UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sitotoksik pada Artemia salina dengan uji brine shrimp lethality test Tewtrakul, 2005; Ekowati 2010. Liu dkk., 2010. Juga mengatakan bahwa
EPMS menghambat proliferasi kanker human hepatocellular liver HEP G2 dengan dosis yang belum diketahui. EPMS juga dapat menghambat
kanker gastric dengan menghambat angiogenesis sehingga pembelahan sel kanker gastric terhambat Liu dan Wei, 2005: Subchan, Bilal , 2011
2.3. Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas HKSA
Hubungan kuantititif struktur aktivitas HKSA merupakan hasil akhir dari suatu proses yang dimuai dengan mendeskripsikan suatu
struktur molekul dan diakhiri dengan kesimpulan, hipotesis, dan prediksi dari sifat fisiko kimia dan biologis molekul tersebut. Hubungan kuantitatif
struktur aktivitas HKSA didasarkan pada asumsi bahwa struktur suatu molekul secara geometri, elektronik, sterik bertanggung jawab terhadap
terhadap sifat fisika, kimia, dan respon biologisnya yang digambarkan dalam beberapa deskriptor. Dengan menggunakan model HKSA aktivitas
suatu bahan kimia yang memiliki kemiripan dan merupakan senyawa baru yang akan dirancang dan belum diuji dapat diketahui aktivitasnya
Todeschini, 2009. Menurut Jean Piere dan Annick Panaye hipotesis yang mendasari
dilakukannya pengujian HKSA yaitu karena setiap molekul memiliki fitur- fitur geometric dan elektronik yang berpengaruh terhadap sifat fisiko
kimia dan efek biologis molekul tersebut. Dengan demikian diasumsikan dari suatu rangkaian molekul yang memiliki efek biologis yang sama serta
cara kerja yang sama maka kerja dari molekul tersebut dapat diwakili oleh deskriptor dari molekul tersebut.
Tujuan akhir dari HKSA adalah membuat persamaan model HKSA yang menggambarkan sifat dari serangkaian senyawa. Untuk mendapatan
model tersebut diperlukan pemilihan data set dari beberapa molekul. Pada zaman dahulu HKSA hanya dikembangkan pada senyawa konginerik akan
tetapi seiring perkembangan zaman HKSA mulai digunakan untuk berbagai jenis senyawa untuk mempercepat pengetahuan tentang suatu
molekul baru. Hasil dari peramalan suatu model sangat bergantung pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tersedianya data penelitian yang telah dilakukan. Data eksperimen suatu senyawa bisa didapatkan dengan cara melakukan eksperimen dan dengan
mencari dari literature Todeschini, 2009. Dalam pengumpulan data ini perlu berhati-hati karena model dari
HKSA memiliki keterbatasan akurasi pada eksperimen dengan kualitas yang sangat tinggi. Untuk menghindari ketidak akuratan model HKSA
jika data set diperoleh dari literature maka sebaiknya data diambil hanya dari satu literature saja atau dari beberapa sumber yang hamper sama
proses dan perlakuannya saat eksperimen Todeschini, 2009. Tahapan lain dalam penentuan model HKSA adalah penentuan
deskriptor yang tepat, akan tetapi pada kebanyakan kasus tidak ada yang menyatakan deskriptor manakah yang terbaik untuk digunakan. Sehingga
pada beberapa peneliti cenderung untuk menggunakan deskriptor dengan jumlah yang banyak. Model HKSA dinyatakan dalam persamaan regresi
yang dinyatakan sebagai berikut: P= f x
1
, x
2
, x
3
, ……, x
p
P = aktivitas suatu molekul
f = fungsi yang mewakili hubungan antara respond an
deskriptor x
1
, x
2
, ……, x
p
= molecular deskriptor Ordinary Least Square regression OLS, atau biasa disebut
Multiple Linear Regression MLR merupakan tekhnik regresi yang paling banyak digunakan dalam memperkirakan hubungan kuantitatif struktur
aktivitas HKSA antara molecular deskriptor dan aktivitas suatu molekul. Regresi Partial Least Squares PLS merupakan persamaan yang biasa
digunakan terutama ketika molecular deskriptor untuk pengujian suatu senyawa digunakan dalam jumlah yang banyak Todeschini 2009.
Tahapan paling penting dalam pengembangan HKSA adalah validasi model. Terdapat beberapa teknik validasi untuk mengevaluasi
kemampuan memprediksi suatu model. Validasi merupakan persyaratan paling penting untuk diterimanya suatu model HKSA. Kemampuan
memprediksi suatu model dihitung berdasarkan dua data, yaitu: training
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
set data yang menghasilkan suatu model, dan test set data yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan suatu model untuk
mempresiksi Todeschini, 2009. Ketika suatu model telah divalidasi dan memberikan hasil yang
baik, maka model tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan sifat dari molekul baru, mekanisme kerja suatu turunan senyawa, dan struktur
mana dari suatu molekul yang memberikan aktivitas biologis dari suatu molekul. Pada mulanya perhatian hanya untuk mendapatkan model dengan
kemampuan memprediksi yang baik tanpa memperhatikan kemampuan model tersebut untuk diinterpretasikan. Tentu saja model seperti ini
digunakan ketika tujuan penelitian untuk mendapatkan data kimia suatu molekul, hal yang paling penting adalah model yang didapatkan harus
dapat dipercaya, dan tidak memperhatikan mengapa suatu deskriptor dipilih dalam untuk membuat suatu model Todeschini,2009.
Akan tetapi walaupun kemampuan mempresiksi model yang tinggi untuk memprediksi suatu molekul harus berhati-hati karena jika molekul
memiliki chemical space yang jauh dari model maka hasil ekstrapolasi yang didapatkan merupakan prediksi yang tidak dapat dipercaya. Untuk
mengatasi masalah ini maka dilakukan pengeluaran molekul yang tidak relevan Todeschini, 2009.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan model HKSA memerlukan 3 hal penting yaitu:
1. Penyiapan sekumpulan data set yang telah diketahui aktifitas biologisnya dengan struktur kimia dan aktivitas yang mirip.
2. Pemilihan molecular deskriptor yang paling tepat yang mampu menggambarkan informasi tentang struktur yang akan diteliti.
3. Metode matematika untuk menentukan hubungan antara aktivitas suatu molekul dengan strukturnya.
2.4. Metode Hansch