11 PT. ATPK Resource, Tbk ATKP √ √ −
12 PT. Bumi Resources, Tbk BUMI √ √ √ Sampel 6
13 PT. Bayan Resources, Tbk BYAN − √ √
14 PT. Cita Mineral Investindo,Tbk CITA − − √
15 PT. Citatah, Tbk CTTH √ √ √ Sampel 7
16 PT. Darma Henwa DEWA √ √ √ Sampel 8
17 PT. Energi Mega Persada, Tbk ENRG √ √ √ Sampel 9
18 PT. Elnusa, Tbk ELSA √ √ √ Sampel 10
19 PT. INCO, Tbk INCO √ − √
20 PT. Indika Energy, Tbk INDY √ √ √ Sampel 11
21 PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk ITMG √ √ √ Sampel 12
22 PT. Resource Alam Indonesia, Tbk KKGI √ − √
23 PT. Medco Energi Internasional, Tbk MEDC √ √ √ Sampel 13
24 PT. Perusahaan Gas Negara Persero, Tbk PGAS
√ √ √ Sampel 14
25 PT. Perdana Karya Perkasa, Tbk PKPK √ √ −
26 PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk PTBA √ − √
27 PT. Petrosea, Tbk PTRO √ − −
28 PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk RUIS √ − √
29 PT. Timah, Tbk TINS √ √ √ Sampel 15
Sumber : Indonesia Stock Exchange IDX, diolah peneliti 2013
3.3 Jenis Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diukur dalam skala numerik. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder, berupa
laporan tahunan yang dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan disajikan
kembali. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak lain sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh
peneliti Sinulingga, 2011:151
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan studi pustaka dengan cara mengumpulkan
jurnal, buku-buku, skripsi terdahulu, serta bahan lain yang berhubungan dengan judul yang sedang diteliti. Tahap kedua yang dilakukan peneliti
adalah mengumpulkan data sekunder yaitu laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs
www.idx.co.id .
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel Bebas Independent Variabel
Variabel independen yang sering juga disebut sebagai variabel prediktor predictor variable ialah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif Sinulingga, 2011:73. Variabel-variabel independen
yang termasuk dalam penelitian ini adalah:
3.5.1.1 Komite audit
Suatu komite yang terdiri dari tiga atau lebih anggota yang bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan
untuk melakukan pengujian dan penilaian atas kewajaran laporan yang dibuat perusahaan. Variabel ini diukur dengan
menggunakan perhitungan skala rasio dengan rumus:
Jumlah anggota komite audit independen Jumlah seluruh anggota komite audit
Universitas Sumatera Utara
3.5.1.2 Proporsi Dewan Komisaris
Komisaris independen bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau
pihak yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari sebuah
perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan perhitungan
skala rasio dengan rumus: Jumlah anggota komisaris independen
Jumlah seluruh anggota dewan komisaris
3.5.1.3 Ukuran Perusahaan
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinilai dengan menggunakan proxy dari total aset perusahaan.
Karena jumlah aset yang besar, maka disederhanakan dengan logaritma natural dari total asset.
Ukuran perusahaan = Log total asset
3.5.1.4 Profitabilitas
Profitabilitas perusahaan dinilai dengan menggunakan ROE. ReturnOn Assets dihitung dengan
menggunakan rumus:
Return On Equity ROE= Net Income x 100
Total Equity
Universitas Sumatera Utara
3.5.1.5 Leverage
Proksi dari leverage yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio DER. Debt to equity ratio menghitung
presentasi jumlah total utang terhadap jumlah ekuitas. Rumus yang digunakan adalah:
Total Utang Total Ekuitas
3.5.2 Variabel Terikat Dependent Variabel
Variabel terikat Dependent variabel adalah variabel yang besarnya tergantung dari variabel bebas dan diukur untuk
menetukan ada tidaknya pengaruh kriteria dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Sosial Responsibility. Pengukuran ini dilakukan
dengan melihat apakah item informasi pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut diungkapkan dalam laporan tahunan.
