e. Mengelola Profitability Seorang Account Officer juga berperan dalam menentukan keuntungan
yang diperoleh bank. Dengan demikian, ia harus yakin bahwa segala hal yang dilakukannya berada dalam suatu kondisi yang memberikan
keuntungan kepada bank.
B. Minat Nasabah
1. Definisi Minat Nasabah
Secara bahasa minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Menurut Ensiklopedia Indonesia, istilah minat
dalam bahasa inggris adalah interest yang berarti perhatian, yakni kecenderungan bertingkah laku secara terarah terhadap objek, kegiatan atau
pengalaman tertentu. Menurut Djaali, minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
4
Pengertian minat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan hati atau keinginan terhadap sesuatu yang disertai
dengan perasaan senang tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat dengan hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Minat merupakan aspek penting kepribadian, perhatian dan minat berbarengan dengan emosi dan kemauan, menentukan luasnya kesadaran.
Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa nasabah lebih menyukai suatu hal daripada lainnya, dapat pula ditunjukkan
4
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hal. 121.
dengan melakukan pembelian terhadap produk, minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
5
Jadi yang dimaksud dengan minat nasabah adalah keinginan yang muncul dari diri seorang nasabah dalam menggunakan sebuah produk atau
jasa yang dimiliki oleh sebuah lembaga keuangan tertentu dan tanpa disuruh oleh seseorang.
2. Faktor - Faktor Yang Menumbuhkan Minat
Menurut Crow dan Crow sebagaimana dikutip oleh Abdurrahman shaleh dan Muhbib Abdul Wahab ada tiga faktor yang dapat menimbulkan
minat, yaitu:
a. Dorongan dari dalam individu, misalnya dorongan untuk makan, ingin
tahu seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan
lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-
lain. b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan sesuatu aktifitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena keinginan mendapatkan persetujuan atau penerimaan dan
perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapatkan penghargaan dari
masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup luas mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam
masyarakat.
5
Asep Suryanto, Fungsi Bank Syariah dalam Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Menyimpan Dana dan Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya,
Bandung,2006, hal.28.
c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila
seseorang mendapatkan kesuksesan
pada aktivitas akan
menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas
tersebut, sebaliknya
suatu kegagalan akan
menghilangkan minat terhadap hal tersebut. Karena kepribadian manusia bersifat kompleks, maka sering ketiga faktor
tersebut tidak berdiri sendiri dalam menyebabkan timbulnya minat, melainkan merupakan perpaduan dari ketiga faktor tersebut. Sehingga
menjadi agak sulit untuk menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya minat.
C. Pembiayaan Murabahah
1. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan kerjasama antara lembaga dan nasabah dimana lembaga sebagai pemilik modal shahibul maal dan nasabah
sebagai fungsi untuk menghasilkan usahanya. Pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 kemudian direvisi menjadi
Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998.
6
Pasal 1 ayat 12 menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pasal 1 ayat 13
berbunyi prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan pembiayaan
6
Ridwan, Muhammad, “Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil BMT”, UII Press, Yogyakarta, 2011, hal. 163.