Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU Medan

(1)

Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik

Mahasiswa S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi

PSIK FK USU Medan

Naam Sahputra

Skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Medan, 2009


(2)

Judul Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik Mahasisawa S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU Medan

Nama Naam Sahputra

Nim 071101093

Fakultas/ Jurusan Kedokteran/Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)

Stambuk 2007/2008

ABSTRAK

Situasi belajar bersifat kompleks dan melibatkan interaksi dari berbagai komponen. Di PSIK FK USU khususnya pada program pendidikan S1 keperawatan kelas ekstensi sering ditemukan mahasiswa yang tidak dapat meraih prestasi akademik yang sesuai dengan kemampuannya. Prestasi akademik pada dasarnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang berbeda antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi tersebut adalah konsep diri yang dimiliki mahasiswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Desember 2008 di PSIK FK USU Medan. Sampel penelitian ini sebanyak 50 orang. Teknik penentuan jumlah sampel dengan dengan metode total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner konsep diri. Kuesioner konsep diri terdiri dari gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri. Alat ukur prestasi akademik dilihat dari nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa pada semester II, data indeks prestasi kumulatif diambil dibagian pendidikan PSIK FK USU Medan.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki konsep diri yang positif sebesar (n= 43; 86% ). Analisa data menggunakan uji korelasi Pearson menunjukkan hasil bahwa antara konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa terdapat hubungan yang bermakna dengan r=0,384 dan p=0,006. Sehingga hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (Ho) ditolak.

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah, sudah seharusnya institusi pendidikan membangun konsep diri yang positif dari mahasiswa sebagai peserta didik. Sehingga tujuan untuk menghasilkan mahasiswa yang berprestasi dapat tercapai. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk melanjutkan penelitian dengan menggunakan desain penelitian exploratif untuk mencari akar permasalahan terhadap konsep diri negatif yang dimiliki mahasiswa. Kata Kunci : Konsep diri, Prestasi Akademik, Mahasiswa


(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik Mahasiswa S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU Medan ”.

Selama proses penelitian ini penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan buah pikirannya dalam memberi bimbingan kepada penulis. Serta yang tidak saya lupakan Ibu Mahnum Lailan Nasution, Skep. Ns, dosen pembimbing skripsi awal saya dengan ucapan selamat berjuang semoga Ibu mendapatkan apa yang dicita-citakan dirantau orang

Terima kasih juga penulis tujukan kepada Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan FK USU, Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K) selaku Pembantu Dekan I FK USU, Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Ketua Pelaksana Program Studi Ilmu Keperawatan FK USU. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Jenni Marlinda Purba, S.Kp, MNS selaku penguji dua, dan Ibu Rika Endah N , S.Kep selaku penguji III,. Kepada seluruh dosen dan staf administrasi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan penulis ucapkan terima kasih.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang yang selalu berdoa dalam sholat lima waktunya untuk


(4)

anaknya dan memberiku motivasi serta dukungan moril maupun materil, semangat mereka membuat penulis tidak putus asa dalam menghadapi rintangan.

Buat teman-teman seangkatan di PSIK FK USU stambuk 2007 yang banyak memberikan masukan, berbagi pengetahuan dan mendukung saya serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan namanya, terima kasih atas bantuan dan perhatiannya serta doanya selama ini.

Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, Februari 2009


(5)

DAFTAR ISI Lembar Persetujuan

Abstrak...i

Ucapan Terima Kasih...ii

Daftar Isi...iii

Daftar Skema ...vi

Daftar Tabel...vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang...1

2 Tujuan Penelitian...4

3 Pertanyaan Penelitian...4

4 Manfaat Penelitian...4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Prestasi...6

1.1 Pengertian Prestasi...6

1.2 Pengertian Prestasi Akademik...6

1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi...7

1.4 Ciri Individu Berprestasi...9

2 Konsep Diri...10

2.1 Defenisi Konsep Diri...10

2.2 Perkembangan Konsep Diri...11

2.3 Konponen Konsep Diri...12

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri...14

2.5 Jenis-Jenis Konsep Diri...16

2.6 Kriteria Kepribadian Sehat...17

2.7 Aspek Konsep Diri...18

2.8 Karakteristik Konsep Diri Rendah...18

3 Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik...19

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1 Kerangka Penelitian...21

2 Variabel dan Defenisi...22


(6)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

1 Desain Penelitian...24

2 Populasi dan Sampel...24

3 Lokasi dan Waktu Penelitian...24

4 Pertimbangan Etik...25

5 Instrumen Penelitian...25

5.1 Kuesioner...25

5.1.1 Data Demografi...26

5.1.2 Konsep Diri...26

5.2 Alat Ukur Prestasi...27

6 Validitas dan Reliabilitas...27

7 Pengumpulan Data...28

8 Analisa Data...28

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 Hasil Penelitian...31

1.1 Karakteristik Demografi Responden...32

1.2 Konsep Diri 1.2.1 Gambaran Diri...33

1.2.2 Ideal Diri...34

1.2.3 Harga Diri...35

1.2.4 Peran...36

1.2.5 Identitas Diri...37

1.3 Prestasi Akademik...38

1.4 Analisa Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik...38

2 Pembahasan...39

2.1 Karakteristik Demografi Responden...39

2.2 Konsep Diri...40

2.3 Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik...41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan...43

2 Saran...43


(7)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian 2. Instrumen Penelitian

3. Hasil Uji Reliabilitas 4. Lampiran Data Statistik 5. Lampiran IPK

6. Surat Izin Penelitian Dari PSIK FK USU 9. Daftar Riwayat Hidup


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden………....32

Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Konsep Diri...32

Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Diri... 33

Tabel 3.1 Gambaran Diri Positif dan Negatif...33

Tabel 4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Ideal Diri...34

Tabel 4.1 Ideal Diri yang Realistis dan Tidak Realistis...34

Tabel 5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Harga Diri...35

Tabel 5.1 Harga Diri Tinggi dan Rendah...35

Tabel 6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran...36

Tabel 6.1 Kepuasan Peran dan Ketidak Puasan Peran...36

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Identitas Diri...37

Tabel 7.1 Kejelasan Identitas dan Ketidak Jelasan Identitas...37

Tabel 8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Prestasi Akademik...38


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kemajuan masyarakat modern dewasa ini, tidak mungkin dapat dicapai tanpa kehadiran institusi pendidikan sebagai organisasi yang menyelenggarakan pendidikan secara formal. Kegiatan pendidikan yang berlangsung menempatkan institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang tetap eksis sampai sekarang (Syaparuddin & Nasution, 2000). Proses pendidikan yang berlangsung, mempunyai ukuran standarisasi dalam menilai sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tercapai (Tilaar, 2006). Secara umum perwujudannya berupa nilai-nilai yang diperoleh mahasiswa melalui proses belajar mengajar (Muhari, 2002).

Mahasiswa dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, merupakan salah satu substansi yang perlu diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah terhadap dinamika ilmu pengetahuan, dan melaksanakan tugas mendalami ilmu pengetahuan tersebut (Harahap, 2006). Mahasiswa secara umum merupakan subjek yang memiliki potensi untuk mengembangkan pola kehidupannya, dan sekaligus menjadi objek dalam keseluruhan bentuk aktifitas dan kreatifitsnya. Sehingga diharapkan mampu menunjukkan kualitas daya yang dimilikinya (Baharuddin & Makin, 2004).

Kualitas mahasiswa dapat dilihat dari prestasi akademik yang diraihnya. Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu yang tidak


(11)

disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Sehingga dipandang sebagai bukti usaha yang diperoleh mahasiswa (Sobur, 2006).

Untuk meraih prestasi akademik yang baik, banyak orang berpendapat perlunya memiliki intelegensia yang tinggi sebagai bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar, dan pada akhirnya menghasilkan prestasi yang optimal (Kamaluddin, 2005). Dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks dan menyeluruh serta melibatkan interaksi beberapa komponen, sering ditemukan mahasiswa yang tidak dapat meraih prestasi akademik yang setara dengan kemampuan intelegensianya. Karena pada dasarnya prestasi akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya (Baiquni, 2007).

Perbedaan individual dari faktor kepribadian cenderung menentukan penyesuaian diri dan kualitas prestasi akademik mahasiswa. Faktor kepribadian seperti self image, kesadaran diri, ideal diri, motivasi, pengendalian dan harga diri memerlukan harmonisasi dalam proses belajar, yang akan mendukung terhadap hasil belajar (Wahyuni, 2007). Persepsi yang positif terhadap kepribadian akan mempengaruhi konsep diri kearah yang positif, dan mendorong individu untuk meraih prestasi (Sahlan, 2000). Penelitian yang dilakukan di Amerika yang melibatkan 342 mahasiswa dari Colombia Univesity, menemukan bahwa keberhasilan akademik dipengaruhi oleh konsep diri yang positif (Ginzberg, 2003). Kemudian hasil penelitian lain tentang pengaruh konsep diri dalam pencapaian prestasi belajar, dengan subjek 109 mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Padjadjaran yang diterima melalui SPMB menunjukkan bahwa perlunya konsep diri dalam mencapai prestasi yang tinggi (Fahrozi, 2003).


(12)

Dengan demikian dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu yang mendorong individu untuk meraih prestasi adalah pengaruh konsep diri.

Konsep diri merupakan keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya (Rini, 2002). Konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang mempengaruhi kemampuan berfikir dan mempunyai pengaruh sebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang (Gunawan, 2005). Konsep diri akan memberikan kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen diri terhadap situasi dan terhadap orang lain. Konsep diri ada yang sifatnya positif dan negatif. Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu akan cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya individu dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukannya demi keberhasilan dan prestasi (Wahyuni, 2007). Sehingga dalam kepentingan prestasi, kemajuan dan perkembangan, konsep diri mempunyai peranan yang signifikan. Signifikannya tindakan manusia erat kaitannya bagaimana manusia mendefenisikan dirinya. Beberapa ahli jiwa mengatakan, “Dari sistem pendidikan yang terbukti berhasil dari seluruh dunia, konsep diri lebih penting dari materi pelajaran” (Ari, 2007).

Mahasiswa S1 keperawatan kelas ekstensi memiliki latar belakang yang berbeda baik dari usia, suku, agama dan lain-lain. Variasi latar belakang yang heterogen ini akan mempengaruhi cara pandang mahasiswa terhadap dirinya, dan


(13)

akan berpengaruh terhadap pencapain prestasinya. Dengan melihat pentingnya konsep diri dalam proses pendidikan yang nantinya berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, serta hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa keperawatan program ekstensi USU belum diketahui, sehingga peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul “Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Semester III S1 Keperawatan Kelas Ekstensi PSIK FK USU Medan”.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa semester III S1 keperawatan kelas ekstensi PSIK FK USU Medan.

3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa semester III S1 keperawatan kelas ekstensi PSIK FK USU Medan.

4. Manfaat Penelitian

4.1. Bagi Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi institusi pendidikan keperawatan, bahwa konsep diri mahasiswa perlu diperhatikan dalam proses belajar.

4.2. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Dapat memberi masukan tentang pentingnya meningkatkan konsep diri untuk meraih prestasi akademik yang memuaskan.


(14)

4.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk menambah khasanah keilmuan yang dapt dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Prestasi

1.1. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar, 2000).

Prestasi menyatakan hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan kerja (Nasrun, 2000).

1.2. Pengertian Prestasi Akademik

Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar (Sobur, 2006).

Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal (Setiawan, 2006).


(16)

1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik individu. Menurut Rola (2006) terdapat empat faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi akademik yaitu :

a. Pengaruh Keluarga dan Kebudayaan

Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.

b. Peranan Konsep Diri

Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.

c. Pengaruh dari Peran Jenis Kelamin

Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkkan dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada diantara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan, yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan.


(17)

d. Pengakuan dan Prestasi

Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan lingkungan tempat dimana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.

Sedangkan dilain pihak Soemanto (2006) menyatakan faktor yang mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu adalah :

a. Konsep Diri

Pikiran atau persepsi individu tentang dirinya sendiri, merupakan faktor yang penting mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu.

b. Locus of Control

Dimana individu merasa melihat hubungan antara tingkah laku dan akibatnya, apakah dapat menerima tangung jawab atau tidak atas tindakannya. Locus of control mempunyai dua dimensi, yakni dimensi eksternal dan dimensi internal. Dimensi eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala perbuatan berada diluar diri pelaku. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab segala perbuatan berada pada diri sipelaku. Individu yang memiliki locus of control eksternal memiliki kegelisahan, kecurigaan dan rasa permusuhan. Sedangkan individu yang memiliki locus of control internal suka bekerja sendiri dan efektif.

c. Kecemasan Ysang Dialami

Kecemasan merupakan gambaran emosional yang dikaitkan dengan ketakutan. Dimana dalam proses belajar mengajar, individu memiliki derajat dan jenis kegelisahan yang berbeda.


(18)

d. Motivasi Hasil Belajar

Jika motivasi individu untuk berhasil lebih kuat dari pada motivasi untuk tidak gagal, maka individu akan segera merinci kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Sebaliknya, jika motivasi individu untuk tidak gagal lebih kuat, individu akan mencari soal yang lebih mudah atau lebih sukar.

1.4. Ciri-Ciri Individu Yang Berprestasi

Setiap individu yang telah terpenuhi kebutuhan pokoknya pastilah sedikit banyak memiliki keinginan berprestasi. Namun yang membedakan antara individu yang memiliki keinginan berprestasi tinggi dan rendah adalah keinginan dirinya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan baik (Rola, 2006).

Sobur (2006) menyatakan bahwa ciri individu yang memiliki keinginan berprestasi tinggi adalah, berprestasi dihubungkan dengan seperangkat standar. Seperangkat standar tersebut dihubungkan dengan prestasi orang lain, prestasi diri sendiri yang lampau, serta tugas yang harus dilakukan. Memiliki tanggung jawab peribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat diketahui dengan cepat hasil yang diperoleh dari kegiatannya, lebih baik atau lebih buruk. Menghindari tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, akan tetapi memilih tugas yang tingkat kesulitannya sedang. Inovatif, yaitu dalam melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien dan lebih baik dari pada sebelumnya. Hal ini dilakukan agar individu mendapatkan cara yang lebih baik dan menguntungkan dalam pencapaian tujuan. Tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain, dan ingin merasakan kesuksesan atau kegagalan disebabkan oleh tindakan individu sendiri.


(19)

Dengan demikian individu yang memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi adalah individu yang memiliki standar berprestasi, memiliki tanggung jawab pribadi atas apa yang dilakukannya, individu lebih suka bekerja pada situasi dimana dirinya mendapat umpan balik sehingga dapat diketahui seberapa baik tugas yang telah dilakukannya, individu tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain, individu lebih suka bekerja pada tugas yang tingkat kesulitannya menengah dan realisitis dalam pencapaian tujuannya, individu bersifat inovatif dimana dalam melakukan tugas selalu dengan cara yang berbeda, efisien dan lebih baik dari yang sebelumnya, dengan demikian individu merasa lebih dapat menerima kegagalan atas apa yang dilakukannya.

2. Konsep Diri

2.1. Defenisi Konsep Diri

Defenisi konsep diri menurut beberapa ahli berbeda namun memiliki penekanan yang sama terhadap cara pandang diri, yaitu :

Konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sudeen, 1998).

Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Tarwoto & Wartonah, 2003).

Menurut Potter (2005) konsep diri merupakan kerangka acuan yang yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stress atau konflik.


(20)

2.2. Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri yang dimiliki manusia tidak terbentuk secara instant, melainkan dengan proses belajar sepanjang hidup manusia. Ketika individu lahir, individu tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak memiliki harapan yang ingin dicapainya serta tidak memiliki penilaian terhadap dirinya. Konsep diri berasal dan berkembang sejalan pertumbuhan, terutama akibat hubungan dengan individu lain. Dalam berinteraksi, setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Dimana pada akhirnya individu mulai bisa mengetahui siapa dirinya, apa yang diinginkannya serta dapat melakukan penilaian terhadap dirinya (Sudarmaji, 2000).

Dalam hal ini Sobur (2006) menyatakan ada dua hal yang mendasari perkembangan konsep diri individu, yaitu pengalaman secara situasional dan interaksi dengan orang lain.

a. Pengalaman Secara Situasional

Segenap pengalaman yang datang pada diri individu tidak seluruhnya mempunyai pengaruh kuat pada diri individu. Jika pengalaman itu merupakan sesuatu yang sesuai dan konsisten dengan nilai dan konsep diri individu, secara rasional dapat diterima. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut tidak sesuai dan tidak konsisten dengan nilai dan konsep diri individu, secara rasional tidak dapat diterima.


(21)

b. Interaksi Dengan Orang Lain

Segala aktivitas individu dalam masyarakat memunculkan adanya interaksi dengan orang lain. Dari interaksi tersebut, terdapat usaha saling mempengaruhi antara individu dan orang lain. Dalam situasi tersebut, konsep diri berkembang dalam proses saling mempengaruhi.

2.3. Komponen Konsep Diri

Adapun komponen konsep diri meliputi lima bagian, yaitu : a. Gambaran Diri

Gambaran diri merupakan kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masalalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi. Dimodifikasi secara berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru (Stuart & Sundeen, 1998). Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima reaksi dari tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan. Gambaran diri (Body image) berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya, pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan menyukai bagian tubuh akan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Individu yang realistis, stabil dan konsisten terhadap gambaran dirinya, akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi, dan akan memacu sukses dalam kehidupan (Salbiah, 2003).


(22)

b. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen, 1998). Standar pribadi berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan/disukanya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuain diri (Sulistiawati, 2005). Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi (Tarwoto & Wartonah, 2003).

c. Harga Diri

Harga diri merupakan penilain terhadap hasil yang dicapai dengan analisis sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri (Tarwoto & Wartonah, 2003). Harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri maupun orang lain. Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh perasaan dicintai, diterima orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya (Alimul, 2006).

d. Peran

Peran mencakup serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial (Stuart & Sundeen, 1998). Setiap peran berhubungan dengan penemuan harapan tertentu. Apabila harapan tersebut dapat terpenuhi, rasa percaya diri individu akan meningkat. Sebaliknya, kegagalan untuk memenuhi harapan atas peran dapat menyebabkan terganggunya konsep diri (Alimul, 2006).


(23)

Suliswati (2005) Peran adalah serangkaian pola perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang berarti.

d. Identitas Diri

Identitas diri merupakan perilaku individu tentang dirinya sebagai suatu kesatuan yang utuh. Mencakup konsistensi individu sepanjang waktu dan dalam berbagai keadaan serta menyiratkan perbedaan atau keunikan dibanding dengan orang lain (Alimul, 2006). Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan yang intim, karena identitas individu diekspresikan dalam berhubungan dengan orang lain (Potter & Perry, 2005).

2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Adapun faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah : a. Tingkat Perkembangan dan Kematangan

Perkembangan individu seperti dukungan mental, perlakuan serta pertumbuhan akan mempengaruhi konsep dirinya (Tarwoto & Wartonah, 2003). Kegagalan selama masa tumbuh kembang akan membentuk konsep diri yang kurang memadai (Alimul, 2006).

b. Lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi konsep diri termasuk lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik merupakan segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan lingkungan psikologis termasuk


(24)

lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan dan perbaikan psikologis, yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri (Alimul, 2006).

c. Pengalama Masa Lalu

Adanya umpan balik dari orang-orang penting, situasi stressor sebelumnya, penghargaan diri dan pengalaman sukses atau gagal sebelumnya, pengalaman penting dalam hidup atau faktor yang berkaitan dengan masalah usia, sakit yang diterima serta trauma dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri (Alimul, 2006).

d. Budaya

Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikososial. Lingkungan fisik adalah segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan lingkungan psikososial adalah segala lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan dan perbaikan psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri (Tarwonto & Wartonah, 2003).

e. Sumber Eksternal dan Internal

Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap

konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya, dukungan dari masyarakat,


(25)

f. Pengalaman Sukses dan Gagal

Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian juga sebaliknya (Tarwonto & Wartonah, 2003).

g. Stresor

Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian, dan ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri, dan kecemasan (Tarwonto & Wartonah, 2003).

h. Usia, Keadaan Sakit dan Trauma

Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya (Tarwonto & Wartonah, 2003).

2.5. Jenis-Jenis Konsep Diri

Menurut Rola (2006) dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua yaitu :

a. Konsep Diri Positif

Konsep diri positif lebih kepada penerimaan diri, bukan sebagi suatu kebanggaan yang besar tentang diri. Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya, sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai serta mampu menghadapi kehidupan didepannya dan menganggap hidup adalah suatu proses penemuan.


(26)

b. Konsep Diri Negatif

Konsep diri negatif terbagi dua tipe yaitu, dimana pandangan individu tentang dirinya benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya.

Pandangan tentang dirinya terlalu stabil dan teratur, hal ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.

2.6. Kriteria Kepribadian Sehat

Kriteria kepribadian yang sehat menurut Tarwoto & Wartonah, (2003) yakni, adanya citra tubuh yang positif dan akurat. Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri termasuk persepsi saat ini dan masa lalu.

Ideal dan realistis, individu yang memiliki ideal diri realistis mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai. Memiliki konsep diri yang positif , dimana konsep diri yang positif menunjukan bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya.

Harga diri tinggi, seseorang yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sebagai seseorang yang berarti dan bermanfaat. Memandang dirinya sama dengan apa yang dia inginkan.

Kepuasan penampilan peran dimana individu mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain, secara intim dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina hubungan interdependen.


(27)

Kriteria kepribadian sehat yang terakhir memiliki identitas diri yang jelas, individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah kehidupan dalam mencapai tujuan.

2.7. Aspek Konsep Diri

Menurut Rola (2006) konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh seorang individu dan mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, harapan dan penilaian.

a. Pengetahuan

Dimensi pertama dari konsep diri adalah pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki individu merupakan sesuatu yang individu ketahui tentang dirinya. Hal ini mengacu kepada istilah kuantitas seperti usia, jenis kelamin, kebangsaan, pekerjaan dan lain-lain. Serta sesuatu yang merujuk kepada kualitas seperti individu yang egois, baik hati, tenang, dan bertempramen tinggi. Pengetahuan bisa diperoleh dengan membandingkan diri individu dengan kelompok pembandingnya. Pengetahuan individu tidaklah menetap sepanjang hidupnya, pengetahuan bisa berubah dengan cara merubah tingkah laku individu tersebut atau dengan cara merubah kelompok pembanding.

b. Harapan

Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan. Selain individu mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, individu juga memiliki pandangan lain yaitu, tentang kemungkinan menjadi apa dimasa mendatang. Setiap individu mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri dan pengharapan tersebut berbeda untuk tiap individu.


(28)

c. Penilaian

Dimensi terakhir dari konsep diri adalah penilaian terhadap diri sendiri. Individu berkedudukan sebagai penilai terhadap dirinya setiap hari. Penilaian terhadap dirinya adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat ini dengan apa yang menurutnya dapat terjadi pada dirinya.

2.8. Karakteristik Konsep Diri Yang Rendah

Menurut (Carpenito, 1995 dalam taylor) yang dikutip oleh Tarwoto & Wartonah, (2003) ada beberapa karakteristik konsep diri yang rendah yaitu, menghindari sentuhan atau melihat bagin tubuh tertentu tidak mau berkaca, menghindari diskusi tentang topik dirinya, menolak usaha rehabilitas, melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat, mengingkari perubahan pada dirinya, tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan, dan menangis, tingkah laku yang merusak seperti penggunaan obat-obatan, dan alkohol, menghindari kontak dan kurang bertanggung jawab.

3. Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk (Rini,2002). Konsep diri memainkan peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup. Konsep diri ada yang sifatnya positif dan negatif. Individu dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu yang konsep dirinya negatif akan cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan


(29)

dan kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya individu dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukannya demi keberhasilan dan prestasinya (Wahyuni, 2007).

Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan konsep diri yang positif untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi, karena konsep diri berkolerasi dengan prestasi, motivasi dan tujuan pribadi. Hasil literatur yang dilakukan beberapa ahli menunjukkan bahwa dari berbagai karakteristik mahasiswa yang tidak mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi erat hubungannya dengan masalah rendahnya konsep diri. Area yang paling konsisten sehubungan dengan rendahnya konsep diri dalam berprestasi adalah rendahnya self image, dan buruknya self esteem yang berpengaruh terhadap perilaku (Tarmidi, 2006). Kemudian Rola (2006) juga menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi individu, adalah konsep diri yang dimilikinya. Jika individu menganggap dirinya mampu melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya, sehingga terdapat hubungan yang positif antara konsep diri terhadap prestasi akademik yang dimiliki mahasiswa.


(30)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa semester III S1 keperawatan kelas ekstensi PSIK FK USU Medan. Adapun konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu : gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri (Stuart & Sundeen, 1998). Sedangkan prestasi akademik merupakan penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan mahasiswa yang berkenaan dengan penguasan bahan pelajaran (Mahmud, 2000). Dalam penelitian ini diidentifikasi hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan, sebagaimana tergambar dalam skema di bawah ini.

Skema 1. Kerangka konseptual hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik

Komponen konsep diri - Gambaran diri - Ideal diri - Harga diri - Peran - Identitas diri

Prestasi akademik mahasiswa


(31)

2. Variabel dan Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu variabel konsep diri dan prestasi akademik.

2.1. Konsep Diri

Konsep diri didefenisikan sebagai cara pandang mahasiswa terhadap dirinya yang memberi pengaruh terhadap mahasiswa dalam berhubungan dengan orang lain.

Dalam penelitian ini konsep diri dibedakan menjadi lima sub variabel yaitu gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri. Defenisi operasional masing-masing sub variabel dapat dilihat dibawah ini.

2.1.1. Gambaran Diri

Gambaran diri adalah cara pandang mahasiswa terhadap bagian tubuhnya baik bagian yang disukai maupun tidak disukai dan akan memberi hasil yang positif apabila menerima gambaran dirinya.

2.1.2. Ideal Diri

Ideal diri adalah sikap mahasiswa terhadap apa yang ingin dicapai dan diharapkan serta mampu meningkatkan penyesuaian diri dilingkungan sosialnya. 2.1.3. Harga Diri

Harga diri adalah persepsi mahasiswa terhadap dirinya baik merasa diterima atau tidak yang dapat menimbulkan rasa percaya diri dalam berhubungan.


(32)

2.1.4. Peran

Peran adalah kemampuan mahasiswa menempatkan dirinya dalam komunitasnya dan dalam berhubungan dengan kelompok masyarakat dilingkungannya.

2.1.5. Identitas Diri

Identitas diri adalah ciri khas yang dimiliki mahasiswa dan memberi perbedaan yang jelas tentang dirinya dengan individu lain.

2.2. Prestasi Akademik

Prestasi akademik merupakan hasil yang dicapai mahasiswa dalam belajar yang dapat dilihat dari IPK yang diperoleh mahasiswa selama menjalani masa studi.

3. Hipotesa

Pernyataan yang merupakan hipotesa nol (Ho) adalah tidak ada hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa semester III S1 keperawatan kelas ekstensi pada PSIK FK USU Medan. Sedangkan hipotesa alternatif adalah adanya hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi pada PSIK FK USU Medan.


(33)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif. Bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik pada mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan.

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester III S1 keperawatan kelas ekstensi PSIK FK USU Medan tahun akademik 2008/2009 dengan jumlah 50 orang.

2.2. Sampel

Dalam penelitian ini ditentukan jumlah sampel adalah keseluruhan populasi. Menurut Arikunto (2006) bila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Teknik penentuan jumlah sampel ini disebut total sampling.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PSIK FK USU Medan pada bulan November sampai Desember. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini karena PSIK merupakan institusi pendidikan yang diharapkan menghasilkan mahasiswa berprestasi dan penelitian menyangkut tentang hubungan konsep diri dengan


(34)

prestasi akademik mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan, belum pernah dilakukan.

4. Pertimbangan Etik

Proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek etik dalam penelitian. Dimana penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari PSIK FK USU Medan dan responden penelitian menyatakan kesediaannya untuk terlibat dalam penelitian.

Beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan bagi responden dalam proses penelitian ini adalah hak kebebasan dan kerahasiaan responden serta jaminan bebas dari rasa sakit baik fisik maupun psikologis.

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti, peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian yang dilakukan. Selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden. Jika responden bersedia, maka responden akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberi nomor kode pada masing-masing lembar pengumpulan data. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, dan hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.


(35)

5. Instrumen Penelitian 5.1. Kuesioner

Instrumen dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka berupa kuesioner yang ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik demografi dan konsep diri mahasiswa. Sementara untuk variabel prestasi akademik mahasiswa merupakan data dari nilai indeks prestasi komulatif (IPK) mahasiswa selama dua semester terahir yang telah dijalani mahasiswa (semester I & II). Informasi IPK diperoleh dari bagian pendidikan PSIK FK USU Medan.

5.1.1. Data Demografi

Kuesioner data demografi digunakan untuk mengkaji karakteristik demografi responden yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, dan suku.

5.1.2. Konsep Diri

Kuesioner konsep diri berisi 25 pernyataan, menggunakan jenis pernyataan tertutup (closed ended) dengan dua pilihan jawaban ya dan tidak. Bentuk pernyataannya ada dua jenis yaitu pernyataan negatif dan pernyataan positif. Untuk pernyataan positif apabila dijawab ya mempunyai bobot nilai satu (1) dan jawaban tidak mempunyai bobot nilai nol (0). Sedangkan untuk pernyataan negatif apabila dijawab ya mendapat bobot nilai nol (0) dan jawaban tidak mendapat bobot nilai satu (1).

Variabel konsep diri dalam penelitian ini dikategorikan sebagai konsep diri positif dan konsep diri negatif, dengan rentang sebesar 25 dan kategori sebanyak dua (2) diperoleh panjang kelas 12,5 namun dikarenakan peneliti kesulitan menghitung dalam bentuk desimal, sehingga peneliti membulatkan menjadi 13.


(36)

Dengan P=13 dan nilai terendah =0 sebagai batas bawah kelas interval pertama pemberian skor dikategorikan 0-13 negatif dan 14-25 positif. Selengkapnya tentang cara pembuatan kategorisasi dapat dilihat di dibawah ini.

Panjang kelas dibuat dengan cara sebagai berikut : Rentang

P =

Banyak Kelas

25 P =

2

= 12,5 (13)

Keterangan : P = panjang kelas (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan kategori pemberian skor sebagai berikut:

0-13 = Negatif 14-25 = Positif

Sub komponen dari konsep diri (gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri) dilakukan penghitungan dengan cara yang sama, sehingga didapat dengan rentang sebesar lima (5) dan kategori sebanyak dua (2) panjang kelas 2,5 sehingga peneliti membulatkan menjadi dua (2). Dengan P=2 dan nilai terendah =0 sebagai batas bawah kelas interval pertama skor dikategorikan sebagai berikut

0-2 = Negatif, tidak realistis, rendah, tidak jelas, ketidak puasan peran 3-5 = Positif, realistis, tinggi, jelas, kepuasan peran


(37)

Pernyataan mengenai gambaran diri terdiri dari lima (5) pernyataan dimulai dari no (1-5), ideal diri lima (5) pernyataan diwakili oleh no (6-10), harga diri lima (5) pernyataan no (11-15), mengenai peran lima (5) pernyataan dimulai dari no (16-20), dan identitas diri terdiri dari lima (5) pernyataan no (21-25). Pernyataan negatif berjumlah 11 diwakili no (3,4,7,8,11,12,14,16,19,23,24), dan pernyataan positif berjumlah 14 dari no (1,2,5,6,9,10,13,15,17,18,20,21,22,25). 5.2. Prestasi

Analisa prestasi akademik dibuat dengan memodifikasi ketentuan predikat yudisium mahasiswa program S1 dilingkungan USU. Dimana kategori cumlaude dihilangkan, diganti dengan kategori tidak memuaskan untuk IPK 0-1,99.

Kategori dapat dilihat sebagai berikut : 0- 1,99 = Tidak memuaskan 2,0- 2,75 = Memuaskan 2,76-3,50 = sangat memuaskan

6. Validitas dan Reliabilitas 6.1. Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mampu mengukur apa yang diinginkan dan memiliki validitas tinggi. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas tersebut (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah content validity. Hasil Analisa yang dilakukan oleh dosen ahli keperawatan jiwa, dilakukan dua kali perubahan terhadap instrumen penelitian ini.


(38)

6.2. Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dimana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2002). Uji reliabilitas konsistensi internal dilakukan terhadap instrumen karena memiliki kelebihan yaitu pemberian instrumen hanya satu kali dengan satu bentuk instrumen kepada satu subjek studi (Dempsey & Dempsey, 2002). Uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan rumus K-R 20 dimana dengan variasi jawaban dua dan skor instrument satu (1) dan nol (0). Uji reliabilitas dilakukan terhadap 10 responden, yang diambil secara acak pada saat proses pengumpulan instrumen penelitian. Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai r hitung (0,831) lebih besar dari r tabel (0,632), sehingga instrumen dikatakan reliabel.

7. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara “self report” yaitu responden mengisi sendiri lembar isian kuesioner. Setelah lembar persetujuan ditandatangani oleh responden peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian serta tata cara pengisian kuesioner. Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberi oleh peneliti.

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 18 Desember 2008, diberikan pada waktu pagi hari dan dikembalikan oleh responden pada hari itu juga. Responden diberi waktu selama 25 menit untuk mengisi kuesioner dan menyerahkan lembar kuesioner kepada peneliti, namun ada juga responden yang menyerahkannya lebih


(39)

dari waktu tersebut. Kesempatan untuk bertanya juga diberikan selama pengisian kuesioner bila ada yang tidak dimengerti sehubungan dengan pernyataan yang ada dalam kuesioner.

Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut, maka seluruh data dikumpulkan selanjutnya dianalisa.

8. Analisa Data

Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap. Pertama mengecek kelengkapan identitas dan pengisian kuesioner untuk memastikan semua jawaban telah diisi. Kemudian mengklarifikasi data, dan mentabulasi data yang telah terkumpul. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan bentuk komputerisasi.

Setelah data ditabulasi maka dilakukan analisa terhadap masing-masing variabel penelitian Variabel konsep diri, skala ukur yang digunakan adalah skala interval dimana hasilnya dibagi menjadi dua (2) kategori yaitu positif dengan skor 14-25 dan negatif dengan skor 0-13.

Alat ukur untuk prestasi akademik adalah dengan melihat nilai IPK mahasiswa pada semester II di bagian pendidikan PSIK FK USU Medan. Data demografi, konsep diri dan prestasi akademik disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

Hubungan konsep diri dengan prestasi akademik diuji menggunakan uji statistik Pearson..


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan, melalui pengumpulan data terhadap 50 responden pada tanggal 18 Desember, penyajian hasil penelitian meliputi karakteristik demografi, konsep diri dan prestasi akademik.

1.1. Karakteristik Demografi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan tahun akademik 2008/2009. Karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup usia responden, jenis kelamin, agama dan suku.

Dari hasil analisa data yang dilakukan berdasarkan kelompok usia menunjukkan mayoritas responden berada pada rentang kelompok usia 22 – 25 tahun yaitu sebanyak (n=34; 68%). Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan adalah yang terbanyak yaitu (n=44; 88%). Berdasarkan agama, responden yang menganut agama Islam merupakan mayoritas yaitu sebanyak (n=32; 64%). Sedangkan berdasarkan suku, yang terbanyak yaitu suku Batak sejumlah (n=30; 60%). Informasi lengkap tentang karakteristik demografi responden dapat dilihat pada tabel 1.


(41)

Tabel 1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden (n= 50)

Karakteristik n %

Usia 22 – 25 26 – 29 30 – 33 34 – 37 38 – 41 Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Suku Batak Jawa Melayu Minang Karo Nias Agama Islam Protestan Katolik Hindu Budha 34 10 2 3 1 44 6 30 10 3 2 4 1 32 17 1 0 0 68 20 4 6 2 88 12 60 20 6 4 8 2 64 34 2 0 0

1.2. Konsep Diri

Mayoritas responden yang diteliti memiliki konsep diri yang positif, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian, dimana responden yang memiliki konsep diri negatif berjumlah (n=7; 14%) dan responden yang memiliki konsep diri positif berjumlah (n=43; 86%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2 Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri (n=50)

Konsep Diri n %

Positif Negatif 43 7 86 14


(42)

Mengenai sub komponen konsep diri dari penelitian, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

1.2.1. Gambaran Diri (n = 50)

Untuk gambaran diri, dari 50 responden yang menjawab suka dengan ukuran tubuh (n=50; 100%), mampu mengembangkan potensi akademik dengan keadaan tubuh (n=47; 94%), tidak menyukai salah satu bagian tubuh (n=40; 80%), tidak bisa belajar maksimal dengan keadaan tubuh (n=3; 6%), dan tetap kuliah meskipun sakit (n=20; 40%). Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Distribusi frekuensi gambaran diri responden (n= 50)

No Gambaran Diri Ya Tidak

n % N %

1 Suka dengan ukuran tubuh 50 100 0 0 2 Mampu mengembangkan potensi

akademik dengan keadaan tubuh

47 94 3 6

3 Tidak menyukai salah satu bagian tubuh

40 80 10 20

4 Tidak bisa belajar maksimal dengan keadaan tubuh

3 6 47 94

5 Masuk kuliah meskipun dalam keadaan sakit

20 40 30 60

Sehingga setelah dikelompokkan mejadi dua kategori positif dan negatif diperoleh hasil dari 50 responden, mayoritas responden memiliki gambaran diri positif sejumlah (n=47; 94%), dan (n=3; 6%) memiliki gambaran diri negatif (tabel 3.1).

Tabel 3.1. Distribusi frekuensi dan persentase gambaran diri positif dan negatif mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan

Gambaran Diri n %

Positif Negatif 47 3 94 6


(43)

1.2.2. Ideal Diri (n = 50)

Responden yang hanya belajar untuk mendapat nilai yang bagus saat ujian (n=45; 90%), belajar hanya ketika akan ujian (n=25; 50%), responden yang tidak suka menunda waktu belajar (n=33; 66%), responden yang mencari solusi meningkatkan minat belajar (n=35; 70%), dan responden yang mempunyai cara dalam menyelesaikan masalah (n=50; 100%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase ideal diri (n= 50)

No Ideal Diri Ya Tidak

n % N %

1 Dalam belajar tujuan saya untuk mendapat nilai yang bagus saat ujian dengan indeks prestasi yang tinggi

45 90 5 10

2 Saya belajar hanya ketika akan ujian

25 50 25 50

3 Saya tidak suka menunda waktu untuk belajar dan menyelesaikan tugas

33 66 17 34

4 Saya selalu mencari solusi meningkatkan minat belajar

35 70 15 30

5 Saya mempunyai cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah

50 100 0 0

Setelah dikelompokkan menjadi ideal diri yang realistis dan tidak realistis diperoleh hasil, mayoritas responden memiliki ideal diri yang realistis (n=44; 88%), dan (n=6; 12%) yang tidak realistis terhadap ideal diri (tabel 4.1)

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi dan persentase ideal diri yang realistis dan tidak realistis mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan

Ideal Diri n %

Realistis Tidak Realistis 44 6 88 12


(44)

1.2.3. Harga Diri (n= 50)

Responden yang malu apabila gagal dalam satu atau lebih mata kuliah yang diujikan (n=38; 76%), merasa tidak berguna bila kurang mampu menguasai pelajaran (n=5; 10%), pengalaman dalam pergaulan dilingkungan kampus memberi hubungan positif terhadap rasa percaya diri dalam belajar (n=40; 80%), rendah diri dan frustasi jika nilai tidak bagus (n=32; 64%), dan responden yang bangga kuliah di PSIK FK USU Medan (n=45; 90%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Distribusi frekuensi dan persentase harga diri (n= 50)

No Harga Diri Ya Tidak

n % n %

1 Saya malu apabila gagal dalam satu atau lebih mata kuliah yang diujikan

38 76 12 24

2 Saya beranggapan tidak berguna apabila dalam belajar kurang mampu menguasai pelajaran tersebut

5 10 45 90

3 Pengalaman dalam pergaulan dilingkungan kampus memberi hubungan positif terhadap rasa percaya diri dalam belajar

40 80 10 20

4 Saya menjadi rendah diri dan frustasi jika nilai yang didapat tidak terlalu bagus dibanding teman lain

32 64 18 36

5 Bangga kuliah di PSIK USU Medan

45 90 5 10

Pada tabel 5.1 menunjukkan harga diri tinggi dan rendah pada mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan.


(45)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase harga diri tinggi dan rendah pada mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan.

Harga Diri N %

Tinggi Rendah 44 6 88 12

1.2.4. Peran (n= 50)

Responden yang tidak pernah memberi pendapat dalam kelompok diskusi (n=20; 40%), melakukan tugas sebagai seksi pendidikan dalam kelas dengan baik berjumlah (n=37; 74%), sebagai mahasiswa PSIK FK USU lebih giat belajar (n=50; 100%), mengisi waktu luang membaca buku (n=20; 40%), dalam keluarga diharapkan meraih prestasi akademik (n=35; 70%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel.

Tabel 6 Distribusi frekuensi dan persentase peran (n= 50)

No Peran Ya Tidak

N % n %

1 Saya tidak pernah memberi pendapat dalam kelompok diskusi

20 40 30 60

2 Saya melaksanakan tugas sebagai seksi pendididan dalam kelas dengan baik

37 74 13 26

3 Sebagai mahasiswa PSIK FK USU lebih giat belajar

50 100 0 0

4 Sebagai mahasiswa saya selalu mengisi waktu luang membaca buku

20 40 30 60

5 Dalam keluarga saya diharapkan dapat meraih prestasi akademik yang baik

35 70 15 30

Tabel 6.1 menunjukkan tingkat kepuasan dan ketidak puasan peran pada mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan.

Peran N %

Kepuasan peran Ketidak puasan peran

42 8

84 16


(46)

1.2.5. Identitas Diri (n=50)

Responden yang memiliki tipe yang suka belajar serius berjumlah (n=20; 40%), tidak dapat konsentrasi belajar dalam suasana ribut (n=32; 64%), jenis kelamin mempengaruhi dalam belajar (n=7; 14%), usia mempengaruhi kemampuan dalam belajar (n=6; 12%), lebih suka belajar sendiri dari pada ribut dalam kelas (n=25; 50%).

Tabel 7 Distribusi frekuensi dan persentase identitas diri (n= 50)

No Identitas Diri Ya Tidak

n % n %

1 Saya tipe orang yang suka belajar serius

20 40 30 60

2 Saya tidak dapat konsentrasi belajar dalam suasana ribut

32 64 18 36

3 Jenis kelamin mempengaruhi dalam belajar

7 14 43 86

4 Usia mempengaruhi kemampuan saya dalam belajar

6 12 44 88

5 Saya lebih suka belajar sendiri daripada ribut dalam kelas ketika dosen belum masuk

25 50 25 50

Responden yang memiliki kejelasan identitas merupakan mayoritas sebanyak (n=42; 84%), dan responden yang tidak memiliki kejelasan identitas sebanyak (n=8; 16%).

Tabel 7.1 Distribusi frekuensi dan persentase kejelasan idetitas dan ketidak jelasan identitas diri mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan.

Identitas Diri n %

Kejelasan identitas Ketidak jelasan identitas 42 8 84 16


(47)

1.3. Prestasi Akademik

Prestasi akademik dibuat dengan memodifikasi ketentuan predikat yudisium mahasiswa program S1 dilingkungan USU. Kategori dapat dilihat sebagai berikut (0- 1,99) tidak memuaskan, memuaskan (2,0- 2,75) dan sangat memuaskan (2,76-3,50). Hasil analisa didapatkan responden yang memiliki kategori prestasi akademik yang tidak memuaskan berjumlah (n=4; 8%) dan responden yang dikategorikan memiliki prestasi akademik yang memuaskan berjumlah (n=24; 48%) dan responden yang dikategorikan memiliki prestasi akademik sangat memuaskan berjumlah (n=22; 44%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 8 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi akademik mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan.

Prestasi Akademik n %

Tidak Memuaskan Memuaskan

Sangat Memuaskan

4 24 22

8 48 44

1.4. Analisa Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik

Uji statistik untuk mengidentifikasi hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan dilakukan menggunakan korelasi Pearson. Hasil analisa menunjukkan adanya hubungan konsep diri dengan prestasi akademik dengan hubungan yang bermakna antara (p=0,006, r=0,384).

Dengan demikian disimpulkan bahwa semakin tinggi IPK, konsep diri mahasiswa semakin positif.


(48)

IPK

Tabel 6. Hasil uji korelasi antara konsep diri dengan prestasi akademik

Negatif Positif r p

TM M SM

4 3 -

- 21 22

0,384 0,006

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka pembahasan ini akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan adalah sebagai berikut.

2.1. Karakteristik Demografi Responden

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berada pada rentang kelompok usia 22 – 25 tahun sebanyak (n=34; 68%), dimana pada usia ini kemampuan belajar individu meningkat sampai puncaknya pada usia 27 tahun. Hal ini karena fungsi organ tubuh yang mendukung proses belajar semakin sempurna. Sesudah itu relatif tetap dan akan menurun pada usia 46 tahun, dan akhirnya menurun drastis pada usia 65 tahun, berkaitan dengan mundurnya fungsi otot pendukung, kejenuhan belajar dan sulitnya pengaturan tata nilai (Rian, 2003).

Mayoritas responden adalah perempuan berjumlah (n=44; 88%). Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan menuntut ilmu (Jumiarti, 2008). Walaupun demikian umumnya dari profesi keperawatan mayoritas adalah perempuan, dengan demikian proporsi responden berdasarkan


(49)

jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dianggap mewakili proporsi perawat secara umum.

Mayoritas responden bersuku batak dengan jumlah (n=30; 60%), dimana dalam suku batak pendidikan merupakan hal yang terpenting, dengan tidak mengesampingkan suku lainnya (Muktar, 2000). Namun jika ditinjau dari kesukuan di Sumatera Utara mayoritas suku adalah batak sehingga dapat mempengaruhi jumlah mahasiswa yang kuliah dengasn suku batak.

2.2. Konsep Diri

Dari hasil penelitian didapatkan konsep diri yang dimiliki mahasiswa semester III S1 keperawatan kelas ekstensi PSIK FK USU Medan secara keseluruhan memiliki konsep diri yang positif (n=43; 86%). Hal ini diasumsikan bahwa kesadaran atau pemahaman mahasiswa terhadap dirinya cukup tinggi.

Dilihat melalui gambaran diri, mayoritas reponden memiliki gambaran diri yang positif. Menurut Hadiwibowo (2003), gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman dan mampu meningkatkan keinginan untuk berhasil didalam kehidupan. Namun gambaran diri yang tidak benar akan membuat individu kehilangan jati dirinya serta menghambat kemampuan yang dimilikinya.

Dari segi ideal diri, responden yang selalu realistis terhadap ideal dirinya (n=44; 88%) menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki ideal diri yang baik. Walaupun ditemukan ada (n=6; 12%) responden yang memiliki hambatan dalam hal ideal diri.


(50)

Ditinjau dari harga diri, mayoritas responden memiliki harga diri yang tinggi yaitu (n=44; 88%), sesuai dengan hasil penelitian Sulistiyowati (2008), tentang hubungan antara harga diri dengan motivasi beprestasi dalam belajar pada mahasiswa semester II D IV kebidanan UNS Surakarta 2007/2008, didapatkan adanya hubungan antara harga diri dengan motivasi berprestasi dengan nilai yang signifikan. Dimana harga diri merupakan aspek kepribadian yang pada dasarnya dapat berkembang. Kurangnya harga diri pada mahasiswa dapat mengakibatkan masalah akademik dan juga dapat mengakibatkan gangguan pada proses berfikir dan konsentrasi belajar (Rohmah, 2004). Menurut Oemar (2000), nilai harga diri individu apabila rendah, akan diikuti motivasi belajar yang rendah pula. Namun motivasi berprestasi bukan hanya dari faktor harga diri saja, melainkan ada faktor internal yang lain, eksternal dan pendekatan belajar. Tresia (2006), dalam penelitiannya juga menemukan adanya pengaruh antara harga diri dengan prestasi belajar, dimana setiap rata-rata peningkatan atau penurunan harga diri menyebabkan peningkatan atau penurunan prestasi belajar.

Kepuasan peran mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan tidak ditemukan masalah, karena mayoritas responden (n=42; 84%), memiliki kepuasan peran yang dimilikinya. Dimana diikuti dengan identitas diri responden yang jelas dengan jumlah (n=42; 84%).

2.3. Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik

Hasil analisa statistik dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang bermakna antara konsep diri dengan prestasi akademik dengan kekuatan hubungan (r =0,384) dimana nilai signifikannya (p= 0,006), dengan demikian hipotesa alternatif (Ha) dalam penelitian ini diterima. Dimana konsep diri yang


(51)

positif (n=43; 86%), dari sub variabel konsep diri didapatkan gambaran diri yang positif (n=47; 94%), ideal diri yang realistis (n=44; 88%), dan harga diri yang tinggi (n=44; 88%). Selain itu juga memiliki kepuasan peran (n=42; 84%), dan kejelasan identitas (n=42; 84%).

Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan konsep diri yang positif untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi, karena konsep diri berkolerasi dengan prestasi, motivasi dan tujuan pribadi. Hasil literatur yang dilakukan beberapa ahli menunjukkan bahwa dari berbagai karakteristik mahasiswa yang tidak mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi erat hubungannya dengan masalah rendahnya konsep diri (Tarmidi, 2006).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rasid (2006) yang menemukan adanya hubungan konsep diri terhadap motivasi berprestasi. Menurut Smith (2000), konsep diri ataupun evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya memiliki target, arah dan intensitas yang sama dengan ranah afektif dalam menentukan keberhasilan akademik seseorang.

Akan tetapi hal-hal yang mempengaruhi prestasi akademik tidak bisa dilihat dari faktor konsep diri saja, melainkan ada faktor lain yang turut mempengaruhi. Di antara faktor yang mempengaruhi tersebut termasuk intelegensia, minat, perhatian, kematangan emosional dan kesiapan peserta didik, dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik dalam meningkatkan proses dan hasil belajar yang pada akhirnya berpengaruh kepada peningkatan prestasi (Fikri, 2005). Penelitian Sutrisno (2004), menguatkan


(52)

adanya pengaruh kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Jakarta timur.


(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa semester II S1 keperawatan kelas ekstensi PSIK FK USU Medan sebagai berikut.

1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas mahasiswa semester III jalur B PSIK FK USU Medan memiliki konsep diri yang positif (n=43; 86%), gambaran diri yang positif (n=47; 94%), ideal diri yang realistis (n=44; 88%), dan harga diri yang tinggi (n=44; 88%). Selain itu juga memiliki kepuasan peran (n=42; 84%), dan kejelasan identitas (n=42; 84%). Konsep diri dengan prestasi akademik menunjukkan hubungan yang bermakna dengan r=0,348 dan p=0,006, yang berarti hipotesa alternatif (Ha) dalam penelitian diterima.

2. Saran

2.1. Bagi Praktek Keperawatan

Hasil penelitian dapat ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi praktek keperawatan jiwa untuk dapat membina konsep diri mahasiswa sehingga makin lebih baik .

2.2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan, saran dan bahan pertimbangan bagi institusi pendidikan keperawatan untuk dapat memberi ruang bagi mahasiswa untuk menumbuhkan sikap yang positif dari mahasiswa, tanpa


(54)

meninggalkan aturan yang telah ditetapkan oleh institusi sehingga tercipta tujuan pendidikan yang sebenarnya dan menghasilkan mahasiswa yang berilmu serta bermoral.

2.3. Untuk Penelitian Selanjutnya

untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan dan selanjutnya melakukan penelitian menggunakan desain penelitian eksploratif untuk mencari akar permasalahan terhadap konsep diri negatif yang dimiliki mahasiswa.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, H. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Ari. (2007). Konsep Diri Lebih Penting. Dapat dibuka Pada Situs

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin & Makin, M. (2004). Pendidikan Humanistik. Jakarta : AR-RUZZ Media.

Baiquni. (2007). Intelegensia bukan satu-satunya. Dapat dibuka Pada situs

Fahrozi. (2003). Pengaruh Konsep Diri Dalam Pencapaian Prestasi Belajar.

Dapat dibuka Pada Situs

Fikri. (2005). Aktualisasi Diri dan Implikasinya Pada Pendidikan. Dapat dibuka Pada Situs http://www.multiply.com/journal/item/23

Ginzberg. (2003). Pengaruh Konsep Diri Terhadap Mahasiswa Universitas

Colombia. Dapat dibuka Pada Situs

http://www.indoskripsi.com/giznberg-uc/html.

Gunawan. (2005). Konsep Diri Berpengaruh Terhadap Diri. Dapat dibuka Pada

Situs

Hadiwibowo. (2003). Menilai Diri Melalui Gambaran Diri. Dapat dibuka Pada Situs http://www.hadiwibowo.worpress.com/2003/03/32/menilai-diri-melalui-gambaran-diri/.

Harahap, S. (2006). Penegakan Moral Akademik Didalam dan Luar Kampus. Jakarta: Raja Grafindo.

Kamaluddin, R. (2005). Intelegensia Berprestasi. dapat dibuka Pada Situs

Keliat, B. A. (1992). Gangguan Konsep Diri. Jakarta : EGC.

Mahmud, A. (2000). Belajar Bukan Hanya Untuk Nilai Yang Tinggi. Dapat

dibuka Pada Situs

Muhari. (2002). Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta. Muktar. (2000). Tao Toba Nauli. Dapat dibuka Pada Situs

http://www.muktar-blogpot.com/tao-toba-nauli/.

Nasrun. (2000). Prestasi Belajar. Dapat dibuka Pada Situs

Notoatmodjo. (2002). Prosedur Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Oemar. (2000). Meningkatkan Harga Diri. Dapat dibuka Pada Situs

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Qohar. (2000). Prestasi Belajar Akademik. Dapat dibuka Pada Situs


(56)

Rasid (2006). Hubungan Konsep Diri Terhadap Motivasi Berprestasi. Dapat dibuka Pada Situs http://www.indoskripsi.com/rasid_34/html.

Rini, F. (2002). Konsep Diri Terhadap Prestasi. Dapat dibuka Pada Situs

Rohmah. (2004). Mengapa Harga Diri Itu Penting. Dapat dibuka Pada Situs http://www.nsw.gov.au/mhcs/publication_pdfs/7075.IND.pdf.

Rola, F. (2006). Hubungan Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada

Remaja. Dapat dibuka Pada

Sahlan. (2000). Ajari Anak Sejak Dini Berprestasi. Dapat dibuka Pada Situs

Salbiah. (2003). KDK, Konsep Diri. Dapat dibuka Pada Situs

Setiawan. (2000). Meraih Nilai Akademik Maksimal. Dapat dibuka Pada Situs

Sobur, A. (2006). Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.

Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Smith. (2000). Konsep Diri as Helping Profession. Dapat dibuka PAda Situs http://www.hjk.publizers-1th.co.id/helping-profession.

Stuart, W & Sundeen, J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3. Jakarta : EGC.

Sudarmaji. (2002). Perkembangan Konsep Diri. Dapat dibuka Pada Situs

Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. Sulistiyowati. (2008). Hubungan Antara Harga Diri Dengan Motivasi Berprestasi

Dalam Belajar Pada Mahasiswa Semester II D IV Kebidanan UNS Surakarta 2007/2008. Dapat dibuka Pada Situs

Sutrisno. (2004). Pengaruh Kecerdasan emosional Dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II SMU Jakarta Timur. Dapat dibuka Pada Situs

Syaparuddin & Nasution, I. (2000). Manajemen Pembelajaran : Quantum Teaching. Jakarta : Raja Grafindo.

Tarmidi. (2006). Konsep Diri Siswa Underachiever. Dapat dibuka Pada Situs

Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawatan, edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Tilaar, H. (2006). Standarisasi Pendidikan Nasional. Jakarta : Rineka Cipta. Tresia. (2006). Pengaruh Harga Diri Dengan Prestasi Belajar. Dapat dibuka

Pada Situs http://www.skripsiku.com/pengaruh-harga-diri-dengan-prestasi-belajar/78/publications/php

Wahyudi. (2007). Berprestasi dibidang Kesehatan. Dapat dibuka Pada Situs

Wahyuni, A. (2007). Kegiatan Belajar Tehadap Prestasi Yang Dicapai. Dapat

dibuka Pada Situs


(57)

LAMPIRAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Naam Sahputra, NIM 071101093 adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik Mahasiswa S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan saudara-saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara.

Partisipasi saudara-saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga berhak untuk membebaskan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi dan semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan, hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi saudara-saudara dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, 2009

Responden


(58)

B. Kuesioner Konsep Diri

Berilah tanda check list (√) pada kolom dibawah ini yang sesuai menurut pilihan anda.

Keterangan : Y = Ya T = Tidak

No Gambaran Diri

Penilaian Ya Tidak 1 Suka dengan ukuran tubuh

2 Mampu mengembangkan potensi akademik dengan keadaan tubuh

3 Tidak menyukai salah satu bagian tubuh

4 Tidak bisa belajar maksimal dengan keadaan tubuh 5 Masuk kuliah meskipun dalam keadaan sakit

Ideal Diri

6 Dalam belajar tujuan saya untuk mendapat nilai yang bagus saat ujian dengan indeks prestasi yang tinggi 7 Saya belajar hanya ketika akan ujian

8 Saya tidak suka menunda waktu untuk belajar dan menyelesaikan tugas

9 Saya selalu mencari solusi meningkatkan minat belajar 10 Saya mempunyai cara tersendiri dalam menyelesaikan

masalah

Harga Diri

11 Saya malu apabila gagal dalam satu atau lebih mata kuliah yang diujikan

12 Saya beranggapan tidak berguna apabila dalam belajar kurang mampu menguasai pelajaran tersebut

13 Pengalaman dalam pergaulan dilingkungan kampus memberi hubungan positif terhadap rasa percaya diri dalam belajar

14 Saya menjadi rendah diri dan frustasi jika nilai yang didapat tidak terlalu bagus dibanding teman lain

15 Bangga kuliah di PSIK FK USU Medan Peran

16 Saya tidak pernah memberi pendapat dalam kelompok ujian


(59)

17 Saya melaksanakan tugas sebagai seksi pendidikan dalam kelas dengan baik

18 Sebagai mahasiswa PSIK FK USU Medan lebih giat belajar

19 Sebagai mahasiswa saya tidak selalu mengisi waktu luang membaca buku

20 Dalam keluarga saya diharapkan dapat meraih prestasi akademik yang baik

Identitas Diri 21 Saya tipe orang yang suka belajar serius

22 Saya dapat konsentrasi belajar dalam suasana ribut 23 Jenis kelamin mempengaruhi dalam belajar

24 Usia mempengaruhi kemampuan saya dalam belajar 25 Saya lebih suka belajar sendiri daripada ribut dalam


(60)

LAMPIRAN

DAFTAR NILAI IPK MAHASISWA

No IPK No IPK

1 2.73 26 2.37

2 2.76 27 3.07

3 2.50 28 2.43

4 1.94 29 2.42

5 2.84 30 2.32

6 2.89 31 2.27

7 2.84 32 3.04

8 3.17 33 3.42

9 2.17 34 3.32

10 2.54 35 2.59

11 2.81 36 2.43

12 2.20 37 2.31

13 2.42 38 2.67

14 2.09 39 2.87

15 2.56 40 2.50

16 2.94 41 1.80

17 2.74 42 2.09

18 2.38 43 2.77

19 2.41 44 1.57

20 3.13 45 2.11

21 2.80 46 2.58

22 3.20 47 2.89

23 3.46 48 2.20

24 2.82 49 2.37


(61)

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Naam Sahputra

Tempat /Tanggal Lahir : Kayu Jati, 10 Agustus 1984 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal

Riwayat Pendidikan :

1. 1991-1997 : SDN 5 Panyabungan 2. 1997-2000 : SMPN 1 Panyabungan 3. 2000-2003 : SMUN 1 Panyabungan 4. 2003-2006 : AKPER Indah Medan 5. 2007-Sekarang : PSIK FK USU Medan


(62)

LAMPIRAN

TABEL HASIL UJI KORELASI

Correlations

Correlations 1 .384** .006 50 50 .384** 1 .006 50 50 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total_Kons epdiri IPK Total_ Konsepdiri IPK

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Frequencies

Statistics 50 50 0 0 2.6091 17.0800 .45575 3.07618 1.19 12.00 3.46 25.00 Valid Mi ssing N Mean

Std. Deviati on Mi nimum Maxim um

IPK

Total_ Konsepdiri


(63)

(1)

B. Kuesioner Konsep Diri

Berilah tanda check list (√) pada kolom dibawah ini yang sesuai menurut pilihan anda.

Keterangan : Y = Ya T = Tidak

No Gambaran Diri

Penilaian

Ya Tidak

1 Suka dengan ukuran tubuh

2 Mampu mengembangkan potensi akademik dengan

keadaan tubuh

3 Tidak menyukai salah satu bagian tubuh

4 Tidak bisa belajar maksimal dengan keadaan tubuh 5 Masuk kuliah meskipun dalam keadaan sakit

Ideal Diri

6 Dalam belajar tujuan saya untuk mendapat nilai yang bagus saat ujian dengan indeks prestasi yang tinggi 7 Saya belajar hanya ketika akan ujian

8 Saya tidak suka menunda waktu untuk belajar dan menyelesaikan tugas

9 Saya selalu mencari solusi meningkatkan minat belajar 10 Saya mempunyai cara tersendiri dalam menyelesaikan

masalah

Harga Diri

11 Saya malu apabila gagal dalam satu atau lebih mata kuliah yang diujikan

12 Saya beranggapan tidak berguna apabila dalam belajar kurang mampu menguasai pelajaran tersebut

13 Pengalaman dalam pergaulan dilingkungan kampus memberi hubungan positif terhadap rasa percaya diri dalam belajar

14 Saya menjadi rendah diri dan frustasi jika nilai yang didapat tidak terlalu bagus dibanding teman lain


(2)

17 Saya melaksanakan tugas sebagai seksi pendidikan dalam kelas dengan baik

18 Sebagai mahasiswa PSIK FK USU Medan lebih giat belajar

19 Sebagai mahasiswa saya tidak selalu mengisi waktu luang membaca buku

20 Dalam keluarga saya diharapkan dapat meraih prestasi akademik yang baik

Identitas Diri

21 Saya tipe orang yang suka belajar serius

22 Saya dapat konsentrasi belajar dalam suasana ribut 23 Jenis kelamin mempengaruhi dalam belajar

24 Usia mempengaruhi kemampuan saya dalam belajar 25 Saya lebih suka belajar sendiri daripada ribut dalam


(3)

LAMPIRAN

DAFTAR NILAI IPK MAHASISWA

No IPK No IPK

1 2.73 26 2.37

2 2.76 27 3.07

3 2.50 28 2.43

4 1.94 29 2.42

5 2.84 30 2.32

6 2.89 31 2.27

7 2.84 32 3.04

8 3.17 33 3.42

9 2.17 34 3.32

10 2.54 35 2.59

11 2.81 36 2.43

12 2.20 37 2.31

13 2.42 38 2.67

14 2.09 39 2.87

15 2.56 40 2.50

16 2.94 41 1.80

17 2.74 42 2.09

18 2.38 43 2.77

19 2.41 44 1.57

20 3.13 45 2.11

21 2.80 46 2.58

22 3.20 47 2.89

23 3.46 48 2.20

24 2.82 49 2.37


(4)

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Naam Sahputra

Tempat /Tanggal Lahir : Kayu Jati, 10 Agustus 1984

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara

Kabupaten Mandailing Natal Riwayat Pendidikan :

1. 1991-1997 : SDN 5 Panyabungan

2. 1997-2000 : SMPN 1 Panyabungan

3. 2000-2003 : SMUN 1 Panyabungan

4. 2003-2006 : AKPER Indah Medan


(5)

LAMPIRAN

TABEL HASIL UJI KORELASI

Correlations

Correlations 1 .384** .006 50 50 .384** 1 .006 50 50 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total_Kons epdiri IPK Total_ Konsepdiri IPK

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Frequencies

Statistics 50 50 0 0 2.6091 17.0800 .45575 3.07618 1.19 12.00 3.46 25.00 Valid Mi ssing N Mean

Std. Deviati on Mi nimum Maxim um

IPK

Total_ Konsepdiri


(6)