2.4.4 Upaya Rehabilitasi yaitu:
Upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun. Upaya rehabilitasi dapat berupa kegiatan antara lain:
a. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan bebagai alat bantu misalnya kaca mata, alat bantu dengar dan lain-lain agar lansia
tetap dapat membirakan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan
kemampuan. b. Mengembalikan keprcayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental
penderita. c. Pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifkan
didalam maupun diluar rumah.
d. Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita. e. Perawatan fisioterapi. Surbakti E, 1995
2.4.5 Jenis Pelayanan Kesehatan
Adapun jenis pelayanan kesehatan dapat diberikan antara lain: 1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputinkegiatan dasar dalam
kehidupan seperti mandi, makan minum berjalan dan lain-lain. 2. Pemeriksaan status mental.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh.
4. Pengukuran tekanan darah. 5. Pemeriksaan laboratorium sederhana hemoglobin pemeriksaan gula dalam air
seni sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetis mellitus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal penyakit ginjal.
6. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila diperlukan. 7. Penyuluhan, bisa dilakukan di dalam atau di luar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok lans
Universitas Sumatera Utara
8. Dokter praktik swasta terutama menangani para lansia yang memerlukan tindakan kuratif insidential. Seperti telah ditemukan di atas, semua pelayanan
kesehatan harus diintegrasikan dengan layanan kesejahteraan harus diintergasikan dengan layanan kesejahteraan yang lain dari dinas sosial, agama,
pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.
Selain pelayanan di atas, bagi lansia juga diperlukan kualitas pelayanan yang baik, intensitas perawatan yang tinggi, maupun pengkajian komprehensif
yang meliputi pengkajian terhadap status fisik, mental psikologis, sosial, nutrisi lingkungan. Semua hal tersebut harus dilakukan oleh sebuah tim multidisiplinier.
Pelayanan semacam itu kemudian disebut juga oleh pelayanan geriatrik terpadu.
Pelayanan kesehatan geriatrik terpadu bagi lansia berdaarkan fasilitas yang dimilikinya untuk pasien geriatrik dikategorikan sebagai berikut:
1. Pelayanan sederhana hanya memiliki fasilitas poliklinik Jenis kegiatan yang dapat dilakukan berupa pengkajian, konsultasi,
pemeriksaan, penyuluhan, dan supervisi ke puskesmas. Bentuk fasilitas pelayananya berupa poliklinik, sedangkan sumber daya manusia yang diperlukan
adalah
internist-geriatrist,
perawat geriatrik, ahli gizi, dan pekerja sosio-medik.
2.Pelayanan sedang memiliki fasilitas poliklinik dan klinik siang Pelayanan sedang merupakan gabungan antara pelayanan tingkat
sederhana yang ditambah terapi fisik, terapi okupasi, terapi bicara, rekrasi dan pemeriksaan maupun perawatan gigi-mulut sederhana. Adapun bentuk fasilitas
pelayanannya berupa poliklinik dan
day hospital
. Dengan demikian sumber daya yang diperlukan disesuaikan dengan jenis pelayanan tersebut.
3. Pelayanan lengkap memiliki fasilitas poliklinik, klinik siang, ruang rawat akut, dan kronik. Pada tingkat ini, jenis pelayanan maupun SDM relatif sama dengan
tipe sedang namun memiliki ruang rawat akut.
Universitas Sumatera Utara
4. Pelayanan paripurna pelayanan lengkap ditambah fasilitas panti werdha Pada tingkat paripurna, selain semua jenis pelayanan yang terdapat di
tingkat lengkap ditambah dengan ruang rawat kronik atau panti werdha. Dewasa ini , Departemen Kesehatan RI mempunyai tiga program
kesehatan bagi lansia berupa Puskesmas Santun Usia Lanjut, Pembinaan Kelompok Usia Lanjut dan Posyandu Usia lanjut Pedoman Puskesmas Santun