Kerangka Konsepsi Dampak Perubahan Status Badan Usaha CV Menjadi Badan Hukum PT Terhadap Perjanjian Kredit Yang Sedang Berjalan (Studi Pada Bank BNI)

20

2. Kerangka Konsepsi

Sejalan dengan landasan teori tersebut, maka dalam penulisan hukum diperlukan kerangka konsepsional. Kerangka konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin atau akan diteliti. Konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut. 22 Kerangka konsep mengandung makna adanya stimulasi dan dorongan konseptualisasi untuk melahirkan suatu konsep baginya atau memperkuat keyakinannya akan konsepnya sendiri mengenai sesuatu permasalahan. 23 Kerangka konsepsional dalam penelitian hukum, diperoleh dari peraturan perundang-undangan atau melalui usaha untuk merumuskan atau membentuk pengertian-pengertian hukum. Apabila kerangka konsepsional tersebut diambil dari peraturan perundang-undangan tertentu, maka biasanya kerangka konsepsional tersebut sekaligus merumuskan definisi-definisi tertentu, yang dapat dijadikan pedoman operasional di dalam proses pengumpulan, pengolahan, analisa dan konstruksi data. 24 Oleh karena itu, untuk menghindarkan terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk mendefinisikan beberapa konsep penelitian agar secara operasional diperoleh 22 Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal 132. 23 M. Solly Lubis I, Op.Cit, hal 80. 24 Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal 137. Universitas Sumatera Utara 21 hasil penelitian yang sesuai dengan makna variabel yang ditetapkan dalam topik, yaitu : a. Perjanjian. Suatu peristiwa di mana dua orang atau dua pihak saling berjanji untuk melakukan suatu hal atau suatu persetujuan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing masing bersepakat akan menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu. 25 b. Perjanjian Kredit Bank. Perjanjian antara bank selaku kreditor dengan nasabah selaku debitor, dalam hal ini, bank menyediakan sejumlah dana tertentu untuk keperluan usaha nasabah sebagai pinjaman dan nasabah memberikan jaminan tertentu dan membayar bunga yang ditentukan jangka waktu pengembaliannya kepada bank. 26 c. Badan Usaha Suatu Badan yang menjalankan usahakegiatan perusahaan kegiatan perusahaan. 27 d. Bank Badan usaha yang mengimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 28 25 Hermanyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia , Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hal 71. 26 Martin Roestamy, Op.Cit, hal 24. 27 Hasanuddin Rahman, Aspek-Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998, hal 23. Universitas Sumatera Utara 22 e. Perseroan Tebatas PT Badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasrkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang- undang ini serta peraturan pelaksanaanya. 29 f. Perseroan Komanditer Commanditaire Vennootschap CV. Suatu perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa orang pesero yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya tanggung jawab solider pada satu pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang geldschieter pada pihak yang lain. 30 g. Kredit Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 31 h. Pembaruan Utang Novasi Sebuah persetujuan dimana suatu perikatan telah dibatalkan dan sekaligus perikatan lain harus dihidupkan , yang ditempatkan di tempat yang asli C. 28 Pasal 1 butir 2 UU No. 10 Tahun 1998. 29 Pasal 1 butir 1 UU No. 40 Tahun 2007. 30 Pasal 19 KUH Dagang. 31 Pasal 1 butir 11 UU No. 10 Tahun 1998. Universitas Sumatera Utara 23 Asser’s 1991 : 552, Suatu Perjanjian karena dimana sebuah perjanjian yang akan dihapuskan, dan seketika itu juga timbul sebuah perjanjian baru Vollmar, 1983:237 32

G. Metode Penelitian 1.

Sifat dan Jenis Penelitian Untuk membahas dan menjawab permasalahan dalam penelitian tesis ini, maka sifat penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis, yang dimaksud adalah berusaha untuk menguraikanmemaparkan sekaligus menganalisis akibat hukum perubahan status badan usaha CV menjadi badan usaha PT, hambatan yang ditemui para persero dalam perubahan status badan usaha CV menjadi badan usaha PT dan bagaimana akibat hukum perubahan status badan usaha CV menjadai badan usaha PT terhadap jaminan yang telah diberikan dalam perjanjian kredit sebelumnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan masalah badan usaha. Perjanjian kredit, hak tanggungan dan jaminan fidusia. 33 Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normative, dimana pendekatannya terhadap permasalahan dilakukan dengan mengkaji ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai perjanjian kredit perbankan, badan usaha, hak tanggungan, jaminan fidusia dan bahan hukum lainnya yang mendukung pembaharuan permasalahan dalam penelitian ini. 32 Salim HS, Hukum Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hal 168. 33 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, hal 35. Universitas Sumatera Utara 24

2. Sumber Data