Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan

(1)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA

TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

DI PT. BUMIPUTERA ASURANSI JIWA BERSAMA

KANTOR CABANG ASKUM MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

OLEH:

SRI ULINA GINTING

041301070

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GENAP, 2008/2009


(2)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan

Sri Ulina Ginting dan Gustiarti Leila

ABSTRAK

Karyawan yang memiliki semangat kerja yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja. Semangat kerja yang tinggi menunjukkan karyawan bekerja dengan energik, penuh dengan kemauan untuk menyelesaikan pekerjaannya, karyawan ingin datang bekerja dan antusias untuk bekerja ketika sampai di kantor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi semangat kerja yaitu perasaan kebersamaan dan rasa kerja sama dalam melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan. Perasaan kebersamaan dan rasa kerja sama dalam melaksanakan tugas merupakan bagian dari kohesivitas kelompok kerja, sehingga dapat dikatakan bahwa yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah kohesivitas kelompok kerja.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan. Penelitian ini mengambil sampel karyawan PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan sejumlah 44 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik acak sederhana. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala yaitu skala semangat kerja dan skala kohesivitas kelompok kerja yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja tinggi oleh Carlaw, Deming dan Friedman (2003) dan berdasarkan dimensi kohesivitas kelompok oleh Forsyth (1999). Skala semangat kerja memiliki nilai

reliabilitas (rxx) = 0,937 dan nilai reliabilitas skala kohesivitas kelompok kerja

(rxx) = 0, 903.

Hasil analisa data penelitian dengan menggunakan analisa regresi

menunjukkan koefisien determinasi r2=0.84 dan =0.916 dengan taraf signifikansi

p<0.01 (p=0.000), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh kohesivitas kelompok kerja yang signifikan terhadap semangat kerja.


(3)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Influence Group Cohesiveness to Employee Morale in PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan

Sri Ulina Ginting and Gustiarti Leila

ABSTRACTION

Employee who is having high morale can increase productivity. High of morale shows the employee to work with energic, full of willingness to finalize the work, employee wish to come to work and enthusiastic to work when reaching office. There are some factor influencing morale, that is feeling together and work together in executing duty for reached purpose. Feeling together and work together in executing duty is part of group cohesiveness, causing can be told the influencing employee morale is group cohesiveness.

This research applies quantitative method with correlation that aim to know how much cohesiveness influence employee morale. This research takes 44 employee sample in PT Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan. Sampling is done by using simple random technique. The mesure equipment in this research is two scale that is scale morale and scale group cohesiveness compiled by researcher based on characteristics of morale by Carlaw, Deming and Friedman (2003) and dimension of group cohesiveness by

Forsyth (1999). Scale morale has reliability value (rxx)=0.937 and scale group

cohesiveness has reliability value (rxx)= 0.903.

Result of analysis research by using regression analysis shows coefficient

of determination r2=0.84 and =0.916 with level signifikansi p<0.01 (p=0.000),

causing can be taken conclusion that there are group cohesiveness influence signifikan to employee morale.


(4)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul

“Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan di

PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan”. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Gustiarti Leila M.Si, Psi, M.Kes, selaku dosen pembimbing penulis

yang selalu penuh kesabaran dalam membimbing saya serta menyediakan waktu di tengah kesibukannya dan senantiasa mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Ibu Leila, segala sesuatu yang Ibu berikan sangat berarti bagi saya.

3. Orangtua tercinta yaitu ayah saya (Ir. P. Ginting, sp), ucapan terima kasih

yang tiada henti anakmu ucapkan untuk curahan kasih sayang, doa, dukungan dan pengorbanan yang tiada terhingga, dan pada ibu saya (Alm. B. Purba), “kata-kata mama selama mama hidup, akan saya ingat selalu”. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kakak dan adik saya tercinta Kak


(5)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Tisa, Kak Ana, Adik Anderson, Adik Yesi, Adik Devi, dan Adik Mia yang telah banyak membantu.

4. Kak Juliana Irmayanti Saragih, M. Psi, selaku dosen pembimbing akademik.

5. Ibu Etty dan Ibu Lili Garliah yang telah membantu dan memberikan masukan

bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu staf pengajar Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

ilmu yang bermanfaat selama proses perkuliahan yang penulis jalani. Terima kasih juga atas bantuan yang diberikan oleh seluruh staf administrasi.

7. Kepada pihak PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum

Medan yang telah memberi izin penulis untuk melakukan penelitian.

8. Kekasihku Jogi yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan semangat

bagi penulis.

9. Sahabat-sahabatku di luar psikologi, yaitu Mona, Lia, Drika, Revi dan Mindo

yang dalam suka dan duka telah kami lakukan bersama. Suatu saat kita pasti berkumpul semua.

10.Sahabat-sahabatku di psikologi yaitu Vera yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian skripsi, Juniar yang hampir setiap hari memberikan semangat melalui SMS, dan Hotpascaman yang rela menunggu penulis dalam

pengambilan data. Kalian selalu di hati and always keep contact ya. Kepada

Saut, Nova, dan Tiur, terimakasih buat canda tawa selama kita berkumpul bersama.


(6)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

11.Untuk teman-teman Psikologi USU angkatan 2004, terima kasih atas

kebersamaan dan pengalaman yang telah kita jalani bersama. Kita akan merindukan saat-saat perkuliahan yang menegangkan dan menakjubkan.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan yang maha Esa berkenan membalas segala kebaikan saudara-saudara semua. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2009


(7)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian……….6

D. Manfaat Penelitian………... 6

1.Manfaat Teoritis ... 6

2.Manfaat Praktis ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Semangat kerja ... 8

1. Definisi Semangat Kerja ... 8

2. Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja ... 10

3. Ciri-Ciri Semangat Kerja yang Tinggi ... 11

B. Kohesivitas Kelompok Kerja ... 12


(8)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kohesivitas Kelompok Kerja ... 14

3. Dimensi Kohesivitas Kelompok ... 15

C. Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan ... 16

D. Hipotesa Penelitian ... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ... 20

A. Identifikasi Variabel Penelitian………... 20

B. Definisi Operasional ... 21

1. Semangat Kerja ... 21

2. Kohesivitas Kelompok Kerja ... 21

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel ... 22

1. Populasi ... 22

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 22

D. Metode Pengumpulan Data ... 24

1. Skala Semangat Kerja ... 25

2. Skala Kohesivitas Kelompok Kerja ... 26

E. Daya Beda Aitem, Validitas, dan Reliabilitas ... 27

1. Daya Beda Aitem ... 28

2. Validitas ... 28

3. Reliabilitas ... 29

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 30

1. Hasil Uji Coba Skala Semangat Kerja ... 31


(9)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

G. Prosedur Penelitian ... 32

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 32

2. Pelaksanaan Penelitian ... 34

3. Tahap Pengolahan Data ... 35

H. Metode Analisa Data ... 35

1. Uji Normalitas ... 35

2. Uji Linieritas ... 36

3. Analisa Regresi ... 36

BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 37

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 38

B. Hasil Penelitian ... 38

1. Uji Asumsi ... 38

2. Hasil Analisa Data ... 41

3. Deskripsi Data Penelitian ... 41

C. Pembahasan ... 45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

1. Saran Metodologis ... 48

2. Saran Praktis ... 49


(10)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Cetak Biru Uji Coba Skala Semangat Kerja ... 26 Tabel 2. Cetak Biru Uji Coba Skala Kohesivitas Kelompok Kerja ... 27 Tabel 3. Cetak Biru Distribusi Aitem Skala Semangat Kerja ... 31 Tabel 4. Cetak Biru Distribusi Aitem Skala Kohesivitas Kelompok Kerja .. 32 Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37 Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia... 38 Tabel 7. Uji Sebaran Normal Variabel dengan Tes Kolmogorov-Smirnov .. 39 Tabel 8 Skor Empirik dan Skor Hipotetik Kohesivitas Kelompok Kerja .... 42 Tabel 9. Kategorisasi Kohesivitas Kelompok Kerja Berdasarkan Mean Hipotetik ... 43 Tabel 10. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Semangat Kerja. ... 44 Tabel 11 Kategorisasi Semangat Kerja Berdasarkan Mean Hipotetik... 44


(11)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar1. Liniearitas Kohesivitas Kelompok Kerja dengan Semangat Kerja...40


(12)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

DATA TRY OUT

RELIABILITAS

LAMPIRAN B

DATA MENTAH

LAMPIRAN C

HASIL OLAH DATA SPSS

LAMPIRAN D

SKALA SEMANGAT KERJA DAN

SKALA KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA

LAMPIRAN E


(13)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karyawan merupakan bagian terpenting dari suatu perusahaan, karena karyawanlah yang menggerakan maju mundurnya suatu perusahaan (Sukendar, 2004). Berbagai penyelidikanpun dilakukan untuk memenuhi harapan-harapan karyawan guna meningkatkan produktivitas kerja perusahaan agar pekerjaan dapat segera diselesaikan dan karyawan tidak terlalu lelah bekerja. Keberhasilan proses kerja dalam mencapai tujuan kerja dipengaruhi oleh masing-masing karyawan yang melakukan pekerjaan itu. Walau berbagai metode telah diperoleh, faktor yang memegang peran penting pada karyawan dalam meningkatkan produktivitas kerja adalah semangat kerja (Kosen, 1993).

Efektifitas dalam organisasi erat kaitannya dengan semangat kerja. Semangat kerja adalah kesinambungan dan situasi yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Semangat kerja merupakan sikap antusias dengan rekan kerja sebagai respon anggota kelompok kerja terhadap situasi kerja mereka (Wallace & Szilagyi, 1992).

Halsey (2003) menyatakan bahwa semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap kesediaan perasaan yang memungkinkan seorang karyawan untuk menghasilkan produktivitas kerja yang lebih baik tanpa menambah keletihan, dimana karyawan dengan antusias ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha kelompok sekerjanya dalam mencapai tujuan organisasi. Semangat kerja


(14)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

mempengaruhi sikap dan keinginan seseorang untuk bekerja dan selanjutnya mempengaruhi orang lain. Semangat kerja terdiri dari sikap-sikap para individu dan kelompok-kelompok terhadap hidup, lingkungan dan pekerjaan (Kasali, 1998).

Semangat kerja yang tinggi menunjukkan karyawan bekerja dengan energik, antusias, dan penuh dengan kemauan untuk menyelesaikan pekerjaannya, dan karyawan ingin datang bekerja dan antusias untuk bekerja ketika sampai di kantor (Carlaw, Deming dan Friedman, 2003). Karyawan dengan semangat kerja yang tinggi juga akan memiliki rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri, terhadap masa depannya dan terhadap orang lain. Karyawan tersebut berpikir bahwa pekerjaannya baik dan berarti, sehingga kayawan bekerja dengan sepenuh hati sekalipun kondisi kerjanya di bawah tekanan (Kasali, 1998).

Di lain pihak, semangat kerja yang rendah menunjukkan adanya masalah dalam hubungan karyawan di perusahaan. Hal tersebut berdampak terhadap iklim kerja, baik menyangkut produktivitas maupun respon karyawan terhadap berbagai macam kegiatan (Satrohadiwiryo, 2002). Semangat kerja yang rendah dalam organisasi juga menunjukkan karyawan akan merasakan kebosanan dan malas bekerja. Artinya karyawan tidak bergairah untuk menyelesaikan pekerjaannya dan hanya bermalas-malasan ketika sampai di kantor. Keadaan tersebut akan menyebabkan performansi kerja karyawan menjadi rendah, menciptakan masalah di tempat kerja, cenderung untuk menarik diri dari lingkungan kerja, sering datang terlambat ke tempat kerja dan pulang kerja lebih awal daripada waktu yang


(15)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

ditetapkan, dan tidak mau bersosialisasi atau tidak melakukan interaksi dengan karyawan yang lainnya (Carlaw, Deming & Friedman, 2003).

Pattanayak (2002) mengatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan, yaitu: a) perasaan kebersamaan; b) kejelasan tujuan atau objektif yang diraih; c) pengharapan keberhasilan terhadap tujuan yang diinginkan; d) rasa kerja sama dalam melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan; e) memiliki pemimpin yang memberikan dukungan dan dorongan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dinyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah adanya perasaan kebersamaan, yaitu rasa saling memiliki dan peduli antar anggota kelompok kerja dan rasa kerja sama dalam memberikan dukungan dan dorongan, yaitu tugas yang diberikan akan dilaksanakan dengan saling berpartisipasi antar anggota kelompok kerja.

Perasaan kebersamaan dan rasa kerja sama dalam melaksanakan tugas merupakan bagian dari kohesivitas kelompok kerja, sehingga dapat dikatakan bahwa yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah kohesivitas kelompok kerja. Kohesivitas kelompok kerja adalah rasa kesatuan yang terjalin dalam kelompok kerja (Forsyth, 1999). Hal ini juga sesuai juga dengan pendapat Gibson (2003) yang menyatakan bahwa kohesivitas kelompok membuat individu merasa kebersamaan dan menambah semangat dalam bekerja.

Menurut Munandar (2001), kohesivitas kelompok adalah kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok, serta saling menerima antar anggota kelompok. Semakin para anggota kelompok saling tertarik dan makin sepakat mereka terhadap sasaran kelompok, makin lekat kelompoknya.


(16)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Kohesivitas kelompok kerja juga merupakan sejauh mana anggota tertarik satu sama lain antar anggota kelompok dan termotivasi untuk berada dalam dalam kelompok tersebut. Dalam hal ini, kelompok kerja dikatakan kohesif karena anggota-anggotanya menghabiskan banyak waktu bersama, atau kelompok yang berukuran kecil menyediakan sarana interaksi yang lebih intensif, atau kelompok yang telah berpengalaman dalam menghadapi ancaman dari luar menyebabkan anggotanya lebih dekat satu sama lain (Robbins, 2001).

Shani (2005) mengemukakan bahwa kohesivitas kelompok kerja merupakan ketertarikan dari anggota kelompok untuk tinggal dalam kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa anggota kelompok kerja yang kohesivitasnya tinggi, akan berbeda dengan kelompok kerja yang kohesivitasnya rendah, bisa dilihat dari komunikasi yang lebih baik, bekerja sama, dan saling mempengaruhi satu sama lain, anggota kelompok juga berusaha meraih tujuan kelompok dan memiliki kepusasan kerja yang tinggi.

Kasus yang ditemukan dalam perusahaan yang terkait dengan masalah hubungan antar karyawan yaitu terdapat banyak staf yang semangat kerjanya menurun. Semangat kerja menurun karena kecenderungan individualistik yang dominan ataupun hubungan dengan rekan kerja yang tidak tercipta dengan baik. Kondisi kerja cenderung menjadi kaku atau tegang, yaitu antara lain kecenderungan mencari kesalahan seseorang, terjadi persaingan yang kurang sehat, dan adanya kelompok yang menang dan pihak-pihak yang tersisih (Majalah Human Capital No. 23, 2006).


(17)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Penelitian dilakukan di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor

Cabang Askum Medan. Pada perusahaan tersebut ditemui adanya fenomena penurunan semangat kerja karyawan. Berdasarkan hasil komunikasi personal yang dilakukan peneliti kepada karyawan PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan diketahui bahwa penurunan semangat kerja karyawan tersebut adalah karena individualistik dalam bekerja, serta persaingan yang kurang sehat antar kerja karyawan. Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan karyawan bagian administrasi PT. Bumiputera

Asuransi Jiwa BersamaKantor Cabang Askum Medan:

“Di sini rata-rata orangnya kurang peduli satu sama lain. Sulit untuk meminta bantuan antar sesama rekan kerja jika pekerjaan tersebut bukan bagian dari pekerjaannya, sehingga karyawan di sini hanya mengerjakan pekerjaannya saja dan ketika salah satu karyawan sedang berhalangan hadir, pekerjaan bisa lama selesainya karena menunggu siapa yang mau mengerjakan (X1)”.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan karyawan dari pihak agen. Berikut kutipan hasil wawancara peneliti:

“Menurut saya sering terjadi persaingan antara sesama agen. Yang sering

terjadi yaitu agen yang mendapat informasi dari supervisor tidak disampaikan

pada agen yang lain, agar dianggap agen lain dianggap lalai bekerja dan mengurangi persaingan dalam jenjang karir. Padahal sesama agen seharusnya tidak boleh begitu. Karena itu banyak agen yang kurang bersemangat untuk bekerja lama di sini (X2)”.

