5
BAB 2 PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Teori Rasa Nyaman Nyeri
2.1.1 Defenisi Nyeri
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual. Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi
nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya Asmadi,
2008.
Secara medis, Mouncastle memdefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensori yang dibawa oleh stimulus sebagai akibat adanya ancaman atau
kerusakkan jaringan, dapat disimpilkan bahwa nyeri adalah ketika seseorang terluka secara fisik. Ditambahkan oleh International Association for Study of
Pain 1979, mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakkan jaringan yang
bersifat aktual atau potensial atau yang dirasakan dalamkejadian-kejadian di mana
terjadi kerusakkan Prasetyo, 2010.
Dalam keperawatan, nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya Tamsuri, 2007. Menurut Wong 2004, nyeri adalah apapun
yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapan pun individu
mengatakannya.
Menurut Mc. Coffery 1979, nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dimana eksistensinya diketahui jika seseorang pernah
mengalaminya Hidayat Uliyah, 2012. Long 1996, mendefinisikan nyeri
6 adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang
mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut Mubarak, 2007. Defenisi ini menempatkan seorang pasien sebagai expert ahli
di bidang nyeri, karena hanya pasienlah yang tahu tentang nyeri yang ia rasakan Prasetyo, 2010.
2.1.2 Fisologis Nyeri
Menurut Prasetyo 2010, fisiologis nyeri terdiri dari : 1.
Stimulus Nyeri selalu dikaitkan dengan adanya stimulus rangsangan nyeri dan
reseptor. Reseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-ujung saraf bebas pada kulit yang berespon terhadap stimulus yang kuat.
Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus nyeri. Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik
Prasetyo, 2010. 2.
Reseptor Nyeri Reseptor merupakan sel-sel khusus yang mendeteksi perubahan-perubahan
partikular disekitarnya, kaitannya dengan proses terjadinya nyeri maka reseptor-reseptor inilah yang menangkap stimulus-stimulus nyeri
Prasetyo, 2010. Menurut Mubarak 2007 proses fisiologis terkait nyeri disebut nosisepsi.
Proses tersebut terdiri atas empat fase, yakni: 1.
Transduksi. Pada fase transduksi, stimulus atau rangsangan yang membahayakan mis., bahan kimia, suhu, listrik atau mekanis memicu
7 pelepasan mediator biokimia mis., prostagladin, bradikini, histamin,
substansi P yang mensensitisasi nosiseptor. 2.
Transmisi. Fase transmisi nyeri terdiri atas tiga bagian. Pada bagian pertma, nyeri merambat dari serabut saraf perifer ke medula spinalis. Dua
jenis nosiseptor yang terlibat dalam proses tersebut adalah serabut C, yang mentransmisikan nyeri tumpul dan menyakitkan, serta serabut A-Delta
yang mentrasmisikan nyeri yang tajam dan terlokalisasi. Bagian kedua adalah transmisi nyeri dari medula spinalis menuju batang otak dan
talamus melalui jaras spinotalamikus STT. STT merupakan suatu sistem diskriminatif yang membawa informasi mengenai sifat dan lokasi stimulus
ke talamus. Selanjutnya, pada bagian ketiga, sinyal tersebut diteruskan ke korteks sensorik somatik tempat nyeri dipersepsikan. Impuls yang
ditransmisikan melalui STT mengaktifkan respon otonomi dan limbik. 3.
Persepsi. Pada fase ini, individu mulai menyadari adanya nyeri. Tampaknya persepsi nyeri tersebut terjadi di struktur korteks sehingga
memungkinkan munculnya berbagai strategi perilaku-kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri.
4. Modulasi. Fase ini di sebut juga “sistem desenden”. Pada fase ini, neuron
di batang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke medula spinalis. Serabut desenden tersebut melepaskan substansi seperti opioid, serotonin,
dan norepinefrin yang akan menghambat impuls asenden yang membahayakan di bagian dorsal medula spinalis.
8
2.1.3 Teori-teori Nyeri