat lantai akan didistribusikan kepada balok anak dan balok portal,
kemudian dilanjutkan ke kolom, dan didistribusikan menuju sloof, yang selanjutnya akan diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi telapak.
2.1.3. Provisi Keamanan
Dalam pedoman beton, SNI 03-2847-2002 struktur harus direncanakan untuk
memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan U, yaitu untuk
memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi , yaitu untuk
memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan
penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari
kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan.
Tabel 2.2. Faktor Pembebanan U No.
KOMBINASI BEBAN FAKTOR U
1. 2.
3. D
D,L D,L,W
1,4D 1,2D + 1,6L + 0,5 A atau R
1,2D + 1,0L ± 1,6W + 0,5AR Sumber : SNI 03-2847-2002 Hal 59
commit to user 9
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Asrama 2 Lantai
RAB
BAB 2 DASAR TEORI
Keterangan : D
= Beban mati
L =
Beban hidup H =
Beban tekanan tanah A
= Beban atap
R =
Air hujan F
= Fluida
E =
Beban gempa W
= Beban angin
Tabel 2.3. Faktor Reduksi Kekuatan
No. KONDISI GAYA
1.
2. 3.
4. 5.
6.
7. Lentur tanpa beban aksial
Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
Komponen dengan tulangan spiral
Komponen lain
Geser dan torsi Geser pada komponen struktur penahan gempa
Geser pada hubungan balok kolom pada balok perangkai
Tumpuan beton kecuali daerah pengangkuran pasca tarik
0,80 0,80
0,70 0,65
0,75 0,55
0,80
0,65
Sumber : SNI 03-2847-2002 Hal 61-62
Kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan
minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga – rongga pada beton. Untuk
melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum.
commit to user 10
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Asrama 2 Lantai
RAB
BAB 2 DASAR TEORI
Beberapa persyaratan utama pada Pedoman Beton SNI 03-2847-2002 adalah
sebagai berikut : 1. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d
b
atau 25 mm, dimana d
b
adalah diameter tulangan 2. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan
pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah : 1. Untuk pelat dan dinding
= 20 mm 2. Untuk balok dan kolom
= 40 mm 3. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca
= 50 mm
2.2. Perencanaan Atap