Kategori ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hackston dan Milne 1996. Ketujuh kategori tersebut terbagi
dalam 90 item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan dan kesesuaian item tersebut
untuk diaplikasikan di Indonesia, maka penyesuaian kemudian dilakukan. Dua belas item dihapuskan karena kurang sesuai untuk
diterapkan dengan kondisi di Indonesia sehingga secara total tersisa 78 item pengungkapan dalam Sembiring 2005.
Universitas Sumatera Utara
Apabila item informasi tidak ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang
ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Skor yang didapat dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan skor dari setiap perusahaan. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan indeks pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan sample. Rumus perhitungan Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab SosialCorporate Social
Responsibility index adalah sebagai berikut:
CSRDIj = ΣXij
78 Keterangan:
CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j,
Xij : dummy variable: 1= jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan,
78 : jumlah keseluruhan item tanggung jawab sosial yang diungkapkan
Dengan demikian, 0 ≤CSRDIj≤1.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan dengan melihat kedalam tujuh kategori yaitu:
lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain- lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.
Kategori ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hackston dan Milne 1996 dalam Sembiring 2005.
Berikut ini beberapa
Universitas Sumatera Utara
aspek dari item pengungkapan tanggung jawab sosial yang digunakan dalam penelitian:
Lingkungan, 13 item; Energi, 7 item;
Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, 8 item; Lain-lain tenaga kerja, 29 item;
Produk, 10 item; Keterlibatan masyarakat, 9 item, dan
Umum, 2 item.
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS 17 for
Windows. Analisis data dilakukan dengan pengujian asumsi klasik dan
pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel dalam data. Sebelum melakukan analisis regresi terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3..6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable penggangu atau residual
memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistic menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2005:110. Untuk menguji normalitas data akan digunakan
analisis grafik probability plot dan Kolmogorov-Smirnov test.
Apabila probabilitas 0,05 maka distribusi data normal dan bila probabilitas 0,05 maka distribusi data
tidak normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2005:91. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel-variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel
yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol.
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
Universitas Sumatera Utara
sutu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.1.4
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya Erlina, 2007:106.
Cara melakukakn uji ini adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson dengan pedoman
sebagai berikut:
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk penelitian yang menggunakan lebih dari satu variabel independen, model regresi yang digunakan adalah regresi
berganda. Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan
terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinearitas,
Universitas Sumatera Utara
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Persamaan regresi linear berganda yaitu:
H
1
: Y = a + b
1
X
1
+ e H
2
: Y = a + b
2
X
2
+ e H
3
: Y = a + b
3
X
3
+ e H
4
: Y = a + b
4
X
4
+ e H
5
: Y = a + b
5
X
5
+ e H
6
: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
Keterangan : Y
= Pengungkapan tanggung jawab sosial A
= Konstanta X
1
= Komite audit X
2
= Proporsi Dewan Komisaris X
3
= Ukuran Perusahaan X
4
= Return on Equity X
5
= Debt to Equity Ratio b
1,
b
2,
b
3,
b
4,
b
5,
= Koefisien regresi variabel X
1,
X
2,
X
3,
X
4,
X
5
e = eror
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Pengujian Hipotesis
3.6.3.1 Uji Signifikan Simultan F-test
Menurut Ghozali 2005 uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable bebas yang
dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variable dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan significance level 0.05 α = 5.
Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikan 0.05 maka hipotesis
diterimakoefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti bahwa secara simultan variable independen tersebut tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.
b. Jika nilai signifikan 0.05 maka hipotesis ditolak
koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara simultan variable independen tersebut mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variable dependen.
3.6.3.2 Uji Signifikan Parsial T-test
Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial. Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang
Universitas Sumatera Utara
terdapat pada output hasil regresi menggunakan SPSS. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H1 : Komite Audit berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
H2 : Proporsi Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggumg jawab sosial.
