UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
S19 9.6302
-0.9836
S20 11.7001
-1.0681
S21 12.9
-1.110
S22 13.1401
-1.1185
S23 14.300
-1.1553
S24 16.649
-1.2214
S25 38.517
-1.5856
S26 44.779
-1.6510
S27 72.995
-1.8632
S28 96.494
-1.9845
S29 125.477
-2.0985
S30 134.086
-2.1273
S31 329.733
-2.5181
Catatan:  warna  merah=aktivitas  tinggi,  warna  kuning=aktivitas  sedang,  dan hijau=aktivitas rendah
Pembagian  data  set  dilakukan  dengan  cara  mengurutkan  seluruh senyawa berdasarkan aktivitasnya dari yang terbesar hingga yang terkecil.
Setelah  diurutkan  berdasarkan  aktivitasnya  data  set  kemudian  dibagi menjadi  tiga  yaitu:  senyawa  dengan  aktvitas  tinggi,  sedang,  dan  rendah.
Senyawa  yang  digunakan  sebagai  test  set  diambil    2  senyawa  dari  yang memiliki  aktivitas  tinggi,  dan  masing-masing  3  senyawa  dari  yang
memiliki aktivitas sedang dan rendah. Pembagian  data  set  dilakukan  secara  random  karena  menurut
Martin  dkk  2012  model  persamaan  HKSA  dengan  pembagian  data  set secara  random  memiliki  kemampuan  memrediksi  yang  sama  dengan
pembagian data set yang dilakukan secara sistematis.
4.5. Model Persamaan Hubungan Kuantitatif Struktur Aktifitas HKSA
Model  persamaan  HKSA  dibentuk  menggunakan  SPSS  dengan metode MLR Multiple Linear Regresion dengan metode enter kemudian
dibuat  dua  buah  model  persaman.  Satu  persamaan  dibuat  dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menggunakan  log  D  sebagai  deskriptor  hidrofobik.  Persamaan  yang  lain dibuat  dengan  menggunakan  log  P.  Kemudian  kedua  persamaan  tersebut
dibandingkan  dengan  menggunakan  parameter  statistik  dan  ditentukan model persamaan manakah yang lebih baik secara statistik.
SPSS dipilih dalam penelitian ini karena fakta menunjukan bahwa SPSS adalah software statistik terpopuler didunia, termasuk di  Indonesia.
SPSS  mampu  memecahkan  permasalahan  statistik  dari  yang  sederhana hingga yang cukup kompleks seperti multivariate MLR. Keunggulan dari
SPSS  adalah  tampilannya  yang  sudah  menyerupai  Microsoft  Excel  dan tampilan  grafis  yang  lebih  baik,  selain  itu  SPSS  sangat  memudahkan
pengguna  dan  lebih  simple  dibandingkan  dengan  Minitab  yang mengharuskan pengguna membuka banyak window Santoso, 2010.
Analisis  MLR  melibatkan  dua  buah  variabel,  yaitu  variabel  bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas berupa deskriptor-deskriptor yang
telah  dihitung  Log  D,  Log  P,  PPSA1,  PNSA1,  indeks  Harary,  indeks Randic,  dan  indeks  Wiener.  Variabel  tergantung  berupa  aktivitas
antikanker  terhadap  sel  p388  log  1IC
50
pada  masing-masing  senyawa turunan  asam  sinamat  31  senyawa.  Analisis  multilinear  dilakukan
dengan menggunakan metode enter. Persamaan 1 menggunakan log P
Log1IC
50
= -4,793 + -0,983 logP + -0,00898 PPSA + -0,00138 PNSA + 0,378 Harary + 0,191 Randic + -0,008705 WPATH + -0,3247 WPOL
Persamaan 2 menggunakan log D Log1IC
50
= -9,555 + -0,459 logD + -0,0063 PPSA + -0,00114 PNSA +  0.000491  Harary  +  0.838  Randic  +  -0,00808  WPATH  +  0,306
WPOL Berdasakan  konstanta  yang  terdapat  pada  kedua  persamaan  diatas
terlihat  bahwa  deskriptor  indeks  topologi,  dan  deskriptor  hidrofobik merupakan  deskriptor  yang  paling  berpengaruh.  Pada  persamaan
menggunakan  log  P  deskriptor  yang  paling  berpengaruh  ialah  log  P,  dan indeks Harary hal ini terjadi karena kedua deskriptor inilah yang memiliki
nilai konstanta paling besar -0,983, 0,378. Jika konstanta yang dihasilkan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bernilai  negatif maka pengaruh dari deskriptor tersebut  bertolak belakang terhadap  aktivitas  semakin  besar  nilai  dari  deskriptornya  maka
aktivitasnya  akan  semakin  rendah.  Dari  persamaan  yang  dihasilkan disimpulkan bahwa semakin polar semakin kecil nilai deskriptor dari log
P  maka  aktivitas  dari  senyawa  tersebut  akan  semakin  besar.  Pada  model persamaan  yang menggunakan log D deskriptor  yang paling berpengaruh
adalah log D, indeks Randic, indeks Harary dan indeks Wiener WPOL.
4.6. Hasil Validasi Model Persamaan HKSA