Impact Evaluation Evaluasi Dampak

38 Universitas Indonesia

3.4.2. Impact Evaluation Evaluasi Dampak

Metode impact evaluation dilakukan pengukuran nilai indikator sebelum dan setelah intervensi program pada dua kelompok yaitu kelompok yang mendapat intervensi program Kelompok Aksi dan kelompok yang tidak mendapat intervensi program Kelompok Kontrol. Indikator yang akan diukur adalah tingkat pendapatan per kapita per bulan. Indikator sebelum intervensi program adalah tingkat pendapatan per kapita per bulan pada tahun 2009 baseline dan indikator setelah intervensi program adalah tingkat pendapatan per kapita per bulan tahun 2012 impact. Pada masing-masing kelompok dilakukan penghitungan selisih nilai indikator pada saat impact dan baseline. Setelah itu kurangkan kedua selisih selisih dalam selisih, sehingga diperoleh nilai dampak yang dihasilkan dari intervensi program Suryahadi, 2007. Rumus penghitungan selisih dalam selisih adalah sebagai berikut : ΔY = Y A1 – Y A0 – Y K1 –Y K0 dimana : Y A0 = Pendapatan per kapita per bulan kelompok Aksi sebelum intervensi program Y A1 = Pendapatan per kapita per bulan kelompok Aksi setelah intervensi program Y K0 = Pendapatan per kapita per bulan kelompok Kontrol sebelum periode program Y K1 = Pendapatan per kapita per bulan kelompok Kontrol setelah periode program Apabila digambar, maka pengukuran dampak Pinjaman Bergulir program PUAP seperti berikut ini : Gambar 3.2 Pengukuran Dampak dengan Kelompok Kontrol Sumber : Suryahadi 2007. Analisis dampak..., Triane Widya Anggriani, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012 39 Universitas Indonesia Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis dampak adalah sebagai berikut : 1. Melakukan Uji Independent Sample T Test Kelompok Aksi dan Kelompok Kontrol. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata tingkat pendapatan per kapita per bulan Kelompok Aksi dan Kelompok Kontrol sebelum periode intervensi program, yaitu tahun 2009 sebagai tahun baseline. Apabila sama, maka dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Apabila tidak sama maka dilakukan pemilihan sampel kembali sampai hasil uji T-Test menghasilkan kesamaan rata-rata pendapatan per kapita per bulan pada kedua kelompok. Pengolahan data menggunakan software SPSS versi 17. 2. Melakukan penghitungan dampak dengan cara : a. Menghitung selisih rata-rata pendapatan per kapita per bulan Kelompok Aksi sebelum dan sesudah intervensi program PUAP; b. Menghitung selisih rata-rata pendapatan per kapita per bulan Kelompok Kontrol pada periode yang sama dengan penghitungan Kelompok Aksi; c. Menghitung selisih hasil pada poin a dan b. Adisasmita 2005 dalam Artiningtyas 2012 mengatakan bahwa kemiskinan absolut sering dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang untuk dapat hidup secara layak. Bila pendapatan tidak dapat mencapai kebutuhan minimum, maka orang atau keluarga tersebut dapat dikatakan miskin. Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dengan tidak miskin atau sering disebut sebagai garis kemiskinan. Untuk mengukur kemiskinan, penulis mengacu pada konsep garis kemiskinan pada tahun dasar dan tahun sekarang dari Badan Pusat Stastistik. Penduduk miskin adalah mereka yang pendapatan per kapitanya di bawah Garis Kemiskinan. Adapun garis kemiskinan perdesaan Propinsi Jawa Barat tahun dasar 2009 dan tahun sekarang 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 3.5. Garis Kemiskinan di Daerah Pedesaan Propinsi Jawa Barat Tahun 2009 2012 Garis Kemiskinan Rp. Rp. 175.193,- Rp. 216.610,- Sumber: BPS Tahun 2009 dan Tahun 2012. Analisis dampak..., Triane Widya Anggriani, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012 40 Universitas Indonesia Indikator pengurangan kemiskinan digunakan untuk mengukur persentase dampak perubahan jumlah penduduk miskin setelah dilaksanakan program PUAP. Perhitungan dilakukan dengan mengurangi perubahan jumlah penduduk miskin pada kelompok aksi dengan kelompok kontrol. Untuk menguji perbedaan rata-rata tingkat pendapatan perkapita perbulan sebelum dan sesudah adanya program PUAP, akan dilakukan dengan Uji Paired Sampel T Test dan Uji Independent Sample T Test. Uji Paired Sampel T Test digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang nyata antara pendapatan perkapita perbulan sebelum dan sesudah PUAP baik pada kelompok aksi maupun pada kelompok kontrol. Sedangkan Uji Independent Sample T Test digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata antara pendapatan perkapita perbulan sesudah program PUAP antara kelompok aksi dan kelompok kontrol. Formulasinya sebagai berikut : 1. Uji Paired Sampel T Test Uji hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut : Ho : u1 = u2 tidak ada perbedaan pendapatan perkapita sebelum dan sesudah program PUAP. H1 : u1 ≠ u2 ada perbedaan pendapatan perkapita sebelum dan sesudah program PUAP. Kriteria Uji : Ho ditolak jika p value 0,05 Sulistyo, 2012. Uji ini dilakukan pada kelompok aksi dan juga pada kelompok kontrol. 2. Uji Independent Sample T Test Uji hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut : Ho : u1 = u2 tidak ada perbedaan pendapatan perkapita sesudah program PUAP antara kelompok aksi dengan kelompok kontrol. H1 : u1 ≠ u2 ada perbedaan pendapatan perkapita sesudah program PUAP kelompok aksi dengan kelompok kontrol. Kriteria Uji : Ho ditolak jika p value 0,05 Sulistyo, 2012. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17. Hasil pengolahan data kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara deskriptif. Analisis dampak..., Triane Widya Anggriani, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012 41 Universitas Indonesia BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden