Tabel 4.8. Karakteristik Responden Menurut Kebiasaan Merokok No
Karakteristik Responden
Hipertensi Tidak Hipertensi
n n
1
2
Perokok berat Perokok sedang
Perokok ringan Total
Frekuensi Merokok Setiap hari
1-3X Minggu 12
3 1
16
14 2
75,0 18,7
6,3 100,0
87,5 12,5
1 2
3 6
4 2
16,7 33,3
50,0
100
66,7 33,3
Total 16
100,0 6
100,0 3
Jumlah Rokok 20 batang
10-20 batang 10 batang
11 3
2 68,7
18,8 12,5
3 1
2 50,0
16,7 33,3
Total 16
100,0 6
100,0 4
Jenis Rokok Filter
Non filter 10
6 62,5
37,5 4
2 66,7
33,3
Total 16
100,0 6
100,0 5
Lama Merokok 10 Tahun
10 Tahun 3
13 18,7
81,3 2
4 33,3
66,7
Total 16
100,0 6
100,0
4.4. Karakteristik Responden Menurut Status Gizi
Dari hasil penelitian ditemukan responden yang gemuk sebanyak 12 responden 40,0 yang hipertensi dan sebanyak 4 responden 13,3 yang tidak
hipertensi. Responden yang tidak gemuk sebanyak 18 responden 60,0 yang hipertensi dan 26 responden 86,7 yang tidak hipertensi. Seperti terlihat pada tabel
dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Karakteristik Responden Menurut Satus Gizi No
Karakteristik Responden
Hipertensi Tidak Hipertensi
n n
1
Status gizi Gemuk
12 40,00
4 13,3
Tidak gemuk 18
60,00 26
86,7
Total 30
100,0 30
100,0
4.5. Analisis Bivariat
4.5.1. Kebiasaan Merokok
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel dibawah ini, yang hipertensi sebanyak 16 responden 53,3 merokok dan 14 responden 46,7 tidak merokok,
sedangkan yang tidak hipertensi sebanyak 6 responden 20 merokok dan sebanyak 24 responden 80 tidak merokok. Menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
antara hipertensi dan yang tidak hipertensi p=0,016 p0,05 dan selanjutnya diperoleh Odds Ratio= 4,571 dengan Confidence Interval CI= 1,452-14,389.
Dengan kata lain peluang terjadinya hipertensi 4,571 kali lebih besar pada pegawai yang merokok dibandingkan dengan pegawai yang tidak merokok. Seperti terlihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.10. Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Hipertensi di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara
Kebiasaan Merokok
Hipertensi Tidak Hipertensi
Sig Odds ratio
95 CI=95 n
n Merokok
16 53,3
6 20,0
4,571 Tidak merokok
14 46,7
24 80,0
0,016 1,452-14,389
Total
30 100
30 100
Universitas Sumatera Utara
4.5.2. Status Gizi
Status gizi diperoleh dari pegawai yang dikelompokan menjadi gemuk dan tidak gemuk. Berdasarkan hasil tabulasi silang yang menderita hipertensi sebanyak 12
responden 40 status gizi gemuk dan sebanyak 18 responden 60 status gizi tidak gemuk, sedangkan yang tidak menderita hipertensi sebanyak 4 responden
13,3 yang gemuk dan 26 responden 86,7 yang tidak gemuk. Odds ratio
terjadi hipertensi pada responden dengan status gizi gemuk dan tidak gemuk adalah 4,333 dengan CI= 1,203-15,605 yang menunjukkan bahwa
peluang terjadinya hipertensi kemungkinan 4,333 kali lebih besar pada responden yang gemuk dibandingkan dengan responden yang tidak gemuk. Hasil ini
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara status gizi gemuk dan tidak gemuk terhadap kejadian hipertensi p0,05. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.11. Pengaruh Status Gizi terhadap Hipertensi di Kantor Wilayah
mmmiiiiiiim Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara
Status Gizi Hipertensi
Tidak Hipertensi Sig
Odds ratio 95 CI=95
n n
Gemuk 12
40,0 4
13,3 4,333
Tidak gemuk 18
60,0 26
86,7 0,041
1,203-15,605
Total
30 100
30 100
4.6. Analisis Multivariat
Pada penelitian ini variabel yang menjadi faktor resiko terjadinya hipertensi adalah kebiasan merokok dan hipertensi. Untuk mendapat faktor mana yang paling
dominan dengan terjadianya hipertensi maka kedua variabel tersebut diuji secara
Universitas Sumatera Utara
bersama-sama dengan dilakukan uji regresi logistik berganda dengan menggunakan metode enter. Karena kedua variabel tersebut memiliki p 0,25 maka layak untuk
dimasukkan. Dari tabel dibawah menunjukkan bahwa kebiasaan merokok memiliki faktor
resiko yang paling dominan dengan nilai exponen B 5,320. Seperti terlihat pada tabel dibawah:
Tabel 4.12. Regresi Logistik Berganda Antara Kebiasaan Merokok dan Status
Gizi Terhadap Hipertensi
Variabel Koefisien B
Exponen BOdds Ratio
P
Kebiasaan merokok 1.672
5,320 0.007
Status gizi 1.651
5,211 0.019
Constant -5.632
0.004 0.002
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
5.1.1. Umur
Umur responden sudah dimatchingkan antara kasus dan kontrol. Sebenarnya banyak penelitian menyatakan ada dijumpai pengaruh umur terhadap hipertensi. Hasil
studi yang dilakukan Aris Sugiarto tahun 2007 di kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah menyatakan bahwa semakin bertambah umur maka bertambah resiko untuk
terjadinya hipertensi yaitu umur 36-45 tahun p=0,0001; OR adjusted 1,23; 95 CI 1,02-3,33, umur 45-55 tahun p=0,0001; OR adjusted 2,22; 95 CI 1,09-5,53, umur
56-65 tahun p=0,0001; OR adjusted 4,04; 95 CI 2,01-11,50. Hal ini juga senada dengan penelitian Roslina di kabupaten Deli Serdang tahun 2008.
5.1.2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden sudah dimatchingkan antara kasus dan kontrol. Hasil studi yang pernah dilakukan banyak yang menyatakan laki-laki lebih beresiko terjadi
hipertensi tetapi tidak kalah banyaknya juga penelitian yang menyatakan perempuan lebih banyak menderita hipertensi. Bila ditinjau secara teoritis memang wanita sedikit
beruntung memiliki hormon estrogen sehingga terlindung dari hipertensi. Hal ini dikarenakan hormon estrogen dapat meningkatkan aktifasi HDL High Density
Lipoprotein. Setelah wanita menopause fungsi ini sedikit demi sedikit mulai berkurang sehingga setelah menopause perempuan tetap beresiko mengalami
Universitas Sumatera Utara