MateriIsi Perjanjian Kredit Dampak Perubahan Status Badan Usaha CV Menjadi Badan Hukum PT Terhadap Perjanjian Kredit Yang Sedang Berjalan (Studi Pada Bank BNI)

86 1 Pihak bank dapat mengisi komparisi perjanjian secara lengkap dengan memperhatikan dasar kewenangannya 2 Pihak bank dapat juga mengisi komparisi perjanjian secara singkat. b. Komparisi penerima kredit. Dalam pengisian komparisi bagi pihak penerima kredit harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut;. 1 Penerima kredit dalam mengisi komparisi perjanjian harus dibuat secara lengkap dengan memperhatikan dasar kewenangannya. 2 Dasar kewenangandokumen-dokumen penerima kredit harus dimiliki oleh pihak bank, misalnya Anggaran Dasar, surat kuasa, dan lain sebagainya. a Dalam hal penerima kredit berkomparisi sendiri, yang harus dimuat dalam komparisi adalah identitas lengkap dari yang bersangkutan. Jika Penerima Kredit menguasakan kepada orang lain, maka dalam komparisi disebutkan identitas penerima kuasa dan surat kuasanya serta identitas dari penerima kredit. b Dalam hal penerima kredit adalah badan usaha badan hukum atau non badan hukum maka yang perlu dibuat dalam komparisi adalah identitas orang yang akan berkomparisi, identitas badan usaha dan dasar dasar kewenangan orang yang berkomparisi bertindak untuk dan atas nama badan usaha tersebut.

3. MateriIsi Perjanjian Kredit

. Pada dasarnya prototype suatu perjanjian kreditpengakuan hutang harus memenuhi 6 enam syarat minimal, yaitu : 1 jumlah hutang; 2 besarnya bunga; 3 waktu pelunasan 4 cara-cara pembayaran; 5 klausula opeisbaarheid; dan 6 barang jaminan. 72 Divisi Hukum PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk merumuskan materi Perjanjian Kredit PK harus dibuat oleh bank harus memili unsur-unsur sebagai berikut. 73 a. Premisse. 72 Hasanuddin Rahman, Op.Cit, hal 148. 73 Divisi Hukum, PT. Bank Negara Indoneisa Tbk, Hukum Perkreditan, Untuk kalangan sendiri, 2002, hal 2 Universitas Sumatera Utara 87 Premisse merupakan keterangan pendahuluan dari Perjanjian Kredit yang berisikan keterangan tentang surat permohonan pengajuan fasilitas kredit oleh penerima kredit kepada bank dari Surat Keputusan Kredit. b. Jumlah Maksimum Kredit. c. Tujuan Kredit d. Jangka Waktu. e. Suku Bunga Kredit. f. Denda Tunggakan. g. Jadwal Pembayaran. h. Pembatasan terhadap tindakan-tindakan penerima kredit. Pembatasan terhadap tindakan-tindakan penerima kredit berisikan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh Penerima Kredit, misalnya tanpa : tanpa persetujuan tertulis dari bank, penerima kredit dilarang merubah bentuk atau atau status badan hukum perusahaan, merubah anggaran dasar perusahaan, memindahkan resipis atau saham perusahaan baik antara pemegang saham maupun pihak lain. i. Pernyataan dan Penajaminan Penerima Kredit. Bahwa penerima kredit menyatakan dan menjamin bahwa seluruh keterangan dan data yang diberikan oleh penerima kredit adalah benar. j. Hak-hak bank untuk menolak penarikan kredit dan mengakhiri jangka waktu kredit. k. Kewenangan bank dalam rangka pengawasan, pengamanan dan penyelesaian kredit. l. Pasal Tambahan. Pasal tambahan berisi klausul-klausul khusus yang tidak diatur dalam pasal-pasal Perjanjian Kredit.