H4: Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
H5: Leverage
berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika t-hitung t-tabel pada α = 0,05, maka Hiditolak
Jika t-hitung t-tabel pada α = 0,05, maka Hi diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali 2005, statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari rata-
ratamean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, dan kemenengan distribusi. Dalam penelitian ini penulis hanya
mendeskripsikan sampel.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Corporate Social Responsibility
45 .08974
.57692 .3467189
.12202282 Komite Audit
45 .50
1.00 .9620
.11494 Proporsi Dewan Komisaris
45 .16
.60 .4022
.08746 Ukuran Perusahaan
45 11.27
13.90 12.8431
.57589 Profitabilitas
45 -81.40
70.30 24.7980
24.73193 Leverage
45 -1.83
1.66 -.3329
.95517 Valid N listwise
45
Sumber: Diolah Peneliti 2013
Berikut ini rincian data deskriptif yang diolah: 1.
Variabel pengungkapan tanggung jawab sosial CSR memiliki jumlah sampel N sebanyak 45, dengan nilai minimum
Universitas Sumatera Utara
0,08974, nilai maksimum 0,57692, mean 0,34672 dan standart deviation
simpangan baku 0,122. 2.
Variabel Komite Audit memiliki jumlah sampel N sebanyak 45, dengan nilai minimum 0.5, nilai maksimum 1.00, mean
0,962, dan standart deviation simpangan baku 0,1149. 3.
Variabel Proporsi Dewan Komisaris memiliki jumlah sampel N sebanyak 45, dengan nilai minimum 0,16, nilai maksimum
0,60, mean 0,4022, dan standart deviation simpangan baku 0,0874.
4. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki jumlah sampel N
sebanyak 45, dengan nilai minimum 11,27, nilai maksimum 13,90, mean 12,8431, dan standart deviation simpangan baku
0,5758. 5.
Variabel pengungkapan Profitabilitas memiliki jumlah sampel N sebanyak 45, dengan nilai minimum -81,40, nilai
maksimum 70,30, mean24,7980, dan standart deviation simpangan baku 24,7319.
6. Variabel Leverage memiliki jumlah sampel N sebanyak 45,
dengan nilai minimum -1,83, nilai maksimum 1,66, mean - 0,3329, dan standart deviation simpangan baku 0,9551.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik harus dilakukan peneliti sebelum melakukan uji hipotesis Pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala
multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hal ini merupakan salah satu syarat yang mendasari model regresi berganda
dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS.
a.
Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui varians
pengganggu atau residual berdistribusi secara normal serta untuk menghindari adanya bias dalam model regresi. Pengujian
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrikKolmogorov-SmirnovK-S, dengan membuat
hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05
maka H0 ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Table 4.2 Hasil Uji Normalitas I
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal, dimana
variabel Komite Audit dan Leverage memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 5. Untuk itu, perlu dilakukan
tindakan perbaikan treatment agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Beberapa cara untuk mengubah model
regresi menjadi normal, menurut Jogiyanto 2004:172 terdapat tiga cara untuk menormalkan distribusi data, yaitu:
1. Melakukantransformasi data kebentuklain, yaitu
logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Corporate Social
Responsibility Komite
Audit Proporsi
Dewan Komisaris
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas Leverage N
45 45
45 45
45 45
Normal Parameter
s
a,b
Mean .3467189
.9620 .4022
12.8431 24.7980
1.1371 Std.
Deviation .12202282
.11494 .08746
.57589 24.73193
1.23166 Most
Extreme Differences
Absolute .162
.518 .179
.116 .117
.214 Positive
.068 .370
.155 .062
.082 .203
Negative -.162
-.518 -.179
-.116 -.117
-.214 Kolmogorov-Smirnov Z
1.088 3.478
1.199 .775
.783 1.434
Asymp. Sig. 2-tailed .187
.000 .113
.585 .572
.033 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
2. Trimming, yaitu memangkas membuang observasi
yang bersifat outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari μ - 2σ
atau lebih besar dari μ + 2σ,
3. Winzorising, yaitu mengubah nilai-nilai outlier menjadi
nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.
Memulihkan ketidaknormalan data diatas, untuk variabel Komite Audit
peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma natural k-x, dimana k adalah nilai tertinggi
maksimum dari data mentah x hal ini dikarenakan histogramnya menunjukkan subtansial negative skewness Ghozali, 2005:37.
Untuk variabel Leverage peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma natural x dikarenakan histogramnya
menunjukkan sustansial positive skewness Ghozali, 2005:37. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut
ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas II
Dari hasil pengolahan data pada table 4.3 diatas kita dapat melihat bahwa seluruh variabel telah terdistribusi secara normal
dimana semua variabel memiliki nilai signifikan yang lebih dari 0.05, dengan demikian kita dapat melanjutkan penelitian dengan
uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini dilampirkan grafik histogram dan P-P plot data yang
terdistribusi secara normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Corporate Social
Responsibility Komite
Audit Proporsi
Dewan Komisaris
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas Leverage
N 45
5 45
45 45
45 Normal Parameters
a,b
Mean .3467189
-1.1283 .4022
12.8431 24.7980
-.3329 Std.
Deviation .12202282
.37704 .08746
.57589 24.73193
.95517 Most Extreme Differences Absolute
.162 .175
.179 .116
.117 .143
Positive .068
.153 .155
.062 .082
.143 Negative
-.162 -.175
-.179 -.116
-.117 -.080
Kolmogorov-Smirnov Z 1.088
.390 1.199
.775 .783
.957 Asymp. Sig. 2-tailed
.187 .998
.113 .585
.572 .318
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Normal P-Plot
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas,
dimana titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal tersebut juga
dapat dilihat dari grafik histogram dibawah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Histogram
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi data mendekati normal, karena grafik histogram menunjukkan garis
diagonal yang tidak menceng skewness baik ke kanan maupun ke kiri.
b.
Uji Multikolinearitas Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk menguji ada
tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
Universitas Sumatera Utara
korelasi di antara varabel bebasnya. Deteksi yang dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable Inflation Factor dan
toleransi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Software SPSS for Windows
. Nilai VIF dan toleransi dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Uji
Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-1.046 .431
-2.428 .020
Komite Audit -.035
.140 -.033
-.249 .805
.897 1.115
Proporsi Dewan Komisaris
-.353 .216
-.253 -1.639
.109 .654
1.529 Ukuran Perusahaan
.122 .030
.575 4.016
.000 .763
1.310 Profitabilitas
-.001 .001
-.128 -.824
.415 .649
1.541 Leverage
-.062 .020
-.485 -3.113
.003 .645
1.551 a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen, dengan kata lain variabel-variabel independen dalam penelitian ini bebas dari
gejala multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel semua variabel independen memiliki VIF sekitar 1, atau VIF 10. Selain itu
nilai toleransi untuk setiap variabel independen lebih besar dari
Universitas Sumatera Utara
0,1 tolerance 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini.
c.
Uji Autokorelasi
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian autokorelasi
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Durbin Watson
Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu: 1.
nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif, 2.
nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3. nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi
negatif. Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat
sebesar 1,146 yang berarti termasuk pada kriteria kedua,
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .625
a
.391 .312
.10117808 1.146
a. Predictors: Constant, Leverage, Profitabilitas, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Proporsi Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi negatif.
d. Uji Heterokedastisitas
Dalam penelitian ini untuk melihat ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang
dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas
Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heterokedastisitas, atau terjadi homokedastisitas.
Berikut ini adalah grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas
dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada membentuk pola yang jelas, dimana titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedasititas pada model regresi
ini.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Pengujian Hipotesis
A. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Goodness of
Fit
Nilai koefisien korelasi r menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen
dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai r berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Adapun koefisien
determinasi goodness of fit, yang dinotasikan merupakan satu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi
mencerminkan kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Koefisien korelasi dan koefisien determinasi dari
model penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Uji Hipotesis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Goodness of Fit
T a
b e
l 4.5 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi r sebesar
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.625
a
.391 .312
.10117808
Universitas Sumatera Utara
0,62 den
dida Adj
artin kom
prof pen
Ada di lu
B. Ana
ente dala
vari den
seba 25 yang be
ngan variab asarkan pa
djusted r Sq nya kelima
mite audit, fitabilitas
ngungkapan apun sisany
uar model.
alisis Regre
Analisis re er, karena m
am analisis iabel indep
ngan mengg agai berikut
erarti bahw bel-variabel
ada nilai r quare
pada a variabel
proporsi d dan
leve tanggung
ya sebesar 6
esi Bergand
egresi linie metode ente
s untuk m penden terh
gunakan ala t:
wa korelasi independe
yang bera a tabel 4.6
independe dewan kom
erage dap
g jawab s 60,9 dijela
da
er berganda er seluruh va
mengetahui hadap variab
at bantu SP antara va
ennya adala ada di atas
menunjukk en dalam p
misaris, uku pat menje
sosial yang askan oleh
a dilakukan ariabel akan
seberapa bel depend
PSS 19, dan ariabel depe
ah kuat de s 0,5. Nila
kkan nilai 0 penelitian
uran perusa elaskan
3 g diungka
sebab-sebab
dengan m n dimasukk
besar peng den. Data d
n diperoleh enden
engan ai
0,391, yaitu
ahaan, 39,1
apkan. b lain
metode kan ke
garuh diolah
hasil
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Variabel EnteredRemoved
Dari tabel 4.7 tersebut, menunjukkan analisis statistik deskriptif sebagai berikut:
1.
Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah variabel komite audit, proporsi dewan komisaris, ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan leverage
2.
Tidak ada variabel independen yang dikeluarkan
3.
Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.
Variables EnteredRemoved
b
Model Variables
Entered Variables
Removed Method
1 Leverage,
Profitabilitas, Komite Audit,
Ukuran Perusahaan,
Proporsi Dewan Komisaris
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -1,046 - 0,35 X1 - 0,353X2 + 0,122X3 - 0,01X4 - 0,062X5+e
Keterangan: a.
Konstanta sebesar -1,046 menyatakan bahwa, apabila X1,X2,X3,X4, dan X5 sama dengan 0, maka tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial adalah sebesar –1,046 b.
Koefisien regresi untuk Komite Audit sebesar -0,035 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan. Artinya, setiap penambahan 1,00 x
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
-1.046 .431
-2.428 .020
Komite Audit -.035
.140 -.033
-.249 .805
.897 1.115
Proporsi Dewan Komisaris
-.353 .216
-.253 -1.639
.109 .654
1.529 Ukuran
Perusahaan .122
.030 .575
4.016 .000
.763 1.310
Profitabilitas -.001
.001 -.128
-.824 .415
.649 1.541
Leverage -.062
.020 -.485
-3.113 .003
.645 1.551
a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Universitas Sumatera Utara
pada rasio komite audit akan mengurangi indeks pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 0,035, dan
dalam hal ini factor lain dianggap konstan.
c. Koefisien regresi untuk proporsi dewan komisaris sebesar -
0,353 menyatakan bahwa penambahan 1,00 x pada rasio proporsi dewan komisaris, akan mengurangi indeks
pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 0,353, dan dalam hal ini faktor lain dianggap konstan.
d. Koefisien regresi untuk ukuran perusahaan sebesar 0,122
menyatakan bahwa penambahan 1,00 x pada rasio ukuran perusahaan, akan meningkatkan indeks pengungkapan
tanggung jawab sosial sebesar 0,122, dan dalam hal ini faktor lain dianggap konstan.
e. Koefisien regresi untuk profitabilitas sebesar –0,01,
menyatakan bahwa setiap penambahan 1,00 x pada rasio Return on Equity
akan mengurangi indeks pengungkapan tanggung jawab sebesar 0,01, dan dalam hal ini faktor lain
dianggap konstan.
f. Koefisien regresi untuk leverage sebesar –0,062,
menyatakan bahwa setiap penambahan 1,00 x pada rasio Debt to Equity Ratio
akan mengurangi indeks pengungkapan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab sebesar 0,062, dan dalam hal ini faktor lain dianggap konstan.
C. Pengujian Hipotesis
Uji Signifikansi Simultan Uji F
Menurut Ghozali2005, uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
ke dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih
kecil dari tingkat signifikansi Sig. 0,05 maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat
dimana Ha diterima. 2.
Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi Sig. 0,05 maka model
penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat dimana Ho diterima.
Nilai F hitung diperoleh dengan menggunakan alat bantu program statistik yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut
ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Uji F F Test
Salah satu criteria pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis ini adalah Quick Look. Menurut Ghozali2005, “Quick
Look : bila nilai F lebih besar dari 4, maka H0 ditolak, pada derajat
kepercayaan 5, dengan kata lain hipotesis alternatif diterima.”
Berdasarkan hasil analisis regresi ini, didapat F-hitung adalah 4,999 dengan signifikansi 0,001 p = 0,001; p 0,05.
Adapun nilai F-tabel untuk α = 0,05 dengan pembilang sebesar 5
dan penyebut 44 adalah 2,433 , maka diperoleh bahwa F hitung 4,999 F tabel 4,999 2,433,
sehingga Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit X1, proporsi dewan
komisaris X2, ukuran perusahaan X3, profitabilitas X4, dan leverage
X5 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Y.
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.256 5
.051 4.999
.001
a
Residual .399
39 .010
Total .655
44 a. Predictors: Constant, Leverage, Profitabilitas, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Proporsi
Dewan Komisaris b. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Universitas Sumatera Utara
Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Ada lima hipotesis yang akan dilakukan dengan uji t.
H1: Komite Audit berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
H2: Proporsi Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
H4: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
H5: Leverage berpengaruh negatif terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Uji ini akan dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel sebagai berikut:
Signifikansi koefisien variabel independen secara parsial uji t dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut ini.
• jika t-hitung t tabel pada α = 0,05, maka Hi ditolak,
• jika t-hitung t tabel pada α = 0,05, maka Hi diterima.
Universitas Sumatera Utara
Table 4.10
Uji Hipotesis Signifikansi Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-1.046 .431
-2.428 .020
Komite Audit -.035
.140 -.033
-.249 .805
Proporsi Dewan Komisaris -.353
.216 -.253
-1.639 .109
Ukuran Perusahaan .122
.030 .575
4.016 .000
Profitabilitas -.001
.001 -.128
-.824 .415
Leverage -.062
.020 -.485
-3.113 .003
a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Berdasarkan uji t yang dilakukan, diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel independen. Sementara t tabel
yang diperoleh dengan ketentuan α = 0,05 dan derajat kebebasan
n-1 = 44 adalah 1,680. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen. a.
Variabel komite audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,805 yang berarti nilai lebih besar dari 0,05, sedangkan
nilai t hitung diperoleh sebesar -0,249. Nilai t hitung ini lebih kecil dari t tabel 1,680 -0,249 1,680. Berdasarkan
nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H
1
ditolak atau komite audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggungjawab sosial.
Universitas Sumatera Utara
b. Proporsi dewan komisaris memiliki nilai signifikansi sebesar
0,109 yang berarti nilai lebih besar 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar -1,639. Nilai t hitung ini lebih kecil
dari t tabel 1,680 -1,639 1,680. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H
2
ditolak atau proporsi dewan komisaris tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. c.
Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti nilai lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t
hitung diperoleh sebesar 4,016. Nilai t hitung ini lebih besar dari t tabel 1,680 4,016 1,680. Berdasarkan nilai tersebut
dapat disimpulkan bahwa H
3
diterima atau ukuran perusahaan
memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
d. Profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,415 yang
berarti nilai lebih besar 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar -0,824. Nilai t hitung ini lebih kecil dari t
tabel 1,680 -0,824 1,680. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H
4
ditolak atau profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial. e.
leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,003 yang berarti nilai lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t hitung
Universitas Sumatera Utara
diperoleh sebesar -3,113. Nilai t hitung ini lebih besar dari t tabel 1,680 3,113 1,680. Berdasarkan nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa H
5
diterima atau leverage memiliki pengaruh negatif signifikan dilihat dari tanda negatif pada t
hitung terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penyajian data hasil penelitian beserta pengolahannya yang bersumber dari Annual Report perusahaan perkebunan dan
pertambangan yang terdaftar di BEI, maka penulis dalam penelitian ini akan membahas hasil penelitian sesuai dengan masalah yang diajukan. Dari hasil
penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya kita dapat melihat bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial minimum adalah 8,97 dan
maksimum adalah 57,69, dengan rata-rata 34,67. Hal ini menyatakan bahwa laporan tahunan belum memberikan informasi yang cukup lengkap
mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Nilai koefisien determinasi sebesar
0,391, artinya variabel independen dalam penelitian yaitu komite audit, proporsi dewan komisaris,
ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage dapat menjelaskan 39,1 pengungkapan tanggung jawab sosial yang diungkapkan. Adapun sisanya
sebesar 60,9 dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Dari hasil pengujian bersama-sama atau secara simultan, dapat
diketahui bahwa komite audit, proporsi dewan komisaris, ukuran
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Hal ini
ditunjukkan dari F hitung senilai 4,999 4, dengan signifikansi sebesar 0,001 0,05.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Silitonga 2011, dimana dari hasil penelitiannya berhasil menemukan hubungan yang secara
statistik ukuran perusahaanSIZE, basis perusahaanBASIS, profitabilitasPROFIT, leverageLEV, dan likuiditasLIKUID tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian
Hartati 2012 yang berhasil membuktikan jumlah tanggung jawab sosial yang diungkapkan perusahaan dipengaruhi secara simultan oleh
kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Secara parsial kita dapat melihat hal berikut ini:
Pertama H1 adalah komite audit berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai t hitung dari variabel komite audit adalah sebesar
−0.249 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,805. Karena tingkat signifikan
menunjukan nilai diatas 0,05, berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel dewan komisaris independen terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial, Dengan demikian H2 ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan
Universitas Sumatera Utara
dengan penelitan Akhtaruddin et.al, 2009 yang menemukan bahwa terdapat pengaruh antara komite audit dengan pengungkapan tanggung
jawab sosial. Kedua
H2 adalah dewan komisaris independen berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil pengujian hipotesis diketahui nilai t hitung dari variabel dewan komisaris independen adalah
sebesar -1,639 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,109. Karena tingkat signifikan menunjukan nilai diatas 0,05, berarti tidak terdapat pengaruh
signifikan dari variabel dewan komisaris independen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Dengan demikian H2 ditolak. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hartati 2012 yang menyatakann variabel dewan komisaris independen tidak memiliki
pengaruh signifikan. Ketiga
H3 adalah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial. Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai t hitung dari variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 4,016
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan menunjukan nilai dibawah 0,05, berarti terdapat pengaruh signifikan dari
variabel ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian silitonga 2011 variabel ukuran
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial.
Universitas Sumatera Utara
Keempat H4 adalah profitabilitas berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai t hitung dari variabel profitabilitas adalah sebesar -0,824
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,415. Karena tingkat signifikan menunjukan nilai diatas 0,05, berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari
variabel profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini sejalan dengan penelitian hartati 2012 variabel profitabilitas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sitepu 2009
yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas terbukti secara signifikan berpengaruh positif.
Kelima H5 adalah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial. Hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai t hitung dari variabel leverage adalah sebesar -3,113 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,003. Karena tingkat signifikan menunjukan nilai dibawah 0,05, berarti terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari variabel
leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini tidak
sejalan dengan penelitian silitonga 2011 dimana hasil penelitian menunjukkan variabel leverage tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan