Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan Di PSIK FK USU

(1)

Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada

Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan

Di PSIK FK USU

Yessi Meristika 071101092

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, 2009


(2)

Judul : Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU

Peneliti : Yessi Meristika

NIM : 071101092

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2007 / 2008

Pembimbing Penguji

... ...Penguji I (Rika Endah N, S.Kp) (Rika Endah, S.Kp)

NIP. 132 282 642 NIP.1320 282 642

...Penguji II (Erniyati, SKp, MNS)

NIP. 132 238 510

...Penguji III (Lutfhiani, S.Kep, Ns)

Program Studi Ilmu Keperawatan telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Keperawatan.

... ... (Erniyati, SKp, MNS) (Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K))

NIP. 132 238 510 NIP. 140 105 363


(3)

Judul : Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU

Peneliti : Yessi Meristika

NIM : 071101092

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2007 / 2008

ABSTRAK

Proses belajar mengajar yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan di PSIK FK USU. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriftif. Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa yang sedang mengikuti proses belajar pada tahap pendidikan sarjana Program ekstensi di PSIK FK USU yakni ada 125 orang dengan cara quota random sampling dengan observation agreement. Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan mata kuliah menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda sebanyak 15 mata kuliah (40%); subjektif tes sebanyak 3 mata kuliah (8%); pilihan ganda dan subjektif tes sebanyak 11 mata kuliah (32%); pilihan ganda dan menjodohkan sebanyak 2 mata kuliah (5%); pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan sebanyak 4 mata kuliah (10%); pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah sebanyak 2 mata kuliah (5%) Adapun persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah baik


(4)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Mahasiswa Terhadap Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU” sebagaimana lazimnya untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan pada Progam Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU, Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran USU, Ibu Erniyati, SKp, MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rika Endah N. SKp selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa menyediakan waktu, memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, Ibu Erniyati, SKp, MNS selaku Dosen Penguji II, ibu Luthfiani S. Kep, Ns selaku Dosen Penguji III, Ibu Ellyta Aizar S.Kp selaku dosen penasehat akademik serta seluruh staf pengajar dan administrasi di Program Studi Ilmu Keperawatan FK USU. Terima kasih juga kepada seluruh responden yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.


(5)

Teristimewa ucapan terima kasih kepada Ibunda tersayang Tuahta Br Bangun yang menjadi motivasi dalam hidupku, yang selalu berdoa,

memberi kasih sayang, semangat dan memberikan dorongan baik moril dan materil, abanganda Mayor CKM Suharto SKM dan istri serta ponakanku Haura Alifa Salsabila, adik-adikku tersayang Yenni, Arfan Titin dan Erna Elita dan nenek tercinta Zubaedah Sitepu yang telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis.

Terimakasih kepada kekasih tercinta Dedi Krismanto, SE yang selalu memberiku doa, dorongan, semangat dan selalu menghiburku dalam suka dan duka, kepada sahabat-sahabatku tercinta yang ikut membantu, memberikan doa dan semangat kepada penulis, serta teman-teman satu angkatan di PSIK Jalur B 2007 yang ikut memberikan motivasi dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat, ridho dan karunia-Nya kepada kita semua dan terima kasih kepada semua pihak yang banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2009 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi ... 6

2.1.1 Pengertian Persepsi... 6

2.1.2 Proses Pembentukan Persepsi ... 6

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 7

2.2 Tes Hasil Belajar ... 7

2.2.1 Pengertian ... 7

2.2.2 Dasar-dasar Penyusunan Tes hasil Belajar ... 9

2.2.3 Isntrumen Tes hasil Belajar ... 11

2.2.3.1 Tes Lisan ... 12

2.2.3.2 Tes Tertulis ... 13

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian ... 27

3.2 Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional ... 29

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 30

4.2 Populasi dan Sampel ... 30


(7)

4.2.2 Sampel ... 30

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

4.3.1 Lokasi Penelitian... 31

4.3.2 Waktu Penelitian ... 31

4.4 Pertimbangan Etik ... 32

4.5 Instrumen Penelitian ... 32

4.6 Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 32

4.7 Pengumpulan Data ... 34

4.8 Analisa Data ... 35

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 37

5.2 Pembahasan ... 47

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan ... 57

6.2 Rekomendasi ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Instrumen Penelitian 2. Uji Reabilitas Kuisioner

3. Tabel Hasil Distribusi Frekwensi

4. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari PSIK FK USU 5. Surat Izin Penelitian dari PSIK FK USU

6. Jadwal Konsul


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi dan Persentase tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008

(n=37) ... 38

Tabel 5.2 Instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 ... 39

Tabel 5.3 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran

2007/2008 pada Mei-Juni 2009 ... 41 Tabel 5.4 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes

Hasil Belajar yang menggunakan subjektif tes dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran

2007/2008 pada Mei-Juni 2009 ... 42

Tabel 5.5 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dan subjektif tes dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada

Mei-Juni 2009... 43

Tabel 5.6 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 ... 44


(9)

Tabel 5.7 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada

Mei-Juni 2009 ... 45

Tabel 5.8 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 ... 46

Tabel 5.9 Distribusi Frekwensi dan Persentase Persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 (n=37) ... 47


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Kerangka Penelitian Persepsi Mahasisawa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap

Pendidikan Sarjana... . 28


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan sistem pendidikan di tanah air menuntut penyesuaian dalam segala faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem pendidikan tersebut. Salah satu diantaranya yang langsung mendapat sorotan utama adalah evaluasi hasil atau pencapaian belajar peserta didik (Hutagalung, 2007). Evaluasi/tes merupakan pengukuran ketercapaian pogram pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan pendidik, pengelolaan pendidikan , dan reformasi pendidikan secara keseluruhan (Majid, 2006).

Proses belajar mengajar yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, kemampuan pendidik mengembangkan proses pembelajaran serta peguasaannya terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup pendidik dengan menguasai kelas, tanpa diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik, yang sangat menentukan dalam konteks perencanaan berikutnya. Semakin baik pendidik melakukan evaluasi, maka akan semakin benar penempatan ukuran pencapaian kompetensi peserta didik. Dan semakin benar pelaporannya pada klien, dan semakin akuntabel palaksanaan tugasnnya sebagai pendidik. Dilihat dari segi kebutuhannya ini, maka setidaknya pendidik harus mampu menyusun instrumen tes maupun non tes (Rosyada, 2004)


(12)

Adapun instrumen yang bisa digunakan untuk melakukan tes, sangat tergantung pada indikator kompetensi yang hendak diukur. Kalau tes tersebut diselenggarakan untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi pada level-level kognisi, maka instrumen yang bisa digunakan adalah instrumen tes, yang secara umum ada dua bentuk, yaitu tes objektif dan tes uraian. Sementara instrumen non tes yang sering digunakan antara lain adalah skala bertingkat, daftar cocok, wawancara, daftar angket pengamatan, dan riwayat hidup. Instrumen non tes masih sangat terbatas penggunaannya jika dibandingkan dengan instrumen tes. Pendidik pada umumnya lebih banyak menggunakan instrumen tes dari pada instrumen non tes karena alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif saja, sementara instrumen non tes tidak hanya pada aspek kognitif tapi dapat juga pada aspek afektif dan aspek psikomotor (Sudjana, 2006).

Penggunaan teknik-teknik evaluasi (tertulis, lisan ataupun tindakan) yang tepat menuntut perhatian akan keterbatasan masing-masing instrumen tersebut, yakni walaupun instrumennya sudah tepat, tapi belum tentu item-itemnya itu reliable dan valid. Masing-masing jenis insrumen tes ini memerlukan langkah dan patokan masing-masing dalam perumusan butir soal dan penggunaannya. Walaupun sudah sangat baik instrumen tersebut, masih bisa terjadi ketidak tepatan hasil evaluasi, misalnya, peserta didik mengisi soal dengan menebak bukan dengan pengetahuan dan keyakinannya, kemudian dalam tes subjektif pendidik memberi angka dengan pertimbangan subjektifnya, apabila dengan instrumen pangamatan (Rosyada, 2004).


