Ketentuan mengenai kegiatan CSR di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan atau penanam modal untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Ketentuan ini bertujuan untuk mendukung terjalinnya hubungan yang serasidan
seimbang antara perusahaan dengan lingkungan sesuai dengan nilai norma, dan budaya masyarakat setempat. Pengaturan CSR juga
bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungannya
Wahyudi dan Azheri, 2008.
2.1.3 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pengungkapan ada yang bersifat wajib mandatory yaitu pengungkapan informasi yang wajib dilakukan oleh perusahaan
yang didasarkan pada peraturan atau standart tertentu, dan ada yangbersifat sukarela voluntary yaitu pengungkapan informasi
melebihi persyaratan minimum dari peraturan yang berlaku. Pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan sering kali
dilakukan secara sukarela oleh perusahaan Indrawati, 2009. Pengungkapan tanggungjawab sosial yang sering juga disebut
sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting
mathews, 1995 atau corporate social responsibility disclosure
Hackston dan Milne, 1996 merupakan proses
Universitas Sumatera Utara
pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang
berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan Sembiring, 2005.
Menurut Gray
et. al., 1995 dalam Sembiring 2005 ada
dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari
aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan.
Pendekatan alternatif
kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu
pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber
utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan
sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Belkaoui dalam hartati 2012 mengemukakan ada enam tujuan pengungkapan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk
menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan,
2. untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk
menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut, 3.
untuk menyediakan informasi untuk membantu investor kreditor dalam menentukan resiko dan item-item yang
potensial untuk diakui dan yang belum diakui, 4.
untuk menyediakan informasi yang penting yang dapat digunakan oleh pengguna aporan keuangan
untukmembandingkan antar perusahaan dan antar tahun, 5.
untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan kas keluar dimasa mendatang,
6. untuk membantu investor dalam menetapkan return dan
investasinya.
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung