a. Inflasi dan PDRB Tw.I
Tw.II Tw. III
Indeks Harga Konsumen : - Banda Aceh
180.43 200.28
207.26 110.54
112.04 - Lhokseumawe
151.47 157.80
165.43 108.77
111.95 Laju Inflasi Tahunan yoy,
- Banda Aceh 9.54
11.00 9.81
12.26 10.63
- Lhokseumawe 11.47
4.18 6.91
10.46 9.16
PDRB - harga konstan miliar Rp 37,159
36,038 9,091
8,564 8,473
- Pertanian 7,873
8,263 2,038
2,194 2,238
- Pertambangan Penggalian 9,245
7,244 1,941
1,256 1,090
- Industri Pengolahan 5,302
4,492 1,105
1,105 1,024
- Listrik, Gas Air Bersih 66
82 20
22 23
- Bangunan 1,885
2,147 503
509 541
- Perdagangan, Hotel Restoran 5,571
5,666 1,400
1,446 1,486
- Pengangkutan Komunikasi 1,926
2,136 523
526 541
- Keuangan, Persewaan Jasa 494
523 109
136 140
- Jasa 4,798
5,484 1,453
1,369 1,391
Pertumbuhan PDRB yoy, 2.40
-2.21 -5.18
-7.92 -8.70
Nilai Ekspor Nonmigas USD Juta 13.70
88.09 10.28
14.37 52.27
Volume Ekspor Nonmigas ton 23.17
268.64 14.75
10.78 69.58
Nilai Impor Nonmigas Juta USD 29.96
25.88 15.74
1.62 0.00
Volume Impor Nonmigas ton 381.91
325.57 185.62
19.95 0.00
IHK dan inflasi sejak triwulan II-2008 sudah menggunakan tahun dasar 2007 = 100 Data PDRB dan pertumbuhan Triwulan III menggunakan angka proyeksi sementara.
Data ekspor-impor triwulan III merupakan data bulan Juli sd Agustus 2008
2007
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR 2006
2008
b. Perbankan Sistem Pembayaran Tw.I
Tw.II Tw. III
A.BANK UMUM : a. Bank Umum Konvensional
Aset Rp Juta 26,120,634 22,267,394
19,822,119 22,775,377 24,813,484
Posisi SBI Rp Juta 3,796,051
1,250,000 900,000
850,000 1,134,539
Dana Pihak Ketiga Rp Juta 20,849,536 17,615,711
16,276,740 16,280,726 18,447,031
- Giro 10,472,412
7,877,806 6,677,780
7,109,348 7,859,113
- Tabungan 5,253,171
6,157,524 5,862,391
5,577,745 5,671,877
- Deposito 5,123,953
3,580,381 3,736,569
3,593,633 4,916,041
Kredit Rp Juta - berdasarkan Bank Pelapor 4,474,270
6,327,072 6,175,050
7,776,862 8,388,393
Berdasarkan Penggunaan : - Modal Kerja
535,219 1,947,835
3,408,551 2,565,936
2,817,253 - Konsumsi
2,703,723 3,606,904
6,175,050 4,414,729
4,714,162 - Investasi
1,235,328 772,333
698,311 796,197
856,978 - LDR
21.46 35.92
37.94 47.77
0.00 - NPL Rp Juta
53,200 83,568
123,937 166,464
201,333 - Rasio NPL
1.19 1.32
2.01 2.14
2.40 Kredit UMKM Rp Juta
2,946,047 3,903,556
4,092,264 4,753,708
5,109,744
Kredit Mikro Rp50 juta 133,324
177,229 2,226,923
204,772 222,967
- Modal Kerja 32,732
46,963 62,019
67,818 77,028
- Konsumsi 90,567
114,100 111,973
121,026 18,978
- Investasi 10,025
16,166 14,174
15,928 126,961
Kredit Kecil Rp50 juta x ≤Rp500 juta
1,051,006 1,496,001
1,573,756 1,779,108
1,906,234 - Modal Kerja
451,024 690,579
760,980 850,699
925,177 - Konsumsi
537,470 704,588
722,171 825,136
117,152 - Investasi
62,512 100,834
90,605 103,273
863,905 Kredit Menengah Rp500 juta x
≤Rp5 miliar 1,761,717
2,230,326 291,585
2,769,828 2,980,543
- Modal Kerja 559,382
900,431 951,277
1,235,509 1,374,709
- Konsumsi 1,114,173
1,170,046 1,116,204
1,316,088 246,911
- Investasi 88,162
159,849 159,442
218,231 1,358,923
Total Kredit MKM Rp Juta 2,946,047
3,903,556 4,092,264
4,753,708 5,109,744
NPL MKM Gross Rp Juta 53,200
72,880 123,937
166,464 201,277
PPAP Rp Juta 74,142
127,236 139,608
177,567 209,795
Rasio NPL MKM Gross 1.81
1.87 3.03
3.50 3.94
Rasio NPL MKM Nett -0.71