(13)

Kelemahan pokok evaluasi belajar di lembaga pendidikan pada umumnya tidak terletak pada bentuk dan tipe butir soal yang digunakan, tetapi terutama terletak pada bentuk dan kemampuan pendidik untuk mengkonstruksikan butir soal dengan baik. Butir soal tipe apapun dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar bila butir soal tersebut dikonstruksi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang yang ingin dicapai. Misalnya, butir soal objektif yang baik akan sama baiknya dengan butir soal uraian yang baik, atau sebaliknya butir soal yang dikonstruksi secara tidak baik akan tidak mengukur keberhasilan belajar, lebih baik butir soal objektif yang dikonstruksi dengan baik.

Kesalahan umum lainnya yang menyebabkan orang banyak melemparkan kritik tidak proporsional terhadap tes adalah anggapan yang melihat tes bukan sebagai alat ukur, tetapi terutama sebagai alat pendidikan yang terpenting dalam proses pendidikan. Anggapan yang dikemukakan terakhir ini tentu saja tidak pada tempatnya atau setidak-tidaknya kurang mengukur proporsional, karena fungsi utama tes hasil belajar ialah mengukur keberhasilan belajar seseorang atau sekelompok peserta didik. Seorang peserta didik yang tidak pernah melatih mengarang, tidak akan menjadi orang yang tahu menyusun karangan yang baik, walaupun diberikan beberapa kali tes bentuk uraian. Sebaliknya, seorang peserta didik yang telah terlatih untuk mengeluarkan pikirannya secara tertulis dengan baik, sekalipun dites dengan butir soal objektif tetap tidak akan kehilangan ekspresinya (Zainul, 2005).

Sebagaimana kita ketahui semakin baik suatu instrumen tes hasil belajar maka semakin baiklah hasil yang akan kita peroleh, baik itu instrumen tes maupun instrumen nontes. Dari berbagai jenis instrumen tes hasil belajar, yang paling


(14)

sering digunakan oleh pendidik adalah instrumen tes yaitu uraian tes dan objektif tes. Oleh karena itu peneliti juga membatasi untuk meneliti terhadap instrumen tes yang sering digunakan itu karena keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti.

Fenomena dilapangan beberapa pendapat mahasiswa yang sedang mengikuti proses belajar pada tahap sarjana di PSIK FK USU mengatakan tes hasil belajar pada beberapa mata kuliah ada yang membuat soal menggunakan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh, pilihan jawaban dalam soal pilihan berganda berbunyi ”semua yang diatas benar”atau ”tidak satupun jawaban yang diatas benar sehingga membuat banyak persepsi yang buruk atas instrumen tes hasil belajar tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengidentifikasi bagaimana persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU ?

1.3Tujuan Penelitian

Menggambarkan persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU.


(15)

1.4Manfaat Penelitian

Diharapkan melalui penelitian ini, dapat memberikan masukan bagi pendidikan keperawatan mahasiswa pendidikan keperawatan, mahasiswa keperawatan dan penelitian keperawatan.

1.4.1 Pendidikan Keperawatan

Dengan diketahuinya persepsi mahasiswa maka dapat digunakan sebagai informasi bagi pendidikan sejauh mana keberhasilan evaluasi yang telah dilakukan pada tingkat pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU.

1.4.2 Mahasiswa Keperawatan

Dengan adanya penelitian ini mahasiswa dapat mengungkapkan persepsinya terhadap instrumen evaluasi hasil belajar yang telah dibuat pendidik pada saat ujian sehingga hasil evaluasi belajar dapat tercapai dengan baik.

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data dan data dasar untuk peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama terutama jika ingin meneliti kelanjutannya pada tingkat profesi Ners.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rahmat, 2004).

Menurut (Thoha, 1999) persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi pada lingkungannya, baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman, sedangkan (Kinichi, 1989) mengartikan persepsi sebagai suatu kegiatan mental intelektual untuk menginterpretasikan dan memahami sekitar kita, akan pengakuan dari suatu objek-objek yang merupakan salah satu fungsi dari suatu proses.

2.1.2 Proses Pembentukan Persepsi

Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi dalam Yusuf (1991) sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut


(17)

secara menyeluruh. Menurut (Ansgari, 1984) pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulu memegang peranan yang penting.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal (Rakhmat 2004). Selanjutnya Rakhmat menjelaskan yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli. Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986). Selaras dengan pernyataan tersebut Krech, dkk dalam Sri Tjahjorini Sugiharto,(2001) mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.

2.2. Tes Hasil Belajar 2.2.1 Pengertian

Didalam pendidikan, menurut Norman E Gronlund dan Robert L. Linn, dikenal tiga istilah yang terkadang digunakan untuk menyebutkan sebuah konsep yang sama, yaitu tes, evaluasi dan pengukuran. Namun masing-masing sebenarnya memiliki konsep spesifik yang berbeda. Tes adalah alat atau prosedur yang sistematis untuk mengukur perubahan-perubahan prilaku dari pembelajaran. Sedangkan pengukuran adalah prosedur untuk memperoleh deskripsi numerik tentang tingkatan penugasan karakteristik tertentu dari para pembelajaran. Dan evaluasi adalah proses yang sistematis untuk melakukan pengumplan, analisa dan


(18)

interpretasi terhadap informasi yang dapat menetapkan tingkatan pencapaian tujuan belajar dari pembelajar (Rosyada, 2004)

Sementara itu William A.Mehrens dan Irvan J. Lehmann melihat ada empat istilah yang digunakan dalam area yang sama, yaitu tes, measurement (pengukuran), evaluasi dan assessment. Tes menurut keduanya biasa digunakan untuk menyatakan bagian yang paling sempit dari keempatnnya, yaitu susunan pertanyaan-pertanyaan standar untuk dijawab, sedangkan menurut (Nitko, 1983) tes didefenisikan sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi dan menjelaskan / menggambarkan satu atau lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan skala nilai atau sistem katagori. Tes dapat meliputi kuantitatif dan dan dapat juga meliputi kualitatif. Hasil jawaban dari seseorang terhadap soal-soal tes tersebut biasa disebut measurement (pengukuran) yang terdiri dari angka-angka yang mengidentifikasikan ukuran atau karakteristik seseorang yang dites tersebut. Menurut (Nitko, 1983) measurement (pengukuran) adalah prosedur pamberian angka (disebut juga scores) pada tingkat atau karakteristik tertentu dari seseorang sebegitu rupa sehingga menunjukkan hubungan yang jelas dengan orang-orang yang berkenaan dengan tingkah laku / karakteritik yang diukur itu. Pengukuran berkenaan dengan aspek kualitatif yang menjelaskan sifat atau tingkah laku seseorang dengan menggunakan prosedur. Sedangkan evaluasi adalah sebuah proses menggambarkan, mendapatkan dan memaparkan berbagai informasi yang berguna untuk menetapkan sebuah pilihan putusan. Evaluasi juga sering diartikan sebagai sebuah putusan pofesional, atau sebuah proses yang seseorang bisa membuat putusan tentang sesuatu yang diharapkan, baik dengan berbasis data kuantitatif maupun kualitatif. Assessment (penaksiran atau penilaian)


(19)

sering kali digunakan dalam konotasi evaluasi, tapi lebih banyak digunakan dalam konotasi yang sangat partikular yakni diagnosis dari problem-problem seseorang (Mehren, 1984). Namun didunia akademik Assessment lebih banyak digunakan dalam kegiatan penelitian baik untuk mengukur respon, pendapat, pandangan maupun persepsi masyarakat tentang sesuatu kebijakan atau kenyataan social.

Sesuai dengan pengertian yang telah dijelaskan diatas, tampaknya tes, pengukuran dan evaluasi memang berada pada area yang sama, yakni upaya mengetahui perubahan-perubahan perilaku peserta didik setelah mereka belajar, atau penambahan-penambahan kompetensi peserta didik dan proses pembelajaran yang telah mereka lalui. Hanya saja tes lebih pada instrumennya, pengukurannya lebih pada indeks numeriknya, sementara evaluasi bermakna penempatan akhir tingkat kompetensi peserta didik berdasarkan ukuran yang dihasilkan dengan menyelesaikan insrumen tes yang diberikan pada mereka (Rosyada, 2004).

Tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan (Harjanto, 2005).

2.2.2 Dasar-dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar

Adapun dasar-dasar penyusunan tes hasil belajar menurut Zainul (2007) adalah sebagai berikut :

1 Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang terancam didalam kurikulum yang berlaku.


(20)

2 Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili bahan yang telah dipelajari.

