Laporan Keuangan Trikomsel per 30 Sept 2009
PT Trikomsel Oke Tbk. dan Anak Perusahaan
Laporan keuangan konsolidasi
Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008
(2)
(3)
Daftar Isi
Halaman
Neraca Konsolidasi ……… 1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi ……….. 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ……….. 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi ……… 5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ……….. 6-41
(4)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 2f,3 96.340.830.990 151.597.890.520
Piutang usaha 2g,4 257.858.771.798 248.718.771.730
Piutang lain-lain 2h,20 1.481.472.154 9.663.196.758
Persediaan 2i,2m,5 895.324.722.076 646.244.840.092
Biaya dan pajak dibayar di muka
dan uang muka 2i,2j,6,11d 393.821.708.723 179.968.124.307
JUMLAH AKTIVA LANCAR 1.644.827.505.741 1.236.192.823.407
AKTIVA TIDAK LANCAR
Aktiva pajak tangguhan, bersih 2n,11f - 537.291.929
Aset tetap, bersih 2l,7 42.603.812.145 33.370.449.560
Aktiva tidak lancar lainnya 2q,8 40.136.898.440 29.666.803.366
JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR 82.740.710.585 63.574.544.855
JUMLAH AKTIVA 1.727.568.216.326 1.299.767.368.262
*) Neraca konsolidasi pada tanggal 30 September 2008 merupakan akun PT Trikomsel Oke saja karena Anak Perusahaan diakuisisi dan dikonsolidasi efektif tanggal 25 November 2008
(5)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank 9 872.320.800.043 675.237.438.297
Hutang usaha 2h,10,20 175.234.947.862 188.761.194.467
Hutang pajak 11a 6.663.052.764 4.443.887.777
Biaya masih harus dibayar 4.855.006.400 8.161.239.136
Hutang sewa guna usaha 2l,7 404.719.386 675.053.602
Kewajiban lancar lainnya 2h,20 49.293.135 1.568.942.610
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 1.059.527.819.590 878.847.755.889
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan 2o,12 5.503.268.081 5.514.624.452
Kewajiban pajak tangguhan, bersih 2n,11f 80.460.200 -
Kewajiban tidak lancar lainnya 427.447.289 68.555.072
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 6.011.175.570 5.583.179.524
JUMLAH KEWAJIBAN 1.065.538.995.160 884.430.935.413
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 12.000.000.000 saham pada
tahun 2009 dan 9.000.000.000 pada tahun 2008
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.450.000.000 pada tahun 2009 dan
2.297.800.000 saham pada tahun 2008 13 445.000.000.000 229.780.000.000
Tambahan setoran modal, bersih 14 50.992.584.389 -
Uang muka pemesanan saham - 91.530.000.000
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan (1.613.755.093) -
Saldo laba 167.650.391.870 94.026.432.849
JUMLAH EKUITAS 662.029.221.166 415.336.432.849
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.727.568.216.326 1.299.767.368.262
*) Neraca konsolidasi pada tanggal 30 September 2008 merupakan akun PT Trikomsel Oke saja karena Anak Perusahaan diakuisisi dan dikonsolidasi efektif tanggal 25 November 2008
(6)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Catatan 2009 2008*)
PENDAPATAN BERSIH 2p,16 4.086.943.469.039 4.144.745.713.467
BEBAN POKOK PENDAPATAN 2p,17 3.670.334.804.505 3.821.863.347.973
LABA KOTOR 416.608.664.534 322.882.365.494
BEBAN USAHA 2h,2p,18,20 210.565.402.021 168.375.835.364
LABA USAHA 206.043.262.513 154.506.530.130
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Beban keuangan 19 (65.633.275.077) (34.687.839.566)
Laba (rugi) selisih kurs, bersih 2c,2d (14.530.623.163) 6.151.648.978
Pendapatan bunga 2.887.705.885 1.879.679.724
Lain-lain, bersih 641.588.200 (314.704.525)
Beban lain-lain, bersih (76.634.604.155) (26.971.215.389)
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK
PENGHASILAN BADAN 129.408.658.358 127.535.314.741
MANFAAT (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN BADAN 2n,11b
Tahun berjalan (37.802.902.771) (39.249.627.800)
Tangguhan (795.071.829) 333.152.088
Beban pajak penghasilan badan, bersih (38.597.974.600) (38.916.475.712)
LABA BERSIH 90.810.683.758 88.618.839.029
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2r,15 22 44
*) Laporan laba rugi konsolidasi untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2008 merupakan akun PT Trikomsel Oke saja karena Anak Perusahaan diakuisisi dan dikonsolidasi efektif tanggal 25 November 2008
(7)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
Modal Saham Uang Muka karena Penjabaran
Ditempatkan dan Tambahan Pem esanan Laporan
Catatan Disetor Penuh Modal Saham Keuangan Saldo Laba Ekuitas, Bersih
Saldo tanggal 1 Januari 2008 20.000.000.000 - 94.190.000.000 - 136.507.593.820 250.697.593.820
Tambahan setoran modal 13 127.208.250.000 - (94.190.000.000) - - 33.018.250.000
Pembagian dividen saham - - - - (83.555.000.000) (83.555.000.000)
Pembagian dividen tunai - - - - (47.545.000.000) (47.545.000.000)
Kapitalisasi dividen saham 82.571.750.000 - - - - 82.571.750.000
Uang muka pemesanan saham - - 91.530.000.000 - - 91.530.000.000
Laba bersih tahun berjalan - - - - 88.618.839.029 88.618.839.029
Saldo tanggal 30 September 2008 229.780.000.000 - 91.530.000.000 - 94.026.432.849 415.336.432.849
Saldo tanggal 1 Januari 2009 321.310.000.000 - - (618.615.723) 107.989.708.112 428.681.092.389
Tambahan setoran modal 13,14 123.690.000000 50.992.584.389 - - - 174.682.584.389
Pembagian dividen tunai - - - - (31.150.000.000) (31.150.000.000)
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan - - - (995.139.370) - (995.139.370)
Laba bersih tahun berjalan - - - - 90.810.683.758 90.810.683.758
Saldo tanggal 30 September 2009 445.000.000.000 50.992.584.389 - (1.613.755.093) 167.650.391.870 662.029.221.166
*) Laporan perubahan ekuitas konsolidasi untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2008 merupakan akun PT Trikomsel Oke saja karena Anak Perusahaan diakuisisi dan dikonsolidasi efektif tanggal 25 November 2008
(8)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 3.974.817.321.560 4.201.416.440.214 Pembayaran kas kepada pemasok & karyawan (4.064.609.216.230) (4.377.136.917.816) Pembayaran beban operasi (199.708.543.378) (164.071.418.836)
Kas diperoleh dari (digunakan untuk) operasi (289.500.438.048) (339.791.896.438) Pembayaran pajak penghasilan badan (65.329.773.402) (70.109.059.853)
Kas bersih digunakan untuk
aktivitas operasi (354.830.211.450) (409.900.956.291)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan penghasilan bunga 2.887.705.885 1.879.679.724
Hasil penjualan aset tetap - 6.447.155
Perolehan aset tetap 7 (16.981.241.943) (8.052.285.870)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (14.093.536.058) (6.166.158.991)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan hutang bank 176.313.304.246 304.455.366.644
Penambahan modal saham 14 174.682.584.389 127.208.250.000
Penambahan uang muka pemesanan saham - 91.530.000.000
Pembayaran beban keuangan (65.633.275.077) (33.986.899.464)
Pembayaran dividen (31.150.000.000) (3.776.810.631)
Pembayaran hutang sewa guna usaha (1.043.757.648) (573.700.474)
Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 253.168.855.910 484.856.206.075
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN BANK (115.754.891.598) 68.789.090.793
KAS DAN BANK AWAL TAHUN 3 212.095.722.588 82.808.799.727
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 3 96.340.830.990 151.597.890.520
AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI KAS
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 995.139.370 -
Penambahan modal saham melalui
kapitalisasi saldo laba - 82.571.750.000
Penjualan penyertaan saham di
PT Starone Mitra Telekomunikasi yang Dikompensasi dengan dividen kepada
PT Delta Sarana Pradana - 43.768.189.369
Reklasifikasi dari persediaan ke aset tetap 7 - 439.924.723
*) Laporan arus kas konsolidasi untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2008 merupakan akun PT Trikomsel Oke saja karena Anak perusahaan diakuisisi dan dikonsolidasi efektif tanggal 25 November 2008
(9)
a. Pendirian Perusahaan
PT Trikomsel Oke Tbk. (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Notaris Ny. Liliana Indrawati Tanuwidjaja, S.H., No. 11 tanggal 21 Agustus 1996. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman (Menkeh) Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-9342.HT.01.01.Th.96 tanggal 7 Oktober 1996 dan diumumkan dalam Tambahan No. 9342, dari Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 November 1996. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 6 tanggal 11 Februari 2009 sebagaimana ditegaskan dengan akta No. 20 tanggal 26 Februari 2009, mengenai perubahan seluruh anggaran dasar dalam rangka menjadi Perseroan Terbuka dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan menjadi sejumlah Rp400.000.000.000. Perubahan dalam anggaran dasar Perusahaan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-08209.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 19 Maret 2009 (Catatan 13).
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Persetujuan Bersama seluruh Pemegang Saham Perusahaan No. 27 tanggal 22 April 2009 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi S.H. Notaris di Jakarta telah diputuskan antara lain perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp445.000.000.000.
Berdasarkan anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha perdagangan dan distribusi perangkat telekomunikasi, yang mencakup telepon selular, aksesoris, suku cadang, kartu telepon pra bayar dan paska bayar, serta jasa yang terkait dengan telekomunikasi dan multimedia. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tanggal 21 Agustus 1996. Kantor Perusahaan berkedudukan di Jalan Raya R.S. Fatmawati No. 40, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, Perusahaan mengoperasikan secara keseluruhan masing-masing 768 dan 778 toko.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Sesuai dengan Surat Pernyataan Efektif yang diterbitkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. S-2475/BL/2009 tanggal 31 Maret 2009, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 450.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp225 per saham.
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
30 September 2009:
Komisaris Direksi
Kindarto Kohar - Presiden Komisaris Sugiono Wiyono Sugialam - Presiden Direktur
Christine Barki - Komisaris Independen Ellianah Wati Setiady - Direktur Tidak Terafiliasi
Suryatin Setiawan - Komisaris Independen Djohan Sutanto - Direktur
Glenn T. Sugita - Komisaris Djoko Harijanto - Direktur
(10)
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
30 September 2008:
Komisaris Direksi
Kindarto Kohar - Presiden Komisaris Sugiono Wiyono Sugialam - Presiden Direktur
Christine Barki - Komisaris Ellianah Wati Setiady - Direktur
Suryatin Setiawan - Komisaris Djohan Sutanto - Direktur
Djoko Harijanto - Direktur
Evy Soenaryo - Direktur
Silvyanna Nagasastra - Direktur
Sekretaris Perusahaan pada tanggal 30 September 2009 adalah Juliana Samudro yang ditunjuk berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.4 tentang pembentukan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) seiring dengan rencana Perusahaan untuk mencatatkan saham perdananya pada Bursa Efek Indonesia.
Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perusahaan untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp3.486.988.000 dan Rp9.185.000.000.
Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, Perusahaan mempunyai karyawan tetap masing-masing sebanyak 866 dan 1.098 orang (tidak diaudit).
d. Anak Perusahaan
Pada tanggal 30 September 2009, Perusahaan memiliki Anak perusahaan dengan kepemilikan hak suara langsung lebih dari 50% dalam Anak perusahaan, sebagai berikut:
Kegiatan Mulai Persentase Jumlah Aktiva
Nam a Usaha/ Tempat Beroperasi Pemilikan Sebelum Eliminasi
Anak Perusahaan Produk Kedudukan Komersial Efektif (Dalam Jutaan)
Trikomsel Pte, Ltd. Retail Singapura 25 November 2008 100.00 162.745*)
*) Laporan keuangan tidak diaudit.
Pada tanggal 25 November 2008, Perusahaan mengakuisisi Trikomsel Pte. Ltd., Anak perusahaan yang berkedudukan di Singapura, dengan nilai investasi awal sejumlah SGD1 dan kemudian pada tanggal yang sama ditingkatkan penyertaan sahamnya menjadi sebesar SGD1.300.000 (setara dengan Rp10,036.000.000), dengan persentase kepemilikan saham 100%. Anak perusahaan tersebut bergerak dalam bidang distribusi penjualan telepon selular.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dipergunakan oleh Perusahaan disusun berdasarkan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), yaitu Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/ PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.
(11)
Laporan keuangan Anak perusahaan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Singapura. Untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan Anak perusahaan tersebut telah terlebih dahulu disesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi, yang disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain, disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Laporan arus kas konsolidasi, yang disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
Berdasarkan PSAK No. 11 tentang “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, untuk tujuan akuntansi investasi dalam Anak perusahaan di luar negeri dan perhitungan bagian laba (rugi) terkait, laporan keuangan Anak perusahaan di luar negeri dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada akhir tahun untuk akun-akun aktiva dan kewajiban, kurs historis untuk akun-akun ekuitas dan kurs rata-rata dalam tahun yang bersangkutan untuk akun-akun laba rugi. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan disajikan sebagai “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan” dalam kelompok Ekuitas di neraca konsolidasi.
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.
Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan pada tahun tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.
Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, kurs yang digunakan untuk $AS1 masing-masing sebesar Rp 9.681 dan Rp 9.378.
(12)
d. Instrumen Derivatif
Setiap instrumen derivatif (termasuk derivatif melekat) dicatat sebagai aktiva atau kewajiban dalam neraca konsolidasi dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif harus dibukukan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aktiva atau kewajiban yang dilindungi dalam laporan laba rugi konsolidasi. Setiap entitas diharuskan untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas atas transaksi yang diperlakukan sebagai akuntansi lindung nilai. Instrumen derivatif Perusahaan tidak dimaksudkan sebagai aktivitas lindung nilai untuk tujuan akuntansi.
e. Kas yang Dibatasi Penggunaannya
Kas yang diperoleh dari pemegang saham sebagai uang muka pemesanan saham, yang belum dapat ditarik pada saat ini, dicatat sebagai kas yang dibatasi penggunaannya pada neraca.
f. Deposito Berjangka
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Sedangkan deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan sejak tanggal penempatan namun dijaminkan disajikan dalam akun “Aktiva Tidak Lancar Lainnya - Fixed Deposit” dalam neraca konsolidasi.
g. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Perusahaan membentuk penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode.
h. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa
Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa”. Yang dimaksud dengan pihak-pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
(1) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
(2) perusahaan asosiasi (associated companies);
(3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut; yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor;
(4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
(13)
h. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa (lanjutan)
(5) perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan yang bersangkutan. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
i. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method).
Persediaan diakui Perusahaan pada saat barang tiba di gudang Perusahaan sementara Anak perusahaan mengakui persediaan ketika tagihan dari pemasok telah diterima.
Penyisihan untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir periode.
j. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi sesuai masa manfaat biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
k. Penyertaan Saham
Penyertaan saham dimana Perusahaan mempunyai persentase pemilikan sampai dengan 20% dicatat dengan metode biaya perolehan (cost method), sementara pemilikan20% sampai dengan 50% dicatat dengan metode ekuitas (equity method), dimana biaya perolehan penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba (rugi) bersih dan dividen yang diperoleh dari perusahaan asosiasi sejak tanggal akuisisi.
Semua jenis investasi lainnya dicatat dengan metode biaya perolehan.