B. Akibat Hukum Perubahan CV menjadi PT terhadap Perjanjian Kredit Bank yang telah Diikat oleh CV

Dalam dunia hukum, subjek hukum adalah sesuatu badan yang mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan suatu perbuatan hukum, baik perbuatan sepihak maupun perbuatan dua pihak. Pada dasarnya, subjek hukum terdiri dari : a. manusia natuurlijka persoon dan; b. badan hukum rechtspersoon. 74 74 Hasanuddin Rahman, Op.Cit, hal 15. Universitas Sumatera Utara 88 Perubahan status badan usaha dari CV menjadi PT adalah perubahan subjek hukum pada Perjanjian Kredit Bank, dan merupakan sebagai pihak lawan dari bank dalam suatu perjanjian kredit. Dalam suatu Perjanjian Kredit atau perjanjian hutang piutang subjek hukum selain bank yaitu : a. perorangan dan perusahaan perorangan; b. badan usaha dan badan hukum; 1 badan usaha yang berbadan hukum dan; 2 badan usaha yang tidak berbadan hukum 75 Dalam tulisan ini yang dibahas adalah subjek hukum didlam perjanjian kredit selain bank yang merupakan badan usaha dan badan hukum Badan usaha adalah suatu badan yang menjalankan usahakegiatan perusahaan, sedangkan perusahaan pengertiannya lebih condong kepada jenis usahakegiatan dari suatu badan usaha, singkatnya, badan usaha adalah institusinya sedangkan perusahaan adalah aktivitasnya 76 Badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang ekonomi mempunyai bentuk bentuk tertentu, seperti Perusahaan Dagang, Firma, Persekutuan Komanditer, Perseroan Terbatas, Perusahaan Umum dan Koperasi, yang dapat diketahui melalui akta pendirian perusahaan, bagi perusahaan yang tidak memiliki akta pendirian dapat diketahui izin usaha seperti pada perusahaan perseorangan. 77 75 Ibid.. 76 Ibid, hal 23. 77 Ibid, hal 24. Universitas Sumatera Utara 89 Adapun bentuk-bentuk hukum badan usaha yang tidak berbadan hukum yang lazim dan paling sering menjadi debitur bank antara lain adalah : a. Perseroan Firma, dan b. Perseroan Komanditeri 78 Commanditair Venotschap CV melalui organnya sebagai subjek hukum dalam perjanjian kredit bank oleh karena itu perjanjian kredit yang telah berlangsung dan didalam perjalanan kredit tersebut salah satu pihak subjek hukum berubah menjadi subjek hukum yang lain atau berbeda dalam hal ini badan hukum Perseroan terbatas PT tentunya akan membawa konsekwensi berupa fakta hukum yang menimbulkan akibat hukum terhadap perjanjian kredit yang sedang berlangsung. Adapun akibat hukum yang timbul dari berubahnya subjek hukum Commanditair Venotschap CV menjadi Perseroan terbatas PT adalah perubahanpenggantian debitur lama CV oleh debitur baru PT atau disebut dengan Novasi. Novasi atau pembaruan utang diartikan sebagai perjanjian yang menggantikan perikatan yang lama dengan perikatan yang baru, Penggantian tersebut dapat terjadi berkenaan dengan salah satu pihak, yakni kreditur atau debitur, ataupun terjadi pada objek perjanjiannya. Novasi merupakan salah satu sebab hapusnya perikatan. 79 Adapun unsur novasi 80 itu sebagai berikut : a. adanya perjanjian baru, b. adanya subjek yang baru, 78 Ibid hal 81 79 Harlien Budiono, Op.Cit, hal 177 80 Salim H.S, Op.Cit, hal 169 Universitas Sumatera Utara 90 c. adanya hak dan kewajiban, dan d. adanya prestasi Ketentuan Pasal 1413 KUHPerdata menyebutkan bahwa pembaruan utang dilaksanakan dengan tiga jalan, yaitu 81 : 1. Apabila seorang yang berutang membuat suatu perikatan utang baru guna orang yang mengutangkan kepadanya, yang menggantikan orang yang lama, yang dihapuskan karenanya terjadi dan dikenal sebagai novasi objektif. 