3 Pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan.

4 Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan tujuan penggunaan tes itu sendiri, sebab tes dapat disusun untuk keperluan :

- Tes formatif adalah tes yang dilaksanakan pada akhir program

belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar itu sendiri atau sering disebut post tes, fungsi utama dari tes formatif ini adalah untuk memberikan feed back pada pendidik dan peserta didik tentang proses pembelajaran sedang berjalan, sebagai bahan pertimbangan bagi pendidik untuk memodifikasi strategi, materi pelajaran dan alat-alat yang digunakan dalam belajar jika proses pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik. Tes formatif ditekankan pada tingkah laku kognitif;

- Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada akhir unit program,

yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para peserta didik, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para peserta didik. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan proses. Tes sumatif mencakup lebih luas unit pelajaran dengan kompetensi, konten pelajaran serta keterampilan yang lebih besar dari pada tes formatif. Tes sumatif pada umumnya menekankan pada tingkah laku psikomotor dan kadang-kadang pada afektif;


(21)

- Tes diagnostik adalah tes yang bertujuan untuk melihat

kelemahan-kelemahan peserta didik serta faktor penyebabnya. Tes ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus dan lain-lain. Soal-soal tentunya disusun untuk dapat ditemukan kesulitan yang dihadapi peserta didik.

- Tes selektif adalah tes yang bertujuan untuk keperluan seleksi,

misalnya ujian saringan masuk lembaga pendidikan tertentu.

- Tes penempatan adalah tes yang ditujukan untuk mengetahui

keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program ini. Dengan kata lain, tes ini berorientasi kepada kesiapan peserta didik untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan peserta didik. 5 Tes hasil belajar disesuaikan dengan pendekatan pengukuran yang dianut apakah mengacu pada kelompok ( norm reference, standar relatif ) ataukah mengacu pada patokan tertentu ( criterion reference, standar mutlak ).

6 Tes hasil belajar dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

2.2.3 Instrumen Tes Hasil Belajar

Tes sabagai instrumen evalusai adalah pertanyaaan- pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan (tes lisan),dalam bentuk tulisan (tes tulisan) dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).


(22)

2.2.3.1Tes Lisan

Tes lisan merupakan serangkaian soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik secara lisan, jawaban yang diberikan peserta didik secara lisan juga.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes lisan antara lain adalah, rencanakan terlebih dahulu pokok-pokok yang akan dipertanyakan; sampaikan pertanyaan dengan cara yang baik; ciptakan raport sebelum memulai ujian lisan yang sebenarnya kerena umumnya setiap yang diuji sebelum ujian sudah dihinggapi rasa was-was dan takut; dahulukan pertanyaan yang mudah dan diperkirakan dapat dijawab; hindarkan kata-kata yang bersifat langsung menyalahkan jawaban, sebaiknya penilaian diberikan segera setelah ujian dilaksanakan; formasi tempat duduk antara sipenguji dan siteruji sebaik tidak berhadapan lasung secara vertikal (Zainul, 2005)

Adapun kelebihan dari tes lisan adalah dapat dilaksanakan secara individual sehingga lebih cermat dan dapat dilakukan probing sehingga penguji mengetahui persis dimana posisi hasil belajar peserta didik yang bersangkutan; dengan tes lisan memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah dan dialog aktif; ini mendorong peserta didik untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya; peserta didik dapat mengemukakan argumentasi-argumentasinya secara lebih bebas sehingga dosen yang menguji mengetahui persis jalan pikiran peserta didik.

Sedangkan kekurangan dari tes ini adalah tes ini tidak ekonomis; jika yang melaksanakannya hanya seorang, jadi satu lawan satu maka dapat terjadi subjektivitas yang sukar dikontrol; memungkinkan pendidik main hakim sendiri


(23)

bahkan dendam pribadi dapat dilampiaskan disitu; bagi peserta tes yang gagap atau grogi dapat dirugikan oleh tes ini.

2.2.3.2Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan serangkaian soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik secara tertulis. Jawaban yang diberikan peserta didik juga harus secara tertulis dan sera menggunakan kata-kata sendiri.

Adapun kelebihan dari tes ini adalah kemampuan memilih kata-kata, kekayaan informasi, kemampuan berbahasa, kemampuan memilih ataupun memadukan ide-ide dan proses berpikir peserta tes dapat dilihat dengan nyata; kemampuan-kemampuan seperti yang disebutkan tadi dapat dibandingkan antara yang satu dengan yang lain; dalam waktu yan relatif terbatas dapat dilaksanakan tes yeng terdiri atas sejumlah besar peserta tes sehingga ekonomis; memungkinkankan dikoreksi oleh lebih dari seorang korektor.

Sedangkan kekurangan dari tes ini adalah penguji tidak sempat untuk mendapat penjelasan terhadap jawaban tertentu; perumusan pertanyaan yang kurang jelas mengaburkan maksud pertanyaan tanpa peserta didik mendapat kesempatan luas untuk minta penjelasan; faktor-faktor subyektif yang kurang wajar dipihak penguji dapat timbul selama pemeriksaan pekerjaan, lebih-lebih pada tes karangan/esai tes; kesukaran praktis yang timbul ialah diperlukannya pengawasan yang ketat untuk mencegah perbuatan yang kurang jujur dipihak peserta didik pada waktu tes dikerjakan; serta diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengoreksi pekerjaan peserta didik; mengenai corak soal atau pertanyaan


(24)

yang digunakan tergantung dari bentuk mana yang dipakai, apakah bentuk tes uraian/tes esai atau tes obyektif (Majid, 2006).

A. Subjektif Tes (Tes Uraian/Tes Esai )

Subjektif tes merupakan butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban dan pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan, menguraikan, menerangkan, menunjukan, membandingkan ,dan memberikan alasan bagaimana suatu masalah terjadi serta jawaban yang diberikan sesuai dengan isi pikiran peserta didik (Hutagalung, 2007)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes uraian adalah tes uraian cocok dipergunakan apabila jawaban atas pertanyaan yang dimajukan memerlukan proses mental kompleks; tes uraian cocok dipergunakan bagi mata pelajaran yang bertujuan/ mementingkan kematangan proses berpikir; tes uraian cocok dipergunakan apabila perbendaharaan dan kemampuan berbahasa dari yang diuji memadai/ cukup tinggi; pemakaian tes arus mempertimbangkan ratio antara jumlah peserta ujian dan waktu pemeriksaan yang tersedia dan jumlah pemeriksaan jawaban ujian serta banyaknya jawaban yang akan diperiksa (Sudjana, 2006)

Pedoman penyusunan soal-soal tes uraian antara lain yaitu pertanyaan-pertanyaan direncanaka khusus meneliti hasil belajar yang diinginkan; pertanyaan-pertanyaan hendaknya diarahkan pada TIK bukan selalu terarah pada materi; pertanyaan yang sukar dan sederhana harus dibedakan dalam hal pembobotan penilaian dan waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal; merumuskan pertanyaan secara jelas dan terbatas mengenai arti dan pentingnya persoalan; menghindari kata-kata yang bersifat sangat subjektif; rumuskan kalimat pertanyaan itu sependek


(25)

mungkin dan kata-kata yang mudah dimengerti; kalimat-kalimat dari pertanyaan harus disesuaikan dengan kemampuan bahasa lisan; tertulis peserta didik yang akan dites; hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih komprehensif daripada segi lingkup materinya; setiap pertanyaan yang diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya; tentukan pula besarnya skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban dianggap salah atau kurang memadai (Hutagalung, 2007)

Ada beberapa kelebihan dari subjektif tes adalah tes ini dapat digunakan dengan baik untuk mengukur hasil belajar yang kompleks; tes ini menekankan pada pengukuran kemampuan dan keterampilan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah; Subjektif tes lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar dibandingkan bentuk tes lainnya; memudahkan pendidik dalam menyusun butir soal; sangat menekankan kemampuan menulis peserta didik serta dapat diketahui sejauh mana peserta didik mendalami suatu masalah yang diujikan; dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi da dapat mengembangkan keampuan berbahasa (Hutagalung, 2007)

Sedangkan kekurangan dari subjektif tes adalah sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan; sifatnya sangat subjektif baik dalam menanyakan, membuat pertanyaan maupun cara memeriksanya; pendidik bisa saja bertanya tentang


(26)

hal-hal yang menarik baginya dan jawabannya berdasarkan apa yang dikehendakinya; realibilitas rendah artinya score yang dicapai oleh peserta didik tidak konsisten bila tes yang sama diuji ulang beberapa kali; subjektif tes harus membutuhkan waktu yang banyak untuk mengerjakan soal dan memeriksa soal dan tidak dapat diwakilkan orang lain dalam memeriksanya; jawaban peserta didik kadang-kadang disertai dengan bualan karena tidak menguasai bahan yang diujikan.