Penyertaan saham pada perusahaan asosiasi atau anak perusahaan dicatat dengan metode biaya perolehan jika penyertaan saham tersebut diperoleh dan dimiliki dengan tujuan untuk dijual dalam jangka pendek. Penyertaan saham tersebut disajikan sebagai “Investasi Jangka Pendek” pada neraca konsolidasi.
l. Aset Tetap
Pemilikan Langsung
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
(14)
l. Aset Tetap (lanjutan)
Efektif pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan pernyataan ini, Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya perolehan tersebut meliputi biaya penggantian bagian dari aset tetap tersebut pada saat terjadinya, jika kriteria pengakuan aset tetap terpenuhi. Demikian juga pada saat dilakukan penelaahan, biaya perolehan dicatat sebesar nilai tercatat aset tetap sebagai nilai pengganti jika kriteria-kriteria pengakuan aset tetap terpenuhi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dicatat dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Penyusutan dihitung sebagai berikut:
Taksiran Masa Manfaat
Jenis Aset Tetap Metode (Tahun) Tarif
Bangunan Garis Lurus 20 5%
Peralatan kantor Saldo Menurun Berganda 4 dan 8 50% dan 25%
Kendaraan Saldo Menurun Berganda 8 25%
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap tersebut (selisih antara penerimaan bersih dari pelepasan aset dengan nilai tercatatnya) harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai residu aset, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan dilakukan penyesuaian secara prospektif jika perlu, pada setiap akhir periode laporan keuangan konsolidasi. Dalam hal nilai tercatat aset tetap melebihi perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable
amount), aset tersebut diturunkan nilainya menjadi sebesar perkiraan jumlah yang dapat diperoleh
kembali tersebut, yang merupakan nilai yang lebih tinggi antara harga jual neto dan nilai pakai suatu aset.
Sewa Guna Usaha
Pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (1990), “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, lessee
mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan dialokasi ke setiap periode selama masa sewa. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa
pembiayaan disusutkan konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
(15)
l. Aset Tetap (lanjutan)
Suatu sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line
basis) selama masa sewa.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan melaporkan transaksi sewa dengan menggunakan metode direct financing lease jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya, merupakan keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease). 3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.
Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method).
Aset sewa guna usaha dengan hak opsi disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aset tetap sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan aset sewa guna usaha dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset sewa guna usaha yang sama dengan aset yang diperoleh melalui pemilikan langsung.
Hutang sewa guna usaha dicatat berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha yang dilakukan.
m. Penurunan Nilai Aktiva
Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya peristiwa atau perubahan kondisi yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat dipulihkan seluruhnya pada setiap tanggal pelaporan. Apabila kondisi tersebut terjadi, Perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas semua aktivanya dan mengakuinya sebagai kerugian dalam laporan laba rugi periode berjalan.
n. Pajak Penghasilan Badan
Beban pajak periode berjalan disajikan berdasarkan estimasi laba kena pajak periode berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Aktiva pajak tangguhan yang timbul dari rugi fiskal yang belum dikompensasikan diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan-perubahan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada periode berjalan, kecuali
(16)
n. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)
untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
o. Estimasi Kewajiban Imbalan Kerja Karyawan
Perusahaan mencatat estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan tanpa pendanaan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“Undang-undang”).
Efektif tanggal 1 Januari 2006, Perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”, dan mengubah kebijakan akuntansi sebelumnya untuk imbalan kerja mengikuti kebijakan akuntansi sesuai PSAK tersebut.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial
“Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban
apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui pada saat barang diserahkan dan risiko serta hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Pendapatan jasa perbaikan barang dalam garansi (service warranty) diakui pada saat terjadinya. Penjualan konsinyasi dicatat sebesar nilai penjualan kepada pelanggan dikurangi beban terkait, sebesar jumlah yang harus dibayarkan kepada pemilik (consignor). Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
q. Biaya Ditangguhkan - Biaya Pinjaman
Biaya signifikan yang timbul untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Tidak Lancar Lainnya - Biaya Ditangguhkan”, yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu pinjaman tersebut. Apabila Perusahaan mengalami kegagalan pembayaran pokok atau bunga pinjaman maupun pemenuhan rasio keuangan tertentu yang dapat mengakibatkan seluruh saldo pokok pinjaman beserta bunga masih harus dibayar menjadi jatuh tempo segera, biaya-biaya terkait dengan hutang bank tersebut dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.
r. Laba Bersih per Saham Dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode yang bersangkutan setelah memperhitungkan pengaruh retroaktif atas kapitalisasi sebagian saldo laba posisi tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 82.571.750.000, sebagaimana telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 13 Maret 2008 (Catatan 15).
(17)
r. Laba Bersih per Saham Dasar (lanjutan)
Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008 masing-masing berjumlah 4.171.583.395 saham dan 2.007.840.018 saham (Catatan 15).
s. Informasi Segmen
Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen saluran distribusi sebagai segmen sekunder.
Segmen usaha menyajikan produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Suatu segmen saluran distribusi merupakan suatu komponen yang terpisah, yang menyalurkan produk atau jasa melalui saluran distribusi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan komponen yang menyalurkan produk atau jasa melalui saluran distribusi lain.
Perusahaan tidak menyajikan informasi sehubungan dengan segmen geografis dikarenakan manajemen Perusahaan berpendapat bahwa Perusahaan beroperasi pada suatu lingkungan ekonomi yang mempunyai risiko dan imbalan yang sama.
t. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS
2009 2008
Kas
Rupiah 261.303.381 14.660.965.326
Dolar Singapura
(SGD180) 1.235.043 -
Dolar Amerika Serikat
($AS399) 3.862.719 -
266.401.143 14.660.965.326
Bank - pihak ketiga Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk. 19.537.755.620 67.616.555.497
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 5.164.111.895 5.487.185.130
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 5.527.123.630 8.978.753.847
Citibank N.A., Jakarta 1.385.437.770 18.051.916.689
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 228.026.014 360.915.323
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 776.014.928 4.904.489.643
PT Bank UOB Buana Tbk. 948.938.568 -
PT Bank CIMB Niaga Tbk. 478.296.645 2.750.866.219
PT Bank Mega Tbk. 343.503.501 90.570.221
PT Bank OCBC NISP Tbk. 107.809.795 10.844.260
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk. 40.669.255 -
(18)
Bank - pihak ketiga Rupiah
PT Bank International Indonesia Tbk. 80.439.082 -
PT Rabobank International Indonesia 1.022.902 -
Standard Chartered Bank , Jakarta 10.412.000 -
Dolar Singapura
Standard Chartered Bank, Singapura
(SGD61.403) 420.059.364 -
PT Bank UOB Buana Tbk.
(SGD 41.418) 283.355.167 -
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk.
($AS2.596.862 dan $AS2.871.635
pada tahun 2009 dan 2008) 25.140.220.732 26.930.197.532
Citibank N.A., Jakarta
($AS755.194 dan $AS93.257
pada tahun 2009 dan 2008) 7.311.032.340 874.561.895
PT Bank UOB Buana Tbk.
($AS807.643) 7.818.788.011 -
Standard Chartered Bank, Jakarta
($AS3.042) 29.448.247 -
Standard Chartered Bank, Singapura
($AS19.859) 192.257.980 -
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. ($AS19.814 dan $AS93.844
pada tahun 2009 dan 2008) 191.821.270 880.068.938
PT ANZ Panin Bank
($AS1.602.517) 15.513.970.756 -
Merrill Lynch, Singapura
($AS1.991) 19.278.647 -
91.574.429.847 136.936.925.194
Deposito berjangka - pihak ketiga
PT Bank Mandiri Tbk. 4.500.000.000 -
Jumlah kas dan setara kas 96.340.830.990 151.597.890.520
Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, tidak terdapat saldo kas yang dijaminkan.
4. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Akun ini terdiri dari piutang usaha dari pihak ketiga sebagai berikut:
2009 2008
Rupiah:
Pedagang eceran
- Jakarta 128.684.368.438 67.323.715.881
- Kota lain di Jawa 36.457.944.418 84.814.943.928
- Luar Jawa 30.849.112.673 43.455.736.358
PT Carrefour Indonesia 12.896.238.616 5.067.927.686
(19)
Akun ini terdiri dari piutang usaha dari pihak ketiga sebagai berikut:
2009 2008
Rupiah:
Citibank N.A., Jakarta 14.477.197 4.090.453.028
PT Bank Niaga 1.631.378.660 -
PT Bank Permata Tbk. - 1.379.129.499
PT Hero Supermarket Tbk. 1.524.187.125 7.258.199.895
PT Bank International Indonesia Tbk. - 6.971.935.000
PT Access - 2.953.150.000
PT Cipta Multi Usaha Perkasa - 2.167.215.002
PT Parastar Echorindo - 1.427.827.500
PT Bank Central Asia 175.237.280 1.041.277.147
PT Bank Mega Tbk. - 1.246.531.060
PT Nokia Indonesia 412.900.077 1.514.642.684
Lain-lain (masing-masing di
Bawah Rp 1 Miliar) 15.390.097.393 14.080.330.278
228.724.521.877 248.383.694.946
Dolar Amerika Serikat:
Glory Access Trading Ltd., Hongkong
($AS1.536.110) 14.871.085.750 -
Nokia Pte. Ltd., Singapura
($AS123.342) 1.196.169.358 -
Sony Ericsson Mobile Communication AB, Sweden ($AS12.181dan $AS35.730
pada tahun 2009 dan 2008) 118.134.635 335.076.784
Asia Pacific Mandiri Pte. Ltd., Singapura
($AS698.100) 6.758.306.100 -
Prime Net (S) Pte. Ltd., Singapura
($AS221.169) 2.141.137.186 -
Remo Comm Pte. Ltd., Singapura
($AS223.860) 2.167.189.144 -
Fast Track Pte. Ltd., Singapura
($AS133.512) 1.292.528.994 -
Lain-lain, Singapura (di bawah Rp1 milliar)
($AS60.913) 589.698.754 -
29.134.249.921 335.076.784
Jumlah piutang usaha 257.858.771.798 248.718.771.730
Seluruh piutang usaha di atas (kecuali piutang usaha anak perusahaan sebesar Rp27.819.945.928 pada tanggal 30 September 2009) digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang diperoleh Perusahaan (Catatan 9).
(20)
Analisis umur piutang usaha di atas pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Persentase terhadap Jumlah
Piutang Usaha
2009 2008 2009 2008
% %
Lancar 156.105.247.214 165.835.013.704 60,54 66,68
Telah jatuh tempo:
1-30 hari 95.882.712.184 76.562.340.085 37,18 30,78
31-60 hari 5.870.812.400 6.321.417.941 2,28 2,54
Jumlah 257.858.771.798 248.718.771.730 100,00 100,00
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa seluruh saldo piutang usaha tersebut di atas dapat tertagih.
5. PERSEDIAAN
2009 2008
Telepon selular 775.186.209.568 463.675.868.730
Kartu perdana dan voucher isi ulang 77.836.908.738 147.398.118.463
Barang dalam perjalanan 27.614.829.831 23.236.829.170
Aksesoris 4.161.979.545 7.632.238.284
Suku cadang 9.599.696.376 6.901.676.469
Netbook/laptop 2.015.680.729 194.913.594
Jumlah persediaan 896.415.304.787 649.039.644.710
Dikurangi penyisihan atas penurunan
nilai persediaan (1.090.582.711) (2.794.804.618)
Persediaan, bersih 895.324.722.076 646.244.840.092
Pada bulan September 2008, Perusahaan mulai menjual Netbook/Laptop di outlet-outlet ritel Perusahaan.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan pada tanggal 30 September 2009 cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas penurunan nilai persediaan. Seluruh persediaan Perusahaan (kecuali barang dalam perjalanan dan persediaan anak perusahaan masing-masing sebesar Rp27.614.829.831dan Rp109.178.494.005 pada tanggal 30 September 2009) digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang diperoleh Perusahaan (Catatan 9).
Pada tanggal 30 September 2009, persediaan Perusahaan diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran, banjir dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dari PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan sebesar $AS400.000.000 (setara dengan Rp 3.872.400.000.000), yang berdasarkan pendapat manajemen Perusahaan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.
(21)
Pada bulan Mei 2008, persediaan Perusahaan yang berada di salah satu gudang ekspedisi dengan nilai perolehan persediaan pada tanggal 31 Mei 2008 sebesar Rp13.543.342.965 telah terbakar. Penyelesaian penggantian kerugian tersebut oleh pihak asuransi telah diterima sebagian pembayaran pada tanggal 8 Agustus 2008 sebesar Rp 4.500.000.000 dan sisa pembayaran telah diterima pada tanggal 31 Juli 2009 sebesar Rp 8.738.669.985. Perusahaan membukukan kerugian sebesar Rp 304.672.980 dalam akun ”Pendapatan dan Beban Lain-lain” pada tanggal 30 September 2009.
6. BIAYA DAN PAJAK DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA
2009 2008
Biaya dan Pajak Dibayar di Muka
Tagihan pajak penghasilan (Catatan 11d) 60.343.360.687 24.542.769.478
Sewa dibayar di muka 24.298.002.525 24.710.249.944
Pajak pertambahan nilai
dibayar di muka 21.735.065.687 34.224.880.044
Fit Out 5.063.913.689 10.882.912.721
Asuransi dibayar di muka 1.499.447.140 1.486.199.367
Lainnya 1.603.337.261 9.061.049
Jumlah biaya dan pajak dibayar di muka 114.543.126.989 95.856.072.603
Uang Muka
Pembelian persediaan
($AS23.875.122 dan Rp14.955.184.411 pada tahun 2009, $AS6.791.666 dan
Rp 6.136.471.250 pada tahun 2008) 246.090.243.092 69.812.557.243
Pembelian aset tetap
($AS2.750.565 dan $AS1.503.765 pada
tahun 2009 dan 2008) 28.104.962.100 14.027.383.350
Lain-lain 5.083.376.542 272.111.111
Jumlah uang muka 279.278.581.734 84.112.051.704
Jumlah biaya dan pajak dibayar di muka
dan uang muka 393.821.708.723 179.968.124.307
Fit Out merupakan biaya renovasi dan dekorasi di outlet-outlet ritel Perusahaan yang diamortisasi selama 1 (satu) tahun. Biaya amortisasi atas Fit Out disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 18).
Uang muka pembelian persediaan merupakan uang muka untuk pembelian barang dagang.
Uang muka pembelian aset tetap sebagian besar merupakan uang muka pembelian unit gedung perkantoran Equity Tower kepada PT Graha Sampoerna, pihak ketiga, dengan nilai pembelian sebesar $AS3.850.500.
Uang muka lain-lain merupakan pengambilan uang muka untuk perjalanan dinas dan beban operasional yang dibayarkan sebagian di muka.
(22)
Saldo Awal Saldo Akhir
1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Septem ber 2009
Mutasi 2009 Nilai perolehan
Pemilikan langsung
Bangunan 3.221.982.451 - - - 3.221.982.451
Peralatan kantor 48.804.595.113 15.344.314.086 - - 64.148.909.199
Kendaraan 3.925.556.978 2.298.000.000 - - 6.223.556.978
Sub-jumlah 55.952.134.542 17.642.314.086 - - 73.594.448.628
Aset sewa guna usaha
Kendaraan 2.572.550.309 - 575.000.000 - 1.997.550.309
Jumlah nilai perolehan 58.524.684.851 17.642.314.086 575.000.000 - 75.591.998.937
Akum ulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 527.786.633 120.824.342 - - 648.610.975
Peralatan kantor 21.855.435.633 6.646.436.471 - - 28.501.872.104
Kendaraan 2.277.327.896 507.042.953 - - 2.784.370.849
Sub-jumlah 24.660.550.162 7.274.303.766 - - 31.934.853.928
Aset sewa guna usaha
Kendaraan 883.353.199 294.762.651 124.782.986 - 1.053.332.864
Jumlah akumulasi penyusutan 25.543.903.361 7.569.066.417 124.782.986 - 32.988.186.792
Nilai buku bersih 32.980.781.490 42.603.812.145
Saldo Awal Saldo Akhir
1 Januari 2008 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Septem ber 2008
Mutasi 2008 Nilai perolehan
Pemilikan langsung
Bangunan 3.669.833.451 - - - 3.669.833.451
Peralatan kantor 40.134.191.460 7.486.548.003 16.957.190 - 47.603.782.273
Kendaraan 1.724.844.388 1.005.662.590 - - 2.730.506.978
Sub-jumlah 45.528.869.299 8.492.210.593 16.957.190 - 54.004.122.702
Aset sewa guna usaha
Kendaraan 3.370.112.899 - - 927.512.590 2.442.600.309
Jumlah nilai perolehan
48.898.982.198 8.492.210.593 16.957.190 927.512.590 56.446.723.011
Mutasi 2008
Akum ulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 396.544.240 137.618.757 - - 534.162.997
Peralatan kantor 13.695.454.695 5.944.979.015 2.961.447 - 19.637.472.263
Kendaraan 1.029.912.869 890.889.003 - - 1.920.801.872
Sub-jumlah 15.121.911.804 6.973.486.775 2.961.447 - 22.092.437.132
Aset sewa guna usaha
Kendaraan 1.359.247.840 363.570.747 - 738.982.268 983.836.319
Jumlah akumulasi penyusutan 16.481.159.644 7.337.057.522 2.961.447 738.982.268 23.076.273.451
(23)
Penyusutan yang dibebankan pada operasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp7.569.562.643 dan Rp 6.598.075.254 (Catatan 18).
Pada tanggal 30 September 2009, aset tetap diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran, banjir dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dari PT Asuransi AIU Indonesia pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan sebesar Rp23.763.000.000, yang berdasarkan pendapat manajemen Perusahaan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.
Perusahaan mengadakan perjanjian sewa guna usaha dengan pihak ketiga, yaitu PT Bumiputera-BOT Finance, PT Bank Jasa Jakarta dan PT ORIX Indonesia Finance dengan jangka waktu berkisar antara 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) tahun untuk kendaraan.
Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, nilai buku bersih aset sewa guna usaha berupa kendaraan masing-masing sebesar Rp944.217.445 dan Rp 1.458.763.990.
Hutang sewa guna usaha dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian sewa guna usaha membatasi Perusahaan untuk tidak menjual atau mengalihkan aset sewa guna usaha tersebut.
8. AKTIVA TIDAK LANCAR LAINNYA
Akun ini terdiri dari:
2009 2008
Biaya ditangguhkan, bersih
Biaya Pinjaman Sindikasi 13.167.045.606 18.711.041.904
Margin deposit
($AS 708.269
pada tahun 2009 dan 2008) 6.856.752.189 6.642.146.682
Fixed deposit, Singapura
($AS1.478.377) 14.312.164.155 -
Deposit sewa dan keamanan 5.768.092.826 4.144.033.765
Lainnya ($AS3.393) 32.843.664 169.581.015
Jumlah aktiva tidak lancar lainnya 40.136.898.440 29.666.803.366
Biaya ditangguhkan - biaya pinjaman sindikasi terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan hutang bank sindikasi, seperti: biaya upfront, biaya arrangement, biaya agen jaminan dan lain-lain. Biaya ditangguhkan tersebut diamortisasi selama jangka waktu perjanjian hutang bank sindikasi, yaitu 3 (tiga) tahun, kecuali biaya agen jaminan yang merupakan biaya tahunan yang diamortisasi selama 1 (satu) tahun (Catatan 9a). Amortisasi biaya tangguhan yang dibebankan untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp6.272.840.974 dan Rp1.784.321.991 disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Margin deposit merupakan deposit yang ditempatkan Perusahaan pada PT Bank Central Asia Tbk. sehubungan dengan fasilitas letters of credit sebesar $AS708.269 pada tanggal 30 September 2009 dan 2008.
(24)
Fixed deposit merupakan deposit yang ditempatkan Anak Perusahaan pada Bank UBS AG dan Merrill Lynch di Singapura sehubungan dengan perolehan ijin Major Exporter Scheme dan fasilitas stand-by
letter of credit yang masing-masing dipersyaratkan oleh pemerintah Singapura dan supplier.
9. HUTANG BANK - PIHAK KETIGA
2009 2008
Rupiah
Hutang bank sindikasi (a) 452.000.000.000 368.474.378.100
Cerukan:
PT Bank Central Asia Tbk. (b) 1.857.100.961 6.310.348.443
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (c) - 6.323.784.804
Jumlah cerukan 1.857.100.961 12.634.133.247
Pinjaman berjangka:
PT Bank Central Asia Tbk. (b) 75.000.000.000 75.000.000.000
528.857.100.961 456.108.511.347
Dolar Amerika Serikat
Hutang bank sindikasi ($AS20.500.000 dan $AS10.000.000 pada tahun
2009 dan 2008) (a) 198.460.500.000 93.780.000.000
Pinjaman berjangka:
PT Bank ANZ Panin ($AS5.500.000) (d) 53.245.500.000 -
Standard Chartered Bank ($AS9.478.122) (e) 91.757.699.082 -
Jumlah pinjaman berjangka 145.003.199.082 -
Hutang non-cash loan usance:
PT Bank Central Asia Tbk.
($AS6.949.500 pada tahun 2008) (c) 65.172.411.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
($AS6.416.775 pada tahun 2008) (c) - 60.176.515.950
Jumlah hutang non-cash loan usance - 125.348.926.850
343.463.699.082 219.128.926.950
Jumlah hutang bank 872.320.800.043 675.237.438.297
Informasi sehubungan dengan hutang bank yang diperoleh Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Pada tanggal 3 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Revolving Facility Agreement, yang
dilakukan dengan sindikasi bank-bank, yaitu Citigroup Global Markets Asia Ltd., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Internasional Indonesia Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (selanjutnya disebut “Bank’’), dengan Citicorp International Limited sebagai
facility agent dan PT Bank Central Asia Tbk. sebagai security agent. Hutang bank sindikasi
(25)
pagu kredit sebesar Rp480.000.000.000 dan Tranche B yang merupakan fasilitas berdenominasi Dolar Amerika Serikat dengan maksimum pagu kredit sebesar $AS27.000.000. Fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk 2 (dua) tahun berikutnya.
Perjanjian ini mensyaratkan Perusahaan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut: - Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar minimal 110%.
- Rasio hutang bersih terhadap EBITDA tidak boleh melebihi 350%. - Rasio hutang terhadap tangible net worth tidak boleh melebihi 250%. - Rasio EBITDA terhadap pembayaran bunga minimal 200%.
Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan rasio keuangan di atas.
Perjanjian tersebut juga mensyaratkan Perusahaan untuk memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank sebelum melakukan tindakan tertentu, yaitu antara lain:
- Memperoleh pinjaman baru atau memberikan pinjaman kepada pihak lain. - Memberikan jaminan kepada pihak lain.
- Mendirikan atau mengakuisisi anak perusahaan.
Jumlah beban bunga untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp44.072.843.115 dan Rp6.603.945.576 disajikan dalam akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Beban Keuangan” dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan.
b. Berdasarkan adendum perjanjian kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk. (“BCA”) yang diaktakan dengan Akta Notaris Veronica Sandra Irawaty Purnady, S.H., No. 30 tanggal 24 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA, yang mencakup fasilitas kredit lokal (rekening koran) dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp50.000.000.000, Letters of Credit
(L/C) dan Trust Receipt (T/R) atau UPAS dengan batas maksimum pinjaman sebesar
$AS13.000.000, pinjaman berjangka dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp100.000.000.000, dan Bank Guarantee Line dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp1.000.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut mengharuskan Perusahaan untuk membayar margin
deposit minimum sebesar 10% dari saldo fasilitas L/C atau T/R atau UPAS. Fasilitas tersebut di
atas akan jatuh tempo pada tanggal 10 Mei 2008 namun telah diperpanjang sampai dengan tanggal 10 Mei 2009. Perusahaan diharuskan memenuhi beberapa persyaratan pinjaman, antara lain untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:
2009 2008
Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar, minimal 110% 150%
Rasio hutang bersih terhadap EBITDA, maksimal 350% -
Rasio hutang terhadap tangible net worth, maksimal 250% -
Rasio EBITDA terhadap pembayaran bunga, minimal 200% -
Rasio kewajiban terhadap ekuitas, maksimal - 150%
Rasio jumlah piutang dan persediaan terhadap
kewajiban bank dan hutang dagang, minimal - 150%
(26)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan rasio keuangan di atas.
Pada tanggal 29 Juli 2008, Perusahaan mengadakan perubahan perjanjian kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk., yang diaktakan dengan Akta Notaris Veronica Sandra Irawaty Purnady, S.H., No. 50, dimana maksimum kredit limit Letters of Credit (L/C)dan Trust Receipt (T/R) atau UPAS diturunkan dari $AS13.000.000 menjadi $AS7.000.000 dan Time Revolving Loan diturunkandari Rp100.000.000.000 menjadi Rp75.000.000.000.
