Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat haj Adam Malik Medan

(1)

Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Dirawat di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

SKRIPSI

Oleh

Rinata Br.Panjaitan

111101072

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Dirawat di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

SKRIPSI

Oleh

Rinata Br.Panjaitan

111101072

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Peneliti panjatkan Kehadirat Tuhan Yamg Maha Esa atas segala rahmat dan Karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skrpsi ini dengan judul “Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Dirawat di

Rumah Sakit Umum Pusat haj Adam Malik Medan”.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagi berikut:

1. Ibu Fatwa Imelda,S.kep.,Ns.,M.Biomed, selaku dosen pembimbing 2. Bapak dr.Dedi Ardinata, Mkes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU 3. Ibu Diah Arruum, S.kep.,Ns.,Mkep, selaku dosen penguji I proposal dan

skripsi

4. Ibu Roxana Devi Tumanggor, S.kep.,Ns.,MNS selaku dosen penguji II proposal dan skripsi

5. Pihak RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian

6. Kedua orang tua peneliti, terima kasih atas segala pengorbanan dan perjuangan ayahanda M. Panjaitan dan ibunda R.br.Lumbanbatu, setiap tetesan keringat telah menjadikan motivasi dan dorongan kuat dalam menggapai kesuksesan ananda, serta sentuhan kasih sayang dan doa yang menjadi inspirasi yang mampu melahirkan goresan-goresan indah setiap ananda melangkah.


(6)

7. Terima kasih kepada abangda Roger Panjaitan dan Robin Panjaitan, kakak Rona Panjaitan, dan adik saya Rikardo Panjaitan atas support dan semangat yang selalu diberikan.

8. Terima kasih kepada semua teman-teman atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan semoga kita semua tetap menjadi teman selamanya dan semoga sukses buat semua yang telah dicita-citakan.

Kiranya Tuhan yang akan membalas setiap kebaikan semua pihak yang telah menolong peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Agustus 2011

Peneliti


(7)

Daftar Isi

Halaman judul ... i

Halaman persetujuan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar isi ...v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... viii

Abstrak ... ix

Bab 1. Pendahuluan ...1

1. Latar belakang ...1

2. Perumusan masalah ...4

3. Tujuan penelitian ...4

4. Manfaat penelitian ...5

Bab 2. Tinjauan pustaka ...6

2.1 Kanker payudara ...6

2.1.1 Defenisi kanker payudara ...6

2.1.2 Faktor risiko ...6

2.1.3 Patofisiologi ...8

2.1.4 Manifestasi klinik...9

2.1.5 Klasifikasi kanker payudara ...9

2.1.6 Penatalaksanaan kanker payudara...14

2.1.6 Komplikasi kanker payudara ...15

2.1.7 Dampak dari pengobatan kanker payudara ...15

2.2 Konsep kualitas hidup ...16

2.2.1 Pengertian kualitas hidup ...16

2.2.2 Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup ...17

2.2.3 Komponen kualitas hidup ...19

2.2.4 Pengukuran kualitas hidup ...22

Bab 3. Kerangka penelitiaan ...26

1. Kerangka penelitian ...26

2. Defenisi operasiobal ...27

Bab 4. Metodologi penelitian ...28

1. Desain penelitian ...28

2. Populasi penelitian ...28

3. Sampel penelitian ...28

4. Tempat dan waktu penelitian ...28

5. Pertimbangan etik...29

6. Instrumen penelitian ...29

7. Rencana pengumpulan data ...33


(8)

Bab 5. Hasil dan pembahasan ...35

1. Hasil penelitian...35

1.1 Karakteristik demografi responden ...35

1.2 Kualitas hidup pasien kanker payudara...37

2. Pembahasan ...39

2.1 Karakteristik demografi responden ...39

2.2 Kualitas hidup pasien kanker payudara...41

Bab 6. Kesimpulan dan saran ...44

1. Kesimpulan ...44

2. Saran ...44

Daftar pustaka ...46 Lampiran 1. Inform consent

Lampiran 2. Instrumen penelitian Lampiran 3. Surat izin uji reliabilitas Lampitan 4. Surat izin pengambilan data Lampiran 5. Surat Etik

Lampiran 6. Surat balasan uji reliabilitas

Lampiran 7. Surat bukti uji reliabilitas dari RSUP Dr. Pirngadi

Lampiran 8. Surat balasan pengambilan data dari RSUP H. Adam Malik Lampiran 9. Surat selesai penelitian

Lampiran 10. Master Data

Lampiran 10. Jadwal tentatif penelitan Lampiran 11. Lembar Konsul

Lampiran 12. Abstrak Lampiran 13. Riwayat hidup Lampiran 14. Taksasi Dana


(9)

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Defenisi operasional variabel penelitian ...27 Tabel 5.2 Frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden...37 Tabel 5.3 Frekuensi dan persentase kualitas hidup secara keseluruhan...38


(10)

Daftar Skema


(11)

Judul : Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Peneliti : Rinata Br. Panjaitan Nim : 111101072

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2014/2015

ABSTRAK

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada wanita. Kanker payudara dan pengobatannya dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis penderitanya. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Kualitas hidup merupakan persepsi individu dalam hidup ditinjau dari empat domain yang meliputi domain fisik, domain psikologis, domain hubungan sosial dan domain lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup wanita dengan kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Desain penelitian ini deskriptif analitik dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner kualitas hidup World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) yang telah dilakukan uji validitas oleh Wulandari (2004), dengan sampel berjumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah mayoritas baik (83,3%). Disarankan kepada perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada pasien agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.


(12)

Name of Student : Rinata Br. Panjaitan Std. ID Number : 111101072

Department : S1 (Undergraduate) Nursing Academic Year : 2014-2015

ABSTRACT

Breast cancer is the most common disease found in women. Breast cancer and its treatment give impact to the physical and psychological condition of the patients.

This impact influences the quality of the patients’ life. Furthermore, life quality is

individual perceptions about life viewed from four domains such as physical, psychological, social, and environmental domain. The study in this research is aimed at identifying the life quality of women diagnosed with breast cancer who were being hospitalized at Central General Hospital of Haji Adam Malik Medan. This research applied analytical descriptive method and purposive sampling technique. The data were collected through interviews using questionnaires consisting of demographical data questionnaire and World Healt Organization Wualiti of Life questionnaire (WHOQOL – BREF) that have gone through the validity test by Wulandari (2004) whose samples were 30 women with breast cancer. The results of this research show that the quality of the hospitalized patients with breast cancer at Central General Hospital of Haji Adam Malik Medan is categorized into good quality (83.3%). Finally, it is suggested to the nurses to provide a holistic nursing care to the patients in order to improve the

quality of the patients’ life.


(13)

Judul : Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Peneliti : Rinata Br. Panjaitan Nim : 111101072

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2014/2015

ABSTRAK

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada wanita. Kanker payudara dan pengobatannya dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis penderitanya. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Kualitas hidup merupakan persepsi individu dalam hidup ditinjau dari empat domain yang meliputi domain fisik, domain psikologis, domain hubungan sosial dan domain lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup wanita dengan kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Desain penelitian ini deskriptif analitik dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner kualitas hidup World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) yang telah dilakukan uji validitas oleh Wulandari (2004), dengan sampel berjumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah mayoritas baik (83,3%). Disarankan kepada perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada pasien agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.


(14)

Name of Student : Rinata Br. Panjaitan Std. ID Number : 111101072

Department : S1 (Undergraduate) Nursing Academic Year : 2014-2015

ABSTRACT

Breast cancer is the most common disease found in women. Breast cancer and its treatment give impact to the physical and psychological condition of the patients.

This impact influences the quality of the patients’ life. Furthermore, life quality is

individual perceptions about life viewed from four domains such as physical, psychological, social, and environmental domain. The study in this research is aimed at identifying the life quality of women diagnosed with breast cancer who were being hospitalized at Central General Hospital of Haji Adam Malik Medan. This research applied analytical descriptive method and purposive sampling technique. The data were collected through interviews using questionnaires consisting of demographical data questionnaire and World Healt Organization Wualiti of Life questionnaire (WHOQOL – BREF) that have gone through the validity test by Wulandari (2004) whose samples were 30 women with breast cancer. The results of this research show that the quality of the hospitalized patients with breast cancer at Central General Hospital of Haji Adam Malik Medan is categorized into good quality (83.3%). Finally, it is suggested to the nurses to provide a holistic nursing care to the patients in order to improve the

quality of the patients’ life.


(15)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang paling sering terjadi pada wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak 458.000 mortalitas per tahun akibat kanker payudara. Kanker payudara di Indonesia merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor 2 setelah kanker rahim (Manuaba, 2010). Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insiden kanker payudara 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan (Yayasan Kanker Indonesia, 2014). American Cancer Society menghitung bahwa di tahun 2013, terdapat 64.640 kasus kanker payudara dan sekitar 39.620 wanita meninggal setiap tahunnya akibat kanker (American Cancer Society, 2013). Kanker payudara berpotensi menyebabkan kematian satu dari delapan wanita (Vadivelu, Scheck, Lopez, Kodumudi, & Narayan, 2008).

Masalah kanker di Indonesia antara lain hampir 70% penderita penyakit ditemukan dalam stadium yang sudah lanjut. Departemen Kesehatan menunjukkan sekitar 60-70% dari penderita kanker payudara datang pada stadium tiga yang kondisinya terlihat semakin parah (Depkes, 2013).

Kanker payudara dan pengobatannya dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis penderitanya. Dampak fisik yang terjadi akibat pengobatan kanker payudara adalah berupa mual, kerontokan rambut akibat kemoterapi, kerusakan


(16)

jaringan lain akibat radiasi, limfedema dan nyeri pada bahu dan lengan setelah operasi (Osborn, et al., 2010 dalam Tasripiyah, 2012). Prokop (1991 dalam Lubis & Hasnida, 2009) mengatakan ada enam reaksi psikologis utama yang biasa muncul pada pada diagnosis dan pengangan kanker yaitu kecemasan, depresi, perasaan kehilangan control, gangguan kognitif atau status mental (impairment), dan gangguan seksual serta penolakan terhadap kenyataan (denial). Pasien kanker umumnya akan memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan, dan takut kehilangan seseorang (Charmaz, 1994 dalam Lubis & Hasnida, 2009). Perempuan yang kehilangan payudara akan merasa daya tariknya akan berubah menjadi negatif (Taylor, L., & Wood., 1991 dalam Lubis & Hasnida, 2009). Perubahan fisik yang tejadi pada pasien kanker payudara dapat membuat pasien merasa tidak menarik lagi, tidak puas terhadap tubuhnya dan menjadi tidak percaya diri (Quigley,1989 dalam Lubis & Hasnida, 2009) yang berakibat menjadi depresi (Rosenberg, 1965 dalam Lubis & Hasnida, 2009).

Dampak yang terjadi pada kanker payudara dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Kualitas hidup adalah konstruksi multidimensi yang mencakup status fungsi (perawatan diri), kesejateraan psikologis, fungsi sosial dan keluarga, dan kesejahteraan spiritual (Smeltzer, 2002). World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) juga mengatakan kualitas hidup didefenisikan sebagai persepsi individu terhadap posisinya, berhubungan dengan tujuan, harapan, standar, dan minat (WHO, 2007).


(17)

Kanker payudara merupakan kanker yang sering diteliti tentang dalam studi kualitas hidup (Smeltzer, 2002). Kualitas hidup merupakan indikator yang penting untuk mengukur seberapa baik seorang dapat berfungsi setelah diagnosis dan pengobatan (Smeltzer,2008). Kanker dikenal dapat memberi efek negatif pada seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik,aspek psikologis, dan aspek sosial (Tirgari, Iranmanesh, Fazel, & Kallantari, 2012). Beberapa penelitian menunjukkan pasien yang menderita kanker payudara memilikiki kualitas hidup yang rendah setelah mastektomi (Tirgari, Iranmanesh, Fazel, & Kallantari, 2012). Nyeri setelah operasi payudara dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya (Vadivelu, Schreck, Lopez, Kodumudi, & Narayan., 2008). Faktor yang bekontribusi pada buruknya kualitas hidup pasien kanker payudara yang sedang mengalami pemulihan adalah lamanya operasi, lamanya hospitalisasi, aktifitas fisik yang terbatas, dan nyeri setelah operasi (Vadivelu, et.al., 2008).

Depresi dapat mengganggu kualitas hidup pasien kanker payudara (Reich, Lesur, & Cevallier, 2008). Kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh hidup yang penuh dengan stres, masalah gambaran diri, kehidupan seksual, masalah keuangan, kekhawatiran, dan tentu saja depresi (Reich, et.al., 2008). Penderita kanker payudara biasanya mengalami sakit dua kali lipat dari penyakit kebanyakan, yakni selain menderita penyakit kanker mereka juga menderita depresi (Keitel & Kopala, 2000 dalam Lubis & Hasnida, 2009).

Kemoterapi dan radioterapi merupakan terapi adjuvan primer bagi pasien kanker payudara (Lu, Wei., et.al., 2008). Studi menunjukkan efek samping dari kemoterapi dan radioterapi dapat memberi efek terhadap kualitas hidup pasien


(18)

(Lu, Wei., et.al., 2008). Berdasarkan pernyataan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.3 Pertanyaan penelitian

Bagaimanakah kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan?

1.4 Tujuan penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mendeskripsikan tentang kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat haji Adam Malik Medan

1.4.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik demografi responden.

2. Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan.


(19)

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Pendidikan keperawatan

Hasil ini diharapkan memberikan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi dunia pendidikan sebagai suatu bahan pustaka tentang kualitas hidup pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Hji Adam Malik Medan.

1.5.2 Pelayanan Keperawatan

Pelayanan ini dapat member kontribusi khususnya dalam konteks pelayanan asuhan keperawatan bagi perbaikan kualitas hidup pasien kanker payudara.

1.5.3 Penelitian Keperawatan

Hasil ini diharapakan dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang akan datang dalam ruang lingkup yang sama.


(20)

2.1 Kanker Payudara

2.1.1 Defenisi Kanker Payudara

Kanker merupakan suatu jaringan yang abnormal atau berlebihan, tidak berguna bahkan merugikan dan tidak memiliki pola yang sesuai dengan struktur jaringan disekitarnya dan dapat menyebar ke organ tubuh yang lain ( Dewi, dkk tahun 2004). Kanker merupakan penyakit dengan penyebab multifactor yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama dan mengalami kemajuan melalui stadium yang berbeda-beda (Oemiati,dkk tahun 2011).

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2008). Karsinoma payudara adalah neoplasma maligna yang paling sering dijumpai pada wanita, dengan angka insiden semakin meningkat sesuai umur sejak tahun 1940 (Schwartz,1995).

2.1.2 Faktor risiko

Menurut Tjindarbumi D. (2003 dalam Hawari, D., 2004) faktor risiko dari kanker payudara adalah:


(21)

1. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapat kanker payudara dan risiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause.

2. Wanita yang tidak kawin risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang kawin dan mempunyai anak.

3. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar.

4. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya kurang dari 12 tahun risikonya 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi dari daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun. 5. Wanita yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55tahun,

risikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi.

6. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma, tumor jinak payudara, risikonya 3 hingga 9 kali lenih besar.

7. Wanita dengan kanker pada payudara kontralateral, risikonya 3 hingga 9 kali lebih besar.

8. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium risikonya 3 hingga 4 kali lebih tinggi.

9. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, risikonya 2 hingga 3 kali lebih tinggi.

10.Wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2 hingga 3 kali lebih tinggi.


(22)

11.Wanita yang memakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak akan menigkatkan risiko untuk mendapatkan kanker payudara 11 kali lebih tinggi.

2.1.3 Patofisiologi

Payudara terdiri dari dua tipe jaringan, yakni jaringan kelenjar (grandular)

dan jaringan penopang (stromal). Jaringan kelenjar mencakup kelenjar susu

(lobules) dan saluran susu (the milk passage dan milk duct). Sementara itu, jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat. Payudara juga dibentuk oleh jaringan lymphatic, yaitu jaringan yang berisi sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan dan kotoran (Supriyanto, 2010).

Normalnya, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi payudara. Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi (Supriyanto, 2010).

Gejala klinis kanker payudara bisa berupa adanya benjolan pada payudara yang tidak terasa nyeri. Benjolan yang awalnya kecil, lama kelamaan akan semakin membesar lalu melekat pada kulit, sehingga menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting payudara. Hal inilah yang membuat puting payudara tertarik ke dalam (retraksi), serta berwarna merah muda atau kecokelatan sampai menjadi edema, sehingga terlihat seperti kulit jeruk, mengerut, atau timbul borok pada payudara. Hal ini yang akan menghancurkan seluruh payudara (Supriyanto, 2010).


(23)

2.1.4 Manifestasi klinik

Gejala kanker payudara dapat menunjukkan suatu benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan. Semakin lama, benjolan ini semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap bentuk, ukuran, atau berat payudara. Gejala lainnya adalah tiimbul benjolan kecil dibawah ketiak. Gejala yang paling parah ialah keluarnya darah, nanah, atau cairan encer dari puting payudara. Kulit payudara pun bisa mengerut seperti kulit jeruk, serta bentuk dan arah putting puting pun dapat berubah, misalnya puting payudara tertekan ke dalam (Supriyanto, 2010).

2.1.5 Klasifikasi kanker payudara

Pengklasifikasian kanker payudara terdiri atas tiga cara pengklasifikasian, yaitu: pengklaasifikasian secara histopatologi, pengklasifikasian berdasarkan stadium dan klasifikasi penyebaran menurut stadium. Adapun pengklasifikasian tersebut adalah sebagai berikut:

2.1.5.1 Pengklasifikasian secara histopatologis

Menurut Schwartz (2000) secara histopatologi jenis kanker payudara terdiri atas:

1. Karsinoma duktus merupakan 80% neoplasma payudara ganas.

2. Karsinoma non-infiltratif disebut juga karsinoma in situ (CIS). Tumor ini bisa berasal dari duktus (DCIS) atau lobular (LCIS). Tumor-tumor ini merupakan 1% dari semua karsinoma, walaupun insidensnya meningkat akibat skrining progresif dengan mamografi. Lesi ini sering multisentrik dan berhubungan


(24)

dengan karsinoma duktal. Kira-kira 10% sampai 30% penderita LCIS berikutnya akan timbul karsinoma invasive, 15 sampai 20 tahun kemudian. Tempat dan histology rekurensi tidak dapat diduga. Kira-kira 20% sampai 30% penderita DCIS juga mengalami kekambuhan. Kekambuhan ini cenderung terjadi pada kuadran yang sama dengan lesi awal.

3. Karsinoma duktus infiltrative adalah bentuk kanker payudara yang paling sering. Cirri khas lesi ialah keras, skirus, dengan kaki-kaki infltrasi, dan seperti berpasir pada potongan melintang.

4. Penyakit paget adalah manifestas karsinoma duktus yang menginvasi putting dengan lesi seperti eksim bergerak. Secara histologist sel besar dengan sitoplasma jernih terlihat dan cenderung berhubungan dengan prognosis lebih baik daripada rata-rata karsinoma duktus.

5. Karsinoma papilar muncul sebagai tumor yang lebih lunak dengan pertumbuhan lebih besar sebelum bermetastasis ke limfonodus, dan karenanya mempunyai prognosis lebh baik.

6. Karsinoma medular berupa lesi cukup besar, lunak, dan besar, sering dengan daerah-daerah nekrosis dan infiltrasi limfoid. Metastasis terjadi lambat.

7. Karsinoma kolod lesi lunak berbatas jelas dengan danau musinosum besar pada potongan melintang dan prognosisnya baik.

8. Karsinoma tubular adalah tumor berdiferensiasi baik dengan prognosis baik. 9. Karsinoma peradangan umumnya adalah karsinoma duktal yang melbatkan

limfatik dermal, merupakan tanda adanya penyakit yang lanjut dan muncul sebagai gambaran kulit seperti kulit jeruk (“peau d’orange” atau “orange


(25)

peel”)(stadium IIIb). Kulitnya berindurasi dan eritematosa. Prognosis sangat buruk dengan angka harapan hidup 5 tahun biasanya kurang dari 20%.

10. Karsinoma lobular tmbul dari epithelium duktus terminalis dan menyebar dalam bentuk seperti lembaran-lembaran. Karsinoma ini sering sekali multisentrik pada payudara yang sama dan memperlihatkan lesi invasive bilateral kira-kira 30% waktunya. Gambaran histologist khas adalah sel tumor “Indian Filling” yang menembus stroma payudara.

11. Sarkoma payudara jarang ditemukan, tapi yang paling sering adalah varian fibroadenoma raksasa yang benigna (giant benigna variant of fibroadenoma),

cystosarcoma phylloides. Hanya 1 diantara 10 tumor bersifat ganas. Mereka muncul pada penderita berumur lebih tua darpada yang menderita fibroadeoma (umur empat puluhan) dan lebih selular. Mastektomi totalis dianjurkan pada jenis-jenis baik jinak maupun ganas karena metastasis ke limfonodus aksilars jarang terjadi (dengan metastasis lebih sering ke paru-paru dan tulang).

2.1.5.2Pengklasifikasian berdasarkan stadium

Adapun pengklasifikasian kanker payudara berdasarkan stadium dibagi atas 4 stadium yaitu:

1. Stadium 1

Pada stadium ini , benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan tidak menyebar keluar dari payudara. Perawatan sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjutan. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 70% (Price,1995).


(26)

2. Stadium 2

Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 hingga 5 cm dan tingkat penyebarannya suadah sampai daerah kelenjar getah bening ketiak. Atau juga belum menyebar kemana-mana. Dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dlakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 30-40% (Price,1995).

3. Stadium 3A

Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur lainnya (Price,1995).

4. Stadium 3B

Kanker sudah menyusup keluar dari bagian payudara, yaitu ke kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Penatalaksanaan yang dilakukan pada stadium ini adalah pengangkatan payudara (Price,1995).

5. Stadium 4

Sel-sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya, seperti tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara (Price,1995).


(27)

2.1.5.3 Klasifikasi penyebaran TNM

Klasifikasi penyebaran TNM menurut Price (2005), adalah:

1. T: Tumor size ( ukuran tumor ) T : Tumor primer

TX : Tumor primer tidak dapat ditentukan T0 : tidak ada bukti adanya tumor primer T1 : tumor < 2cm

T2 : tumor 2-5cm T3 : tumor > 5cm

T4 : tumor denganpenyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dengan tanda udem

2. N : (Node) kelenjar getah bening regional NX : kelenjar regional tidak dapat ditentukan N0 : tidak teraba kelenjar aksila

N1 : teraba kelenjar aksila

N2 : teraba kelenjar aksila homolateral 3. M :( Metastasis), prnyebaran jauh

MX : tidak dapat ditentukan metastasis jauh M0 : tidak ada metastasis jauh


(28)

2.1.6 Penatalaksanaan kanker payudara

Menurut Price (2005), penatalaksanaan kanker payudara dibagi atas dua tindakan yaitu pembedahan (mastektomi) dan non pembedahan.

2.1.6.1Pembedahan (mastektomi)

1. Mastektomi parsial, yaitu: mulai dari tilektomi (lumpektomi) sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadrantektomi (pengangkatan seperempat payudara); pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari kelenjar getah bening aksila untuk penentuan stadium.

2. Mastektomi total dengan diseksi aksila rendah, yaitu: eksisi seluruh payudara, semua kelenjar getah bening di lateral otot pektoralis minor.

3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi, yaitu: eksisi seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila.

4. Mastektomi radikal, yaitu: eksisi seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya, seluruh isi aksila.

5. Matektomi radikal yang diperluas, yaitu: sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar getah bening mamaria interna.

2.1.6.2Non pembedahan

1. Penyinaran, yaitu: sebagai terapi lokal setelah prosedur pembedahan.

2. Kemoterapi, yaitu: terapi sistemik tambahan setelah mastektomi, paliatif pada penyakit yang lanjut.


(29)

3. Terapi hormon dan endokrin, yaitu: pengobatan pada kanker yang telah menyebar, memakai esterogen, androgen, progesteron, antiestrogen; ooforektomi, adrenalektomi, hipofisektomi.

2.1.7 Komplikasi

Menurut Sjamsuhidayat (2004), komplikasi kanker payudara adalah: terjadi gangguan neurovaskuler,metastasis pada otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang, terjadi fraktur patologi, fibrosis payudara, serta kematian.

2.1.8 Dampak dari pengobatan kanker payudara

Berbagai metode penanganan dapat diberikan pada penderita kanker payudara, pemilihan penanganan disesuaikan dengan stadium yang ditemukan. Dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi di bidang penyakit kanker, kasus dengan stadium dini akan semakin banyak ditemukan. Umumnya, penanganan yang diberikan adalah berupa pengangkatan seluruh payudara dan diseksi seluruh kelenjar limfe akasila. Disamping nyeri dan masa penyembuhan pasca-operasi yang lebih lama, tindakan ini juga dapat menyebabkan terjadinya beberapa morbiditas/ komplikasi jangka panjang yang berhubungan dengan kemampuan fungsional yang akhirnya dapat mengganggu kualitas hidup penderita. Gangguan fungsi tersebut dapat berupa: disfungsi bahu dan lengan (10-20%), limfedema (5-10%), gangguan sensasi lengan atas dan aksila (70%), dan gangguan penampilan/ kosmesis serta psikososial (Tim Penanggulangan & Pelayanan Kaker Payudara Terpadu Paripurna R.S. Kanker Dharmais ,2002).


(30)

2.2 Konsep kualitas hidup

2.2.1 Pengertian kualitas hidup

Kualitas hidup dapat disimpulkan dua bagian yaitu pertama kesehatan fisik yang terdiri dua bagian yaitu kesehatan fisik yang terdiri dari fungsi fisik, nyeri pada tubuh, dan persepsi kesehatan secara umum, kedua kesehatan mental terdiri dari vitalitas, fungsi sosial, keterbatasan peran emiosional dan kondisi mental (hays, 1992).

Kualitas hidup mendeskripsikan istilah yang merujuk pada emosional, sosial, dan kesejahteraan fisik seseorang, juga kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.(Donald, 2001).

Menurut Universitas Toronto (2004), kualitas hidup adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal penting yang mungkin terjadi dalam hidupnya, masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan dalam hidupnya yang merefleksikan interaksinya dan lingkungan, sedangkan kenikmatan itu sendiri terdiri dari dua komponen yaitu pengalaman dari kepuasan dan kepemilikan atau prestasi.

Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) kualitas hidup dapat didefenisikan sebagai persepsi individu terhadap posisinya, dan berhubungan dengan tujuan, harapan, standar, dan minat. Defenisi ini merupakan kosep yang sangat luas, menggabungkan kesehatan fisik seseorang, status psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, kepercayaan personal dan


(31)

2.2.2 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup

Berikut ini yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah:

1. Jenis kelamin/ Gender

Moons, Marquet, Boots, & de Geest (2004 dalam Noftri, 2009) mengatakan bahwa gender adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Bain, dkk (2003, dalam Noftri, 2009) menemukan adanya perbedaan kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik daripada kualitas hidup perempuan.

2. Usia

Moons, Marquet, Boots, & de Geest (2004 dalam Noftri, 2009) dan Dalkey (2002 dalam Noftri, 2009) mengatakan bahwa usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian yang dilakukan oleh Wagner, Abbot, & Lett (2004 dalam Noftri, 2009) menemukan adanya perbedaan yang terkait dengan usia dalam aspek-aspek kehidupan yang penting bagi individu. Penelitian yang dilakukan oleh Rugerri, M., Warner, R., Bisoffi, G., & Fontecedro, L (2001 dalam Noftri, 2009) pada responden berusia tua menemukan adanya kontribusi dari faktor usia terhadap kualitas hidup subjektif individu yang disebabkan karena individu pada masa usia tua sudah melewati masa untuk melakukan perubahan dalam hidupnya sehingga mereka cenderung mengevaluasi hidupnya dengan positif dibandingkan saat masa mudanya.


(32)

3. Pendidikan

Moons, Marquet, Boots, & de Geest (2004 dalam Noftri, 2009) mengatakan bahwa tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wahl, Rustoen, Hanestad, Lerdal, & Moum (2004 dalam Noftri, 2009) menemukan bahwa kualita hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapat kan oleh individu. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007 dalam Noftri, 2009) memnemukan adanya pengaruh positif dari pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.

4. Pendidikan

Moons, Marquet, Boots, & de Geest (2004 dalam Noftri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara penduduk yang berstatus sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari pekerjaan), dan penduduk yang tidak mampu bekerja (atau memiliki

disability tertentu). 5. Status pernikahan

Moons, Marquet, Boots, & de Geest (2004 dalam Noftri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara individu yang tidaak menikah, individu bercerai atau janda, individu yang menikah atau kohabitasi. Penelitian empiris di Amerika secara umum menunjukkan bahwa individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada individu yang tidak menikah,


(33)

bercerai, ataupun janda/duda akibat pasangan meninggal (Champbell, Converse & Rogers, Clemente & Sauer, Glenn & Weaver, 1998 dalam Noftri 2009).

6. Penghasilan

Baxter, dkk (1998 dalam Noftri, 2009) dan Dalkey (2002 dalam Noftri,2009) menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa penghasilan dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007 dalam Noftri, 2009) menemukan adanya kontribusi yang lumayan dari faktor penghasilan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.

7. Hubungan dengan orang lain

Baxter (1998 dalam Noftri, 2009) menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa faktor jaringan sosial dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Myers (1999 dalam noftri, 2009) mengatakan bahwa pada saat kebutuhan akan hubungan dekat denganorang lain terpenuhi, baik melalui hubungan pertemanan yang saling mendukung maupun melalui pernikahan, manusia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik secara fisik maupun emosional.

2.2.3 Komponen Kualitas Hidup

World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) membagi kualitas hidup dalam 4 dimensi yaitu kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Dimensi kesehatan fisik terdiri dari aktifitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis, energy dan kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, kapasitas kerja. Aktifitas


(34)

sehari-hari yaitu menggambarkan kesulitan dan kemudahan yang dirasakan individu pada saat melakukan kegiatan sehari-hari. Ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis yaitu menggambarkan seberapa besar kecendrungan individu dalam menggunakan obat-obatan atau bantuan medis lainnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Energi dan kelelahan yaitu menggambarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Mobilitas yaitu menggambarkan tingkat perpindahan yang mampu dilakukan oleh individu dengan mudah dan cepat. Tidur dan istirahat yaitu menggambarkan kualitas tidur dan istirahat yang dimiliki oleh individu dan kapasitas kerja yaitu menggambarkan kemampuan yang dimiliki oleh individu (Power, dalam Sari 2013).

Dimensi kesejahteraan psikologi terdiri dari body image dan appearance, perasaan negatif, perasaan positif, self esteem dan berfikir, belajar, memori, konsentrasi. Body image dan appearance menggambarkan bagaimana individu memandang keadaan tubuh serta penampilannya. Perasaan negatif yaitu menggambarkan adanya perasaan yang tidak menyenangkan yang dimiliki oleh individu. Self-estem yaitu menggambarkan bagaimana individu menilai atau menggambarkan dirinya sendiri. Berfikir, belajar, memori dan motivasi yaitu menggambarkan keadaan kognitif individu yang memungkinkan untuk berkonsentrasi, belajar, dan menjalankan fungsi kognitif lainnya ( Power, dalam Sari 2013).

Dimensi hubungan sosial terdiri dari relasi personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual. Relasi personal yaitu menggambarkan hubungan individu dengan orang lain. Dukungan sosial yaitu menggambarkan adanya bantuan yang didapatkan


(35)

oleh individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Aktifitas seksual yaitu menggambarkan kegiatan seksual yang dilakukan individu ( Power, dalam Sari 2013).

Dimensi lingkungan terdiri dari sumber finansial, freedom, physical safety

dan security, perawatan kesehatan dan perawatan sosial, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru dan keterampilan, partisipasi dan kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru dan keterampilan, partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi, lingkungan fisik, dan transportasi. Sumber finansial yaitu menggambarkan keadaan keuangan individu. Freedom, physical safety dan security yaitu menggambarkan tingkat keamanan individu yang dapat mempengaruhi kebebasan dirinya.

Perawatan kesehatan dan perawatan sosial yaitu menggambarkan ketersedian layanan kesehatan dan perlindungan sosial yang dapat diperoleh individu. Lingkungan rumah yaitu menggambarkan keadaan tempat tinggal individu. Kesempatan untuk mendapatkan informasi baru dan keterampilan yaitu menggambarkan ada atau tidaknya kesempatan bagi individu untuk memperoleh hal-hal baru yang berguna bagi individu. Partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi yaitu menggambarkan sejauhmana individu memiliki kesempatan dan dapat bergabung untuk berekreasi dan menikmati waktu luang. Lingkungan fisik yaitu menggambarkan keadaan lingkungan sekitar tempat individu seperti keadaan air, saluran udara, iklim, polusi. Transportasi yaitu menggambarkan sarana kendaraan yang dapat dijangkau oleh individu. ( Sekarwiri, 2008 dalam Sari, 2013).


(36)

2.2.4 Pengukuran Kualitas Hidup

Kualitas hidup dapat diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran kualitas hidup yang telah diuji dengan baik. Kualitas hidup dapat diukur dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda dan dapat dibandingkan dengan memfokuskan pada salah satu kategori.

WHO mengembangkan suatu instrumen pengukuran kualitas hidup sejak tahun 1991 yang bersifat lintas budaya. Kuisioner ini menilai persepsi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai yang menyertai dan tujuan individu, standard an kekhawatiran. Instrumen WHOQOL dikembangkan bersama-sama di di sejumlah pusat di seluruh dunia, dan telah banyak teruji dilapangan. Versi pertama adalah WHOQOL- 100 yang berisi 100 pertanyaan. Akan tetapi penggunaan versi ini membutuhkan waktu yang lama sehingga dikembangkan versi terbarunya yaitu WHOQOL-BREF yang berisi 26 pertanyaan sehingga bisa digunakan untuk penelitian yang waktu pelaksanaannya singkat.

Pertanyaan pada kuesioner WHOQOL-BREFF terdiri atas 2 pertanyaan yang berasal dari kualitas hidup secara menyeluruh dan 24 pertanyaan yang dibagi atas 4 dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Pertanyan kesehatan secara umum dan menyeluruh terdapat pada pertanyaan urutan 1 dan 2. Dimensi fisik terdiri dari pertanyaan urutan ke 3, 4, 10, 15, 16, 17, dan 18. Dimensi psikologis terdiri dari pertanyaan urutan ke 5, 6, 7, 11, 19, dan 26. Dimensi hubungan sosial terdiri dari pertanyaan urutan ke 20, 21, 22. Sedangkan dimensi lingkungan terdiri dari pertanyaan urutan ke 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25. Pertanyaan dari instrumen


(37)

ini berisi pertanyaan positif, kecuali pada pertanyaan nomor 3,4 dan 26 merupakan pertanyaan negatif.

Penentuan kualitas hidup pada wanita yang menderita kanker payudara dari 26 pertanyaan, maka dilakukan penyekoran menggunakan skala likert berdasarkan lima kategori dengan point 1-5, dan pertanyaan berfokus pada intensitas, frekuensi, kepuasan dan evaluasi. Dimana, intensitas mengacu kepada tingkatan dimana status atau situasi yang dialami oleh individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa kuat yang dirasakan oleh individu. Pilihan jawaban untuk mengkaji intensitas adalah tidak sama sekali (1), sedikit (2), sedang (3), sangat sering (4), dan sepenuhnya dialami (5).

Frekuensi mengacu pada angka, frekuensi, atau kecepatan dari situasi atau tingkah laku. Waktu meru pakan hal yang paling penting untuk pertanyaan ini, seperti frekuensi yang mengarah ke seberapa sering sesuatu yang dialami oleh individu dalam periode waktu yang spesifik. Plihan jawaban untuk mengkaji frekuensi adalah tidak pernah (1), jarang (2), cukup sering (3), sangat sering (4), selalu (5).

Kepuasan mengacu pada tingkat dimana situasi yang dirasakan individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa puas situasi yang dirasakan oleh individu. Pilihan jawaban yang berfokus pada kepuasan adalah sangat tidak memuaskan (1), tidak memuaskan (2), biasa saja (3), memuaskan (4), sangat memuaskan (5). Sedangkan evaluasi mengacu kepada taksiran dari situasi, kapasitas,


(38)

atau tingkah laku. Pilihan jawaban yang berfokus pada evaluasi adalah sangat buruk (1), buruk (2), biasa saja (3), baik (4), sangat baik (5).

Penghitungan skor dilakukan dengan cara menghitung skor mentah dari setiap domain yaitu dengan rumus:

Rumus untuk menghitung domain score Nilai mentah Domain 1 (6-Q3) + (6-Q4) + Q10 + Q15 + Q16 + Q17 + Q18

Domain 2 Q5 + Q6 + Q7 + Q11 + Q19 + (6-Q26) Domain 3 Q20 + Q21 + Q22

Domain 4 Q8 + Q9 + Q12 + Q13 + Q14 + Q23 + Q24 + Q25

Skor tiap dimensi yang didapat dari alat ukur WHOQOL-BREF (raw score) harus ditransformasikan sehingga nilai skor dari alat ukur ini dapat dibandingkan dengan nilai skor yang digunakan dalam alat ukur WHOQOL-100 (WHO Groups, 2008).

Skor tiap dimensi ditransformasikan dalam skala 0-100 dengan menggunakan rumus baku yang sudah ditetapkan oleh WHO di bawah ini:

Alat ukur WHOQOL-BREF adalah alat ukur yang valid (r = 0,89- 0,95) dan reliable ( R = 0,66-0,87). Untuk penghitungan validitas dan reliabilitas WHOQOL-BREF ini, skor yang digunakan adalah skor tiap dimensi.


(39)

Alat ukur ini telah diadaptasi ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia oleh Dr. Riza Sarasvita dan Dr. Satya Joewana untuk penelitian pada

drag user namun belum ada uji psikometrinya (Wardani, 2006 dalam Sekarwiri, 2008). Selain itu, alat ukur adaptasi ini juga digunakan oleh Wardani (2006 dalam Sekarwiri, 2008) untuk meneliti kualitas hidup pada dewasa muda lajang. Wardani (2006) juga melakukan uji psikometri terhadap alat ukur WHOQOL-BREF dan hasilnya adalah bahwa alat ukur WHOQOL-WHOQOL-BREF adalah alat ukur yang valid dan reliable dalam mengukur kualitas hidup. Uji validitas yang dilakukan Wardani (2006) adalah uji validitas item dengan cara menghitung korelasi skor masing-masing item dengan skor masing-masing dimensi WHOQOL-BREF. Hasil yang didapat adalah ada hubungan yang signifikan antara skor item dengan skor dimensi (r= 0,409-0,850) sehingga dapat dinyatakan bahawa alat ukur WHOQOL-BREF adalah alat ukur yang valid dalam mengukur kualitas hidup. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan Coeffisient Alpha Cronbach dengan bantuan komputerisasi, menghasilkan nilai R = 0,8756 sehingga dapat dikatakan bahwa alat ukur WHOQOL-BREF berbentuk kuesioner yang berisi 26 pertanyaan dari empat dimensi dari kualitas hidup merupakan reliable untuk mengukur kualitas hidup.


(40)

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka konseptual

Kerangka konsep ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka penelitian kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Kualitas hidup: Domain fisik Domain psikologis Domain hubungan sosial Domain lingkungan

Kualitas hidup: Baik


(41)

3.1 Variabel dan Defenisi Operasional

Tabel 3.1. Depenisi operasional variabel penelitian Variabel Defenisi

operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

Kualitas hidup pasien kanker payudara

Persepsi

wanita kanker payudara mengenai kondisi kehidupan yang mencakup kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan

Kuesioner WHOQOL-BRE yang telah dilakukan yang berisi 26 pertanyaan yang terbagi atas:

pertanyaan mengenai kesehatan umum: pada pertanyaan kuesioner no 1 dan 2.

pertanyaan mengenai dimensi kesehatan fisik: pertanyaan kuesioner no. 3, 4, 10, 15, 16, 17, & 18. pertanyaan mengenai kesejahteraan psikologis: pada pertanyaan kuesioner no. 5,6,7,11,19, & 26. pertanyaan mengenai hubungan sosial: pada pertanyaan kuesioner no. 20, 21, 22.

pertanyaan mengenai lingkungan: pada pertanyaan kuesioner no. 8,9,12,13,14,23,24, & 26.

Hasil pengukuran dari kualitas hidup

dikategorikan dua kelas yaitu: Baik : 200-400 Buruk :0-199


(42)

BAB 4

METODOLOGI PENELITAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas hidup pasien penderita kanker payudara yang dirawat di RSUPHAM. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskiptif analitik.

4.2 Populasi dan sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang menderita kanker payudara yang dirawat di RSUP.H. Adam Malik Medan.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Sampel digunakan dalam penelitian ini adalah wanita yang mederita kanker payudara yang berada di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, yaitu sebanyak 30 orang

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Januari sampai Juli 2015 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.


(43)

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari RSUP.H.Adam Malik Medan. Dalam penelitian ini, ada beberapa perimbangan etik yang diperhatikan, yaitu hak kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik ataupun tekanan psikologis.

Lembaran persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud, tujuan, dan prosedur penelitian yang dilakukan kepada responden. Selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden. Jika responden bersedia diwawancarai maka responden diminta menandatangani lembar persetujuan (informed concent). Jika responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak-haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden (anonimty) pada lembar pengumpulan data, tetapi akan memberikan kode (confidentiality) pada masing-masing lembar persetujuan tersebut. Kerahasiaan informasi responden akan dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, berisikan pertanyaan-pertanyaan kualitas hidup yang dikembangkan oleh WHO


(44)

(2004) yaitu WHOQOL-BREF berjumlah 26 butir. Bagian pertama instrumen penelitian tentang pengumpulan data demografi pasien yang meliputi: nomor responden,usia, status pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan, stadium kanker payudara yang diderita, lama menderita kanker, stadium kanker, dan jenis pengobatan yang dijalani.

Bagian kedua berisi tentang pertanyaan yang dikembangkan oleh WHO (2004) yaitu WHOQOL-BREF terdiri dari dua pokok yang berasal dari kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan secara umum. Pertanyaan tentang kesehatan secara umum terdiri dari pertanyaan urutan ke 1, dan 2. Ada empat dimensi yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup, yaitu dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Dimensi fisik terdiri dari pertanyaan urutan ke 3, 4, 10, 15, 16, 17, dan 18. Dimensi psikologis terdiri dari pertanyaan urutan ke 5, 6, 7, 11, 19, dan 26. Dimensi hubungan sosial terdiri dari pertanyaan urutan ke 20, 21, 22. Sedangkan dimensi lingkungan terdiri dari pertanyaan urutan ke 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25. Pertanyaan dari instrumen ini berisi pertanyaan positif, kecuali pada pertanyaan nomor 3,4 dan 26 merupakan pertanyaan negatif.

Penentuan kualitas hidup pada wanita yang menderita kanker payudara dari 26 pertanyaan, maka dilakukan penyekoran menggunakan skala likert berdasarkan lima kategori dengan point 1-5, dan pertanyaan berfokus pada intensitas, frekuensi, kepuasan dan evaluasi. Dimana, intensitas mengacu kepada tingkatan dimana status atau situasi yang dialami oleh individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa kuat yang dirasakan oleh individu. Pilihan


(45)

jawaban untuk mengkaji intensitas adalah tidak sama sekali (1), sedikit (2), sedang (3), sangat sering (4), dan sepenuhnya dialami (5).

Frekuensi mengacu pada angka, frekuensi, atau kecepatan dari situasi atau tingkah laku. Waktu meru pakan hal yang paling penting untuk pertanyaan ini, seperti frekuensi yang mengarah ke seberapa sering sesuatu yang dialami oleh individu dalam periode waktu yang spesifik. Plihan jawaban untuk mengkaji frekuensi adalah tidak pernah (1), jarang (2), cukup sering (3), sangat sering (4), selalu (5).

Kepuasan mengacu pada tingkat dimana situasi yang dirasakan individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa puas situasi yang dirasakan oleh individu. Pilihan jawaban yang berfokus pada kepuasan adalah sangat tidak memuaskan (1), tidak memuaskan (2), biasa saja (3), memuaskan (4), sangat memuaskan (5). Sedangkan evaluasi mengacu kepada taksiran dari situasi, kapasitas, atau tingkah laku. Pilihan jawaban yang berfokus pada evaluasi adalah sangat buruk (1), buruk (2), biasa saja (3), baik (4), sangat baik (5).

Pengidentifikasian kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker payudara maka jumlah nilai mentah dari tiap-tiap dimensi dilakukan perhitungan, kemudian tiap dimensi ditransformasikan dalam nilai rentang 0-100 yaitu dengan rumus:

Penghitungan yang dilakukan untuk mendapatkan kategori baik dan buruk adalah dengan menghitung semua jumlah nilai transformasi dari setiap dimensi.


(46)

Kualitas yang dikategorikan baik adalah pada rentang 200-400, dan kualitas hidup jika dikatakan buruk adalah pada rentang 0-199.