Penggunaan tes sujektif ini dilakukan bila jumlah peserta didik terbatas karena memungkinkan pendidik untuk menilai hasil secara baik; bila pendidik tidak mempunyai waktu yang banyak untuk mempersiapkan soal; tes ini digunakan bila tujuan instruksional yang ingin dicapai adalah kemampuan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis; menguji kemampuan menulis dengan baik; atau kemampuan penggunaan bahasa secara tertib, bila dosen memperoleh hasil pengalaman belajar peserta didik.

Klasifikasi dari tes subjektif secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tes uraian bebas, tes uraian terbatas dan tes uraian berstruktur.

1) Tes Uraian Bebas

Dalam tes urian bebas hampir tidak ada pembatasan terhadap peserta tes dalam memberikan jawabannya. Peserta tes memiliki kebebasan yang luas sekali untuk mengoranisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tersebut. Jadi dengan demikian jawaban peserta didik bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur. Tes uraian bebas tepat digunakan apabila bertujuan untuk mengungkapkan pandangan peserta didik terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya, mengupas suatu persoalan yang


(27)

kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak satu jawabanpun yang pasti dan untuk mengembangkan daya analisis peserta didik dalam melihat suatu persoala dari berbagai segi atau dimensinya. Sementara kelemahan dari tes ini adalah sukar menilainya karena jawaban peserta didik bisa bervariasi, sulit untuk menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada pendidik sebagai penilainya (Madjid, 2006)

2) Tes Uraian Terbatas

Tes uraian terbatas diarahkan pada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan itu bisa dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya dan indikator-indikatornya. Kriteria kebenaran jawaban pada tes ini bisa lebih mudah ditentukan dan tes ini lebih terarah dan lebih tepat digunakan daripada bentuk uraian bebas. Tes uraian terbatas peserta tes lebih dibatasi oleh berbagai rambu-rambu yang ditetukan dalam butir soal. Keterbatasan itu mencakup format, isi, dan ruang lingkup jawaban.

3) Tes Uraian Berstruktur

Tes uraian berstuktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal esai. Soal berstrukt ur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal-soal yang berstruktur berisi unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data dan serangkaian subsoal. Keuntungan soal berstruktur antara lain adalah satu soal bisa terdiri atas beberapa subsoalatau pertanyaan, setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu shingga lebih jalas dn terarah dan soal-soal berkaitan satu sma lain serta dapat diurutkan berdasarkan tingkat kesulitannya. Data yang diajukan dalam soal berstruktur bisa berupa angka, tabel, grafik, bagan, kasus, bacaan tertentu,


(28)

diagram, model dll. Bentuk soal berstruktur dapat mengukur semua aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kelemahan yang mungkin terjadi berkisar pada bidang yang diujikanmenjadi terbatas dan kurang praktis sebab satu permasalaha harus dirumuskan dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.

B. Objektif Tes

Objektif tes merupakan butir soal yang mengandung kemungkinan jawaban yang harus di pilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Jadi peserta hanya harus memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Penskoran atau pemeriksaan jawaban sepenuhnya dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa, dapat juga dilakukan dengan komputerisasi.

Klasifikasi dari objektif tes secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu benar salah (true false), menjodohkan (matching) dan pilihan ganda (multiple

choice) dan kesemua itu memiliki kelebihan dan kekurangan (Sudjana, 2006)

1). Tes Benar Salah

Tes benar salah merupakan soal-soal yang terdiri dari pernyataan, yang disetai dengan alternatif jawaban yaitu menyatakan pernyataan tersebut benar atau salah, atau keharusan memilih satu atau dua alternatif lainnya.

Petunjuk pembuatan butir soal benar salah antara lain adalah setiap butir soal harus menguji atau mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna dan tidak menanyakan hal yang remeh; setiap soal haruslah menguji pemahaman tidak hanya pengukuran terhadap daya ingat; kunci jawaban haruslah benar; butir soal yang baik haruslah jelas bagi peserta yang belajar; dan jawaban yang salah kelihatan lebih seakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak belajar


(29)

dengan baik; pernyataan dalam butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar; jumlah butir soal yang kuncinya S sebaiknya lebih banyak dari butir soal yang jawabannya B; setiap butir soal harus berdiri sendiri; harus dihindarkan butir pernyataan soal yang berhubungan dengan butir penyataan soal yang lain; sesuatu item jangan memberi isyarat atau membantu memberikan jawaban kepada item berikutnya; hindarkakan susunan soal/ item yang salah dan benar merupakan pola tertentu.

Adapun kelebihan dari tes ini yaitu mudah dikonstuksikan, perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan; mudah diskor; mudah menyusunnya; alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang berkenaan dengan ingatan; dapat dilihat secara cepat dan objektif; dan petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti.

Sedangkan kekurangan dari tes ini yaitu dapat mendorong peserta tes untuk menebak jawaban; terlalu menekankan pada ingatan; meminta respon peserta tes yang berbentuk penilaian absolut; tes ini juga membuat peserta tes menjadi bingung (Arikunto, 2003).

2). Tes Menjodohkan

Tes menjodohkan adalah sebuah tes yang menggunakan dua kolom yang telah tersedia, yakni kolom premis sebagai pangkal pernyataan dan kolom respon sebagai pilihan pasangan dari pernyataan dalam kolom premis, dalam tes ini peserta didik dituntut untuk mencari pasangan yang benar terhadap pernyataan pada kolom respon (Sudjana, 2006).

Petunjuk dalam menyusun butir soal menjodohkan antara lain adalah batang (stem) butir yang terdapat pada kolom pertama terdiri dari masalah singkat


(30)

bukan merupakan masalah-masalah yang diuraikan dengan kalimat-kalimat yang panjang; masalah yang terdapat dalam kolom pertama atau kolom kedua pada suatu kelompok tes menjodohkan harus mempunyai isi yang homogen; jumlah alternatif jawaban yang terdapat dalam kolom kedua harus lebih banyak dari masalah yang terdapat dalam batang butir soal pada kolom pertama; penenmpatan/ urutan kemungkinan jawaban yang terdapat dalam kolom kedua tidak sejajar dengan masalah yang terdapat dalam kolom pertama; untuk setiap kelompok tes menjodohkan berisi antara lima sampai tujuh butir soal; untuk setiap butir soal pada yang terdapat dalam kolom pertama mempunyai kemungkinan untuk dijawab dengan daftar data yang terdapat dalam klom kedua;sebaiknya dirumuskan dalam bentuk satu tujuan pengajaran yang utuh.

Adapun kelebihan dari tes ini yaitu tes ini baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan tantang istilah, defenisi, peristiwa atau penanggalan; dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal yang baik yang berhubungan langsung maupun tidak secara langsung; mudah dikonstruksi sehingga pendidik dalam waktu yang tidak telalu lama dapat mengkonstruksi sejumlah butir soal yang cukup untuk menguji satu pokok bahasan tertentu; tes ini dapat seluruh bidang studi yang diuji dan mudah untuk diskor.

Sedangkan kekurangan tes ini yaitu tes ini hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan, sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan atau subpokok bahasan yang lebih luas (Arikunto, 2003).

3). Pilihan Ganda

Menurut Sudjana (2006) pilihan ganda merupakan bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang paling benar atau palin tepat. Dilihat dari


(31)

strukturnya, bentuk dari soal pilihan berganda terdiri dari stem (pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan), option (sejumlah pilihan atau alternatif jawaban), kunci (jawaban yang paling benar atau tepat), dan distraktor (jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban/ pengecoh).

Petunjuk dalam menyusun butir soal pilihan ganda antara lain adalah saripati permasalah harus ditempatkan pada butir soal (stem); hindari kata-kata yang sama dalam pemilihan; hindari rumusan kata yang berlebihan; kalau pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan ditengah-tengah kalimat; susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana; hindari penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh; semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar; hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah; hindari adanya petunjuk/ indikator pada jawaban yang benar; hindari menggunakan pilihan yang berbunyi ”semua yang diatas benar”atau ”tidak satupun jawaban yang diatas benar; gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan; pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu; pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau partanyaan positif (Zainul, 2005)

Adapun kelebihan dari tes ini adalah soal pilihan ganda dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur segala level tujuan instruksional mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks; dalam mengerjakannya hanya membutuhkan sedikit waktu; penskoran dapat dilakukan dengan cara objektif; jumlah option yang disediakan lebih dari dua; soal pilihan


(32)

ganda memungkinkan dilakukan analisis butir soal secara baik, tingkat kesukaran soal dapat dikendalikan dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban; materi yang disajikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang diberikan. Sedangkan kekurangan dari tes ini adalah kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar; proses berpikir peserta didik tidak dapat dilihat dengan nyata; kerjasama antar peserta didik lebih cenderung terjadi (Arikunto, 2003)

C. Tes Tindakan Atau Praktek

Tes tindakan adalah mengukur keterampilan peserta didik dalam melakukan sesuatu kegiatan dalam tes tindakan, persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh yang diuji, jadi yang diuji adalah hasil belajar psikomotor.

Sebelum melakukan tes tindakan sebaiknnya dilakukan beberapa hal berikut yaitu uraikan kegiatan yang akan dipraktekkan, petunjuk melakukkan kegiatan hendaknya dibuat, tentukan prilaku yang akan diukur dalam pedoman pengamatan, dan rencanakan alat kelengkapan.

Adapun kelebihan tes tindakan ini adalah tes ini dapat melihat terbentuk atau tidaknya keterampilan yang dirumuskan didalam TIK, membuat pergantian suasana sehingga kejenuhan dapat dikurangi atau dihilangkan, dan kesempatan untuk menyontek bagi peserta tes (Hutagalung, 2007)

Sedangkan kekurangan tes ini adalah tidak semua bahan dapat dipraktekkan, biaya relatif mahal dan pendidik dituntut lebih mampu dari peserta didik, waktu relatif lama dan juga penilaiannya sangat sulit.


(33)

D. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dengan cara

1. Skala

Skala merupakan alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian yang disusun dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Skala terdiri dari skala penilaian (rating scale) dan skala sikap. Skala penilaian mengukur penampilan atau prilaku orang lain oleh seseorang melalui pertanyaan prilaku individu pada suatu titik kontium atau suatu kategori yang bermakna nilai. Sedangkan skala sikap digunaka untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap yaitu mendukung, menolak atau netral. Ada tiga komponen sikap yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden apakah pernyataan itu didukung tau ditolaknya, melalui rentangan tertentu (Sudjana, 2006).

2. Kuisioner

Kuisioner adalah alat tes yang digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan dan lain-lain sebagai hasil belajar pesrta didik. Kelebihannya adalah sifatnya praktis, hemat waktu, tenaga dan biaya. Kelemahannya adalah jawaban sering tidak objektif, lebih-lebih bila pertanyaannya kurang tajam yang memungkinkan peserta berpura-pura. Cara penyampaian kuisioner ada yang langsung dibagikan kepada peserta didik, yang


(34)

setelah diisi lalu dikumpulkan. Cara kedua belum menjamin terkumpulnya kembali sesuai dengan jumlah yang dibagikan.

Cara menyusun kuisioner seperti pada tes prestasi belajar, sehingga berlaku langkah-langkah yaitu dimulai dengan analisis variabel, membuat kisi-kisi, dan menyusun pertanyaan. Tujuan penggunaan kusioner dalam kegiatan pengajaran adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai bahan dalam manganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya, untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya, dan untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar-mengajar (Hutagalung, 2007)

3. Wawancara

Menurut Sudjana (2006) wawancara merupakan semua proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain, mendengar dengan telinganya sendiri suaranya. Kelebihan dari wawancara adalah bisa kontak lagsung dengan peserta didik sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam sehingga dapat membina hubungan yang lebih baik antara pendidik dengan peserta didik.

Wawancara ada dua jenis yaitu wawancara berstruktur dan wawancara bebas. Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga peserta didik tinggal mengkatagorikannya kapada alternatif jawaban yang telah dibuat. Sedangkan pada wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan sehingga peserta didik bebas mengemukakan pendapatnya. Ada tiga


(35)

aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara yaitu tahap awal pelaksanaan wawancara, penggunaan pertanyaan dan pencatatan hasil wawancara.

4. Daftar Angket

Dafrtar agket merupakan bentuk tes yang berupa daftar pertanyaan yang diajukan pada responden, baik berupa keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap dan pendapatnya tentang sesuatu. Jika melakukan interview pembicaraannya langsung maka angket adalah pertanyaan yang disampaikan secara tertulis. Pada umumnya daftar angket ini dibagi menjadi dua yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup adalah daftar pertanyaan yang jawabannya telah dicantumkan sekaligus pada angket itu dinilai hanya mengecek salah satu atau lebih jawaban yang sesuai menurut pendapatnya. Sedangkan angket terbuka mengandung pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan orang yang memberi uraian , katerangan terperinci, jawaban bebas yang berupa memberi pendapat. Kebaikan angket dari metode lainnya adalah angket tidak banyak memakan waktu dan biaya serta dapat meneliti sample yang banyak.

5. Pengamatan (observasi)

Pengamatan (observasi ) merupakan teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara meneliti secara cermat dan sistematis. Dengan menggunakan alat indra dapat dilakukan pengamatan terhadap aspek-aspek tingkah laku peserta didik dipendidikan. Oleh karena pengamatan ini bersifat langsung mengenai aspek-aspek pribadi peserta didik, maka pengamatan memiliki sifat kelebihan dari alat non tes lainnya. Ada tiga jenis observasi yaitu observasi langsung, observasi dengan alat (tidak langsung) dan observasi partisipasi. Kelemahan yang sering terjadi didalam observasi ada pada pengamat itu sendiri. Misalnya kurang cermat,


(36)

kurang konsentrasi, lekas bosan sehingga hasil pengamatannya lebih banyak dipengaruhi pendapatnya, bukan oleh prilaku yang ditunjukkan oleh objak yang diamatinya. Cara mangatasinya adalah dengan melakukan observasi oleh dua orang atau lebih secara terpisah terhadap satu individu yang diamati. Hasilnya dibandingkan dan dicocokkan untuk menentukan hasil akhir pengamatan dari semua pengamat (Hutagalung 2007)

6. Riwayat Hidup

Riwayat hidup merupakan salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data pribadi seseorang sebagai bahan informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai.


(37)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan keperawatan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rahmat, 2004). Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian pogram pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan, (Majid, 2006). Tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Sehingga dapat di gambarkan kerangka penelitian sebagai berikut :


(38)

Skema 1 : Kerangka Penelitian Persepsi Mahasisawa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana

Keterangan :

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti

Persepsi 1. Baik

2. Cukup

3. Buruk

Instrumen Non Tes 1. Skala

2. Wawancara 3. Kuisioner 4. Daftar angket 5. Pengamatan

Instrumen Tes 1. Pilihan ganda 2. Subjektif tes

3. Pilihan ganda

dan subjektif tes

4. Pilihan ganda

dan

menjodohkan

5. Pilihan ganda,

subjektif tes dan menjodohkan

6. Pilihan ganda,

menjodohkan dan benar salah Mata Kuliah PSIK Program Ekstensi TA 2007/2008 Instrumen Tes Hasil Belajar Tes Hasil Belajar


(39)

3.2 Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional 1. Persepsi Mahasiswa

Defenisi Konseptual

Persepsi adaah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rahmat,2004)

Defenisi Operasional

Persepsi adalah pengalaman yang diperoleh mahasiswa pada saat mahasiswa mengadakan evalusasi terhadap instrumen tes yang digunakan sehingga dapat menyimpulkan pesan terhadap apa yang mereka dapatkan.

2. Tes Hasil Belajar Defenisi Konseptual

Tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan (Harjanto, 2005)..

Definisi Operasional

Tes hasil belajar adalah alat yang dipakai pada saat melakukan tes terhadap mata kuliah program ekstensi yang terdiri dari pilihan ganda, menjodohkan, benar salah dan objektif tes.


(40)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriftif, yaitu untuk mengidentifikasikan persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa yang sedang mengikuti proses belajar pada tahap pendidikan sarjana yang masuk melalui program ekstensi di PSIK FK USU yaitu sebanyak 125 orang.

4.2.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik Quota

random sampling yaitu menetapkan sejumlah anggota sampel secara quantum

atau jatah. dalam pengambilan sampel secara quantum digunakan metode

observation agrement yakni memilih orang-orang yang memiliki kelebihan

dalam belajar seperti memiliki respon positif dalam belajar dan memiliki IPK tinggi. Dimana observation agreement dan responden harus sudah melewati mata kuliah kuisioner yang akan diisinya yakni satu mata kuliah semester I harus diisi oleh 5 orang yang sudah melewati mata kuliah di semester I program ekstensi, mata kuliah semester II juga harus diisi oleh 5 yang sudah melewati mata kuliah


(41)

di semester II program ekstensi demikian juga dengan mata kuliah semester III harus diisi oleh 5 yang sudah melewati mata kuliah di semester III program ekstensi.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi

Penelitian ini dilakukan di kampus Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pemilihan lokasi sebagai tempat penelitian karena tempat penelitian tempat yang mudah terjangkau dan dapat menghemat biaya penelitian.

4.3.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2009.

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini, pertimbangan etik penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Responden membaca serta memahami isi dan surat persetujuan yang telah dibuat oleh peneliti, lalu diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed consent) sebagai bukti kesediaan menjadi responden. Responden berhak menolak ataupun mengundurkan diri selama proses penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti


(42)

tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Lembar tersebut diberikan kode berupa penomoran (Nursalam, 2003).

4.5Instrumen Penelitian

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara yakni menggunakan kuisioner yang terdiri dari 10 pernyataan dalam setiap bentuk tes hasil belajar dalam setiap mata kuliah.

Dimana kuisioner yang disusun berdasarkan semua mata kuliah yang diajarkan pada tahap sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan program Ekstensi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yakni mata kuliah semester I, semester II dan semester III.

4.6Validitas dan Realibilitas Instrumen

Instrumen dibuat sendiri oleh peneliti, untuk instrumen baru perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas isi dimana kevalidan instrumen diuji oleh ahlinya, pada penelitian ini uji validitas instrumen akan dilakukan oleh ahli Keperawatan Konsep Dasar Keperawatan di Program Studi


(43)

Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Rika Endah N, SKp. Hasil uji validitas terhadap instrumen penelitian ini dinyatakan sudah valid karena kuesioner tentang instrumen tes hasil belajar pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan telah relevan dengan isi instrumen penelitian yakni mampu menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan.

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen akan dilakukan uji reliabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2007). Hasil uji reliabilitas untuk persepsi mahasiswa tentang instrument tes hasil belajar menggunakan formula cronbach alpha menggunakan bantuan program SPSS. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 10 orang responden. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai alpha untuk kuisioner tes benar salah sebesar 0,740; nilai alpha untuk kuisioner tes menjodohkan sebesar 0,734 ; nilai alpha untuk kuisioner tes pilihan berganda sebesar 0,754 dan nilai alpha untuk kuisioner subjektif tes sebesar 0,740.Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,70 (Polit & Hunger, 1995) Dengan demikian maka instrument tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan telah reliabel.


(44)

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian tidak dilakukan secara lansung oleh peneliti tetapi menggunakan orang kedua. Dimana prosedur pengumpulan data adalah data dikumpulkan dari kampus Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara selama 1 bulan. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Institusi Pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti menggunakan orang kedua yang bisa dipercaya untuk menyebarkan kuisioner yang telah disusun. Kemudian peneliti menjelaskan tentang topik, manfaat penelitian dan tujuan penelitian kepada orang kedua agar nantinya orang kedua dapat menjelaskan topik, manfaat penelitian dan tujuan penelitian pada responden. Dengan menyertakan informed consent setiap peserta berhak untuk ikut/tidak ikut sebagai responden . Untuk mengetahui siapa yang berhak mengisi kuisioner maka orang kedua dan peneliti melakukan observation agrement yakni memilih orang-orang yang memiliki kelebihan dalam belajar seperti memiliki respon positif dalam belajar dan memiliki IPK tinggi. Dimana observation agreement dan responden harus sudah melewati mata kuliah kuisioner yang akan diisinya yakni satu mata kuliah semester I harus diisi oleh 5 orang yang sudah melewati mata kuliah di semester I program ekstensi, mata kuliah semester II juga harus diisi oleh 5 yang sudah melewati mata kuliah di semester II program ekstensi demikian juga dengan mata kuliah semester III harus diisi oleh 5 yang sudah melewati mata kuliah di semester III program ekstensi. Setelah itu responden dipersilahkan mengisi kuisioner sesuai dengan mata kuliah yang telah dilewatinya, dimana


(45)

setiap mata kuliah ada yang memiliki 10 pernyataan, 20 pernyataan dan 30 pernyataan, sesuai dengan tes hasil belajar yang telah diselesaikannya, dimana masing-masing pernyataan terdidri dari 4 jawaban yaitu : selalu, sering ,kadang-kadang dan tidak pernah, kemudian peneliti mengingatkan responden untuk menjawab pertanyaan kuesioner sesuai dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh responden ketika melaksanakan tes hasil belajar kemudian kuesioner dikumpulkan, dan diperiksa kelengkapannya untuk dianalisa.

4.8 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka peneliti mengadakan analisa data melalui beberapa tahap, dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian memberikan kode (coding) untuk memudahkan dalam tabulasi, selanjutnya memasukkan data (entry) ke dalam komputer dan diolah dengan bantuan program SPSS.

Untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU digunakan metode statistik deskriptif yaitu suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian (Polit& Hungler, 2002). Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan.


(46)

Untuk mengkategorikan hasil variabel penelitian digunakan Rumus Sudjana (2002). Pada variabel persepsi nilai tertinggi yang diperoleh adalah 40 dan nilai terendah adalah 10. Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002)

P = Rentang kelas/Banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 30 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas sebanyak 3 kelas (persepsi baik, persepsi cukup dan persepsi buruk), maka didapatkan panjang kelas sebesar 10. Dengan menggunakan P = 10 dan 10 sebagai batas interval pertama, maka persepsi mahasiswa dikategorikan atas interval sebagai berikut :

10 – 19 = persepsi buruk

20 – 29 = persepsi cukup

30 – 40 = persepsi baik


(47)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai persepsi mahasiswa tentang instrument tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU yang dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2009.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan Di PSIK FK USU

Responden pada penelitian ini adalah setiap orang yang bersedia menjadi responden dan sedang belajar di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan dan masuk melalui program ekstensi yaitu berjumlah 5 orang pada setiap mata kuliah di semester I, semester II dan semester III.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU dapat dipersentasekan yaitu : yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda sebanyak 15 mata kuliah (40%); subjektif tes sebanyak 3 mata kuliah (8%); pilihan ganda dan subjektif tes sebanyak 11 mata kuliah (32%); pilihan ganda dan menjodohkan sebanyak 2 mata kuliah (5%); pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan sebanyak 4 mata kuliah (10%); pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah sebanyak 2 mata kuliah (5%);


(48)

Berikut tabel persentase penggunaan tes hasil belajar pada tahap sarjana program Ekstensi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara :

Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi dan Persentase Insrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 (n=37)

NO. Tes hasil Belajar Jumlah Persentase

1 Pilihan ganda 15 40%

2 Subjektif tes 3 8%

3 Pilihan ganda dan subjektif tes 11 32%

4 Pilihan ganda dan menjodohkan 2 5%

5 Pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan 4 10%

6 Pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah 2 5%

TOTAL 37 100%

Berikut tabel penggunaan istrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara :


(49)

Tabel 5.2 Instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009

No. Mata Kuliah Tes hasil Belajar

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Semester I Biologi Fisika Biokimia Farmakologi Biostastistik Ilmu Bedah

Ilmu Penyakit Dalam

Demografi dan Stistik Kesehatan Bahasa Indonesia

Komunikasi Keperawatan Konsep Dasar Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah

Pilihan ganda,menjodohkan Pilihan ganda, Sujektif tes,

Pilihan ganda, menjodohkan,benar salah Pilihan ganda, subjektif tes

Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda

Pilihan ganda

Pilihan ganda, subjektif tes Subjektif tes

Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Semester II Fisiologi

Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Kesehatan Jiwa

Ilmu.Kebidanan dan Kandungan Ilmu Sosial dan Masalah Kesehatan Epidemologi

Menejemen Kesehatan Patologi Anatomi

Pendidikan Dalam Keperawatan Keperawatan Gawat Darurat Keperawatan Maternitas Keperawatan Anak Etika Dan Hukum Penyakit Menular Sexual Psikologi Perkembangan

Etika Dan Hukum Keperawatan

Pilihan ganda

Pilihan ganda, subjektif tes,menjodohkan Pilihan ganda

Subjektif tes

Pilihan ganda, subjektif tes, menjodohkan Pilihan ganda, subjektif tes,menjodohkan Pilihan ganda, menjodohkan

Pilihan ganda

Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda

Pilihan ganda Pilihan ganda

Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda

Pilihan ganda, benar salah,menjodohkan Pilihan ganda, subjektif tes

29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. Semester III Fisafat Ilmu Politik Keperawatan Jiwa Keperawatan Komunitas Keperawatan Keluarga Keperawatan Gerontik Manajemen Keperawatan Komputer

I.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan

Pilihan ganda

Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda

Pilihan ganda Subjektif tes Pilihan ganda

Pilihan ganda, subjektif tes, menjodohkan Pilihan ganda


(50)

5.1.2 Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan Di PSIK FK USU

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 persepsi mahasiswa yang muncul dalam penyusunan instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu persepsi baik, persepsi sedang dan persepsi buruk.

5.1.2.1Instrumen Tes Hasil Belajar yang Menggunakan Pilihan Ganda

Berdasarkan tabel 5.2 ada 15 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda yaitu: Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, Keperawatan Medikal Bedah, Fisiologi, Patologi Anatomi, Pendidikan Dalam Keperawatan, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak, Penyakit Menular Seksual, Filsafat, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Komunitas, dan Keperawatan Gerontik dan Komputer.


(51)

Tabel 5.3 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009

NO. Mata Kuliah Persepsi Mahasiswa

1 Ilmu Bedah Baik

2 Ilmu Penyakit Dalam Baik

3 Keperawatan Medikal Bedah Baik

4 Fisiologi Baik

5 Ilmu Kesehatan Jiwa Baik

6 Patologi Anatomi Baik

7 Keperawatan Gawat Darurat Baik

8 Keperawatan Maternitas Baik

9 Keperawatan Anak Baik

10 Penyakit Menular Sexual Baik

11 Fisafat Baik

12 Keperawatan Jiwa Cukup

13 Keperawatan Komunitas Baik

14 Keperawatan Gerontik Baik

15 Komputer Cukup

Berdasarkan tabel 5.3 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar yang menggunakan pilihan ganda dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 13 mata kuliah dan persepsi cukup 2 mata kuliah.


(52)

5.1.2.2Instrumen Tes Hasil Belajar yang Menggunakan Subjektif Tes

Berdasarkan tabel 5.2 ada 3 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar subjektif tes yaitu : Bahasa Indonesia, Ilmu Kebidanan & Penyakit kadungan dan Keperawatan Keluarga.

Tabel 5.4 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan subjektif tes dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009

NO. Mata Kuliah Persepsi Mahasiswa

1 Bahasa Indonesia Baik

2 Ilmu Kebidanan dan Kandungan Baik

3 Keperawatan Keluarga Baik

Berdasarkan tabel 5.4 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar yang menggunakan subjektif tes dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 3 mata kuliah.

5.1.2.3Instrumen Tes Hasil Belajar yang Menggunakan Pilihan Ganda dan Subjektif Tes

Berdasarkan tabel 5.2 ada 13 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda dan subjektif tes yaitu : Fisika, Farmakologi, Biostatistik, Demografi, Pendidikan Dalam Keperawatan, Komunikasi Keperawatan, Konsep Dasar Keperawatan, Ilmu sosial dan Masalah Kesehatan, Manajemen Kesehatan, Etika dan hukum, Etika dan Hukum Keperawatan, Ilmu Politik, Ilmu Pedidikan & Perilaku Kesehatan.

Tabel 5.5 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dan subjektif tes dalam mata kuliah Program


(53)

Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009

NO. Mata Kuliah Persepsi Mahasiswa

Pilihan Ganda Subjektif Tes

1 Fisika Cukup Cukup

2 Farmakologi Cukup Cukup

3 Biostatistik Cukup Cukup

4 Demografi dan Stistik Kesehatan Cukup Cukup

5 Pendidikan Dalam Keperawatan Baik Baik

6 Etika Dan Hukum Cukup Cukup

7 Ilmu Politik Cukup Baik

8 Komunikasi Keperawatan Cukup Cukup

9 Konsep Dasar Keperawatan Cukup Cukup

10 Etika Dan Hukum Keperawatan Baik Baik

11 I.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Baik Baik

Berdasarkan tabel 5.5 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh paling banyak persepsi cukup sebanyak 8 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi cukup sebanyak 7 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan subjektif tes.


(54)

5.1.2.4Instrumen Tes Hasil yang Menggunakan Pilihan Ganda dan Menjodohkan

Berdasarkan tabel 5.2 ada 2 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda dan menjodohkan yaitu : Biologi dan Manajemen Keperawatan.

Tabel 5.6 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009

NO. Mata Kuliah Persepsi Mahasiswa

Pilihan Ganda Menjodohkan

1 Biologi Cukup Cukup

2 Manajemen Keperawatan Cukup Cukup

Berdasarkan tabel 5.6 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi cukup sebanyak 2 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi cukup sebanyak 2 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan menjodohkan.

5.1.2.5Instrumen Tes Hasil Belajar yang Menggunakan Pilihan Ganda, Subjektif Tes dan Menjodohkan


(55)

Berdasarkan tabel 5.2 ada 4 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan yaitu : Ilmu Kesehatan anak, Epidemologi, Ilmu Sosial dan masalah Kesehatan dan Manjemen Keperawatan.

Tabel 5.7 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009

NO. Mata Kuliah Persepsi Mahasiswa

Pilihan Ganda Subjektif Tes Menjodohkan

1 Ilmu Kesehatan Anak Baik Baik Baik

2 Ilmu Sosial dan Masalah

Kesehatan

Baik Cukup Cukup

3 Epidemologi Baik Baik Baik

4 Manajemen Keperawatan Baik Baik Baik

Berdasarkan tabel 5.7 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 4 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi baik sebanyak 3 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan subjektif tes dan persepsi baik sebanyak 3 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan menjodohkan.

5.1.2.6Instrumen Tes Hasil yang Menggunakan Pilihan Ganda, Subjektif Tes dan Benar Salah


(56)

Berdasarkan tabel 5.2 ada 2 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda, subjektif tes dan benar salah yaitu : Biokimia dan Psikologi Perkembangan.

Tabel 5.8 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda, subjektif tes dan benar salah dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009

NO. Mata Kuliah Persepsi Mahasiswa

Pilihan Ganda Menjodohkan Benar Salah

1 Biokimia Baik Baik Baik

2 Psikologi Perkembangan Baik Baik Baik

Berdasarkan tabel 5.8 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 2 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi baik sebanyak 2 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan subjektif tes dan persepsi baik sebanyak 2 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan benar salah.


(57)

5.1.2.7 Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana DI PSIK FK USU

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat persentase persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di PSIK FK USU sebagai berikut :

Tabel 5.9 Distribusi Frekwensi dan Persentase Persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 (n=37)

NO. Persepsi Mahasiswa Jumlah Persentase

1 Baik 25 67%

2 Cukup 12 33%

TOTAL 37 100%

Berdasarkan tabel 5.9 tentang Persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 paling banyak persepsi mahasiswa terhadap mata kuliah adalah persepsi baik sebanyak 25 mata kuliah (67%) dan mata kuliah yang memperoleh persepsi cukup ada 12 mata kuliah (33%)


(58)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa paling banyak mata kuliah pada tahap pendidikan sarjana Program ekstensi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda yakni 15 mata kuliah (40%). Banyaknya mata kuliah menggunakan pilihan ganda sebagai tes hasil belajar pada tahap sarjana menurut Zainul (2007) menyatakan ada banyak alasan mneggunakan pilihan ganda sebagai hasil tes belajar yakni soal pilihan ganda dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur segala level tujuan instruksional mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks; dalam mengerjakannya hanya membutuhkan sedikit waktu; penskoran dapat dilakukan dengan cara objektif; jumlah option yang disediakan lebih dari dua; soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan analisis butir soal secara baik, tingkat kesukaran soal dapat dikendalikan dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban; materi yang disajikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan tes hasil belajar yang paling sedikit adalah instrumen tes yang menggunakan pilihan ganda dan menjodohkan sebanyak 2 mata kuliah (5%) dan pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah sebanyak 2 mata kuliah (5%). Kecilnya persentase penggunaan tes hasil belajar dengan benar salah dikemukakan oleh Arikunto (2003) menyatakan bahwa penggunaan tes hasil belajar benar salah memiliki kekurangan yakni dapat mendorong peserta tes untuk menebak jawaban; terlalu menekankan pada ingatan; meminta respon peserta tes yang berbentuk