Sebelumnya, Perusahaan telah memiliki perjanjian kredit dengan BCA yang diaktakan dengan Akta Notaris Veronica Sandra Irawaty Purnady, S.H., No. 14 tanggal 8 Desember 2006 dan No. 2 tanggal 10 Mei 2006, dimana Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA yang mencakup fasilitas kredit lokal (rekening koran), serta fasilitas Omnibus Sight Letters of Credit
(L/C) dan Trust Receipt (T/R) dengan batas maksimum pinjaman masing-masing sejumlah
Rp50.000.000.000 dan $AS13.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 10 Mei 2007 dan telah diperbaharui sebagaimana telah disebutkan di atas.
c. Berdasarkan Surat Penawaran Fasilitas tanggal 27 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (“Danamon”), yang terdiri dari: Fasilitas 1
(Import Letters of Credit (L/C) at Sight/ Usance, Trust Receipt, Usance Paid At Sight (UPAS), dan
Open Accounting Financing); Fasilitas 2 (cerukan dan pinjaman berjangka); dan Fasilitas 3
(Uncommited Forex Line). Fasilitas tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni
2009.
Berdasarkan perjanjian kredit dengan Danamon yang diaktakan dengan Akta Notaris Lolani Kurniati Irdham-Idroes, S.H., LL.M., No. 3 tanggal 12 Mei 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari Danamon sebagai berikut: fasilitas L/C Sight/Usance, Financing Against Trust
Receipt (T/R) dan UPAS dengan batas maksimum pinjaman masing-masing sebesar
$AS10.000.000. Berdasarkan perubahan terhadap perjanjian kredit dengan Danamon yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 13 dari notaris yang sama tanggal 27 Desember 2006, batas maksimum fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut di atas telah ditingkatkan menjadi masing-masing sebesar $AS20.000.000. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2009. Berdasarkan perjanjian kredit yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 4 dari notaris yang sama tanggal 12 Mei 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas cerukan dan fasilitas kredit berjangka pendek dari Danamon dengan batas maksimum pinjaman masing-masing sebesar Rp15.000.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2009.
Perusahaan harus memenuhi persyaratan-persyaratan dalam perjanjian-perjanjian pinjaman tersebut, yang antara lain mencakup: Perusahaan harus menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Danamon dan harus mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:
2009 2008
Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar, minimal 110% 100%
Rasio hutang bersih terhadap EBITDA, maksimal 350% -
Rasio hutang terhadap tangible net worth, maksimal 250% 200%
Rasio EBITDA terhadap pembayaran bunga, minimal 200% -
Rasio EBITDA terhadap pembayaran pokok pinjaman
dan bunga, minimal - 150%
(27)
jumlah net worth, maksimal - 18%
Rasio pembayaran dividen terhadap laba setelah
pajak, maksimal - 20%
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2008, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan rasio keuangan di atas.
d. Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank ANZ Panin (ANZ) berupa “Revolving Working Capital Facility” (Kredit Modal Kerja) sebesar $AS20.000.000 dengan kombinasi plafond sebagai berikut:
a. Kredit Modal Kerja dengan jumlah maksimum sebesar $AS20.000.000 b. Fasilitas trade dengan jumlah maksimum sebesar $AS10.000.000 c. Fasilitas Transaksi mata uang asing sejumlah $AS3.000.000
Sesuai dengan Facility Agreement (Perjanjian Fasilitas Perbankan) No. 100966/III/2009 yang ditandatangani pada tanggal 5 Maret 2009 dan dilanjutkan dengan penandatanganan pengikatan jaminan (Fiducia) di depan Notaris Veronica Nataatmadja, S.H. Notaris di Jakarta pada tanggal 15 April 2009, Perusahaan menjaminkan 125% dari jumlah fasilitas yang terpakai dengan kombinasi antara tagihan piutang usaha, persediaan dan uang muka pembelian.
e. Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit dari Standard Chartered Bank berupa “Import Invoice Financing” sebesar $AS10.000.000 sesuai dengan surat Banking Facilities to PT Trikomsel Oke No. JKTA/ATE/2627 tertanggal 12 Maret 2009 yang dapat dipergunakan khusus untuk pembelian telepon selular merk Nokia. Penandatanganan pengikatan jaminan (Fiducia) di depan Notaris Fathiah Helmi, S.H. Notaris di Jakarta pada tanggal yang sama. Perusahaan akan menjaminkan 100% dari jumlah fasilitas yang terpakai dengan kombinasi antara persediaan atas produk telepon seluler merk Nokia dan tangihan piutang usaha.
Seluruh hutang bank di atas dijamin dengan seluruh piutang usaha dan persediaan Perusahaan (Catatan 4 dan 5).
Suku bunga tahunan dari berbagai fasilitas hutang bank di atas adalah sebagai berikut:
2009 2008
Rupiah
Hutang bank sindikasi 10,32%-14,32% -
Cerukan:
PT Bank Central Asia Tbk. 12,25%-13,50%
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. - 11,50%-13,25%
Pinjaman berjangka:
PT Bank Central Asia Tbk. 12,25%-13,50% 10,00%-10,25%
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. - 10,50%-12,25%
Dolar Amerika Serikat
Hutang bank sindikasi 5,50%-8,50% -
Hutang non-cash loan usance
PT Bank Central Asia Tbk. - 4,64%-7,55%
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. - 7,17%-8,12%
(28)
Pihak hubungan istimewa (Catatan 20): Rupiah
PT Kreatip Komunikacitra 4.120.800.035 7.026.417.822
Pihak ketiga:
Rupiah 33.156.000.305 136.534.086.508
Dolar Amerika Serikat
Nokia Pte. Ltd., Singapura
( $AS2.614.138 pada tahun 2008) - 24.515.391.146
Gailia Worldwide Ltd., Singapura
($AS1.226.964 pada tahun 2008) - 11.506.466.891
Added Benefit Investment Ltd., Singapura ($AS51.816 dan $AS676.675
Pada tahun 2009 dan 2008) 501.633.648 6.345.855.337
Brightpoint Singapore Pte. Ltd., Singapura
($AS302.088 pada tahun 2008) - 2.832.976.763
Sony Ericsson Mobile Communication AB, Sweden
($AS13.275.114) 128.516.378.634 -
Glory Access Trading Ltd., Hongkong
($AS887.356) 8.590.489.951 -
Lain-lain (di bawah Rp1 milliar)
($AS36.117) 349.645.289 -
137.958.147.522 45.200.690.137
Jumlah hutang usaha 175.234.947.862 188.761.194.467
Akun ini pada umumnya merupakan kewajiban kepada para pemasok atas pembelian barang dagang. Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, hutang usaha pihak ketiga-lainnya dalam Rupiah sebesar Rp13.882.118.361 dan Rp135.310.331.760 merupakan uang muka pembelian yang diterima dari para
dealer sehubungan dengan pesanan barang ke Perusahaan.
Menurut manajemen Perusahaan, seluruh hutang usaha pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 akan atau telah dilunasi dalam waktu 90 hari.