4.6 Uji validitas

Uji validitas dan reliabilitas untuk instrumen ini sudah banyak dilakukan oleh para ahli, salah satunya adalah Wulandari (2004). Berdasarkan hasil uji yang dilakukan oleh Wulandari (2004) menyatakan bahwa kuisioner WHOQOL-BREF merupakan instrumen yang valid dan reliabilitas untuk mengukur kualitas hidup. Hasil yang didapat adalah ada hubungan signifikan antara skor item dengan skor dimensi (r= 0,049-0,850), sehingga dapat dinyatakan bahwa alat ukur WHOQOL-BREF adalah alat ukur yang valid dalam mengukur kualitas hidup. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan menggunakan Coefisient Alfa Cronbach menghasilkan nilai r= 0,8756 sehingga dapat dikatakan bahwa alat ukur WHOQOL-BREF dalah alat ukur yang realibilitas untuk mengukur kualitas hidup.

4.7Uji reliabilitas

Pada penelitian ini istrumen hanya dilakukan uji reliabilitas, yaitu untuk memastikan adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaanya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali dalam waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode alpha dengan bantuan komputerisasi. Uji reliabilitas dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 10 responden di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa instrument yang digunakan sudah reliabel (r=0,9).


(47)

4.8Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada pihak Fakultas Keperawatan. Mengirimkan permohonan izin yang diperoleh ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner sebelum menanyakan kesediaannya untuk terlibat. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani

informed consent (surat perjanjian). Setelah mendapat persetujuan responden, pengumpulan data dimulai dan kemudian peneliti menganalisa data.

4.9Analisa data

Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan perhitungan statistika deskriptif untuk kualitas hidup pasien kanker payudara dimana data analisa dengan cara diperiksa terlebih dahulu atau diediting, untuk memeriksa apakah pertanyaan dalam kuesioner telah diisi sesuai pentunjuk. Setelah iberi kode atau coding terhadap pertanyaan yang telah diajukan untuk mempermudah tabulasi dan analisa. Analisa yaitu menganalisa data yang terkumpul dengan menentukan persentase jawaban dari setiap responden.

Pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi hasil analisa data baik data demografi dan data kualitas hidup pasien kanker payudara yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pasien kanker


(48)

payudara akan disajikan dam bentuk tabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.


(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan selama satu bulan yaitu mulai tanggal 29 Mei 2015 sampai dengan 29 Juni 2015 dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi dan data kualitas hidup (fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

5.1.1. Karakteristik Responden

Penelitian ini diketahui bahwa mayoritas umur responden berada pada rentang usia 37-44 tahun yaitu sebanyak 12 orang responden (40%), dan seluruh responden sudah berstatus menikah. Mayoritas responden masih memiliki suami yaitu sebanyak 27 orang responden (90%). Responden mayoritas beragama Islam yakni 28 orang (93,3%) dan sebahagian besar merupakan suku Jawa yaitu 13 orang (43,3%). Pendidikan responden sebahagian besar merupakan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 11 orang (36,7%). Mayoritas responden merupakan ibu rumah tangga yakni sebanyak 28 orang (93,3%) dan sebahagian besar penghasilan keluarga reponden adalah kurang dari Rp.1.650.000,- yaitu sebanyak 11 responden (36,7%). Berdasarkan riwayat penyak saat ini, sebagian besar reponden telah menderita kanker sudah lebih setahun yaitu sebanyak 19 orang (63,3%), dan


(50)

didapati stadium kanker yang terbanyak adalah stadium 3 yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Mayoritas responden telah menjalani tindakan kemoterapi dan mastektomi yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Hasil penelitian mengenai karakteristik responden secara singkat dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Wanita Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSUPH. Adam Malik Medan tahun 2015 (N=30)

Karakter responden Frekuensi (f) Persentase Usia:

21 - 36 tahun 37 - 44 tahun 45 - 52 tahun 53 – 60 tahun

7 12 7 4 23,3 40,0 23,3 13,3 Status Menikah Janda Agama Islam Kristen 27 3 28 2 90,0 10,0 93,3 6,7 Suku bangsa Batak Jawa Aceh Lain-lain 9 13 4 4 30,0 43,3 13,3 13,3 Pendidikan SD SMP SMA Perguruan tinggi 9 6 11 4 30,0 20,0 36,7 13,3 Pekerjaan

Ibu rumah tangga wiraswasta

28 2

93,3 6,7


(51)

Penghasilan

< Rp. 1.650.000,- Rp. 1.650.000,00- Rp.2.000.00

>Rp. 2.000.000,- 11 9 10 36,7 30,0 33,3

Riwayat penyakit saat ini: Lama menderita <1 tahun >1 tahun Stadium Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4 Terapi yang pernah dijalani

Kemoterapi Radiasi+kemoterapi Kemoterapi+mastektomi Radiasi+kemoterapi+mastektomi 11 19 3 10 14 3 8 1 19 2 36,7 63,3 10,0 33,3 46,7 10,0 26,7 3,3 63,3 6,

5.1.2 Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan

Data menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik mayoritas berada dalam kategori baik yaitu 25 orang reponden (83,3%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Kualitas Hidup Responden

Kualitas hidup Frekuensi (f) Persentase

Baik 25 83,3


(52)

5.2. Pembahasan

5.2.1 Karakteristik demografi

Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berumur 37-44 tahun (40%). Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden yang menderita kanker payudara berada pada usia lebih dari 40 tahun, hal ini sependapat dengan Nani (2009), yang menyatakan bahwa banyaknya pasien yang berusia lebih dari 40 tahun keatas dikarenakan pada usia ini risiko terkena kanker payudara semakin besar. Hal ini dikuatkan oleh Lincoln dan Wliensky (2007, dalam Nani 2009), yang menyatakan bahwa kanker payudara mulai berkembang pesat saat umur 40-49 tahun sebelum wanita memasuki usia 50 tahun ke atas, sedangkan risiko kanker payudara sendiri berkembang sampai usia 50 tahun dengan perbandingan peluang 1 diantara 50 wanita. Umur mempunyai hubungan dengan angka kejadian kanker payudara, dimana semakin bertambah umur seseorang maka risiko menderita kanker payudara lebih besar, karena daya tahan tubuh sudah lemah dan mengaami penurunan sehingga rentan terhadap kanker payudara (Haslinda, Ema, & Sumianti, 2013).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir responden adalah SMA (Sekolah Menengah Atas). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sedikit pasien yang mengenyam pendikan terakir di perguruan tinggi, hal sependapat juga dikemukakan oleh Tiolena (2008, dalam Khotimah 2013) yang mengemukakan bahwa tingkat pendidikan yang rendah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengobatan pada wanita penderita kanker payudara. Hal ini juga didukung oleh Haslinda, dkk


(53)

(2013) yang menemukan hanya sedikit penderita kanker payudara berada pada pendidikan tinggi, dan mayoritas responden berada pada pendidikan menengah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah ibu rumah tangga, hasil yang sama juga didapatkan oleh Sirait (2009, dalam Khotimah 2013) yang mendapatkan bahwa kasus kanker payudara banyak terjadi pada responden yang tidak bekerja, hal ini didukung juga oleh penelitian Brand et al (2002, dalam Khotimah 2013) yang menyatakan bahwa wanita yang aktif bekerja kemungkinan terkena kanker payudara akan lebih kecil yaitu 20-40% dibandingkan wanita yang tidak aktif bekerja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki penghasilan yang rendah. Jenis pekerjaan sangat berpengaruh pada pengobatan kanker payudara, responden yang memiliki penghasilan yang lebih akan segera melakukan pengobatan terbaik dan menjalankan pengobatan terbaik dengan jaminan kualitas kesehatan yang terbaik (Khotimah, 2013). Hasil ini juga didukung dengan pernyataan Desiana (2011, dalam Khotimah 2013) responden yang memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang cukup atau sedang dan cenderung rendah karena berkeinginan untuk sehat tetap akan melakukan pengobatan, namun dengan melakukan pengobatan yang standar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden telah menderita penyakit kanker sudah lebih dari satu tahun, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran responden untuk melakukan pengobatan stadium dini masih sangat rendah. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Lenggogeni (2011, dalam Khotimah 2013) yang mengemukakan bahwa rendahnya pengetahuan masyarakat


(54)

tentang kanker payudara menyebabkan masyarakat tidak mengerti akan pentingnya deteksi dini atau pemeriksaan dini payudara.

Hasil menunjukkan bahwa mayoritas pasien kanker payudara sudah berada pada stadium 3, hasil yang sama juga didapatkan oleh Khotimah (2013) yang menemukan mayoritas penderita kanker payudara berada pada stadium 3, Haslinda, dkk (2013) menemukan pasien kanker payudara mayoritas berada pada stadium berat (69,1%), begitu juga dengan hasil penelitian Sinaga, Sori, & Rasmaliah (2013) yang menemukan mayoritas penderita kanker payudara berada pada stadium 3 (49,0%) dan yang terendah adalah stadium 1 (4,9%). Menurut Sinaga, dkk (2013), hal ini terjadi karena pada tahap awal kanker payudara biasanya penderita tidak merasakan sakit atau tidak ada tanda- tandanya sama sekali. Apabila terjadi gangguan payudara, seorang wanita pada awalnya tidak terlalu menghiraukannya sampai keadaanya semakin serius (Sinaga, dkk., 2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden telah menjalani penogobatan kemoterapi dan mastektomi. Penelitian Sinaga, dkk (20130 menujukkan bahwa mayoritas telah melakukan operasi. Semakin dini kanker payudara ditemukan kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar (Sinaga, dkk., 2013).

5.2.2 Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan


(55)

adalah baik. Kualitas hidup pada penelitian ini dibagi atas 4 domain yaitu domain fisik, domain psikologis, domain hubungan sosial, dan domain lingkungan. Hasil yang sama juga didapatkan oleh Sari (2013), yang mendapatkan bahwa kualitas hidup wanita yang menderita kanker di RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah baik, karena nilai rata-rata berada diatas nilai tengah skor kualitas hidup. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pasien kanker payudara termasuk dalam penelitian ini. Manik (2008) juga mendapatkan kualitas hidup wanita dengan kanker organ reproduksi di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah baik. Namun hasil penelitian Muslimah (2013) menemukan perbedaan yaitu bahwa kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada dalam kategori rendah, hasil ini berbeda mungkin terjadi akibat adanya perbedaan lokasi dan perbedaan karakteristik responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas dalam kategori baik, namun pada domain fisik menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien mayoritas berada dalam kategori buruk. Hal ini dapat dilihat mayoritas pasien menjawab bahwa rasa sakit fisik sangat mencegah mereka dalam beraktivitas. Salah satu efek panjang yang dirasakan pada pasien kanker payudara adalah nyeri. Di Maio

et al (2004 dalam Kurniasari & Chairun 2009) menyatakan nyeri kronik dapat menghambat kelancaran aktivitas pasien sehari-hari, meliputi gangguan tidur, gangguan makan, dan ketidak pengertian keluarga maupun teman terhada keadaan pasien.

Hasil menunjukkan bahwa mayoritas menjawab bahwa mereka tidak puas dengan tidur mereka. Efek lain dari nyeri kanker adalah dapat mempengaruhi pola


(56)

tidur, pekerjaan dan hubungan sosial sehingga berpengaruh pada kualitas hidup dan harapan hidup seseorang Otto (2005, dalam Usman 2009). Kunderman, Kreig, dan Schreiber et al (2004, dalam Usman 2009), mencatat bahwa salah satu efek dari nyeri yang timbul akibat kanker adalah terjadinya gangguan tidur pada pasien.

Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa pasien tidak puas kemampuan dan kapasitasnya untuk bekerja. Hal ini mungkin terjadi karena pasien kanker payudara sudah mengalami penurunan fisik akibat penyakit dan pengobatan yang telah dialaminya. Hasil penelitian Avis et al (2004, dalam Muslimah 2013) menunjukkan bahwa wanita penderita kanker payudara memiliki kesehatan fisik yang rendah dimana terdapat symptom-symptom yang intens akibat kanker yang dideritanya.

Penelitian ini menujukkan bahwa kondisi psikologis pasien adalah baik terlihat dari mayoritas menjawab mereka sangat menikmati hidup mereka, dan mereka sangat merasa hidup mereka berarti. Prastiwi (2012) menyatakan bahwa aspek psikologis merupakan aspek yang paling dominan dalam menentukan kualitas hidup, ia menyatakan hal ini sangat erat kaitannya dengan kecerdasan spiritualitas seorang individu. Kecerdasan spiritualitas menuntun subjek untuk memiliki penerimaan diri yang sangat baik terhadap penyakitnya (Prastiwi, 2012). Pada penelitian ini, terlihat bahwa kondisi psikologis pasien baik karena dipengaruhi oleh kecerdasan spiritualitas yang dimiliki oleh pasien. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Zohar & Marshal (2004, dalam Prastiwi 2012), yaitu kecerdasan spiritualitas dianggap sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan


(57)

memecahkan persoalan makna hidup dan nilai yang akan membawa dalam kehidupan yang bermakna.

Penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial sangat mempengaruhi kualitas hidup, hal ini ditunjukkan dari seluruh pasien menjawab sangat mendapat dukungan dari keluarga, dan teman- temannya. Dukungan sosial dari orang-orang sekitar dapat memberi motivasi dan semangat yang besar bagi pasien untuk sembuh dan kuat menjalani hidup (Prastiwi, 2012). Dukungan yang diterima oleh pasien dari keluarga dan teman- temannya dapat memberikan rasa cinta, rasa aman dan nyaman pada pasien kanker payudara. Rasa cinta, rasa aman dan nyaman yang didapatkan pasien kanker payudara pada akhirnya memberikan kesejahteraan yang juga menentukan kualitas hidup penderita kanker (Prastiwi, 2012).

Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker (Prastiwi, 2012). Hal ini dapat dilihat bahwa mayoritas pasien menjawab puas dengan kondisi rumah dan lingkungan tepat tinggal mereka. Menurut Moos (dalam Sarafino 2012), fisik dan sosial dari lingkungan dapat mempengaruhi penyesuaian diri terhadap masalah kronis.


(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah baik. Kualitas hidup pada penelitian ini dibagi dalam 4 domain yaitu domain fisik, domain psikologis, domain hubungan sosial dan lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien kanker berdasarkan 4 domain adalah mayoritas baik, dan hanya saja pada domain fisik menunjukkan kualitas hidup buruk. Hal ini terjadi akibat penurunan fisik yang dialami pasien kanker payudara akibat penyakit yang dialaminya.

6.2 Saran

6.2.1 Praktek Keperawatan

Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan secara holistik untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara lebih baik lagi khusunya pada domain fisik.

6.2.2 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan menambah pengetahuan dalam pengembangan keperawatan lebih lanjut.


(59)

6.2.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan tentang kualitas hidup pasien kanker payudara dan mengenai upaya bagaimana meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Mekar, D., & Wahyu, E. (2010). Peran keluarga dalam Memberikan Dukungan Terhadap Pencapaian Integritas Diri Pasien Kanker Payudara Post Radikal Mastektomi. Jurnal keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing).5,2.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Pt. Rineka Cipta.

Dewi, F. I. R., Vonny, D., & Melisa. (2004). Hubungan antara resiliensi dengan depresi pasa perempuan pasca pengangkutan payudara. Jurnal Psikologi, 2, 2. Haslinda., Erna, K., & Suarnianti.(2013). Faktor Risiko Kejadian Kanker payudara di RSUP Dr. Wahidun Sudirohusodo Makassar. STIKES Nani Hasanuddin Makassar, 1,2.

Hawari, D., (2004). Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Khotimah, Siti, N. (2013). Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Harga Diri Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ilmu-ilmu Keperawatan Unsoed

Kurniasari, Khrisna, H, F., & Chairun, Wiedyaningsih. (2012). Evaluasi Penggunaan Obat Analgetik terhadap Managemen Nyeri Kanker di RSUP Dr. Sardjito Periode Oktober 2008-Juni 2009. Majalah Farmaseutik. 8,1.

Lu, W., Cui, Y., Chen, X., Zheng, Y. Gu, K., Cai, H., Zheng, W., & Shu, X. (2009). Changes in quality of life among breast cancer patients three years post-diagnostic. Breast Cancer Res Treat, 114, 357-369.

Lubis, N. L. & Hasnida. (2009). Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Kanker. Medan: Usu Press.

Manik, Chinta B. (2008). Kualitas Hidup Wanita dengan Kanker Organ Reproduksi d RSUP H.Adam Malik Medan. Skripsi. Medan: PSIK USU. Manuaba, I. B. T. W. (2010). Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi

2010. Jakarta: Cv.Sagung Seto.

Muslimah, Rina N. (2013). Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara. Skripsi. Medan: Fakultas Psikologi USU.

Nani, D. (2009). Analisis Faktor-Faktor Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara di Rumah Sakit Pertamina Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Jounal of Nursing. 4,2.


(61)

Nofitri. (2009). Kualitas Hidup Penduduk Dewasa di Jakarta. Skripsi. Jakarta FPsi Ui. Dibuka pada http://www.lontar.ui.ac.id

Oemiati, R., Ekowati, R., & Antonius, Y.K., (2011). Prevalensi Tumor dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya di Indonesia. Buletin Penerbit Kesehatan,39, 4.

Price, S. A. & Wilson, L. M.(2002). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6, vol.2. Jakarta: EGC.

Reich, M., Leisur, A., Chevallier, C. P. (2008). Depression, quality of life and breast cancer: a review of literature. Breast Cancer Res Treat, 110, 9-17. Sari, Novita Kurnia. (2013). Status Gizi, Penyakit Kronis, dan Konsumsi Obat

terhadap Kualitas Hidup Dimensi Kesehatan Fisik Lansia. Skripsi. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sari, Nuzul P. (2013). Kualitas Hidup Wanita yang Menderita Penyakit Kanker di

RSUD Dr. Pirngadi Medan. Skripsi. Medan: Fakultas Keperawatan Usu. Saryono.,Roischa., & Pramitasari, D. (2009). Perawatan Kanker Payudara

Dilengkapi dengan Deteksi Dini terhadap Penyakit Kanker Payudara.

Jogjakarta: Mitra Cendikia.

Sinaga, Lestari, E., Sori, M., & Rasmaliah. (2013). Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di Rs. St. Elisabeth Medan Tahun 2011-2013.

Mahasiswa Departemen Epidemiologi Usu.

Supriyanto,W. (2010). Ancaman Penyakit Kanker Deteksi Dini &Pengobatannya. Yogyakarta: Cahaya Ilmu.

Tasripiyah, Anis, S., Ayu, P., & Urip, R. (2013). Hubungan Koping dan Dukungan Sosial dengan Body Image Pasien Kanker Payudara Post Mastektomi di Poli Bedah Onkologi RSHS Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.

Tim Penanggulangan dan Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna RS Kanker Darmais. (2003). Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini.

Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Tirgari, B., Iranmanesh, S., Fazel, A., & Kalantarri, B. (2012). Quality of life and mood state in Iranian women post mastectomy. Clinical Journal of Oncology Nursing, 16, 3.

Universitas Toronto (2004). Qol Concept. Dibuka pada webside http://www.utoronto.ca/qolconcept.

Vadivelu, N., Schreck, M., Lopez, J., Kodumumudi, G., & Narayan, D. (2008). Invited Commentary: Pain after mastectomy and breast reconstruction. The American Surgeon, 74, 4.


(62)

WHO. (2004). Quality of Life (WHOQOL)-BREF. Dibuka pada http://www.who.int/subtance_abuse/. Pada tanggal 1 Desember 2014

WHO. (2004). WHOQOL Measuring Quality of Life. Dibuka pada http://who.int/mental_health. Pada tanggal 1 Desember 2014.

Wulandari, Widayanti D. (2004) Penentuan Validitas WHOQOL-100 dalam Menilai Kualitas Hidup Rawat Jalan di RSCM (versi Indonesia). Tesis. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.


(63)

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

Oleh: Rinata Br. Panjaitan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Saya mengharapkan jawaban yang ibu berikan sesuai dengan kondisi yang dihadapi ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan digunakan untuk mengrmbangkan ilmu Keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud lain.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bukan hanya akan digunakan untuk ilmu Keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain.Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, ibu bebas untuk ikut menjadi responden penelitian atau menolak tanpa sanksi apapun.Jika ibu bersedia menjadi responden penelitian ini silahkan ibu menandatangani kolom di bawah ini. Terima kasih.

Tanda tangan:


(64)

Lampiran 2

Instrumen penelitian

Petunjuk Pengisian:

1. Semua pertanyaan harus dijawab

2. Berilah tanda checklist ) pada tempat yang disediakan dan isislah titik-titik jikan pertanyaaan yang harus dijawab

3. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban

4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti

1. Data demografi

Usia ibu saat ini : tahun

Status : 1. ( ) menikah 3. ( ) janda 2.( ) tidak menikah

Agama : 1. ( ) Islam 2. ( ) Kristen 3. ( ) Hindu 4. ( ) Budha Suku bangsa :

Pendidikan : 1. ( ) SD 2. ( ) SMP 3. ( ) SMA 4. ( ) Sarjana Lain-lain sebutkan :………

Pekerjaan : 1. ( ) pegawai 2. ( ) wiraswasta

3. ( ) IRT (ibu rumah tangga) Penghasilan perbulan : 1. ( ) < Rp.1.650.000,00


(65)

2. ( ) Rp. 1.650.000,00- Rp2.000.000 3. ( ) > Rp. 2.000.000,00

Riwayat penyakit saat ini:

Lama menderita kanker payudara : Stadium kanker payudara :

Terapi yang dijalani : 1. ( ) radiasi 2. ( ) kemoterapi 3. ( ) mastektomi


(66)

Berilah tanda checklist ( pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan jawaban ibu. Pertanyaan berikut menyangkut perasaan ibu terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal-hal lain dalam kehidupan ibu. Pilihlah jawaban yang menurut ibu paling sesuai.

Pikirkanlah apa yang menjadi kualitas, harapan, kebahagiaan dan kegelisahan anda. Saya akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan anda pada dua minggu terakhir.

Pertanyaan Sangat

buruk

Buruk Biasa-biasa saja

baik Sangat baik 1. Bagaimanakah anda menilai kualitas

hidup anda?

Sangat tidak puas

Tidak puas Biasa-biasa saja

Puas Sangat puas

2. Seberapa puaskah anda dengan kesehatan anda?

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa banyak anda mengalami hal tertentu di bawah ini selama dua minggu terakhir.

Tidak sama sekali

Sedikit Dlm jumlah sedang

Sangat Sangat banyak

3. Sejauh manakah anda merasakan bahwa penyakit fisik menghalangi anda untuk melakukan hal yang perlu anda lakukan?

4. Seberapa banyak anda memerlukan penatalaksanaan medis untuk dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari?

5. Seberapa banyakkah anda menikmati hidup?

6. Sejauh manakah anda merasa kehidupan anda berarti?

7. Seberapa baikkah anda dapat berkonsentrasi?

8. Seberapa amankah kehidupan sehari-hari yang anda rasakan?

9. Seberapa sehatkah secara fisik lingkungan anda?


(67)

Pertanyaan berikut ini menanyakan tentang bagaimana secara keseluruhan pengalaman atau kemampuan anda untuk melakukan hal tertentu selama 2 minggu terakir.

Tidak sama sekali

Sedikit Sedang Kebanyak an

Selengkapnya 10. Apakah anda memiliki cukup energy

untuk kehidupan sehari-hari?

11. Apakah anda dapat menerima penampilan tubuh anda?

12. Apakah anda mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan anda? 13. Apakah tersedia informasi yang anda

butuhkan dalam kehidupan anda hari demi hari ?

14. Sejauh manakah anda mempunyai kesempatan untuk bertamasya?

15. Seberapa mampukah anda untuk berjalan-jalan?

Pertanyaan berikut ini menanyakan seberapa baik atau puaskah anda merasakan berbagai aspek kehidupan anda selama 2 minggu terakhir.

Sangat tidak memuaskan Tdk memuaskan Biasa-biasa saja

Memuaskan Sangat memuaskan 16. Bagaimana kepuasan anda

dengan tidur anda?

17. Bagaimana kepuasan anda dengan kemampuan anda untuk melakukan aktivitas sehari-hari anda?

18. Bagaimana kepuasan anda dengan kapasitas untuk bekerja?

19. Bagaimana kepuasan anda dengan diri anda?

20. Bagaimana kepuasan anda dengan hubungan pribadi anda?

21. Bagaimana kepuasan anda dengan kehidupan seks anda? 22. Bagaimana kepuasan anda

dengan dukungan yang anda dapat dari teman-teman anda? 23. Bagimana kepuasan anda


(68)

tinggal anda?

24. Bagaimana kepuasan anda dengan akses anda untuk memperoleh layanan kesehatan?

25. Bagaimana kepuasan anda dengan transportasi yang anda dapatkan?

Pertanyaan berikut menanyakan seberapa sering anda merasa atau mengalami hal-hal tertentu selama dua minggu terakhir.

Tidak pernah

Jarang Cukup sering

Sangat sering Selalu 26. Seberapa sering anda mengalami

perasaan negatif seperti perasaan sedih, kecewa, cemas, depresi?


(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

Master Data Q1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid buruk 9 30.0 30.0 30.0

biasa-biasa saja 18 60.0 60.0 90.0

baik 3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Q3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat 18 60.0 60.0 60.0

dlm jumlah sedang 4 13.3 13.3 73.3

sedikit 3 10.0 10.0 83.3

tidak sama sekali 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Q4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat 5 16.7 16.7 16.7

dalam jumlah sedang 6 20.0 20.0 36.7

sedikit 4 13.3 13.3 50.0

tidak sama sekali 15 50.0 50.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Q2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak puas 20 66.7 66.7 66.7

biasa-biasa saja 3 10.0 10.0 76.7

puas 7 23.3 23.3 100.0


(1)

Lampiran 12. Jadwal Tentatif penelitian


(2)

(3)

Lampiran 13. Surat Bukti Bimbingan


(4)

(5)

Lampiran 13

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Rinata br. Panjaitan

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/ tanggal lahir : Tanjung morawa/ 29 Mei 1993

Agama : Kristen

Alamat : Dusun I lorong Gereja, Tanjung Morawa

No.Hp : 08537491551

Nama Ayah : Marnala Panjaitan

Nama Ibu : Rutmila Lumbanbatu

Pendidikan : SD. ST. Antonius Bangun Mulia (1999-2005)

SMP Negeri 15 Medan (2005-2008)

SMA Katolik Tri Sakti Medan ( 2008-2011)

S1 Ilmu Keperawatan USU ( 2011- sekarang)


(6)

Lampiran 14

TAKSASI DANA PENELITIAN

1. Proposal

Biaya tinta dan kertas print proposal Rp. 100.000,00 Penelusuran literatur dan internet Rp. 100.000,00 Fotokopi literatur dari buku Rp. 50.000,00 Penggandaan dan penjilidan proposal Rp. 100.000,00

2. Pengumpulan data

Administrasi surat survey awal Rp. 50.000,00 Transportasi Rp. 200.000,00 Penggandaan kuesioner dan lembar persetujuan responden Rp. 200.000,00

3. Analisa data dan penyusunan laporan

Biaya kertas dan tinta print Rp. 200.000,00 CD Rp. 200.000,00+ Jumlah Rp. 1.200.000,00 Biaya tak terduga 10% Rp. 120.000, Total Rp. 1.320.000,00