Berdasarkan fenomena diatas, bahwa terdapat masalah kohesivitas kelompok kerja yang mempengaruhi semangat kerja karyawan, maka perlu diteliti seberapa besar pengaruh kohesivitas kelompok terhadap semangat kerja karyawan. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh


(18)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut: ”Seberapa besar pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Toritis

a. Memperkaya kajian empiris mengenai kohesivitas kelompok kerja dalam

kaitannya dengan semangat kerja.

b. Dapat dijadikan kajian bagi penelitian selanjutnya yang menaruh perhatian

yang sama yaitu mengenai pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai


(19)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

gambaran tentang tingkat semangat kerja karyawan dan gambaran mengenai kohesivitas kelompok kerja karyawan khususnya pada PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Besama Cabang Askum Medan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi

perusahaan untuk lebih memahami keadaan hubungan antar karyawan mengenai kohesivitas kelompok kerja karyawan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan

Berisikan uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II: Landasan Teori

Berisikan teori yang di dalamnya terdapat penjabaran mengenai semangat kerja, kohesivitas kelompok kerja, pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja dan hipotesis penelitian.

Bab III: Metode Penelitian

Berisikan identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan data, daya beda

aitem, validitas dan reabilitas, hasil uji coba alat ukur, prosedur penelitian

serta metode analisa data. Bab IV: Analisa Data dan Pembahasan


(20)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Berisi tentang gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.

Bab V : Kesimpulan dan Saran


(21)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

BA

LANDASAN TEORI

A. Semangat Kerja

1. Definisi Semangat Kerja

Davis (2000) menyatakan bahwa semangat kerja adalah kesediaan perasaan maupun perilaku yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih banyak dan lebih baik. Semangat kerja merupakan suasana kerja yang positif yang terdapat dalam suatu organisasi dan terungkap dalam sikap individu maupun kelompok yang mendukung seluruh aspek kerja termasuk di dalamnya lingkungan, kerjasama dengan orang lain yang secara optimal sesuai dengan kepentingan dan tujuan perusahaan.

Strauss dan Sayless (1999) menyebutkan semangat kerja sebagai sikap partisipasi pekerja dalam mencapai tujuan organisasi yang harus dilakukan dengan dorongan yang kuat, antusias dan bertanggung jawab terhadap prestasi serta konsekuensi organisasi di masa sekarang dan yang akan datang.

Menurut Winardi (2004) semangat kerja mengandung pengertian ketiadaan konflik, perasaan senang, penyesuaian pribadi secara baik, dan tingkat keterlibatan ego dalam pekerjaan, sementara menurut Kossen (1993) semangat kerja adalah suasana yang ditimbulkan oleh sikap kerja dari para anggota suatu organisasi.


(22)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Danim, S (2004) mendefenisikan semangat kerja atau kegairahan kerja sebagai kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.

Kosen (1993) menyatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri yang kuat untuk meneruskan pekerjaan, kegembiraan, dan organisasi yang baik. Carlaw, Deming & Friedman (2003) menyatakan bahwa semangat kerja kerja yang tinggi adalah karyawan yang bekerja dengan berenergi, antusias, dan memiliki rasa kebersamaan. Karyawan yang memiliki semangat kerja rendah adalah ketika karyawan merasa bosan, berkecil hati, dan malas.

Semangat kerja merupakan bentuk nyata dari komitmen yang ditunjukkan dengan semangat, antusiasme dan kepercayaan pada kebijakan organisasi, program dan tujuan organisasi. Semangat kerja ditunjukkan dengan apa yang individu dan kelompok katakan dan lakukan untuk memperlihatkan ketertarikan, pemahaman dan identifikasi diri terhadap keutuhan dan kesuksesan kelompok kerja (Staudohar, 1992).

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah sikap individu dalam bekerja yang menunjukkan rasa kegairahan, antusias, bertanggung jawab dan komitmen dalam melaksakan tugas agar mencapai tujuan organisasi.


(23)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

2. Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Pattanayak (2002) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi semangat kerja, yaitu :

a. Perasaan kebersamaan.

Karyawan memiliki rasa saling memiliki dan peduli antar anggota kelompok kerja.

b. Kejelasan tujuan atau objektif yang diraih.

Karyawan memiliki beban kerja yang jelas dan tujuan yang jelas.

c. Pengharapan keberhasilan terhadap tujuan yang diinginkan.

Memiliki kepercayaan bahwa pekerjaan dapat dilakukan sesuai tujuan yang diinginkan perusahaan atau organisasi.

d. Rasa kerja sama dalam melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan.

Tugas yang diberikan akan dilaksanakan dengan saling berpartisipasi antar anggota kelompok kerja.

e. Memiliki pemimpin yang memberikan dukungan dan dorongan.

Pemimpin sering berhubungan langsung dengan para karyawan, memberikan motivasi yang membangun dan mengarahkan bawahan agar bekerja lebih produktif.


(24)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

3. Ciri-Ciri Semangat Kerja Tinggi

Carlaw, Deming & Friedman (2003) menyatakan bahwa yang menjadi ciri-ciri semangat kerja yang tinggi adalah sebagai berikut :

a. Tersenyum dan tertawa

Senyum dan tawa mencerminkan kebahagiaan individu dalam bekerja. Walaupun individu tidak memperlihatkan senyum dan tawanya, tetapi di dalam dirinya individu merasa tenang dan nyaman bekerja serta menikmati tugas yang dilaksanakannya.

b. Memiliki inisiatif

Individu yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan memiliki kemauan diri untuk bekerja tanpa pengawasan dan tanpa perintah dari atasan.

c. Berfikir kreatif dan luas

Individu mempunyai ide-ide baru, dan tidak mempunyai hambatan untuk menyalurkan ide-idenya dalam menyelesaikan tugas.

d. Menyenangi apa yang sedang dilakukan

Individu lebih fokus terhadap pekerjaan daripada memperlihatkan gangguan selama melakukan pekerjaan.

e. Tertarik dengan pekerjaannya

Individu menaruh minat pada pekerjaan karena sesuai keahlian dan keinginannya.

f. Bertanggung jawab


(25)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

g. Memiliki kemuan bekerja sama

Individu memiliki kesediaan untuk bekerja sama dengan individu yang lain untuk mempermudah atau mempertahankan kualitas kerja.

h. Berinteraksi dengan atasan

Individu berinteraksi dengan atasan dengan nyaman tanpa ada rasa takut dan tertekan.

B. Kohesivitas Kelompok Kerja

1. Definisi Kohesivitas Kelompok Kerja

Menurut George & Jones (2002) kohesivitas kelompok adalah anggota kelompok yang memiliki daya tarik satu sama lain. Kelompok kerja yang kohesivitasnya tinggi adalah saling tertarik pada setiap anggota, kelompok kerja yang kohesivitasnya rendah adalah tidak saing tertarik satu sama lain.

Mcshane & Glinow (2003) mengatakan kohesivitas kelompok merupakan perasaan daya tarik individu terhadap kelompok dan motivasi mereka untuk tetap bersama kelompok dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan kelompok. Karyawan merasa kompak adalah ketika mereka percaya kelompok mereka akan membantu mereka menyelesaikan tujuan mereka, saling mengisi kebutuhan mereka, atau memberikan dukungan sosial selama masa krisis.

Greenberg (2005) menyatakan bahwa kohesivitas kelompok kerja adalah perasaan dalam kebersamaan antar anggota kelompok. Tingginya kohesivitas kelompok kerja berarti tiap anggota dalam kelompok saling berinteraksi satu sama lain, mendapatkan tujuan mereka, dan saling membantu di tiap pertemuan, dan


(26)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

bila kelompok kerja tidak kompak maka tiap anggota kelompok akan saling tidak menyukai satu sama lain dan mungkin terjadi perbedaan pendapat.

Robbins (2001) menyatakan bahwa kohesivitas kelompok adalah sejauh mana anggota merasa tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap berada dalam kelompok tersebut. Misalnya, karyawan suatu kelompok kerja yang kompak karena menghabiskan banyak waktu bersama, atau kelompok yang berukuran kecil menyediakan sarana interaksi yang lebih intensif, atau kelompok yang telah berpengalaman dalam menghadapi ancaman dari luar menyebabkan anggotanya lebih dekat satu sama lain.

Gibson (2003) mengungkapkan bahwa kohesivitas kelompok adalah kekuatan ketertarikan anggota yang tetap pada kelompoknya dari pada terhadap kelompok lain. Mengikuti kelompok akan memberikan rasa kebersamaan dan rasa semangat dalam bekerja.

Certo, S (2003) menyatakan bahwa kohesivitas kelompok merupakan memiliki anggota yang ingin tetap tinggal dalam kelompok selama mengalami tekanan dalam kelompok. Kohesivitas dalam kelompok terdapat pekerja yang bekerja keras dari pada kelompok lain dan lebih objektif dalam menyelesaikan tugas.

Forsyth (1999) menyatakan bahwa kohesivitas kelompok merupakan kesatuan yang terjalin dalam kelompok, menikmati interaksi satu sama lain, dan memiliki waktu tertentu untuk bersama dan di dalamnya terdapat semangat kerja yang tinggi.


(27)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kohesivitas kelompok kerja merupakan daya tarik emosional sesama anggota kelompok kerja dimana adanya rasa saling menyukai, membantu, dan secara bersama-sama saling mendukung untuk tetap bertahan dalam kelompok kerja dalam mencapai satu tujuan.

2 Faktor yang Mempengaruhi Kohesivitas Kelompok Kerja

Menurut McShane & Glinow (2003) faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok kerja, yaitu :

a. Adanya Kesamaan

Kelompok kerja yang homogen akan lebih kohesif dari pada kelompok kerja yang heterogen. Karyawan yang berada dalam kelompok yang homogen dimana memiliki kesamaan latar belakang, membuat mereka lebih mudah bekerja secara objektif, dan mudah menjalankan peran dalam kelompok.

b. Ukuran kelompok

Kelompok yang berukuran kecil akan lebih kohesif dari pada kelompok yang berukuran besar karena akan lebih mudah untuk beberapa orang untuk mendapatkan satu tujuan dan lebih mudah untuk melakukan aktifitas kerja.

c. Adanya interaksi

Kelompok akan lebih kohesif bila kelompok melakukan interaksi berulang antar anggota kelompok.

d. Ketika ada masalah


(28)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

e. Keberhasilan kelompok

Kohesivitas kelompok kerja terjadi ketika kelompok telah berhasil memasuki level keberhasilan. Anggota kelompok akan lebih mendekati keberhasilan mereka dari pada mendekati kegagalan.

f. Tantangan

Kelompok kohesif akan menerima tantangan dari beban kerja yang diberikan. Tiap anggota akan bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan, bukan menganggap itu sebagai masalah melainkan tantangan.

3. Dimensi Kohesivitas Kelompok

Forsyth (1999) mengemukakan bahwa ada empat dimensi kohesivitas kelompok, yaitu :

a. Kekuatan sosial

Keseluruhan dari dorongan yang dilakukan oleh individu dalam kelompok untuk tetap berada dalam kelompoknya. Dorongan yang menjadikan anggota kelompok selalu berhubungan dan kumpulan dari dorongan tersebut membuat mereka bersatu.

b. Kesatuan dalam kelompok

Perasaan saling memiliki terhadap kelompoknya dan memiliki perasaan moral yang berhubungan dengan keanggotaannya dalam kelompok. Setiap individu dalam kelompok merasa kelompok adalah sebuah keluarga, tim dan komunitasnya serta memiliki perasaan kebersamaan.


(29)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

c. Daya tarik

Individu akan lebih tertarik melihat dari segi kelompok kerjanya sendiri daripada melihat dari anggotanya secara spesifik.

d. Kerja sama kelompok

Individu memiliki keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok.

C. Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan

Kelompok kerja merupakan bagian dari kehidupan organisasi, dengan kata lain bahwa kelompok kerja merupakan sebuah organisasi kecil dari suatu organisasi besar. Kelompok kerja memang keberadaannya dibutuhkan oleh organisasi besar, demi pencapaian tujuan organisasi. Hal ini dapat dipahami mengingat organisasi apapun juga bentuk dan macamnya pasti mempunyai tujuan tertentu yang dalam proses pencapaiannya tidak dilakukan oleh satu orang, akan tetapi dicapai oleh beberapa orang atau banyak orang. Dengan demikian keberadaan kelompok kerja memang dibutuhkan oleh organisasi (Yuwono, 2005). Salah satu dorongan karyawan untuk bertahan dalam suatu kelompok kerja pada suatu organisasi adalah karena adanya kohesivitas dalam kelompok kerja. Sudah menjadi sifat dasar manusia berinteraksi dan saling membantu satu sama lain, karena itulah karyawan menginginkan kebersamaan dalam bekerja di organisasi (Jackson, 2006).


(30)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Untuk memenuhi kebutuhan karyawan ini, perusahaan perlu memperhatikan tingkah laku karyawan. Bila masing-masing karyawan melakukan pekerjaan dengan rasa kebersamaan maka akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan karyawan akan lebih nyaman dalam bekerja (Jewell, 1999).

Pengertian kohesivitas kelompok kerja adalah perasaan daya tarik individu terhadap kelompok dan motivasi mereka untuk tetap bersama kelompok dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan kelompok. Karyawan merasa kohesif adalah ketika mereka percaya kelompok mereka akan membantu mereka menyelesaikan tujuan mereka, saling mengisi kebutuhan mereka, atau memberikan dukungan sosial selama masa krisis (Mcshane & Glinow, 2003), sama halnya dengan George & Jones (2002) yang menyatakan bahwa ketika individu sudah tertarik pada anggota dalam kelompok, individu menilai keanggotaan kelompok dan mempunyai keinginan untuk bersatu dalam kelompok. Kelompok yang kohesivitasnya rendah tidak memiliki ketertarikan pada anggota kelompok kerjanya. Berbeda dengan kohesivitasnya tinggi sangat mempengaruhi keefektifan dan penilaian kelompok kerja, ikut berpartisipasi dalam kelompok kerja, sehingga akan timbul rasa kebersamaan (Gibson, 2003). Kohesivitas kelompok kerja yang terjalin dalam kelompok kerja dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, karena anggota kelompok menikmati interaksi satu sama lain dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Forsyth (1999) yang menyebutkan bahwa yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah kohesivitas kelompok kerja.


(31)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Adanya kohesivitas kelompok kerja dapat memberikan motivasi dan semangat kerja yang tinggi kepada karyawan, dimana sesama karyawan akan saling membantu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas/ kinerjanya. Dilihat dari sudut pandang tenaga kerja, kohesivitas kelompok kerja memberikan gambaran kebersamaan dalam bekerja di suatu organisasi. Bagi organisasi, kohesivitas kelompok kerja memberikan jaminan kenyamanan dalam bekerja bagi karyawan sehingga karyawan akan tidak lengah dalam bekerja (Davis, 2000). Semangat kerja di dalamnya juga terdapat kerja sama dan kesediaan saling membantu antar karyawan. Kerja sama merupakan interaksi, partisipasi, dan kontribusi karyawan dengan karyawan lain, sehingga adanya kerja sama kerja akan menambah keakraban bagi tiap rekan kerja. (Thompson, 2007).

Karyawan yang mempunyai semangat kerja yang tinggi akan berdampak terhadap sikap yang mau sepenuhnya memanfaatkan keterampilan, konsentrasi pekerja serta kemampuan-kemampuan lain untuk dapat mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya, sehingga berpengaruh terhadap produktivitas. Dalam tujuan pencapaian produktivitas yang maksimal, sangat dibutuhkan rasa kebersamaan dari karyawan. Kebersamaan bisa diperoleh dengan menjalin komunikasi dengan baik antar sesama karyawan dengan demikian semangat kerja karyawan tercipta dengan baik (Bavin, 2007).

Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh sebuah kerangka pemahaman bahwa kohesivitas kelompok kerja yang berjalan dengan baik merupakan suatu pedoman penting dalam oganisasi. Kohesivitas kelompok kerja akan sangat menentukan semangat kerja karyawan karena berkaitan dengan faktor yang dapat


(32)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

meningkatkan semangat kerja yaitu adanya perasaan kebersamaan dan rasa kerja sama dalam menjalankan tugas demi tercapainya tujuan kelompok kerja (Pattanayak, 2002).

D. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Ada pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan”. Hipotesis ini mengandung pengertian bahwa apabila kohesivitas kelompok kerja karyawan semakin tinggi, akan menyebabkan semangat kerja karyawan semakin tinggi, dan begitu sebaliknya..


(33)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan hasil penelitian (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain. Peneliti dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi melalui studi korelasional ini. Pembahasan dalam metode penelitian ini meliputi; identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan data, daya beda

aitem, validitas dan reabilitas,prosedur penelitian serta metode analisa data.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Masalah yang harus dipecahkan harus diidentifikasi, dipilih dan dirumuskan dengan tepat untuk menguji hipotesis penelitian. Identifikasi variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel tergantung : semangat kerja


(34)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

B. Definisi Operasional 1. Semangat Kerja

Semangat kerja adalah suatu sikap mental karyawan terhadap pekerjaannya dalam suatu organisasi yang didasarkan atas energik, antusias, dan penuh kemauan berdasarkan ciri-ciri pada kelompok yang memiliki semangat kerja yang tinggi yang dikemukakan oleh Carlaw, Deming & Friedman (2003) yaitu: tersenyum dan tertawa, memiliki inisiatif, berfikir kreatif dan luas, menyenangi apa yang sedang dilakukan, tertarik dengan pekerjaannya, bertanggung jawab, memiliki kemauan bekerja sama, dan berinteraksi secara informal dengan atasan. Skor total yang diperoleh pada skala semangat kerja menggambarkan semangat kerja karyawan. Semakin tinggi skor skala semangat kerja yang diperoleh karyawan, menunjukkan semakin tinggi semangat kerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor skala semangat kerja yang diperoleh karyawan menunjukkan semakin rendah semangat kerja karyawan.

2. Kohesivitas Kelompok Kerja

Kohesivitas kelompok kerja adalah suatu keterpaduan di dalam kelompok kerja yang ditandai dengan terjalinnya kerja sama, komunikasi satu sama lain, bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kesamaan pandangan demi tercapainya tujuan kelompok, berdasarkan empat dimensi kohesivitas kelompok kerja yang dikemukakan oleh Forsyth (1999) yaitu: kekuatan sosial, kesatuan dalam kelompok, daya tarik, dan kerja sama kelompok.


(35)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Skor total yang diperoleh pada skala kohesivitas kelompok kerja menggambarkan kohesivitas kelompok kerja. Semakin tinggi skor skala kohesivitas kelompok kerja yang diperoleh karyawan, menunjukkan semakin tinggi kohesivitas kelompok kerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor skala kohesivitas kelompok kerja yang diperoleh karyawan menunjukkan semakin rendah kohesivitas kelompok kerja kerja karyawan.

C. Populasi & Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan atau keseluruhan subjek penelitian (Azwar, 2005). Menurut Hadi (2000), populasi dibatasi sebagian sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan yang berjumlah 50 orang. Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan.

2. Sampel & Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapakan dapat mewakili populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan. Pengambilan jumlah sampel mengacu pada tabel Krejcie yang menggunakan perhitungan ukuran sampel yang didasarkan atas kesalahan


(36)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

5%. Jadi sampel yang diperoleh mempunyai kepercayaan 95% (Sugiyono, 2004). Berikut ini adalah tabel Krejcie:

N S N S N S

10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 10 14 19 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59 63 66 70 73 76 80 86 92 97 103 108 113 118 123 127 132 136 220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100 140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274 278 285 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 100000 291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 375 377 379 380 381 382 384 Catatan : N = jumlah populasi

S = sampel

Berdasarkan tabel Krejcie di atas, jumlah populasi seluruh karyawan PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan ada 50 orang, maka jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 44 orang.


(37)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel. Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik sampel acak sederhana yang berarti semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama, diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian (Hadi,2000). Penentuan sampel dilakukan dengan cara undian, yaitu dengan mendata nama-nama karyawan dan diberi nomor urut. Selanjutnya peneliti mengambil nomor sebanyak 44 kali. Nomor-nomor yang keluar inilah yang akan dijadikan sampel penelitian.

D. Metode Pengambilan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala psikologis atau disebut dengan metode skala. Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2000). Ada dua buah skala yang digunakan yaitu skala semangat kerja dan skala kohesivitas kelompok kerja.


(38)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

1. Skala Semangat Kerja

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur semangat kerja adalah berdasarkan pada ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja tinggi yang dikemukakan oleh Carlaw, Deming & Friedman (2003), yaitu:

a. Tersenyum dan tertawa

b. Memiliki inisiatif

c. Berpikir kreatif dan luas

d. Menyenangi apa yang sedang dilakukan

e. Tertarik dengan pekerjaannya

f. Bertanggung jawab

g. Memiliki kemauan bekerja sama

h. Berinteraksi secara informal dengan atasan

Model skala semangat kerja yang dibuat berdasarkan model Skala Likert. Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan dengan empat alternatif jawaban yang terdiri dari: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Subjek penelitian akan diminta kesesuaian dan ketidaksesuaian dirinya dengan pernyataan yang ada pada skala ini. Setiap aspek diuraikan ke dalam butir pernyataan yang mengungkap semangat kerja. Skala yang disajikan dalam bentuk pernyataan yang mendukung dan tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-4. Bobot penilaian untuk pernyataan

mendukung yaitu: SS=4, S=3, TS=2, STS=1, sedangkan bobot penilaian untuk


(39)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Tabel 1. Cetak BiruUji Coba Skala Semangat Kerja

No Ciri-Ciri Aitem

Mendukung

AitemTidak

Mendukung Jumlah %

1 Tersenyum dan tertawa 1, 17, 33, 49 9, 25, 41, 57 8 12.5

2 Memiliki inisiatif

10, 26, 42, 58 2, 18, 34, 50 8 12.5

3 Berfikir kreatif dan luas

3, 19, 35, 51 11, 27, 43, 59 8 12.5

4 Menyenangi apa yang sedang

dilakukan 12, 28, 44, 60 4, 20, 36, 52 8 12.5

5 Tertarik dengan pekerjaannya

5, 21, 37, 53 13, 29, 45, 61 8 12.5

6 Bertanggung jawab

14, 30, 46, 62 6, 22, 38, 54 8 12.5

7 Memiliki kemauan bekerja

sama 7, 23, 39, 55 15, 31, 47, 63 8 12.5

8 Berinteraksi secara informal

dengan atasan 16, 32, 48, 64 8, 24, 40, 56 8 12.5

Total 32 32 64 100

2. Skala Kohesivitas Kelompok Kerja

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kohesivitas keompok kerja adalah Skala Kohesivitas Kelompok Kerja yang dirancang oleh peneliti berdasarkan dimensi kohesivitas kelompok yang dikemukakan oleh Forsyth (1999), yaitu:

a. Kekuatan sosial

b. Kesatuan dalam kelompok

c. Daya tarik


(40)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Model Skala Kohesivitas Kelompok Kerja dibuat berdasarkan model Skala Likert. Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan dengan empat alternatif jawaban yang terdiri dari: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Subjek penelitian akan diminta kesesuaian dan ketidaksesuaian dirinya dengan pernyataan yang ada pada skala ini. Setiap aspek diuraikan ke dalam butir pernyataan yang mengungkap semangat kerja. Skala yang disajikan dalam bentuk pernyataan yang mendukung dan tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-4. Bobot penilaian untuk pernyataan mendukung yaitu: SS=4, S=3, TS=2, STS=1, sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak mendukung yaitu: SS=1, S=2, TS=3, STS=4.

Tabel 2. Cetak BiruUji Coba Skala Kohesivitas Kelompok Kerja

No Dimensi Aitem

Mendukung

AitemTidak

Mendukung Jumlah %

1 Kekuatan sosial 1, 9, 17, 25, 33 5, 13, 21, 29, 37 10 25

2 Kesatuan dalam

kelompok

3, 11, 19, 27, 35 7, 15, 23, 31, 39 10 25

3 Daya tarik 8, 16, 24, 32, 40 4, 12, 20, 28, 36 10 25

4 Kerja sama

kelompok

6, 14, 22, 30, 38 2, 10, 18, 26, 34 10 25

Total 20 20 40 100

E. Daya Beda Aitem, Validitas dan Reabilitas

Alat ukur penelitian tersebut sebelum digunakan untuk memperoleh data-data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh alat ukur yang memiliki daya beda aitem yang tinggi, valid dan reliabel.


(41)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

1. Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2005).

Daya beda aitem pada penelitian ini dilihat dengan menggunakan koefisien

korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan komputer dari program SPSS

version 15.00 for windows. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi daya beda aitem tersebut. Bila koefisien korelasinya rendah mendekati nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala daya bedanya

tidak baik. Aitem yang digunakan adalah aitem yang memiliki nilai r ≥ 0.3

(Azwar, 2005).

2. Validitas

Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat tes atau instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2005).

Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi, yaitu berkaitan dengan apakah aitem mewakili pengukuran dalam area isi sasaran yang diukur. Validitas isi merupakan hal utama dalam suatu tes yang biasanya dinilai


(42)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

dengan menggunakan pertimbangan pakar (profesional judgement) (Azwar,

2005). Peneliti meminta pertimbangan profesional, yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing peneliti dan pihak-pihak lain yang berkompeten dalam memberikan pertimbangan, sebelum menentukan aitem-aitem mana yang dapat dijadikan alat ukur yang sesuai dengan cetak biru uji coba yang ada.

3. Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2005).

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal

yaitu single trial administration yang artinya menggunakan satu bentuk tes yang

dikenakan sekali saja pada sekelompok subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan berefisiensi tinggi (Azwar , 2005).

Formula statistika yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur adalah

Alpha Cronbach dengan bantuan komputer dari program SPSS 15.00 for Windows yang nantinya akan menghasilkan reabilitas dari Skala Kohesivitas Kelompok Kerja dan Skala Semangat Kerja.

Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx‘) yang

angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1, yang artinya semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1 berarti semakin tinggi relabilitas,


(43)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas (Azwar, 2005).

Tingkat koefisien reliabilitas yang dapat dianggap memuaskan tidak dapat ditentukan dengan memberikan satu angka yang pasti, karena koefisien reliabilitas yang diperoleh berdasarkan perhitungan terhadap data empiris dari sekelompok subjek yang merupakan estimasi dari reliabilitas sesungguhnya dan hanya berlaku bagi kelompok subjek yang dijadikan dasar perhitungan itu saja. Namun, dengan koefisien reliabilitas 0,9 berarti perbedaan yang tampak pada skor tes tersebut dapat mencerminkan 90% dari perbedaan yang terjadi pada skor murni subjek yang bersangkutan (Azwar, 2000).

Menurut Triton (2006) kategori reliabilitas pengukuran terbagi atas 5 (lima) bagian, yaitu :

1. 0.00 – 0.20 (kurang reliabel) 2. >0.20 – 0.40 (agak reliabel) 3. >0.40 – 0.60 (cukup reliabel) 4. >0.60 – 0.80 (reliabel)

5. >0.80 – 1.00 (sangat reliabel)

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba Skala Semangat Kerja dan Skala Kohesivitas Kelompok Kerja dilakukan terhadap 50 orang karyawan PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia


(44)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

1. Hasil Uji Coba Skala Semangat Kerja

Hasil uji coba Skala Semangat Kerja menghasilkan 33 aitem yang diterima

dari 64 aitem yang diujicobakan. Indeks diskriminasi aitem rix ≥ 0.30 dengan

koefisien reliabilitas rxx = 0.937. Indeks aitem yang memiliki daya beda tinggi

bergerak dari rix = 0.303 sampai dengan rix = 0.847.

Tabel 3. Cetak Biru Distribusi aitem Skala Semangat Kerja

No Ciri-Ciri Aitem

Mendukung

AitemTidak

Mendukung Jumlah

1 Tersenyum dan tertawa 33 1 2

2 Memiliki inisiatif 10, 26 9, 20 4

3 Berfikir kreatif dan luas 2 11, 27, 23 4

4 Menyenangi apa yang sedang dilakukan

12, 28 3, 16 4

5 Tertarik dengan pekerjaannya 5 18, 25, 29 4

6 Bertanggung jawab 4, 13 6, 22, 31 5

7 Memiliki kemauan bekerja sama 7, 14 15, 19, 21, 30 6

8 Berinteraksi secara informal dengan atasan

32 8, 17, 24 4


(45)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

2. Hasil Uji Coba Skala Kohesivitas Kelompok Kerja

Hasil uji coba Skala Kohesivitas Kelompok Kerja menghasilkan 22 aitem

yang diterima dari 40 aitem yang diujicobakan. Indeks diskriminasi aitem rix ≥

0.30 dengan koefisien reliabilitas rxx = 0.903. Indeks aitem yang memiliki daya

beda tinggi bergerak dari rix = 0.335 sampai dengan rix = 0.749.

Tabel 4. Cetak Biru Distribusi Aitem Skala Kohesivitas Kelompok Kerja

No Dimensi AitemMendukung AitemTidak

Mendukung Jumlah

1 Kekuatan sosial 1, 8 5, 18, 21 5

2 Kesatuan dalam kelompok

3, 9, 13, 19 7, 12, 15 7

3 Daya tarik 11, 20 4 3

4 Kerja sama kelompok

6, 14, 22, 38 2, 10, 17 7

Total 20 12 22

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian

Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti, antara lain :

a. Pembuatan alat ukur

Peneliti membuat dua alat ukur yang terdiri dari Skala Kohesivitas Kelompok Kerja dan Skala Semangat Kerja yang disusun sendiri oleh peneliti. Skala Semangat Kerja disusun berdasarkan teori ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja yang tinggi dari Carlaw, Deming & Friedman (2003). Skala


(46)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Kohesivitas kelompok kerja disusun berdasarkan teori dimensi kohesivitas kelompok dari Forsyth (1999). Dalam melakukan penyusunan aitem ini, peneliti melakukan analisis rasional untuk menentukan pernyataan yang tepat dalam mengungkap masing-masing indikator perilaku sebagai upaya untuk melakukan pengujian terhadap validitas alat ukur yang digunakan dan

diperkuat dengan professional judgement, dalam hal ini dibantu oleh dosen

pembimbing peneliti. Peneliti membuat 64 aitem untuk Skala Semangat Kerja dan 40 aitem untuk Skala Kohesivitas Kelompok Kerja. Skala Semangat Kerja

dan Skala Kohesivitas Kelompok Kerja dibuat dalam bentuk booklet ukuran

kertas A4 dan setiap pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban, di mana disamping pernyataan telah disediakan tempat untuk menjawab sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban. Kedua skala tersebut akan dipersiapkan masing-masing sebanyak 50 eksemplar.

b. Perizinan

Peneliti melakukan perizinan untuk melakukan penelitian ini, yang dimulai dari Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, yang dalam hal ini atas nama koordinator pendidikan Program Studi Psikologi, mengajukan surat permohonan kepada Pimpinan PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia untuk uji coba penelitian dan kepada Pimpinan PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan untuk melakukan penelitian.


(47)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

c. Uji coba alat ukur

Uji coba dilaksanakan pada tanggal 13 April 2009 sampai dengan tanggal

22 April 2009 kepada karyawan PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Total skala yang disebarkan berjumlah 55 skala. Dari 55 skala, terdapat skala

yang hanya diisi sebagian dan tidak memenuhi kriteria, sehingga skala yang dapat digunakan untuk uji coba berjumlah 50 skala.

d. Revisi alat ukur

Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur yang dilakukan pada 50 subjek, peneliti menguji validitas dan reliabilitas Skala Semangat Kerja dan Skala Kohesivitas Kelompok Kerja dengan menggunakan koefisien reliabilitas

Alpha Cronbach dari program SPSS 15.00 for windows. Setelah diketahui aitem-aitem mana saja yang memenuhi reliabilitasnya, peneliti kemudian mengambil aitem-aitem tersebut untuk dijadikan Skala Semangat Kerja dan

Skala Kohesivitas Kelompok Kerja disusun dalam bentuk booklet yang akan

digunakan peneliti dalam mengambil data untuk penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2009 sampai dengan tanggal 20 Mei 2009. Peneliti mendapatkan bantuan dari staff administrasi untuk menyebarkan skala kepada karyawan PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 orang.


(48)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

3. Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian dari skor Skala Semangat Kerja dan skor Skala Kohesivitas Kelompok Kerja seluruhnya menggunakan bantuan program

komputer SSPS 15.00 for Windows.

H. Metode Analisa Data

Azwar (2001) menyatakan bahwa pengolahan data penelitian yang sudah diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca serta dapat ditafsirkan.

Metode analisa data yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji analisa regresi dengan bantuan

program SPSS 15.0 for windows. Peneliti menggunakan analisa statistik uji

analisa regresi karena dalam penelitian ini peneliti ingin melihat sumbangan efektif Kohesivitas Kelompok Kerja terhadap Semangat Kerja. Sebelum data diolah dilakukan uji asumsi yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel tergantung (Semangat Kerja) dan variabel bebas (Kohesivitas Kelompok Kerja) telah menyebar secara normal. Hal ini perlu dilakukan karena kalau populasi yang dari sampel diambil tidak bersifat normal maka tes statistik yang bergantung pada asumsi normalitas itu menjadi cacat sehingga kesimpulan menjadi tidak berlaku (Kerlinger, 1998)


(49)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Pengukuran normalitas menggunakan one-sample Kolmogorov Smirnov.

Berdasarkan analisa tersebut, variabel Kohesivitas Kelompok Kerja dan Semangat Kerja mengikuti sebaran normal jika p > 0.01.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel bebas (Kohesivitas Kelompok Kerja) berkorelasi secara linier terhadap data variabel tergantung (Semangat Kerja). Uji linieritas pada penelitian ini dilakukan melalui

uji regresi linier dengan menggunakan teknik scatter plot dengan bantuan seri

program statistik SPSS 15.00 for windows dan uji F untuk linearitas.

3. Analisa Regresi

Analisa regresi dilakukan untuk menguji hipotesa penelitian guna mengetahui seberapa besar pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan.


(50)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan analisa data dan interpretasi hasil sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan hasil penelitian.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan. Berikut gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan usia.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 5.

Tabel. 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Pria 30 68.2

Wanita 14 31.8

Total 44 100

Berdasarkan data pada tabel 5, jumlah subjek yang berjenis kelamin pria sebanyak 30 orang (68.2 %) dan subjek yang berjenis kelamin wanita sebanyak 14 orang (31.8 %).


(51)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 6.

Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (N) Persentase (%)

25-35 21 47.7

36-46 15 34.1

47-57 8 18,2

Total 44 100

Berdasarkan data pada tabel 6, jumlah subjek yang berusia 25-35 tahun sebanyak 21 orang (47.7 %), subjek yang berusia 36-46 tahun sebanyak 15 orang (34.1 %), dan subjek yang berusia 47-57 tahun sebanyak 8 orang (18.2 %).

B. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi

Jumlah skala yang disebarkan kepada subjek penelitian adalah 44 skala. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan, yaitu uji asumsi normalitas sebaran pada kedua variabel penelitian, baik variabel bebas (Kohesivitas Kelompok Kerja) dan variabel tergantung (Semangat Kerja). Uji liniearitas juga perlu dilakukan untuk mengetahui bentuk korelasi antara masing-masing variabel. Pengujian asumsi dan

analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.00 for


(52)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Untuk

mengukur normalitas digunakan one-sample Kolmogorov Smirnov. Hasil uji

normalitas dengan menggunakan one-sample Kolmogorov Smirnov adalah sebagai

berikut :

1. Suatu variabel dikatakan mengikuti sebaran normal dengan ketentuan p>0.01.

Berdasarkan uji normalitas variabel kohesivitas kelompok kerja diperoleh sebaran normal Z=0.662 dengan p>0.01 (p=0.774), dengan demikian dapat dikatakan variabel kohesivitas kelompok kerja mengikuti sebaran normal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.

2. Berdasarkan uji normalitas variabel semangat kerja diperoleh sebaran normal

Z=0.824 dengan p>0.01 (p=0.497), dengan demikian dapat dikatakan variabel semangat kerja mengikuti sebaran normal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Uji Sebaran Normal Variabel Dengan Tes Kolmogorov-Smirnov

No. Variabel Kolmogorov-Smirnov Z

Signifikansi P

Keterangan

1 Kohesivitas

Kelompok Kerja 0.662 0.774

Terdistribusi normal

2

Semangat Kerja 0.829 0.497 Terdistribusi


(53)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

b. Uji Liniearitas Hubungan

Hasil uji liniearitas antara kohesivitas kelompok kerja dengan semangat kerja dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F=16.115 dengan p<0.01 (p=0.000) dengan demikian diketahui bahwa kohesivitas kelompok kerja memiliki hubungan yang linier dengan semangat kerja. Hubungan linier dapat juga dilihat dengan

menggunakan metode interactive graph yang menunjukkan hubungan linier

dengan R-square= 0.84 dan persamaan regresinya:

Semangat kerja = -5.85+0.95 kohesivitas kelompok kerja Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Liniearitas Hubungan Kohesivitas Kelompok Kerja dengan Semangat Kerja

Linear Regression

70 75 80 85

Kohesiv itas Ke lompok Kerj a

60 65 70 75 S em an g a t K er ja ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

Semangat Kerj a = -5.85 + 0.95 * KKK R-Square = 0.84


(54)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

2.Hasil Analisa Data

Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 99%, yang artinya hipotesis dapat diterima apabila p<0.01. Berdasarkan hasil analisa regresi diperoleh nilai

=0.916 dengan signifikansi nol, diperoleh persamaan regresi seperti: semangat kerja=0.916 kohesivitas kelompok kerja, yang berarti setiap penambahan satu skor kohesivitas kelompok kerja maka diprediksikan semangat kerja akan naik sebesar 0.916.

Koefisien determinasi (r2 dari regresi tersebut) yang diperoleh sebesar 0.84,

menunjukkan bahwa kohesivitas kelompok kerja memiliki pengaruh terhadap semangat kerja sebesar 84% dengan nilai F=220.117 dengan signifikansi 0.000 (p<0.01) menunjukkan bahwa model fit (sesuai) dengan data atau dengan kata lain data yang diperoleh mendukung penelitian, yaitu kohesivitas kelompok kerja mempengaruhi semangat kerja secara linier positif, selebihnya 16% semangat kerja dipengaruhi oleh variabel lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti.

3.Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar (2005) menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas tiga kategori, yaitu: rendah, sedang dan tinggi.

Pengkategorisasian tiga jenjang ini merupakan pengkategorisasian minimal yang digunakan peneliti. Resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-skor yang terletak di sekitar mean kelompok akan dihadapi apabila hanya dilakukan


(55)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

pengkategorisasian dalam dua jenjang (misalnya tinggi dan rendah). Pengkategorisasian tiga jenjang ini digunakan untuk menghindari resiko kesalahan yang cukup besar dan untuk keefisienan. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut (Azwar, 2005):

Rentang nilai Kategori

X < (µ-1.0 SD) Rendah

(µ-1.0 SD) ≤ x < (µ+1.0 SD) Sedang

X ≥ (µ+1.0 SD) Tinggi

Peneliti dalam penelitian ini, mengkategorikan data penelitian berdasarkan mean hipotetik dan mean empirik. Mean hipotetik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan berdasarkan mean empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor dari subjek penelitian.

a.Variabel Kohesivitas Kelompok Kerja

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap kohesivitas kelompok kerja adalah sebanyak 22 aitem dengan format Skala Likert dalam empat alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 8 berikut:

Tabel 8. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Kohesivitas Kelompok Kerja

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

Kohesivitas kelompok

kerja


(56)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Berdasarkan tabel 8 diperoleh mean empirik skala kohesivitas kelompok kerja adalah µe=76.43 dengan standard deviasi empirik=4.206 dan mean hipotetiknya adalah µ h=55 dengan standard deviasi hipotetik=11. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik (µe>µh), yang berarti secara umum kehesivitas kelompok kerja subjek penelitian lebih tinggi menurut standar skala yang dibuat oleh peneliti.

Tabel 9. Kategorisasi Kohesivitas Kelompok Kerja Berdasarkan Mean Hipotetik

Kriteria Kriteria Jenjang

Kategori Frekuensi Persentase (%) Kohesivitas

kelompok kerja

X < 44 Rendah 0 0

44 ≤ X < 66 Sedang 0 0

66 ≤ X Tinggi 44 100

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori rendah ada 0%, subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori sedang ada 0%, dan subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori tinggi ada 100%.

b.Variabel Semangat Kerja

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap semangat kerja adalah sebanyak 33 aitem dengan format skala Likert dalam empat alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 10 berikut:


(57)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

Tabel 10. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Semangat Kerja

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

Semangat

Kerja 56 78 66.61 4.352 33 132 82.5 16.5

Berdasarkan tabel 10 diperoleh mean empirik skala semangat kerja adalah µe=66.61 dengan standard deviasi empirik=4.352 dan mean hipotetiknya adalah µh=82.5 dengan standard deviasi hipotetik=16.5. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan mean empirik lebih kecil daripada mean hipotetik (µe<µ h), yang berarti secara umum semangat kerja subjek penelitian lebih rendah dari standar skala yang dibuat oleh peneliti.

Tabel 11. Kategorisasi Semangat Kerja Berdasarkan Mean Hipotetik

Kriteria Kriteria Jenjang

Kategori Frekuensi Persentase (%) Semangat

Kerja

X < 66 Rendah 17 38.6

66 ≤ X < 99 Sedang 27 61.4

99 ≤ X Tinggi 0 0

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori rendah ada 38.6%, subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori sedang ada 61.4%, dan subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori tinggi ada 0 %.


(58)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

C.Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan. Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan. Hasil utama penelitian ini memperlihatkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu ada pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan, dimana dengan tingginya kohesivitas kelompok kerja, maka akan mempengaruhi bertambahnya semangat kerja karyawan. Hasil penelitian ini memperkuat apa yang telah dikemukakan oleh Gibson (2003), bahwa ketertarikan pada anggota kelompok ditandai dengan ikut berpartisipasi dalam kelompok kerja, sehingga akan timbul rasa kebersamaan dan rasa semangat dalam bekerja.

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (r2), sumbangan efektif

kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan sebesar 84%, sedangkan 16% lainnya menunjukkan besarnya pengaruh keberadaan variabel lainnya yang menyebabkan perilaku semangat kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa kohesivitas kelompok kerja besar mempengaruhi semangat kerja karyawan. Faktor lain tersebut menurut Pattanayak (2002) yang tidak dikontrol dalam penelitian ini adalah kejelasan tujuan atau objektif yang diraih, pengharapan keberhasilan terhadap tujuan yang diinginkan, dan memiliki pemimpin yang memberikan dukungan dan dorongan. Dengan demikian ada begitu banyak faktor yang turut mempengaruhi semangat kerja karyawan.

Berdasarkan kategorisasi data empirik diperoleh bahwa kohesivitas kelompok kerja data penelitian berada pada kategori sedang (61.4%) dan semangat kerja


(59)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

data penelitian berada pada kategori tinggi (55%). Hal ini semakin menguatkan pernyataan Forsyth (1999) bahwa menyatakan rasa kesatuan yang terjalin dalam kelompok di dalamnya terdapat semangat kerja yang tinggi, dimana anggota kelompok menikmati interaksi satu sama lain, dan mereka memiliki waktu tertentu untuk bersama, dan juga pernyataan Thompson (2007) bahwa interaksi, partisipasi, kontribusi setiap anggota kelompok kerja merupakan faktor menentukan semangat kerja dalam reaksi antar anggota kelompok.


(60)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan kesimpulan, diskusi dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Bagian pertama bab ini akan menjabarkan tentang hasil penelitian, yang akan dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian yang didapat dari sudut teori maupun penelitian yang ada. Bagian terakhir bab ini akan mengemukakan saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan tema serupa.

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan interpretasi data penelitian dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian bahwa:

1. Ada pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja

karyawan.

2. Sumbangan efektif yang diberikan kohesivitas kelompok kerja terhadap

semangat kerja karyawan adalah 84 %.

3. Berdasarkan deskripsi data penelitian kohesivitas kelompok kerja,

diperoleh bahwa jumlah subjek penelitian semua berada pada kategori tinggi, yaitu sebanyak 100 %.

4. Berdasarkan deskripsi data penelitian semangat kerja, diperoleh bahwa

jumlah subjek penelitian berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 0%, jumlah subjek penelitian berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 61.4


(61)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

%, dan jumlah subjek penelitian berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 38.6%.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang dikemukakan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran. Saran-saran ini diharapkan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan semangat kerja dan kohesivitas kelompok kerja.

1. Saran Metodologis

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah subjek

penelitian yang akan diteliti sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih representatif.

b. Penelitian yang ingin melihat variabel kohesivitas kelompok kerja dan

variabel semangat kerja, sebaiknya lebih memperhatikan proporsi jumlah aitem dari masing-masing aspek. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya menurunkan batasan harga kritik daya beda aitem atau dengan memperbanyak jumlah aitem ujicoba pada skala semangat kerja hingga diperoleh penyebaran jumlah aitem yang proporsional pada masing-masing aspek.

c. Mengacu pada sumbangan efektif kohesivitas kelompok kerja terhadap

semangat kerja karyawan yang besar, yaitu 84%, maka disarankan pada peneliti berikutnya yang berminat untuk meneliti tentang pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan, agar lebih


(1)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

14 Saya dan rekan kerja saling membantu agar pekerjaan segera selesai.

15 Saya lebih suka bekerja sendiri dari pada bekerja sama dengan rekan kerja.

16 Saya lebih tertarik untuk mengobrol dengan rekan kerja ketimbang menyelesaikan pekerjaan saya.

17 Saya menghindar bila bertemu dengan atasan.

18 Saya ingin bekerja di tempat lain karena pekerjaan ini membuat saya jenuh.

19 Saya sering berselisih paham dengan rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan.

20 Saya mulai bekerja jika atasan ada di tempat.

21 Saya enggan memberikan bantuan pada sesama rekan kerja yang mengalami kesulitan kerja.

22 Saya mengumpulkan tugas tanpa memeriksa kembali terlebih dahulu.

23 Bekerja sama dengan sesama rekan kerja membuat saya sulit menciptakan ide yang cocok untuk menyelesaikan pekerjaan.

24 Atasan dan bawahan jarang mengobrol di luar jam kerja.

25 Walau sesuai dengan latar belakang saya, saya tetap tidak menyukai pekerjaan ini.

26 Saya melakukan pekerjaan saya tanpa harus menunggu perintah dari atasan.

27 Sulit bagi saya untuk menyampaikan ide saya pada rekan kerja.


(2)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

No PERNYATAAN SS S TS STS

28 Pekerjaan yang belum saya selesaikan membuat saya tidak tenang.

29 Saya tidak menikmati pekerjaan saya karena bekerja dengan rekan kerja yang suka bekerja sendiri-sendiri. 30 Saya enggan berdiskusi dengan sesama rekan kerja bila

menghadapi masalah kerja.

31 Saya tidak bersedia lembur bila ada pekerjaan yang belum selesai karena dapat dilakukan esok hari.

32 Jika ada masalah dalam pekerjaan, saya mendiskusikannya dengan atasan.

33 Saya menikmati tugas yang dibebankan pada saya walau terasa sulit.


(3)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

No PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya selalu terdorong untuk bekerja dengan kelompok kerja saya.

2 Saya tidak akan memperdulikan rekan sekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.

3 Bagi saya, kelompok kerja saya sudah saya anggap sebagai keluarga.

4 Saya kurang suka dengan sikap yang kerja sendiri-sendiri dalam kelompok kerja saya.

5 Hanya dalam kondisi tertentu yang membuat saya tetap berinteraksi dalam kelompok kerja.

6 Apabila dalam bekerja saya dapat masalah, biasanya rekan kerja yang lain berusaha membantu.

7 Rasa kekeluargaan kurang saya rasakan pada kelompk kerja saya.

8 Dalam susah dan senang, saya selalu tetap bergabung dalam kelompok kerja.

9 Menurut saya hubungan saya dengan rekan kerja penuh rasa kekeluargaan.

10 Menurut saya teman-teman sekerja kurang menyenangkan bila diajak bekerja sama.

11 Saya suka dengan kekompakan kelompok kerja saya. 12 Saya merasa bahwa saya bukan bagian dari kelompok

kerja.

13 Tiap anggota dalam kelompok kerja saya sudah saya anggap saudara.


(4)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

No PERNYATAAN SS S TS STS

14 Saya merasa senang bila dapat membantu sesama rekan kerja dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

15 Saya kurang merasakan perasaan saling memiliki dalam kelompok kerja saya.

16 Saya dan rekan kerja sering bahu-membahu ketika ada ada masalah dalam pekerjaan.

17 Saya rasa tidak perlu harus saling membantu di kantor.

18 Saya malas bekerja dengan kelompok kerja saya. 19 Saya merasa kelompok kerja saya memiliki rasa

kebersamaan.

20 Saya percaya dengan kelompok kerja saya bisa diandalkan meskipun disaat susah.

21 Saya menghindar bila ada pertemuan rapat kelompok kerja.

22 Teman-teman saya sangat menyenangkan bila diajak bekerja sama.

Mohon diperiksa Kembali,

Jangan Sampai ada Kolom Jawaban yang Belum disilang.


(5)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.

LAMPIRAN


(6)

Sri Ulina Ginting : Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan, 2010.