11. PERPAJAKAN
a. Hutang pajak:
2009 2008
Pajak penghasilan:
Pasal 21 61.606.238 3.301.728.377
Pasal 23 243.690.216 520.899.591
Pasal 25 589.265.239 589.265.239
Pasal 26 519.799.000 -
Pajak Pertambahan Nilai Singapura
($AS522.511) 5.058.427.829 -
Pajak Penghasilan Singapura
($AS19.653) 190.264.242 -
Pasal 29 - tahun 2005 - 16.332.000
Pasal 29 - tahun 2006 - 15.662.570
Jumlah hutang pajak 6.663.052.764 4.443.887.777
(29)
b. Beban (manfaat) pajak penghasilan badan:
2009 2008
Tahun berjalan 37.802.902.771 39.249.627.800
Tangguhan 795.071.829 (333.152.088)
Beban pajak penghasilan badan, bersih 38.597.974.600 38.916.475.712
c. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan badan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi, dan penghasilan kena pajak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008 sebagai berikut:
2009 2008
Laba sebelum beban pajak
penghasilan badan 129.408.658.358 127.535.314.741
Beda temporer
Penyusutan aset tetap 60.091.602 (1.011.497.178)
Penyisihan atas penurunan nilai persediaan - 2.794.804.618
Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan - 1.391.965.148
Rugi atas penjualan aset tetap - 2.653.994
Bagian laba atas hasil usaha bersih
perusahaan asosiasi - (2.128.534.363)
Beda permanen
Beban yang tidak dapat dikurangkan 2.972.292.613 2.420.332.751
Beban pajak 105.296.204 1.004.763.190
Jamuan dan sumbangan 4.514.949.502 905.767.548
Penghasilan bunga yang telah
dikenakan pajak final (2.798.442.990) (1.879.679.724)
Penghasilan sewa yang telah
dikenakan pajak final - (145.464.694)
Penghasilan kena pajak 134.262.845.289 130.890.426.031
d. Perhitungan tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
2009 2008
Penghasilan kena pajak (dibulatkan) 134.262.845.000 130.890.426.000
Beban pajak penghasilan badan - tahun berjalan 37.802.902.771 39.249.627.800
Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka:
Pasal 22 62.680.507.457 59.621.250.259
Pasal 23 17.300.312 12.465.000
Pasal 25 2.357.060.956 4.158.682.019
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 65.054.868.725 63.792.397.278
Tagihan pajak penghasilan 27.251.965.954 24.542.769.478
(1)
22. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (lanjutan)
Perusahaan mempunyai perjanjian-perjanjian dan komitmen penting dengan pihak-pihak ketiga sebagai berikut:
g. Pada tanggal 9 Januari 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (“Telkom”), dimana Perusahaan ditunjuk sebagai
distributor Telkom Flexi. Perjanjian tersebut berlaku efektif untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima) bulan dari tanggal 9 Januari 2008 sampai dengan tanggal 28 Januari 2010.
h. Perusahaan menandatangani perjanjian-perjanjian kerjasama dengan Telkom, dimana Perusahaan ditunjuk sebagai dealer resmi untuk mendistribusikan Kartu Flexi Trendy di Divisi Regional III (Jawa Barat dan Banten), Divisi Regional IV (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Divisi Regional VII (Bali, Makassar, Pare-pare dan Kendari) pada tahun 2006, Divisi Regional VI (Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur bagian Selatan, Kalimantan Timur bagian Tengah dan Kalimantan Timur bagian Utara) pada tahun 2007 dan Divisi Regional II (Jakarta) pada tahun 2008. Perjanjian-perjanjian tersebut berlaku efektif sampai dengan tahun 2010.
i. Pada tahun 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian-perjanjian dengan PT Telekomunikasi Seluler (“Telkomsel”), dimana Perusahaan ditunjuk sebagai ritel nasional untuk melaksanakan pendaftaran dan/atau penjualan produk Telkomsel kepada end user. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2009. Saat ini Perjanjian masih berlaku dan perpanjangan selanjutnya sedang dalam proses.
j. Pada tahun 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian-perjanjian kerjasama dengan PT Bakrie Telecom (“Bakrie Tel”), dimana Perusahaan ditunjuk sebagai outlet resmi untuk memasarkan dan menjual produk kartu CDMA Esia dan perangkat telekomunikasi CDMA di Medan, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Lampung, Denpasar, Pekanbaru dan Makassar. Perjanjian-perjanjian ini berlaku efektif sejak ditandatanganinya Perjanjian-perjanjian-Perjanjian-perjanjian tersebut dan akan diperpanjang secara otomatis, kecuali ada perjanjian tertulis dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian-perjanjian tersebut.
k. Berdasarkan perjanjian kerjasama tanggal 10 September 2007, Bakrie Tel menunjuk Perusahaan sebagai dealer untuk menjual Layanan Isi-Esia. Perjanjian ini berlaku efektif sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut dan akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu satu tahun berikutnya.
l. Berdasarkan perjanjian kerjasama tanggal 18 Juni 2007, Bakrie Tel menunjuk Perusahaan sebagai dealer untuk memasarkan dan menjual Talk Time Esia dengan menggunakan Isi-Esia di seluruh daerah Jakarta kepada sub-dealer atau pedagang eceran. Perjanjian tersebut berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak deposit ISI ESIA telah dikirimkan ke rekening Bakrie Tel dan akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu satu tahun berikutnya.
m. Berdasarkan perjanjian kerjasama tanggal 10 Desember 2003, Bakrie Tel menunjuk Perusahaan sebagai dealer utama untuk memasarkan dan menjual produk kartu CDMA Esia dan perangkat telekomunikasi CDMA, baik melalui dealer maupun sub-dealer di semua area yang dijangkau oleh Bakrie Tel. Perjanjian ini diperbaharui pada tanggal 10 September 2007 yang mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 dan akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu satu tahun berikutnya.
n. Pada tanggal 14 Desember 2006, Indosat menunjuk Perusahaan sebagai dealer untuk menjual produk Indosat. Perjanjian tersebut berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan tanggal 31 Desember 2007. Perjanjian tersebut telah diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2009.
(2)
22. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (lanjutan)
Perusahaan mempunyai perjanjian-perjanjian dan komitmen penting dengan pihak-pihak ketiga sebagai berikut:
o. Pada tanggal 1 Februari 2008, Perusahaan dan PT Indosat Tbk menandatangani perjanjian penunjukan dealer Retail dimana Perusahaan berhak untuk menjual Produk Indosat melalui jaringan distribusi Perusahaan di wilayah pemasaran yang disepakati. Perjanjian ini berlaku samapi dengan tanggal 31 Desember 2009.
p. Pada tanggal 12 Maret 2009, Perusahaan dan PT Indosat Mega Media, menandatangani perjanjian kerjasama sebagai dealer IM2 Broom dan IM2 Truff yang berlaku selama 1 tahun. q. Pada tanggal 27 Maret 2008, perusahaan dan PT Indosat Mega Media menandatangani
kerjasama sebagai sales agent produk retail IM2 yang berlaku selama 3 tahun.
r. Pada tanggal 25 September 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Hutchison CP Telecommunications (“Hutchison”), dimana Perusahaan ditunjuk sebagai dealer untuk memasarkan dan menjual produk Hutchison serta melayani pendaftaran pelanggan. Perjanjian tersebut berlaku sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2007. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2009. s. Pada tanggal 1 Februari 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Mobile-8
Telecom (“Mobile-8”) dimana Perusahaan ditunjuk untuk menjual dan mendistribusikan e-reload /voucherless Fren. Perjanjian tersebut berlaku efektif untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal pembayaran di muka oleh Perusahaan dan diperpanjang sampai dengan tanggal 1 Februari 2010.
t. Kontrak dengan PT Alfa Retailindo Tbk (Alfa) dimana Perusahaan memasok telepon seluler, voucher telepon isi ulang dan kartu perdana untuk di jual di toko-toko Alfa, yang berlaku tanggal 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2009 dan tetap berlaku untuk jangka waktu 1 tahun berikutnya atau sampai kontrak baru disepakati.
u. Kontrak dengan PT Carrefour Indonesia (Carrefour) dimana Perusahaan memasok telepon seluler, voucher telepon isi ulang dan kartu perdana untuk di jual di toko-toko Carrefour, yang berlaku tanggal 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2009 dan tetap berlaku untuk jangka waktu 1 tahun berikutnya atau sampai kontrak baru disepakati.
v. Pada tanggal 12 Maret 2007, Perusahaan dan PT Matahari Putra Prima (‘Matahari’) telah bersepakat bekerjasama Perusahaan memasok Handphone dan Voucher untuk dijual di Supermarket dan Hypermarket Matahari, dan syarat perdagangan telah diperbaharui untuk masa berlaku dari tanggal 1 Januari 2009 – 31 Desember 2009.
w. Pada tanggal 1 September 2008, Perusahaan menandatangani persetujuan untuk kerjasama dalam hal pengadaan dan penjualan handphone dan assesories di Hero Group (Giant Hypermarket) dan syarat perdagangan telah diperbaharui untuk masa berlaku dari tanggal 1 Januari 2009 – 31 Desember 2009.
x. Pada tanggal 2 Januari 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa dengan PT Gramedia Asri Media (Gramedia), dimana Gramedia menyediakan tempat di toko buku Gramedia bagi Perusahaan untuk menjual telepon selular dan voucher isi ulang. Perjanjian ini berlaku pada tanggal 1 Januari 2009 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan dapat diperpanjang atau dihentikan dengan kewajiban dari masing-masing pihak untuk memberitahukan paling lambat 1 bulan di muka.
(3)
22. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (lanjutan)
Perusahaan mempunyai perjanjian-perjanjian dan komitmen penting dengan pihak-pihak ketiga sebagai berikut:
y. Pada tanggal 1 Juni 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Nokia Pte. Ltd. (“Nokia”), dimana Perusahaan ditunjuk sebagai distributor non-eksklusif untuk menjual produk Nokia di Indonesia. Perjanjian ini berlaku sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2007. Perjanjian tersebut telah diperpanjang melalui Perjanjian Adendum No. 4 dan berlaku efektif sejak 1 Januari 2008 sampai 31 Desember 2009. z. Perusahaan dan Nokia Corporation menandatangani perjanjian penunjukan sebagai Care Service
Provider, Customer Service Company Agreement, Level 3 Service Company Agreement dan Level 1 & 2 Service Company Agreement.
aa. Pada tanggal 22 Desember 2008, Perusahaan dan Nokia Corporation, menandatangani Distribution Agreement dimana Nokia menunjuk Perusahaan sebagai distributor non-ekslusif untuk mendistribusikan dan memasarkan Activation Codes melalui gerai retail Perusahaan di Indonesia sesuai syarat-syarat dalam perjanjian. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun dan otomatis diperpanjang untuk satu tahun berikutnya.
bb. Pada tanggal 10 September 2009, Nokia Corporation telah mengirimkan pemberitahuan tertulis untuk menghentikan Perjanjian Care Service Provider Agreement, Customer Service Company Agreement, Level 3 Service Company Agreement dan Level 1 & 2 Service Company Agreement yang ditandatangani Perusahaan dan Nokia Corporation dan berlaku mulai tanggal 1 Agustus 2007. Tanggal efektif berakhirnya perjanjian tersebut sesuai surat pemberitahuan di atas adalah terhitung 9 Desember 2009.
cc. Pada tanggal 15 Agustus 2008, Perusahaan dan Sony Ericsson Mobile Communications AB menandatangani Master Purchase Agreement dimana Sony Ericsson menjual telepon seluler dan asesoris terkait kepada Perusahaan dengan syarat dan ketentuan sesuai perjanjian tersebut. Perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani dan tetap berlaku sampai salah satu pihak melakukan pemutusan perjanjian dengan memberikan pemberitahuan tertulis tidak kurang dari 3 bulan sebelumnya.
dd. Pada tanggal 1 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jasa dengan Sony Ericsson Mobile Communications AB (“Sony Ericsson”), dimana Perusahaan akan menawarkan jasa purna jual atas produk Sony Ericsson. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tanggal 1 Juli 2006 dan akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu satu tahun berikutnya, kecuali apabila ada perjanjian tertulis dari salah satu pihak untuk membatalkan perjanjian tersebut.
ee. Perusahaan menandatangani perjanjian-perjanjian kerjasama untuk memasarkan mobile contents yaitu: dengan PT Starmedia Mobile yang berlaku sejak tanggal 15 November 2007 dan akan diperpanjang secara otomatis kecuali salah satu pihak memberhentikan kerjasama; dengan PT Informasi Teknologi Indonesia yang berlaku sejak tanggal 7 Juni 2007 sampai dengan 7 Juni 2009.
ff. Pada tanggal 1 Juli 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Teranet Global Solutions Pte. Ltd. Sehubungan dengan ijin pemakaian sistem penjualan voucher prepaid sebesar $AS131.000. Perjanjian ini berlaku dari tanggal 1 Juli 2009 sampai dengan 1 Juli 2012.
gg. Pada tanggal 15 September 2009, Perusahaan telah menandatangai pengikatan pengalihan aset unit kerja servis dengan PT Sitcomindo.
(4)
23. INFORMASI SEGMEN
Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen’’, informasi segmen berikut adalah berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja tiap segmen usaha dan menentukan pengalokasian sumber daya.
a. Informasi Segmen Primer
Perusahaaan terutama mengklasifikasikan aktivitas usaha dalam 3 (tiga) segmen usaha utama, yaitu telepon selular, voucher isi ulang serta content dan lain-lain. Informasi mengenai segmen usaha primer tersebut adalah sebagai berikut:
30 September 2009
Telepon Selular Voucher Isi Ulang Content dan Lain-lain Jumlah
Penjualan Bersih
Pihak Ketiga 3.004.349.361.391 1.021.694.484.221 60.899.623.427 4.086.943.469.039
Jumlah Penjualan Bersih 3.004.349.361.391 1.021.694.484.221 60.899.623.427 4.086.943.469.039
Hasil Segmen 363.530.526.217 18.877.512.875 34.200.625.442 416.608.664.534
Beban yang Tidak Dapat Dialokasikan (210.565.402.021)
Laba Usaha 206.043.262.513
Beban Lain-lain, bersih (76.634.604.155)
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan Badan 129.408.658.358
Beban Pajak Penghasilan Badan, bersih (38.597.974.600)
Laba Bersih 90.810.683.758
Jumlah Aktiva 1.727.568.216.326
Jumlah Kewajiban 1.065.538.995.160
Penyusutan dan Amortisasi 27.621.539.076
Pengeluaran untuk Barang Modal 17.642.314.086
30 September 2008
Telepon Selular Voucher Isi Ulang Content dan Lain-lain Jumlah
Penjualan Bersih
Pihak Ketiga 2.563.712.600.030 1.489.352.332.737 91.680.780.700 4.144.745.713.467
Jumlah Penjualan Bersih 2.563.712.600.030 1.489.352.332.737 91.680.780.700 4.144.745.713.467
Hasil Segmen 228.594.151.943 51.181.375.593 43.106.837.958 322.882.365.494
Beban yang Tidak Dapat Dialokasikan (168.375.835.364)
Laba Usaha 154.506.530.130
Beban Lain-lain, bersih (26.971.215.389)
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan Badan 127.535.314.741
Beban Pajak Penghasilan Badan, bersih (38.916.475.712)
Laba Bersih 88.618.839.029
Jumlah Aktiva 1.299.767.368.262
Jumlah Kewajiban 884.430.935.413
(5)
23. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) b. Informasi Segmen Sekunder
Informasi mengenai segmen usaha berdasarkan saluran distribusi per tanggal 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Penjualan bersih
Penjualan Dealer 2.654.094.172.188 2.117.164.425.389
Penjualan eceran 1.036.655.362.328 1.540.531.059.830
Anak Usaha 396.193.934.523 -
Outbound - 487.050.228.248
Jumlah 4.086.943.469.039 4.144.745.713.467
24. KONDISI EKONOMI
Kegiatan usaha Perusahaan mungkin akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di Indonesia maupun secara global di masa mendatang yang mungkin akan menyebabkan ketidakstabilan nilai tukar mata uang dan secara negatif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Perbaikan dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan tergantung pada beberapa faktor, seperti kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan pihak-pihak lain, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan.
25. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Berikut ini adalah ringkasan atas revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tetapi belum efektif pada tahun 2008:
a. PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 50 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 50, “Akuntasi Investasi Efek Tertentu” dan diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 (yang selanjutnya direvisi menjadi pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010). Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.
b. PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang
(6)
25. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 (yang selanjutnya direvisi menjadi pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010). Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan. c. PSAK No. 14 (Revisi 2008), "Persediaan" mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan, dan
menggantikan PSAK No. 14 (1994). PSAK revisi ini menyediakan panduan dalam menentukan biaya persediaan dan pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai realisasi neto, dan juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan. PSAK revisi ini berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009. Perusahaan belum melakukan estimasi atas dampak penerapan PSAK revisi tersebut terhadap laporan keuangan.