Obligasi Konvensional TINJAUAN PUSTAKA

Keterangan Gambar 2.1 : 1. Penerbit memproses penerbitan sukuk mudharabah untuk keperluan memobilisasi modal dengan kadar tertentu.

2. Penerbit sebagai mudarrib dan investor rabbul maal membuat kontrak

mudharabah dengan perjanjian keuntungan yang disepakati X:Y. 3. Atas kontrak tersebut, modal mudharabah terkumpul sejumlah tertentu. 4. Penerbit menanamkan modal pada proyek perniagaan sebagai peluang baik dalam alternatif perniagaan. 5. Atas investasi yang dilakukan mudarrib dapat menghasilkan keuntungan tertentu. 6. Keuntungan yang diperoleh dari aktivitas perniagaan tersebut dibagikan bersama antara rabbul maal dan mudarrib dengan kadar yang telah disepakati X:Y. 7. Keuntungan bagi rabbul maal bernilai Y . 8. Keuntungan mudarrib bernilai X . 9. Jika dalam investasi tersebut terjadi kerugian, kerugian ditanggung oleh rabbul maal, sedangkan mudarrib menanggung kerugian tenaga dan manajemen.

2.4 Obligasi Konvensional

2.4.1 Pengertian Obligasi

Menurut Tandelilin 2010:245 obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh tempo dimasa mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara periodik. Menurut Sutedi 2009:1 obligasi adalah surat pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi dan janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Sedangkan menurut Rahardjo 2003:2 obligasi merupakan bagian dari instrumen investasi berpendapatan tetap fixed income securities. Obligasi termasuk dalam kelompok investasi berpendapatan tetap karena jenis pendapatan keuntungan yang diberikan kepada investor obligasi didasarkan pada tingkat suku bunga yang telah ditentukan sebelumnya menurut perhitungan tertentu. Tingkat pendapatan tersebut dapat berbentuk tingkat suku bunga tetap fixed rate dan tingkat suku bunga mengambang variable rate. Berdasarkan Pasal 1 butir 34 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 KMK.0131990 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1199KMK.0101991, obligasi adalah bukti utang dari emiten yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya 3 tiga tahun sejak tanggal emisi Sutedi, 2009:2. Jadi, obligasi adalah sekuritas yang diterbitkan oleh emiten dan termasuk dalam investasi berpendapatan tetap, serta janji untuk membayar pokok dan bunga pinjaman pada tanggal jatuh tempo. Obligasi hanya bisa diterbitkan oleh badan hukum, baik berbentuk hukum perseroan terbatas ataupun bentuk hukum lainnya. Berbeda dengan hak-hak yang dimiliki oleh pemegang saham, pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara maupun hak atas dividen. Pemegang obligasi hanya berhak atas bunga dan atas pelunasan pinjaman pada waktu pinjaman berakhir tanpa mempedulikan untung rugi perusahaan Sutedi, 2009:4.

2.4.2 Karakteristik Obligasi

Karakteristik yang umum tercantum dalam obligasi menurut Rahardjo 2003 yaitu: 1. Nilai penerbitan obligasi jumlah pinjaman dana Dalam penerbitan obligasi maka pihak emiten akan dengan jelas menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan obligasi. Istilah yang dikenal adalah jumlah emisi obligasi. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya. 2. Jangka waktu obligasi Setiap obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo maturity. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor karena dianggap resikonya semakin kecil. Pada saat jatuh tempo pihak penerbit obligasi berkewajiban melunasi pembayaran pokok obligasi tersebut. 3. Tingkat suku bunga Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Istilah tingkat suku bunga obligasi biasanya dikenal dengan nama kupon obligasi. Jenis kupon dapat berbentuk fixed rate dan variable rate untuk alternatif pilihan bagi investor. 4. Jadwal pembayaran suku bunga Kewajiban membayar kupon tingkat suku bunga obligasi dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan sebelumnya. 5. Jaminan Menyediakan jaminan tidak harus mutlak. Jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut.

2.4.3 Jenis Obligasi

Menurut Tandelilin 2010:247 ada beberapa jenis obligasi perusahaan dengan masing-masing karakteristik yang berbeda yaitu: 1. Obligasi dengan Jaminan Mortgage Bonds Obligasi ini merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset real, sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih aset tersebut. 2. Obligasi Tanpa Jaminan Obligasi ini merupakan obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real tertentu. 3. Obligasi Konversi Obligasi ini merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. Disisi lain, perusahaan emiten akan memperoleh keuntungan karena umumnya obligasi konversi memberikan tingkat kupon yang relatif lebih rendah dibanding obligasi biasa. 4. Obligasi yang disertai Warrant Warrant membuat pemegang obligasi mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan. 5. Obligasi tanpa Kupon Zero Cupon Bond Obligasi ini merupakan obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini biasanya ditawarkan pada harga dibawah nilai par nya ada discount sehingga investor akan memperoleh keuntungan dari nilai perbedaan harga pasar dan nilai par obligasi pada saat obligasi tersebut dibeli. 6. Obligasi dengan Tingkat Bunga Mengambang Floating Rate Bond Obligasi ini memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku. 7. Putable Bond Obligasi ini memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum jatuh tempo. Putable bond akan melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga yang terjadi. 8. Junk Bond Obligasi ini memberikan tingkat keuntungan kupon yang tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula. 9. Sovereign Bond Obligasi ini merupakan obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam mata uangnya sendiri, tetapi dijual ke negara lain dalam mata uang negara tersebut.

2.4.4 Tujuan Penerbitan Obligasi

Menurut Rahardjo 2003:10-11 perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai beberapa tujuan penting yaitu: 1. Mendapatkan jumlah dana tambahan yang lebih fleksibel Perusahaan diharapkan mampu mendapatkan tambahan dana yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jumlah besar kecilnya dana obligasi dapat disesuaikan dengan kinerja keuangan perusahaan seperti aliran kas perusahaan, jumlah utang yang ada, serta kemampuan pembayaran bunga obligasi, dan pelunasan pokok obligasi pada saat jatuh tempo. 2. Mendapatkan pinjaman dengan tingkat suku bunga fleksibel Proses penentuan suku bunga relatif fleksibel disesuaikan dengan kemampuan dan kepentingan penerbit obligasi. 3. Mendapatkan alternatif pembiayaan melalui pasar modal Obligasi termasuk jenis utang jangka panjang sehingga perusahaan yang kesulitan melakukan pinjaman melalui perbankan dapat mencari alternatif pendanaan melalui pasar modal dengan menerbitkan obligasi sejumlah dana yang dibutuhkan.

2.4.5 Perbedaan Obligasi Syariah Sukuk dengan Obligasi Konvensional

Pengertian obligasi di pasar modal syariah tidak identik dengan surat pengakuan hutang sebagaimana dikenal dalam pasar modal konvensional. Perbedaan mendasar antara obligasi dan sukuk, dapat dilihat pada tabel 2,1 brikut ini: Tabel 2.1 Perbedaan Obligasi Konvensional dan Obligasi Syariah Variabel Pembeda Obligasi Konvensional Sukuk Obligasi Syariah Akad yang digunakan Tidak ada Mudharabah bagi hasil Ijarah sewalease Jenis transaksi Pinjam meminjam penjualan utang atau aset yang menghasilkan pendapatan Uncertainly contract Certainly contract Sifat Surat hutang instrument pengakuan Investasi sertifikat kepemilikan Sumber: Afif 2014

2.5 Reaksi Pasar