14
Berdasarkan uraian cara penilaian KPS tersebut di atas, pada penelitian ini penilaian KPS siswa cukup dilakukan hanya dengan menggunakan
teknik bukan tes, yakni dengan mengobservasi menggunakan lembar observasi. Terlampir pada lampiran 9.
2. Hasil Belajar
Setelah melakukan perbuatan belajar, maka seseorang akan memperoleh suatu hasil yang disebut hasil belajar, seperti pernyataan Djamarah dan
Zain 2006, Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil
Hal senada juga disampaikan oleh Dimyati dan Mudjiono 2006, belajar adalah hasil dari suatu interaksi atas tindak belajar dan tindak
Sukardi dalam Amali 2001: 34 menyatakan bahwa, Hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam
proses belajar mengajar. Pencapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran. Menurut pendapat Sukardi ini,
untuk mengetahui hasil belajar maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara memerintahkan
siswa mengerjakan soal, menilai kegiatan siswa dalam kegiatan praktikum, menilai hasil laporan yang dikerjakan siswa dan cara-
cara lain untuk mengukur hasil belajar tersebut.
Lebih lanjut, Hamalik dalam Amali 2001: 34 berpendapat bahwa; Hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.
15 Berdasarkan beberapa definisi di atas, hasil belajar berarti perolehan
yang telah dicapai dari apa yang dikerjakandiusahakan selama proses belajar berlangsung. Hasil belajar ini berupa terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Lantas seperti apa bentuk hasil belajar tersebut, apakah hanya sebatas berubah dari tidak tahu menjadi tahu saja. Hamalik dalam Amali 2001:
35 menyatakan bahwa Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan tingkah laku manusia yang terdiri dari se
. Aspek tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam bagian-bagian tertentu yang disebut
ranah. Selanjutnya, Winkel 1999 Ada tiga ranah hasil
belajar, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik Senada dengan dua pendapat tersebut di atas, lebih terperinci lagi dijelas-
kan oleh Bloom dalam Dimyati 2002: 26, ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat
belajar, yaitu; a.
Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif, terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan,
partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah Psikomotor, terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu per-
sepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.
Enam jenis perilaku yang disebutkan pada ranah kognitif di atas adalah rincian dari taksonomi Bloom versi lama. Krathwohl dalam Wulan
2009 menjelaskan bahwa, konsep taksonomi Bloom telah mengalami
16 revisi atau perbaikan. Perubahannya dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut
ini. Tabel 2.3. Revisi Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom
lama C1
Penge- tahuan
C2 Pema-
haman C3
Apli- kasi
C4 Anali-
sis C5
Sinte- sis
C6 Evalu-
asi Taksono
mi Revisi C1
Mengi- ngat
C2 Mema-
hami C3
Meng- aplikasikan
C4 Menga-
nalisis C5
Menge- valuasi
C6 Men-
cipta
Berdasarkan tabel revisi taksonomi Bloom tersebut, ada dua aspek yang dihilangkandiganti yakni aspek pengetahuan dan sintesis. Aspek penge-
tahuan diganti dengan aspek mengingat, kemudian aspek sintesis diganti dengan aspek evaluasi yang sebelumnya berada pada C6 untuk kemudi-
an pada C6 yang kosong akibat pindahnya aspek evaluasi ke C5, diganti dengan aspek menciptaberkreasi.
Namun demikian, keenam aspekkategori tersebut tetap saja merupakan suatu hirarkis berurutan dari yang terendah ke yang tertinggi, dari C1
hingga C6, sesuai dengan Taksonomi Bloom versi lama yang digambar- kan dalam bentuk Piramida. Piramida Taksonomi Bloom yang dimaksud
dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut.
Gambar 2.1. Klasifikasi Aspek Kognitif
C1 C2
C3 C4
C5 C6
17
Dimyati, 2002: 26
Selanjutnya, klasipikasi aspek kognitif taksonomi Bloom yang telah direvisi tersebut di atas dijelaskan dengan detail pada Tabel 2.3.
berikut ini. Tabel 2.4. Uraian Taksonomi Bloom Revisi
Aspek Indikator
Keterangan
Mengingat Mengenali,
menyebutkan, menyadari,
menghafalkan, mengingat.
Dapat menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau
istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau dapat
menggunakannya
Memahami Menafsirkan,
meringkas, men- jelaskan, memberi
contoh, memper- kirakan.
Dapat memahami yang berarti mengetahui tentang sesuatu hal
dan dapat melihatnya dari beberapa segi.
Mengaplikasi kan
Menerapkan, memilih, menjalankan,
mengimplementasikan Dapat menggunakan prinsip,
teori, hukum, aturan, maupun metode yang dipelajari pada
situasi baru atau pada situasi konkret.
Menganalisis Menguraikan, meng-
organisir, mem- bandingkan,
membedakan, menemukan makna
tersirat. Dapat memilah suatu integritas
menjadi unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya.
Evaluasi Menafsirkan,
memutuskan, memeriksa,
mengkritik, Dapat melakukan penilaian
terhadap situasi, nilai-nilai dan ide-ide.
Membuat kreasi
Merumuskan, meren- canakan, mempro-
duksi. Dapat merumuskan suatu
masalah, merencanakan suatu kegiatan pemecahan masalah,
serta memproduksi sesuatu.
Ditilik dari uraian di atas, penulis berpendapat bahwa setelah melak- sanakan aktivitas belajar, siswa akan memperoleh sesuatu yang baru
18 yang disebut hasil belajar. Hasil belajar tersebut diklasifikasikan ke
dalam 3 tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga ranah tersebut dapat diteliti dan diukur secara terpisah dengan
teknik dan instrumen yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, peneli- tian ini meneliti semua ranah yang ada, yakni ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik, namun terbatas hanya pada aspek- aspek tertentu saja yakni,
a. Ranah Kognitif terbatas hanya pada aspek pemahaman, penerap-
an dan evaluasi; b.
Ranah afektif terbatas hanya pada aspek partisipasi serta penilai- an dan penentuan sikap saja serta
c. Ranah psikomotoriknya terbatas pada aspek gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, dan kreativitas.
3. Metode Eksperimen