(1)

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 27 cukup

4 3 4 3 4 2 3 3 4 2 32 baik

17.FISIOLOGI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 4 4 3 3 4 4 2 2 2 32 baik

4 4 2 3 4 3 3 4 3 2 32 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 4 3 3 2 2 2 4 2 3 29 cukup

4 3 4 3 4 2 3 3 4 2 32 baik

18.ILKEB &KANDUNGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

Subjektif 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 33 baik

4 4 2 4 4 3 3 4 3 2 33 baik

4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 32 baik

4 4 3 4 2 2 2 4 2 3 30 baik

4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 35 baik

19.PATOLOGI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 32 baik

4 4 2 3 4 3 3 4 3 2 32 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 4 3 3 2 4 2 4 2 3 31 baik

4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 35 baik

20.PDK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 2 3 3 3 3 3 4 2 3 30 baik

4 3 4 3 4 4 32 3 4 2 63 baik

sujektif 4 3 4 3 4 4 4 2 2 2 32 baik

4 4 2 4 4 3 3 4 3 2 33 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 27 cukup

4 3 4 3 4 2 3 3 4 2 32 baik

21.GADAR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 3 3 3 3 3 2 4 2 3 30 baik

4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 33 baik

22.KEP.MATERNITAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik


(2)

4 3 4 4 2 2 2 4 2 3 30 baik

4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 33 baik

23.KEP.ANAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 2 3 3 3 3 3 4 2 3 30 baik

4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 33 baik

24.P.M.S

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 35 baik

4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 34 baik

25.FILSAFAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 4 4 3 3 4 4 2 2 2 32 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 4 3 3 3 2 2 4 2 3 30 baik

4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 35 baik

26.KEP.JIWA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 30 baik

4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 35 baik

27.KEP.KOMUNITAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 2 3 3 4 4 2 4 2 3 31 baik

4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 34 baik

28.KEP.KELUARGA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

subjektif 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 4 3 3 2 3 2 4 2 3 30 baik

4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 34 baik


(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 33 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 4 4 3 2 2 2 4 2 3 30 baik

4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 33 baik

31.KOMPUTER

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 1 1 1 28 cukup

4 3 2 3 4 3 1 2 2 2 26 cukup

3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 30 baik

3 2 3 3 2 2 2 4 2 3 26 cukup

4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 34 baik

32.IL.PEND &PERILAKU KESH.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 4 3 3 3 3 2 4 2 3 31 baik

4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 34 baik

subjektif 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 28 cukup

4 3 4 2 2 4 2 4 2 2 29 cukup

4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 31 baik

4 4 3 2 2 4 2 4 4 2 31 baik

4 3 3 4 4 2 2 2 3 3 30 baik

33.ILKES ANAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 24 cukup

3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 30 baik

3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 30 baik

3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 23 cukup

3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 33 baik

menjdhka 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 27 cukup

3 3 4 2 2 4 2 4 2 2 28 cukup

3 4 3 4 4 2 2 2 3 3 30 baik

3 4 3 2 2 4 2 4 4 2 30 baik

4 3 3 4 4 2 2 2 3 3 30 baik

subjektin 4 2 4 3 3 4 3 4 4 2 33 baik

2 3 2 4 2 2 3 2 3 3 26 cukup

3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 32 baik

1 4 2 4 2 2 2 2 4 3 26 cukup

3 4 3 3 4 2 2 4 3 3 31 baik

34.EPIDEMOLOGI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 3 3 4 3 3 4 4 2 2 2 30 baik

3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 30 baik


(4)

3 2 3 3 2 2 2 4 2 3 26 cukup

3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 33 baik

menjhkan 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 27 cukup

3 3 4 2 2 4 2 4 2 2 28 cukup

3 4 3 4 4 2 2 2 3 3 30 baik

3 4 3 2 2 4 2 4 4 2 30 baik

4 3 3 4 4 2 2 2 3 3 30 baik

subjektif 4 2 4 3 3 4 3 4 4 2 33 baik

2 3 2 4 2 2 3 2 3 3 26 cukup

3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 32 baik

1 4 2 4 2 2 3 2 4 3 27 cukup

3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 33 baik

35.PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 3 3 4 3 3 4 4 2 2 2 30 baik

3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 30 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 27 cukup

4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 34 baik

mejdhkan 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 28 cukup

4 3 4 2 2 4 2 4 2 2 29 cukup

3 4 3 4 4 2 2 2 3 3 30 baik

4 4 3 2 2 4 2 4 4 2 31 baik

4 3 3 4 4 2 2 2 3 3 30 baik

subjektif 4 2 4 3 3 4 3 4 4 2 33 baik

4 3 2 4 2 2 3 2 3 3 28 cukup

3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 32 baik

4 4 2 4 2 2 3 2 4 3 30 cukup

3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 33 baik

36.MANAJEMEN KEPERAWATAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 27 cukup

4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 34 baik

mejdhkan 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 28 cukup

4 3 4 2 2 4 2 4 2 2 29 cukup

3 4 3 4 4 2 2 2 3 3 30 baik

3 4 3 2 2 4 2 4 4 2 30 baik

4 3 3 4 4 2 2 2 3 3 30 baik

subjktif 4 2 4 3 3 4 3 4 4 2 33 baik

2 3 2 4 2 2 3 2 3 3 26 cukup

3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 32 baik

1 4 2 4 2 2 3 2 4 3 27 cukup


(5)

37.M.KESEHATAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total KET

pilgan 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 31 baik

4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 31 baik

4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 31 baik

4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 27 cukup

4 3 4 3 4 4 3 2 4 2 33 baik

menjdohkan 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 28 cukup

4 3 4 2 2 4 2 4 2 2 29 cukup

4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 31 baik

4 4 3 2 2 4 2 4 4 2 31 baik


(6)

CURRICULUM VITAE

Nama

: Yessi Meristika

Tempat/Tanggal Lahir

: Binjai, 18 April 1983

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat Rumah

: Jl. Sei Binjai Pasar VI. Kw Mencirim No. 91 Namoukur,

Kec Sei Bingai Kabupaten Langkat

Pendidikan

:

1. SD Negeri No. 050671 Sei Bingai

Tahun 1989-1995

2. SLTP Negeri 1 Sei Bingai

Tahun 1995-1998

3. SMU Teladan Binjai

Tahun 1998-2001

4. Akedemi Keperawatan Kesdam/BB Medan Tahun 2001-2005

5. S1 Keperawatan Jalur Ekstensi FK USU

Tahun 2007


Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Video Parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic Karya Eka Gustiwana di Youtube

4 62 66

Gambaran Kesimetrisan Lengkung Gigi Pada Mahasiswa Fkg Usu Berdasarkan Jenis Kelamin

2 78 74

Gambaran Kesimetrisan Lengkung Gigi Pada Mahasiswa Fkg Usu Dengan Maloklusi Klas Ii Angle Dan Klas Iii Angle

4 83 66

Gambaran Tipe Wajah Pada Mahasiswa India-Malaysia Fkg Usu

9 109 76

Persepsi Mahasiswa FK USU terhadap Kesiapan Menghadapi Self Directed Learning dengan Menggunakan Guglielmino’s SDLR Scale dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

2 41 74

Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU Medan

0 45 63

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI KEPERAWATAN DENGAN MOTIVASI MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI PSIK UNIVERSITAS JEMBER

7 36 190

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH EKONOMI MAKRO DI TINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ekonomi Makro Di Tinjau Dari Persepsi Mahasiswa Tentang Keterampilan Mengaj

0 5 11

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH EKONOMI MAKRO DI TINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ekonomi Makro Di Tinjau Dari Persepsi Mahasiswa Tentang Keterampilan Mengajar

0 5 19

Hubungan Merode Pembelajaran Skill Lab dengan Penguasaan Materi Kuliah pada Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan USU

0 0 42