Ruang Bengkel Kayu Pembahasan
66 Luas ruang bengkel kayu tidak memenuhi standar karena ruang tersebut
sejak awal tidak direncanakan untuk ruang bengkel. Ruang ini merupakan bangunan cagar budaya yang dibangun pada jaman Belanda. Fungsi awal
bangunan ini pada jaman Belanda sebagai asrama perawat. Setelah seluruh bangunan rumah sakit beralih fungsi menjadi bangunan sekolah, maka ruang
perawat beralih fungsi menjadi ruang kelas. Ketika kegiatan praktik tidak lagi diselenggarakan di BLPT dan sekolah harus tetap melaksanakan kegiatan
praktik, maka ruang yang tadinya merupakan ruang kelas dialih fungsikan menjadi bengkel kayu.
Keterbatasan ruang bengkel kayu untuk praktik ini mengakibatkan kegiatan praktik tidak hanya dilakukan di dalam area kerja namun juga dilakukan
di halaman bengkel. Saat praktik, sebagian bangku dan kursi kerja terkadang diletakkan di halaman bengkel kayu.
Sedangkan dilihat dari ruangan, bengkel kerja kayu sebaiknya tidak berkeramik. Sedangkan ruang bengkel kerja kayu di SMK N 3 Yogyakarta
beralaskan keramik. Hal ini dapat memicu terjadi kecelakaan kerja. Lantai yang licin menambah kewaspadaan siswa dalam melaksanakan kegiatan praktik.
Untuk meningkatkan keselamatan kerja, pihak sekolah menyediakan sepatu khusus untuk praktik, namun siswa tidak menggunakan sepatu tersebut.