9
2.1.4 Manifestasi klinik
Gejala kanker payudara dapat menunjukkan suatu benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan. Semakin lama, benjolan ini semakin mengeras
dan bentuknya tidak beraturan. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap bentuk, ukuran, atau berat payudara. Gejala lainnya adalah tiimbul benjolan kecil dibawah
ketiak. Gejala yang paling parah ialah keluarnya darah, nanah, atau cairan encer dari puting payudara. Kulit payudara pun bisa mengerut seperti kulit jeruk, serta
bentuk dan arah putting puting pun dapat berubah, misalnya puting payudara tertekan ke dalam Supriyanto, 2010.
2.1.5 Klasifikasi kanker payudara
Pengklasifikasian kanker payudara terdiri atas tiga cara pengklasifikasian, yaitu: pengklaasifikasian secara histopatologi, pengklasifikasian berdasarkan
stadium dan klasifikasi penyebaran menurut stadium. Adapun pengklasifikasian tersebut adalah sebagai berikut:
2.1.5.1 Pengklasifikasian secara histopatologis Menurut Schwartz 2000 secara histopatologi jenis kanker payudara terdiri atas:
1. Karsinoma duktus merupakan 80 neoplasma payudara ganas. 2. Karsinoma non-infiltratif disebut juga karsinoma in situ CIS. Tumor ini bisa
berasal dari duktus DCIS atau lobular LCIS. Tumor-tumor ini merupakan 1 dari semua karsinoma, walaupun insidensnya meningkat akibat skrining
progresif dengan mamografi. Lesi ini sering multisentrik dan berhubungan
Universitas Sumatera Utara
10
dengan karsinoma duktal. Kira-kira 10 sampai 30 penderita LCIS berikutnya akan timbul karsinoma invasive, 15 sampai 20 tahun kemudian.
Tempat dan histology rekurensi tidak dapat diduga. Kira-kira 20 sampai 30 penderita DCIS juga mengalami kekambuhan. Kekambuhan ini cenderung
terjadi pada kuadran yang sama dengan lesi awal. 3. Karsinoma duktus infiltrative adalah bentuk kanker payudara yang paling
sering. Cirri khas lesi ialah keras, skirus, dengan kaki-kaki infltrasi, dan seperti berpasir pada potongan melintang.
4. Penyakit paget adalah manifestas karsinoma duktus yang menginvasi putting dengan lesi seperti eksim bergerak. Secara histologist sel besar dengan
sitoplasma jernih terlihat dan cenderung berhubungan dengan prognosis lebih baik daripada rata-rata karsinoma duktus.
5. Karsinoma papilar muncul sebagai tumor yang lebih lunak dengan pertumbuhan lebih besar sebelum bermetastasis ke limfonodus, dan karenanya mempunyai
prognosis lebh baik. 6. Karsinoma medular berupa lesi cukup besar, lunak, dan besar, sering dengan
daerah-daerah nekrosis dan infiltrasi limfoid. Metastasis terjadi lambat. 7. Karsinoma kolod lesi lunak berbatas jelas dengan danau musinosum besar pada
potongan melintang dan prognosisnya baik. 8. Karsinoma tubular adalah tumor berdiferensiasi baik dengan prognosis baik.
9. Karsinoma peradangan umumnya adalah karsinoma duktal yang melbatkan limfatik dermal, merupakan tanda adanya penyakit yang lanjut dan muncul
sebagai gambaran kulit seperti kulit jeruk “peau d’orange” atau “orange
Universitas Sumatera Utara
11
peel”stadium IIIb. Kulitnya berindurasi dan eritematosa. Prognosis sangat buruk dengan angka harapan hidup 5 tahun biasanya kurang dari 20.
10. Karsinoma lobular tmbul dari epithelium duktus terminalis dan menyebar dalam bentuk seperti lembaran-lembaran. Karsinoma ini sering sekali
multisentrik pada payudara yang sama dan memperlihatkan lesi invasive bilateral kira-kira 30 waktunya. Gambaran histologist khas adalah sel tumor
“Indian Filling” yang menembus stroma payudara. 11. Sarkoma payudara jarang ditemukan, tapi yang paling sering adalah varian
fibroadenoma raksasa yang benigna giant benigna variant of fibroadenoma, cystosarcoma phylloides. Hanya 1 diantara 10 tumor bersifat ganas. Mereka
muncul pada penderita berumur lebih tua darpada yang menderita fibroadeoma umur empat puluhan dan lebih selular. Mastektomi totalis dianjurkan pada
jenis-jenis baik jinak maupun ganas karena metastasis ke limfonodus aksilars jarang terjadi dengan metastasis lebih sering ke paru-paru dan tulang.
2.1.5.2 Pengklasifikasian berdasarkan stadium Adapun pengklasifikasian kanker payudara berdasarkan stadium dibagi
atas 4 stadium yaitu: 1.
Stadium 1 Pada stadium ini , benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan tidak
menyebar keluar dari payudara. Perawatan sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak
berlanjutan. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 70 Price,1995.
Universitas Sumatera Utara
12
2. Stadium 2
Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 hingga 5 cm dan tingkat penyebarannya suadah sampai daerah kelenjar getah bening ketiak. Atau
juga belum menyebar kemana-mana. Dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dlakukan
penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 30-40
Price,1995. 3. Stadium 3A
Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur
lainnya Price,1995. 4. Stadium 3B
Kanker sudah menyusup keluar dari bagian payudara, yaitu ke kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Penatalaksanaan yang dilakukan pada
stadium ini adalah pengangkatan payudara Price,1995. 5. Stadium 4
Sel-sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya, seperti tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher.
Tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara Price,1995.
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.5.3 Klasifikasi penyebaran TNM Klasifikasi penyebaran TNM menurut Price 2005, adalah:
1. T: Tumor size ukuran tumor T : Tumor primer
TX : Tumor primer tidak dapat ditentukan T0 : tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 : tumor 2cm T2 : tumor 2-5cm
T3 : tumor 5cm T4 : tumor denganpenyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dengan
tanda udem 2. N : Node kelenjar getah bening regional
NX : kelenjar regional tidak dapat ditentukan N0 : tidak teraba kelenjar aksila
N1 : teraba kelenjar aksila N2 : teraba kelenjar aksila homolateral
3. M : Metastasis, prnyebaran jauh MX : tidak dapat ditentukan metastasis jauh
M0 : tidak ada metastasis jauh M1 : terdapat metastasis jauh
Universitas Sumatera Utara
14
2.1.6 Penatalaksanaan kanker payudara