KESIMPULAN DAN SARAN A.

3 hubungan remaja dengan lingkungan luarpun semakin luas pula. Hal ini menyebabkan pertemuan remaja dengan orang tua semakin berkurang, karena itu kesempatan orang tua untuk menanamkan nilai-nilai agama dan norma pada remaja juga semakin berkurang. Dengan kata lain, peran institusi keluarga menjadi tidak kokoh lagi atau tidak solid. Kemudian cara yang memberikan kebebasan kepada anaknya, egois orang tua karena pandangan liberal telah menjamur di masyarakat, gaya hidup orang tua yang glamour, ketidaktauan tentang penanganan dalam penanaman moral pada remaja, juga tidak adanya keteladanan dari keluarga terutama kedua orangtua, hal inilah yang sering terjadi dalam suatu keluarga di tengah-tengah masyarakat. Kemudian dilihat pada problem kecenderungan remaja berprilaku yang melanggar nilai-nilai moral; Kurangnya sopan santun kepada orang tua dan yang lebih tua darinya, adab berpakaian, pergaulan antara laki-laki dan perempuan seolah-olah tidak ada lagi batasan-batasannya. Budaya luar yang negatif mudah terserap tanpa ada filter yang cukup kuat dari remaja, dari mulai gaya hidup modern yang konsumeris-kapitalistik dan hedonis yang tidak didasari akhlak dan budi pekerti yang luhur dari bangsa ini cepat masuk dan mudah ditiru oleh generasi muda. 5 Perilaku negatif yang lainnya, seperti tawuran, anarkis, sikap cepat marah, ikut dalam geng-geng motor, kemudian terbaru lagi belakangan ini ada yang namanya cabe-cabean menjadi budaya baru remaja yang dapat membuat resah masyarakat, bahkan pada taraf tertentu menjadi tindakan anarkis, sampai ada yang menjadi korban atau terbunuh, dan lain-lain. Premanisme ada di mana-mana, emosi meluap-luap, cepat tersinggung, serta ingin menang sendiri menjadi bagian hidup yang akrab dalam pandangan sebagian dari diri masyarakat sendiri terutama di kalangan remaja. Tindak anti sosial dan peraturan, kejahatan mencuri ataupun menyakiti orang lain, menodong, bahkan membajak bus umum pelakunya adalah pelajar sekolah. Salah satu contoh; Puluhan pelajar SMA Negeri 46 Jakarta ditangkap aparat kepolisian karena membajak bus Kopaja untuk tawuran dikawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Aksi pembajakan tersebut gagal 5 Nurul Zuriah, Pendidikan Moral Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, Cet. 1, h. 160 4 dilakukan karena sopir Kopaja dengan berani membelokan kendaraannya kedalam kantor polisi. Tidak hanya membajak, mereka mempersenjatai diri dengan berbagai senjata yang mampu melukai dan melumpuhkan pelajar sekolah lain, misalnya sabuk gir motor. 6 Entah apa yang ada di benak para pelajar SMA Negeri 46 Jakarta yang telah diamankan di Mapolsek Metro Kebayoran Baru ini. Waktu jam pelajaran yang harusnya berada di kelas, mereka manfaatkan justru untuk menyerang pelajar sekolah lain. Yang lebih parah lagi, penyerangan dilakukan dengan membajak sebuah bus Kopaja yang sedang beroperasi. Kenyataan lain yang juga menunjukkan adanya indikator kemerosotan moral yaitu banyaknya terjadi kasus peredaran narkoba dan kasus pelecehan seksual yang dilakukan juga oleh pelajar sekolah. Dalam hal ini, terjadinya pelaku pengedar dan pemakai narkoba di antaranya adalah kalangan pelajar, sementara pelecehan seksual juga terjadi di kalangan remaja, hal ini sebagai akibat dari pergaulan bebas. Di Indonesia pada tahun 1980-an hanya terdapat 80.000 sampai 130.000 kasus penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya NAPZA, namun pada tahun 2008 telah meningkat menjadi sekitar 5 juta kasus penyalahgunaan napza. Pemerintah melihat semakin berbahayanya persoalan napza ini. Hal ini dikemudian hari mendorong lembaga- lembaga swadaya masyarakat untuk ikut terlibat dalam menanggulangi masalah napza ini seperti Granat, kelompok No-Drugs, dan Lain-lain. Kelompok yang menjadi sasaran Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya NAPZA adalah generasi muda yang merupakan calon-calon pemimpin bangsa. Apa jadinya jika generasi muda tidak sibuk untuk meraih prestasi tertinggi, tetapi malah asik dalam penyalahgunaan napza. 7 Siti Alfiasih, Kasubdit Masyarakat BNN mengatakan “saat ini tahun 2013 diperkirakan 4 juta orang yang menjadi penyalahguna narkoba di Indonesia. 6 Dedi Irawan. PATROLI, Aksi Tawuran Pelajar: 40 Pelajar Bajak Kopaja Untuk Tawuran, diakses pada tanggal 20 Maret 2014, http:www.indosiar.compatroli40-pelajar- bajak-kopaja-untuk-tawuran_111160.html 7 Humanitas, Indonesian Psychological Journal, Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, 2008,Vol. 5 No.1 h. 68