“selain itu ada bunga dengan empat warna berbeda. Sekarang bunga itu masih ada tetapi sulit untuk ditemui. Cerita bunga itu, bunga itu adalah jelmaan. Dan ada ritualnya kalau mau
melihat bunga itu, yaitu dengan membawa ayam dan meminta dengan hati yang tulus maka bunga itu akan muncul. Warna bunga tersebut merah, kuning, putih dan ungu. Arti dari
warna bunga itu adalah merah sebagai boru Purba, putih boru saragih, kuning boru Damanik, dan ungu boru Sitopu “ wawancara personal, 1 Agustus 2014.
Berdasarkan hasil wawancara informal di atas, dapat diketahui bahwa ada cerita legenda terjadinya kawah putih tersebut. Cerita tersebut tentang suku Simalungun
diperkampungan itu. Didasarkan adanya cerita tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti cagar alam kawah putih.
Cagar alam kawah putih ini adalah kawah putih yang asal usulnya dari budaya Simalungun yang ada di Sumatera Utara. Maka dari itu cagar alam ini harus dikembangkan
menjadi objek wisata yang memiliki keindahan yang khas sehingga harus adanya perbaikan jalan menuju objek wisata itu, dan melakukan pengawasan dan perawatan terhadap objek
wisata itu sendiri agar terlestarikan keindahannya dan menjadi daya tarik para wisatawan mancanegara.
Berdasarkan hal itu dan data dari wawancara tersebut, maka penulis tertarik untuk
membuat kertas karya tentang “Upaya Pengembangan Kawah Putih Tinggi Raja sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Simalungun”.
1.2 Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1.
Bagaimana upaya pengembangan kawah putih menjadi objek wisata di Tinggi Raja? 2.
Bagaimana objek wisata kawah putih menjadi tujuan wisata di Tinggi Raja? 3.
Bagaimana upaya dalam pengembangan objek wisata Tinggi Raja menjadi salah satu tujuan wisata?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Kertas karya ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui bagaimana upaya pengembangan kawah putih menjadi objek wisata di Tinggi Raja
2. Untuk mengetahui bagaimana objek wisata kawah putih menjadi tujuan wisata di
Tinggi Raja. 3.
Untuk mengetahui bagaimana upaya dalam pengembangan objek wisata Tinggi Raja menjadi salah satu tujuan wisata?
4.
1.4 Metode Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan dua metode penelitian yaitu:
1. Studi Kepustakaan Library Research
Pengumpulan data secara teoritis yang diperoleh dari pustaka berupa buku-buku ilmiah, majalah dan internet yang ada hubungannya dengan pembahasan judul kertas
karya ini. 2.
Studi Lapangan Field Research Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara penelitian langsung di
lapangan dengan mewawancarai orang yang terkait di lingkungan sekitar dan mengadakan observasi.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Sistematika Penulisan
Kertas karya ini terdiri dari lima bab, yang setiap bab mencakup hal-hal sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisikan uraian tentang alasan pemilihan judul, batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Uraian Teoritis Tentang Kepariwisataan
Berisikan uraian teoritis tentang kepariwisataan yang meliputi pengertian pengembangan pariwisata, pengertian pengembangan objek wisata, tujuan
dan asas pengembangan objek wisata, pengertian objek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana pariwisata, cagar alam dan sapta pesona wisata.
Bab III : Gambaran Umum Tinggi Raja
Bab ini menguraikan tentang kondisi geografis desa, letak dan luas daerah, peruntukkan dan manfaat lahan, kondisi sosial budaya, sarana dan prasarana,
visi dan misi desa, tujuan dan sasaran.
Bab IV : Upaya Pengembangan Kawah Putih Tinggi Raja Sebagai
Objek dan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Simalungun
Bab ini menguraikan, upaya Kawah Putih Tinggi Raja sebagai objek wisata, upaya objek wisata Tinggi Raja, upaya Kawah Putih Tinggi Raja menjadi
tujuan wisata.
Universitas Sumatera Utara
Bab V : Penutup
Bab ini berisikan tentang simpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pengembangan Pariwisata
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa 2002, pengertian pengembangan adalah: Pertama, pengembangan adalah hal, cara atau hasil
mengembangkan. Kedua, pengembangan adalah proses atau cara, perbuatan mengembangkan ke sasaran yang dikehendaki. Ditambahkan oleh Darminta 2002 : 474 pengembangan
adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna. Pengembangan dalam penelitian ini diartikan sebagai proses atau perbuatan
pengembangan dari belum ada, dari yang sudah ada menjadi lebih baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik.
Pengembangan pariwisata menurut Pearce 1981 : 12 dapat diartikan sebagai usaha untuk melengkapi atau meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam pengembangan pariwisata, terdapat faktor yang dapat menentukan keberhasilan pengembangan pariwisata Yoeti : 1996 yaitu:
1. Tersedianya objek dan daya tarik wisata.
2. Adanya fasilitas accessibility yaitu sarana dan prasarana sehingga memungkinkan
wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata. 3.
Tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial, dan pembangunan di sektor lainnya. Maka di dalam pengembangan pariwisata dibutuhkan
perencanaan terlebih dahulu. Dari pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses atau cara yang terjadi secara terus menerus, untuk menjadikan sesuatu
objek tersebut menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kebutuhkan masyarakat secara keseluruhan.
Pengembangan pariwisata mempunyai dampak positif maupun dampak negatif, maka diperlukannya perencanaan untuk menekan sekecil kemungkinan dampak negatif yang
ditimbulkan. Spillane 1994 : 51-62 menjelaskan mengenai dampak positif maupun dampak negatif dari pengembangan pariwisata.
Dampak positif, yang diambil dari pengembangan pariwisata meliputi: 1.
Penciptaan lapangan pekerjaan, di mana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat karya di mana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau
peralatan. 2.
Sebagai sumber devisa negara. 3.
Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, di sini pariwisata secara wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri ke arah wilayah desa
yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan regional. Struktur perekonomian regional sangat penting untuk
menyesuaikan dan menentukan dampak ekonomis dari pariwisata. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata
meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan perekonomian
terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang atau luka vulnerability, khususnya kalau negara tersebut sangat tergantung pada satu pasar asing.
2. Banyak kebocoran yang sangat luas dan besar, khususnya kalau proyek-proyek
pariwisata berskala besar dan diluar kapasitas perekonomian, seperti barang-barang impor, biaya promosi keluar negri, tambahan pengeluaran untuk warga negara sebagai
akibat dari penerimaan dan percontohan dari pariwisata dan lainnya. 3.
Polarisasi spasial dari industri pariwisata di mana perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang besar dari kelompok besar
perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
2.2 Pengertian Pengembangan Objek Wisata