Kuat Perlu Penampang Kuat Perlu Penampang

2.4. Prosedur Pendesaian Elemen Struktur Atas

Berdasarkan Dewobroto 2013 desain penampang beton bertulang berdasarkan SNI Beton 2012 mengacu penuh pada ACI 318M-11 Puskim 2012. Konsep perencanaan yang digunakan mengikuti cara kuat batas LRFD Load and Resistance Factor Design. Untuk mencari kuat perlu , suatu beban batas maksimum yang mungkin terjadi diperoleh dari hasil kombinasi beban kerja dan faktor beban LRFD. Pada sisi lain, akan dihitung kuat nominal dari tiap penampang elemen struktur beton, yang dianggap akan menerima kondisi beban batas maksimum tersebut.

2.4.1. Kuat Perlu Penampang

Kombinasi beban LRFD jika tidak ada ketentuan lebih besar, boleh mengambil minimum sama seperti ketentuan pasal 9.2 ACI 2011 sebagai berikut: 1.4 D 1.2 D + 1.6 L +0.5 L atau R 1.2 D + 1.6 L atau R + 1.0 L atau 0.5W 1.2 D ± 1.0 W + 1.0 L + 0.5 L r atau R 1.2 D ± 1.0 E + 1.0 L 0.9 D ± 1.0 W 0.9 D ± 1.0 E Keterangan : D = Beban Mati L = Beban Hidup W = Angin R = Hujan E = Gempa Meskipun sepintas terlihat sama, ternayata besaran faktor beban dibanding ketentuan peraturan yang lama, berbeda. Khususnya faktor angin W. Untuk itu, maka faktor beban sementara untuk design-code ACI 318-11 memiliki nilai E = 1.0 dan W = 1.0 faktor beban tertulis secara detail.

2.4.2. Kuat Perlu Penampang

Perencanaan penampang beton bertulang terhadap beban momen lentur atau gaya aksial atau kombinasi dari keduanya dapat dicari berdasarkan cara kompatibilitas tegangna dan regangan, degnan mengambil asumsi sesuai 10.2 ACI 2011 sebagai berikut: - Regangan tulangan baja dan regangan beton pada penampang linier dan proposional sesuai jarak dari garis sumbu netral. - Regangan desak beton tertular yang efektif menghasilkan kuat nominal penampang ultimate dapat dianggap - Tegangan baja dicari berdasarkan kondisi regangan lelehnya, jika maka namun apabila nilai maka - Kekuatan tarik material beton harus diabaikan ketika menentukan kekuatan aksial dan lentur penampang. - Hubungan distribusi tegangan-regangan beton tekan dapat dianggap berbentuk persegi, trapesium, juga bentuk lain asal prediksi kekuatnnya sesuai dengan hasil uji komprehensif. Untuk hubungan tegangan dan regangan beton berbentuk persegi didefinisikan sebagai berikut. - Tegangan beton sebesar 0,85.fc’ dianggap terdistribusi merata pada suatu zona tekan ekivalen yang dibatasi tepi-tepi penampang desak dan suatu garis lurus pembatas baru sejajar garis netral berjaral a= 1.c - Jarak dari serat regangan desak meksimum terhadap sumbu netral, c harus diukur pada arah tegak lurus sumbu netral. - Untuk mutu beton dengan fc’ antara 17-β8 Mpa, 1 diambil sebesar 0,85, sedan gkan di atas 28 M pa nilai 1 perlu dikurangi secara linier sebesar 0,05 untuk tiap kenaikan 7Mpa, tetapi tidak boleh diambil jika kurang dari 1= 0,65 Gambar 2.1 diagram regangan dan tegangan Selajutnya menentukan prilaku keruntuhan penampang apakah daktail atau getas, ditentukan dari kondisi baja tarik dan regangan beton ultimate desak. Kondisi pemanampang daktail jika akibat moen, tulangan bajanya mengalami leleh yielding. Untuk itu kondisi balance seimbang penampang perlu diketahui terlebih dahulu, yaitu kondisi dimana tulangan tariknya mencapai regangan εs yang berkesusesuaian dengan tegangan lelehfy sehingga εs = fyEs dan bersamaan juga beton tekan mencapai tegangan ultimate . Nilai Es untuk beton untuk tulangan non prategang adalah 200 000 Mpa.

2.4.3. Faktor Reduksi