PT TRIKOMSEL OKE Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008
Disajikan dalam Rupiah Tidak Diaudit
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan l.
Aset Tetap lanjutan
Efektif pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 Revisi 2007, “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 1994, “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK
No. 17 1994, “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan pernyataan ini, Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya. Penerapan
PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya perolehan tersebut meliputi biaya penggantian bagian dari aset tetap tersebut pada saat terjadinya, jika
kriteria pengakuan aset tetap terpenuhi. Demikian juga pada saat dilakukan penelaahan, biaya perolehan dicatat sebesar nilai tercatat aset tetap sebagai nilai pengganti jika kriteria-kriteria
pengakuan aset tetap terpenuhi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dicatat dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Penyusutan dihitung sebagai berikut:
Taksiran Masa Manfaat Jenis Aset Tetap
Metode Tahun
Tarif
Bangunan Garis Lurus
20 5
Peralatan kantor Saldo Menurun Berganda
4 dan 8 50 dan 25
Kendaraan Saldo Menurun Berganda
8 25
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian pengakuan aset tetap tersebut selisih antara penerimaan bersih dari pelepasan aset dengan nilai tercatatnya harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya.
Nilai residu aset, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan dilakukan penyesuaian secara prospektif jika perlu, pada setiap akhir periode laporan keuangan konsolidasi. Dalam hal
nilai tercatat aset tetap melebihi perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali recoverable amount, aset tersebut diturunkan nilainya menjadi sebesar perkiraan jumlah yang dapat diperoleh
kembali tersebut, yang merupakan nilai yang lebih tinggi antara harga jual neto dan nilai pakai suatu aset.
Sewa Guna Usaha Pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 Revisi 2007, “Sewa” yang
menggantikan PSAK No. 30 1990, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan dialokasi ke setiap periode selama masa sewa. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa
pembiayaan disusutkan konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat aset
sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.