-1.39 -0.38
-0.23 -0.17
INDIKATOR 2006
2008 2007
Tw.I Tw.II
Tw. III b. Bank Umum Syariah
Aset Rp Juta 1,283,302
1,034,107 16,898,426
1,073,817 1,171,675
Dana Pihak Ketiga Rp Juta 1,078,556
689,173 6,466,635
608,831 653,978
- Giro 501,538
236,192 141,632
163,361 183,732
- Tabungan 230,178
312,636 82,601
298,786 326,557
- Deposito 346,840
140,345 3,461
146,684 143,689
Kredit Rp Juta - berdasarkan Bank Pelapor 123,765
246,819 166,640
369,670 432864
- Modal Kerja 35,422
86,478 128,648
163,470 187,189
- Investasi 13,488
30,797 42,621
45,487 - Konsumsi
74,855 129,544
291,585 163,579
200,188 - FDR
11.48 35.81
2.58 60.72
66.19 - NPF Rp Juta
1,561 4,279
69,315 13,013
13,013 - NPF
1.26 1.73
41.60 3.52
3.01 Kredit UMKM Rp Juta
123,765 246,819
4,541,155 366,170
432,864
Kredit Mikro Rp50 juta 18,128
26,995 69,698
35,975 38,040
- Modal Kerja 1,911
2,866 8,003
10,880 11,622
- Investasi 956
1,876 2,017
2,160 2,284
- Konsumsi 15,261
22,253 20,840
22,935 24,134
Kredit Kecil Rp50 juta x ≤Rp500 juta
85,197 167,827
191,027 215,951
254,835
- Modal Kerja 25,503
64,430 88,855
93,191 108,106
- Investasi 8,849
14,906 16,729
18,299 20,156
- Konsumsi 50,845
88,491 85,443
104,461 126,573
Kredit Menengah Rp500 juta x ≤Rp5 miliar
20,440 51,997
4,280,430 114,244
139,989
- Modal Kerja 8,008
19,182 30,863
59,399 67,461
- Investasi 3,683
14,015 16,470
18,662 23,047
- Konsumsi 8,749
18,800 22,365
36,183 49,481
Total Kredit MKM Rp Juta
123,765 246,819
4,541,155 366,170
432,864 NPL MKM Gross Rp Juta
1,561 5,231
69,315 13,013
14,556 PPAP Rp Juta
1,690 3,608
16,898,426 6,482
8,852 Rasio NPL MKM Gross
1.26 2.12
1.53 3.55
3.36 Rasio NPL MKM Nett
-0.10 0.66
370.59 1.78
1.32
INDIKATOR 2006
2008 2007
Tw.I Tw.II
Tw. III B.BPR
Konvensional : Aset Rp Juta
37,555
53,540 79,379
79,085 97,258
Dana Pihak Ketiga Rp Juta 27,107
33,759 53,767
55,204 55,312
- Tabungan 22,322
21,087 40,632
39,909 40,015
- Deposito 4,785
12,672 13,135
15,294 15,297
Kredit Rp Juta 26,226
26,352 25,094
25,591 24,894
- Modal Kerja 17,019
18,062 16,869
17,255 16,717
- Konsumsi 7,201
6,842 6,782
6,898 6,745
- Investasi 2,006
1,448 1,443
1,438 1,432
NPL 22.46
23.87 24.49
25.40 24.52
LDR 96.75
78.06 46.67
46.36 45.01
Syariah : Aset Rp Juta
24,233 28,680
29,963 30,863
32,407 Dana Pihak Ketiga Rp Juta
16,453 19,664
18,925 18,566
19,114
- Tabungan 11,954
14,886 15,009
14,388 14,391
- Deposito 4,499
4,779 3,916
4,178 4,724
Kredit Rp Juta 12,468
15,942 15,571
15,587 16,378
- Modal Kerja 9,179
9,924 9,779
9,813 10,303
- Konsumsi 1,558
3,123 2,953
2,928 3,177
- Investasi 1,730
2,896 2,839
2,846 2,899
NPF 16.94
15.76 14.79
14.74 18.04
FDR 75.78
81.07 82.28
83.95 85.68
C. SISTEM PEMBAYARAN Aliran Kas di KBI Banda Aceh :
- Inflow miliar Rp 655
518 303
73 75
- Outflow miliar Rp 1,554
2,919 288
525 810
RTGS : 85,545
200,761 42,259
na na
- Dari Aceh miliar Rp 21,194
69,206 18,946
na na
- Ke Aceh miliar Rp 54,264
115,399 21,167
na na
- Dari - Ke Aceh miliar Rp 10,087
16,156 2,146
na na
Jumlah Uang Palsu yang ditemukan lembar 72
246 24
39 Nominal Kliring miliar Rp
1,213 3,615
482 407
451 Volume Kliring lembar
52,105 100,046
15,794 15,915
15,641 INDIKATOR
2006 2008
2007
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perkembangan Makro Ekonomi Daerah
Sampai dengan triwulan III2008, ekonomi Aceh masih mengalami penurunan.
Pertumbuhan ekonomi dengan migas diproyeksikan turun yakni
sekitar -8,7 yoy, akibat berkurangnya lifting gas alam di Aceh dan berkurangnya kegiatan rehab-rekon. Bila migas tidak diperhitungkan, maka
pertumbuhan diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni sekitar 3,63 yoy.
Dari sisi pengeluaran, meskipun turun, pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga khususnya konsumsi makanan.
Konsumsi tersebut berkaitan dengan adanya bulan puasa dan lebaran. Sementara komponen pengeluaran lainnya relatif menurun. Belanja
pemerintah mengalami penurunan dimana realisasi belanja hanya sekitar 14 per oktober. Investasi juga lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Indikasi
tersebut terlihat dari belum adanya realisasi komitmen investasi perusahaan berskala besar dan turunnya jumlah perusahaan lokal yang melakukan daftar
usaha. Pada komponen net ekspor, meskipun masih tercatat surplus, namun bila dibandingkan tahun lalu terjadi penurunan yang signifikan. Hal ini
disebabkan turunnya ekspor LNG sampai -77,7 dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan tersebut tidak terlepas dari turunnya lifting gas alam
di Aceh seiring menipisnya cadangan.
Dari sisi penawaran, turunnya pertumbuhan ekonomi Aceh terjadi pada sektor pertambangan, sektor industri migas, sektor konstruksi
dan sektor jasa-jasa . Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, penurunan lifting
gas alam mempengaruhi turunnya PDRB pada sektor pertambangan dan sektor industri migas. Penurunan sektor konstruksi terkait erat dengan
berkurangnya proyek-proyek rehab rekon di Aceh seiring mendekati berakhirnya kegiatan BRR NAD-Nias di Aceh. Sementara, penurunan sektor
jasa-jasa turun signifikan sebagai pengaruh realisasi belanja pemerintah yang masih rendah yakni sekitar 14 per Oktober 2008.
Perkembangan Inflasi Daerah
Pada triwulan III2008, inflasi di Aceh menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan II2008.
Inflasi tahunan kota Banda Aceh turun dari
12,26 menjadi 10,63 yoy. Sementara, Lhokseumawe turun dari 10,46 menjadi 9,16 grafik 2.1. Penurunan inflasi tersebut dipengaruhi oleh
berkurangnya dampak inflasi kenaikan harga BBM dan turunnya harga komoditi ikan segar dan bumbu-bumbuan. Selain itu, level harga di Aceh yang
relatif tinggi dibandingkan rata-rata nasional sehingga ruang gerak bagi kenaikan harga semakin kecil dibandingkan daerah lain.
Disparitas inflasi antara Banda Aceh dan Lhokseumawe juga semakin mengecil.
Hal tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya kegiatan rehab-rekon yang selama ini berpusat di Banda Aceh, sehingga tekanan inflasi akibat
kegiatan tersebut semakin mengecil di Banda Aceh.
Menurut kelompok barangjasa, kelompok yang mengalami inflasi yang
signifikan diatas 10 di Banda Aceh antara lain kelompok bahan makanan,
kelompok makanan jadi, kelompok sandang dan kelompok kesehatan. Tingginya inflasi pada 3 kelompok pertama dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan pada bulan puasa dan lebaran di bulan September lalu. Sedangkan inflasi pada kelompok kesehatan disebabkan oleh tingginya
permintaan akan kebutuhan perawatan badan seperti salon, klinik kecantikan dan sejenisnya sementara jumlahnya masih terbatas.
Di Lhokseumawe, kelompok barangjasa yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar. Hal tersebut berbeda dengan inflasi kelompok tersebut di Banda Aceh.
Kenaikan salah satu komoditi pada kelompok tersebut yakni harga sewa kontrak rumah di Banda Aceh sudah mencapai puncaknya terlebih dahulu
pada masa awal rehab-rekon. Dengan berkurangnya kegiatan rehab-rekon, menyebabkan ruang gerak naiknya harga sewa tersebut semakin mengecil.
Perkembangan Perbankan Daerah
Kinerja perbankan Aceh pada triwulan ini menunjukkan peningkatan.
Indikator keuangan Bank rata-rata mengalami kenaikan. Aset mengalami peningkatan disetiap jenis bank kecuali BPR Konvensional. Aset mengalami
peningkatan sekitar 9 qtq selama triwulan III2008 menjadi Rp26,11 triliun. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
DPK. Pada triwulan III2008, DPK tumbuh sekitar 11,6 qtq menjadi Rp18,93 triliun. Seiring dengan hal tersebut, penyaluran kredit juga
mengalami pertumbuhan sekitar 8,2 qtq menjadi Rp8,86 triliun. Pertumbuhan DPK yang lebih pesat dibandingkan pertumbuhan kredit
menyebabkan Loan to Deposit Ratio Perbankan Aceh turun dari 48,3 menjadi 46,8. Seiring dengan pertumbuhan kredit, rasio Non Performing
Loans NPL perbankan Aceh juga mengalami peningkatan meskipun masih dalam batas aman dibawah 5. Rasio NPL naik dari 2,30 menjadi 2,45.
Kinerja Bank Umum Konvensional yang mendominasi aset perbankan Aceh, menunjukkan peningkatan.
Pangsa aset Bank Umum Konvensional terhadap total aset perbankan Aceh mencapai 95. Selama triwulan III2008,
aset tersebut tumbuh sekitar 8,9 menjadi Rp24,8 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan DPK sekitar 11,8 menjadi Rp18,2
triliun. Seiring dengan hal tersebut, penyaluran kredit juga tumbuh sekitar 7,9 menjadi Rp8,39. Pertumbuhan DPK yang lebih cepat daripada kredit
menyebabkan turunnya LDR dari 47,8 menjadi 46,1. Dengan adanya peningkatan kredit juga telah mendorong peningkatan rasio NPL dari 2,14
menjadi 2,40.
Sama seperti halnya Bank Umum Konvensional, kinerja Bank Umum Syariah juga mengalami peningkatan.
Aset mengalami pertumbuhan lebih baik dibandingkan Bank Umum Konvensional, yakni tumbuh sekitar 9,1
menjadi Rp1,17 triliun. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan DPK sekitar 7,4, sehingga posisi DPK mencapai Rp654 miliar. Pembiayaan juga
mengalami peningkatan yang lebih baik daripada Bank Umum Konvensional, yakni tumbuh sekitar 17,1. Akibatnya Financing to Deposit Ratio FDR
mengalami peningkatan, terbalik dengan Bank Umum Konvensional, yang LDRnya mengalami penurunan. FDR naik dari 60,7 menjadi 66,2.
Pertumbuhan pembiayaan tidak menyebabkan rasio Non Performing Financing meningkat. Rasio NPF bahkan turun dari 3,52 menjadi 3,36.
Perkembangan Sistem Pembayaran
Nilai transaksi non tunai khususnya kliring pada triwulan III-2008 mengalami peningkatan secara nominal
. Transaksi kliring selama triwulan III tercatat sebesar Rp451,4 miliar atau sebanyak 15.641 warkat. Sementara
itu kasus penarikan cekbilyet giro kosong meningkat dari 469 warkat menjadi 587 lembar warkat dengan nilai Rp14,6 miliar atau 3,2 dari total nilai
transaksi kliring. Hal tersebut perlu mendapat perhatian bersama, karena peningkatan tersebut mengindikasikan meningkatnya moral hazard di
masyarakat.
Sementara itu net-outflow uang tunai di BI Banda Aceh mengalami peningkatan yang signifikan seiring meningkatnya kebutuhan uang
tunai pada bulan puasa dan lebaran september lalu. Net-outflow
mengalami peningkatan dari triwulan lalu yang sebesar Rp451,6 miliar menjadi Rp735,2 miliar di triwulan III2008. Jumlah uang tunai yang ditarik
perbankan outflow di wilayah kerja BI Banda Aceh mencapai Rp810,2 miliar selama triwulan III2008. Sementara jumlah setoran uang tunai dari perbankan
ke BI Banda Aceh hanya sebesar Rp75,1 miliar. Sementara itu, temuan uang palsu di BI Banda Aceh selama triwulan III2008 nihil.
Perkembangan Keuangan Daerah
Stimulus perekonomian dari belanja pemerintah pada triwulan III2008 diperkirakan masih rendah
. Pada Oktober, realisasi APBD Provinsi NAD 2008 baru mencapai 14 atau sekitar Rp1,2 triliun dari pagu yang sekitar
RP8,52 triliun. Sementara pengeluaran pemerintah pusat dari kantor BRR NAD-Nias sampai Juli 2008, baru terealisasi sekitar 32,47 Rp3,52 triliun
dari total anggaran Rp10,88 triliun. Hal ini berdampak pada rendahnya pertumbuhan ekonomi dan berpotensi menjadi beban moneter apabila dana
menganggur tersebut masuk pada instrumen SBI Sertifikat Bank Indonesia.
Proyeksi Ekonomi dan Inflasi Daerah
Pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2008 diproyeksikan lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Pertumbuhan diperkirakan pada kisaran -7 sd - 5 yoy, sedangkan pertumbuhan tanpa migas diperkirakan berkisar 3 sd
4 yoy. Untuk mencapai tersebut, peran pemerintah sangat signifikan dalam menjaga pertumbuhan dengan merealisasikan belanja sesegera
mungkin. Selain berpengaruh pada pertumbuhan secara umum, realisasi belanja pemerintah tersebut sangat diharapkan masyarakat khususnya pada
proyek-proyek pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat dan sejenisnya.
Inflasi akhir tahun 2008 diperkirakan tidak berbeda dengan tahun 2007 lalu.
Proyeksi inflasi kota Banda Aceh akan berkisar pada 10 sd 12 yoy sedangkan Lhokseumawe akan berkisar pada 8 s.d 10 yoy, yang
didasarkan atas perkembangan inflasi tahunan selama 9 bulan terakhir. Tekanan inflasi pada triwulan IV diperkirakan berasal dari sisi demand dimana
pada bulan Desember akan dilaksanakan hari raya idul adha disertai acara meugang yang akan memicu kenaikan harga daging dan bahan makanan.
Oleh karena itu, pasokan komoditi-komoditi tersebut terjamin ketersediaannya di pasar.
1
BAB I Pe r k e m ba n ga n Ek on om i M a k r o Re gion a l
Sampai dengan triwulan III-2008, pertumbuhan ekonomi Aceh masih melambat seiring penurunan lifting gas dan kegiatan rehab-rekon
yang sebentar lagi berakhir. Pertumbuhan diproyeksikan terus menurun
yakni sekitar -8,7 yoy, akibat berkurangnya lifting gas di Aceh karena cadangan gas alam semakin menipis. Bila migas tidak diperhitungkan
pertumbuhan triwulan III diproyeksikan lebih baik dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tanpa migas diperkirakan mencapai 3,63 yoy,
sedangkan triwulan sebelumnya hanya 2,18.
Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB Prov. NAD
Sumber : BPS Prov. NAD
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh naiknya
konsumsi rumah tangga pada bulan puasa lalu, sementara komponen pengeluaran lainnya belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Komitmen investasi dalam skala besar belum juga terealisasi. Tampaknya investor masih bersikap wait and see terhadap perkembangan politik dan
keamanan di Aceh khususnya Pemilihan Umum tahun 2009 nanti. Realisasi anggaran pemerintah juga masih rendah yakni sekitar 14 akibat
keterlambatan pengesahaan rancangan Anggaran tahun 2008. Sementara belanja pemerintah untuk rehab-rekon juga akan semakin berkurang
3.6 20.1
-10.1 -8.7
5.5 1.6
-5.2 -9.6
-10.7 -2.2
-7.9 2.2
4.1 7.5
7.7 1.2
3.7 8.0
1.8 -0.4
-15 -10
-5 5
10 15
20 25
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 Q1-08
Q2-08 Q3-08
Pertumbuhan ,yoy Pertumbuhan tanpa migas ,yoy
2
mendekati berakhirnya kerja Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh pada Juni 2009 nanti. Kinerja ekspor belum menunjukkan peningkatan signifikan,
diperparah dengan ancaman resesi dunia akibat krisis keuangan Amerika Serikat yang diperkirakan banyak kalangan masih akan berlangsung satu
sampai dua tahun kedepan.
Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi Aceh masih didorong oleh sektor
pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran PHR. Sektor konstruksi yang sempat booming kembali melambat. Meskipun kegiatan rehab-rekon
terus berkurang, namun pertumbuhan sektor konstruksi khususnya properti masih ditopang oleh maraknya pembangunan perumahan dan pertokoan
yang dilakukan oleh masyarakat.
1.1 SISI PENGELUARAN Pertumbuhan komponen pengeluaran pada triwulan III-2008