2. Apabila seorang berutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang berutang lama, yang oleh si berpiutang dibebaskan dari perikatannya terjadi dan dikenal sebagai novasi subjektif pasif. 3. Apabila sebagai akibat suatu persetujuan baru, seorang berpiutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang berpiutang lama, terhadap siapa si berutang dibebaskan dari perikatannya. terjadi dan dikenal sebagai novasi subjektif aktif. Jalan yang digunakan guna perubahan subjek hukum Commanditair Venotschap CV menjadi Perseroan terbatas PT adalah perubahanpenggantian debitur lama CV oleh debitur baru PT adalah dikenal dengan novasi subjektif karena Expromissio. Novasi subjektif pasif dikenal karena 82 :  Expromissio-Pasal 1416 KUHPerdata. Pembaruan utang atau novasi subjektif pasif terbentuk dengan menempatkan seorang debitur baru sebagai pengganti debitur lama, ini terjadi sebagai hasil dari persetujuan antara tiga pihak, yakni pihak kreditur, debitur lama, dan debitur baru, pada Expromissio, penggantian 81 Harlien Budiono, Op.Cit, hal 177-178 82 Harlien Budiono, Op.Cit, hal 179 Universitas Sumatera Utara 91 debitur dapat terjadi atas prakarsa dari kreditur yang “mencari” debitur baru yang mau mengikatkan dirinya untuk memenuhi kewajiban debitur lama  Delegasi-Pasal 1417 KUHPerdata Dalam hal penggantian debitur dikenal pula bentuk delegatio atau pemindahan yang berasal dari hukum Romawai. Pada novasi demikian oleh debitur kepada kreditur ditawarkan seorang debitur baru yang bersedia membiayai utang debitur lama dan menggantikan pula kedudukan debitur lama tersebut. Cara ini diatur di dalam ketentuan Pasal 1714 KUHPerdata yang dikenal sebagai delegasi delegatio Novasi hanya dapat terlaksana atas kehendak yang tegas dinyatakan oleh para pihak dan tidak dapat dipersangkakan pasal 1415 KUHPerdata dan hanya dapat terbentuk karena perjanjian. Karena itu, syarat untuk syahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata juga harus depenuhi oleh novasi 83 . Ketentuan Pasal 1416 KUHPerdata memungkinkan terjadinya novasi subjektif pasif tanpa ikut sertanya debitur lama. Ini terjadi karena krediturlah yang berinisiatif mencari debitur baru sedemikian sehingga novasi antara kreditur dan debitur baru. Perlu diperhatikan bahwa pembayaran dapat dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak berkepentingan, bertindak atas nama sendiri, dan untuk melunasi utangnya si berutang atau jika ia bertindak atas namanya sendiri yang tidak menggantikan hak-hak kreditur pasal 1382 KUHPerdata 84 Ketentuan pasal 1416 KUHPerdata ini lazimnya dalam praktek perbankan dilakukan oleh pihak krediturbank untuk jalan keluar mengatasi kredit macet, atau kredit yang bermasalah 85

A. Ketentuan Novasi Pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk

86 83 Harlien Budiono, Op.Cit, hal 178 84 Harlien Budiono, Op.Cit, hal 179 85 Wawancara dengan Relationship Manager, Sdr. Des Alwi Ginting, Sentra Kredit Menengah Medan, PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. 86 Wawancara dengan Relationship Manager, Sdr. Des Alwi Ginting, Sentra Kredit Menengah Medan, PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Universitas Sumatera Utara 92 PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk setiap pegawai dalam melakukan aktivitas rutinitas pekerjaannya mempedomani SOP Standar Operation Prosedure yaitu berupa BPP Buku Pedoman Perusahan khusus tentang Novasi ada diatur Pada Buku Penyuluhan Hukum I Bidang Hukum Perkreditan disebutkan sebagai berikut.:

1. Pengertian Novasi