Kebiasaan Merokok TINJAUAN PUSTAKA

mengontrol tekanan darah dengan baik minimal setelah satu tahun, dapat dicoba menghentikan obat pertama melalui penurunan dosis secara perlahan dan progresif.

2.2. Kebiasaan Merokok

Nikotin pada rokok yang sampai di otak akan menyebabkan peningkatan efineprin oleh kelenjar adrenalin yang pada gilirannya dapat menyempitkan pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat Astawan, 2002. Rokok menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan juga menyebabkan pengapuran sehingga volume plasma darah berkurang karena tercemar nikotin, akibatnya viskositas darah meningkat sehingga timbul hipertensi Dekker, E, 1996. Di Singapura, Kanada, Brazil, Australia, Thailand, Uruguay, Venezuela, India melampirkan peringatan bahaya merokok berupa gambar pesan peringatan dengan ukuran mencapai setengah dari tampilan depan dan belakang. Sedangkan di Indonesia dengan mayoritas masyarakatnya yang muslim, peringatan tersebut hanya dilampirkan dalam bentuk tulisan kecil pada setiap bagian belakang bungkus rokok yang berbunyi Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin ”. Merokok merupakan salah satu kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat. Perilaku merokok tidak hanya menyebabkan berbagai macam penyakit tetapi juga dapat memperberat sejumlah penyakit lainnya. Dekker, E 1996 mengungkapkan bahwa seorang perokok yang menghisap 1-9 batang perhari akan mengalami pemendekan umur sekitar 5,5 tahun. Universitas Sumatera Utara Resiko tersebut sesungguhnya tidak hanya mengenai perokok saja tetapi juga orang-orang yang tidak merokok yang berada disekitar perokok sehingga harus menghirup asap rokok atau yang sering disebut dengan perokok pasif. Di Indonesia usaha-usaha untuk menanggulangi perilaku merokok sebenarnya telah dilakukan, namun demikian hasilnya belum memuaskan. Hal ini terlihat dari masih tingginya jumlah orang yang berstatus perokok di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Lembaga menanggulangi masalah merokok menyebutkan bahwa sebanyak 59,04 penduduk laki-laki usia 10 tahun ke atas di 14 propinsi di Indonesia berstatus perokok, sedangkan pada wanita sebanyak 4,83. Hal ini bertentangan dengan pasal 59 Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak bahwa pemerintah, lembaga-lembaga negara, masyarakat dan orang tua, mempunyai kewajiban untuk melindungi anak agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang, terlindungi serta aktif berpartisipasi. Asap rokok Carbon monoksida memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat dari kemampuan menarik oksigen, sehingga dapat menurunkan kapasitas sel darah merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan lainnya dan berhubungan dengan Penyakit Jantung Koroner PJK. Laporan dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa upaya menghentikan kebiasaan merokok dalam jangka waktu 10 tahun dapat menurunkan insiden PJK sekitar 24.4. Nikotin dapat mengganggu sistem saraf simpatis yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, Nikotin juga meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah dan kebutuhan Universitas Sumatera Utara oksigen jantung, merangsang pelepasan adrenalin serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak dan banyak bagian tubuh lainnya. Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan dapat menurunkan kadar High Dencity Lipoprotein HDL. Rokok dapat meningkatkan kadar Low Dencity Lipoprotein LDL dalam darah dan menurunkan kadar HDL. Framingham Heart Study yang meneliti pria dan wanita sekitar 20 –49 tahun dilaporkan bahwa kadar kalesterol HDL lebih rendah 4.5 –6.5 pada perokok dan pada studi lain dilaporkan bahwa pria yang merokok lebih dari 20 batang sehari akan mengalami penurunan HDL hingga 11 dibandingkan bukan perokok Karyadi, 2002. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan pengaktifan platelet sel-sel penggumpal darah Khomsan,2003. Faktor merokok tentunya berbeda-beda setiap orang dan sangat bervariasi. Oleh sebab itu menurut Martini S dkk 2006 hal yang tak boleh dilupakan adalah frekuensi merokok, jumlah rokok yang dihisap, jenis rokok yang dihisap, umur mulai merokok, lama kebiasaan merokok. Tentunya faktor-faktor tersebut membantu untuk penelitian ini nantinya, untuk melihat sejauh mana pengaruhnya terhadap hipertensi.

2.3. Status Gizi