Gedung Center For Advanced Studies (CAS) Dan Center For Research And Community Services (CRCS) Di ITB (Arsitektur Berkelanjutan)
GEDUNG CENTER FOR ADVANCED STUDIES (CAS) DAN
CENTER FOR RESEARCH AND COMMUNITY SERVICES
(CRCS) DI ITB
(ARSITEKTUR BERKELANJUTAN)
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
PUTRISIA
060406031
DEPARTEMEN ARSIT EKTUR FAKULT AS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010
(2)
GEDUNG CENTER FOR ADVANCED STUDIES (CAS) DAN
CENTER FOR RESEARCH AND COMMUNITY SERVICES
(CRCS) DI ITB
(ARSITEKTUR BERKELANJUTAN)
Oleh :
PUTRISIA
06 0406 031
Medan, 18 Juni 2010
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 132 206 820
Ir. Basaria Talarosha, MT
NIP. 132 126 841
Beny O.Y. Marpaung , ST , MT, Ph.D
NIP. 132 303 015
(3)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )
Nama : Putrisia
NIM : 060406031
Judul Proyek Akhir : Gedung Center for Advanced Studies (CAS) dan Center For Research and Community Services (CRCS) di ITB Tema Proyek Akhir : Arsitektur Berkelanjutan
Rekapitulasi Nilai :
Nilai A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :
No Status
W aktu Pengum pulan Laporan Paraf Pem bimbing I Paraf Pem bimbing II Koordinator TGA - 490
1 LULUS
LANGSUNG
2 LULUS
MELENGKAPI
3 PERBAIKAN
TANPA SIDANG
4
PERBAIKAN DENGAN
SIDANG 5 TIDAK LULUS
Medan , 18 Juni 2010
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TGA – 490
NIP. 132 206 820 NIP. 132 206 820
_______ Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho , MT Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho , MT
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis yang berjudul “Gedung Center for Advanced Studies (CAS) dan Center for Research and Community
Services (CRCS) di ITB“.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
• Ir. Basaria Talarosha, MT dan Beny Octofryana Yousca Marpaung, ST, MT, Ph.D selaku dosen pembimbing I dan II atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi dan masukan-masukan bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis.
• Ir. Rudolf Sitorus, MLA selaku ketua sidang dan dosen penguji, dan Salmina Wati Ginting, ST, MT sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan-masukan membangun.
• Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho , MT selaku ketua jurusan Departemen Arsitektur.
• Keluarga saya yang banyak memberikan semangat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.
• Teman-teman terdekat saya yang telah banyak memberi masukan, terutama Ivana, Vera, Suwanti, Dian, Juandy, Berlianto, Suria, Denni, Nanda, Zahro, Ani, CCB ’07, Rafi, dan Hartono.
• Teman-teman satu sidang, teman-teman stambuk ’06 atas dukungan, pendapat , waktu dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan Tugas Akhir ini.
Semoga laporan ini berguna bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 18 Juni 2010
(5)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Diagram ... Daftar Tabel ... Daftar Gambar ...
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Proyek ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3 Sasaran ... 2
1.4 Perumusan Masalah ... 2
1.5 Pendekatan Masalah ... 3
1.6 Kerangka Berpikir ... 3
1.7 Sistematika Laporan ... 4
BAB II TINJAUAN UMUM ... 5
2.1 Tinjauan Umum Research Laboratory ... 5
2.2 Studi Banding Proyek Sejenis Gedung CAS ... 15
2.2.1 Chiron Life Sciences Building ... 15
2.2.2 Georgia Public Health Laboratory ... 17
2.3 Studi Banding Proyek Sejenis Gedung CRCS ... 20
2.3.1 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB ... 20
2.3.2 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM ... 22
BAB III TINJAUAN KHUSUS ... 24
3.1 Terminologi Judul ... 24
3.2 Lokasi ... 25
3.3 Gedung Center for Advanced Studies (CAS) ITB ... 27
3.3.1 Program Studi Matematika ITB ... 27
A.Sejarah Program Studi Matematika ITB ... 27
B.Program Sarjana Program Studi Matematika ITB ... 27
C.Program Magister Program Studi Matematika ITB... 30
D.Program Doktor Program Studi Matematika ITB ... 31
E.Kelompok Penelitian dan Keilmuan Program Studi Matematika ITB ... 32
F.Fasilitas Program Studi Matematika ITB ... 33
(6)
A.Sejarah Program Studi Astronomi ITB ... 34
B.Visi dan Misi Program Studi Astronomi ITB ... 34
C.Program Sarjana Program Studi Astronomi ITB ... 35
D.Program Magister Program Studi Astronomi ITB ... 37
E.Program Doktor Program Studi Astronomi ITB ... 38
F.Fasilitas dan Laboratorium Program Studi Astronomi ITB ... 39
G.Penelitian Program Studi Astronomi ITB ... 44
H.Staf Akademik dan Mahasiswa ... 45
3.4 Gedung Center for Community Services (CRCS) ITB ... 45
3.4.1 Lembaga Penelitian dan Pelayanan Masyarakat (LPPM) ITB ... 45
A.Sejarah Lembaga Penelitian dan Pelayanan Masyarakat (LPPM) ITB ... 45
B.Tujuan, Visi dan Misi LPPM ITB ... 46
C.Aktifitas LPPM ITB ... 46
D.Organisasi LPPM ITB ... 46
E.Struktur Organisasi LPPM ... 47
3.4.2 Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB ... 47
A.Sejarah Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB ... 47
B.Visi dan Misi LAPI ITB ... 47
C.Aktifitas dan Pelayanan LAPI ITB ... 48
BAB IV ELABORASI TEMA ... 49
4.1 Pengertian Tema ... 49
4.2 Interpretasi Tema ... 50
4.3 Penerapan Arsitektur Berkelanjutan ... 53
4.4 Studi Banding Tema Sejenis ... 55
4.4.1 Editt Tower, Singapura ... 55
4.4.2 ACROS Fukuoka, Jepang ... 57
4.4.3 Menara Mesiniaga, Malaysia ... 59
BAB V ANALISA ... 62
5.1 Analisa Tapak ... 62
5.1.1 Analisa Lokasi ... 62
5.1.2 Eksisting di dalam dan Sekitar Site ... 65
5.2 Analisa Kawasan Kampus ITB ... 68
5.2.1 Tata Guna Lahan Kampus ITB... 68
5.2.2 Fungsi Bangunan Kampus ITB ... 69
5.2.3 Segmen Ketinggian Bangunan Kampus ITB ... 75
5.2.4 Konsep Pembangunan Kampus ITB ... 76
5.3 Analisa Pencapaian ... 80
(7)
5.5 Analisa Vegetasi ... 84
5.6 Analisa Kegiatan ... 84
5.7 Program Ruang ... 86
BAB VI KONSEP PERANCANGAN ... 100
6.1 Penzoningan ... 100
6.1.1 Zoning Ruang Luar ... 100
6.1.2 Zoning Ruang Dalam ... 101
6.2 Akses dan Pencapaian ... 109
6.3 Massa Bangunan ... 109
6.4 Keberlanjutan ... 110
BAB VII GAMBAR PERANCANGAN ... 113
(8)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Kerangka berpikir ... 3
Diagram 2.1 Struktur Organisasi LPPM IPB ... 21
Diagram 3.1 Struktur organisasi LPPM ITB ... 47
Diagram 4.1 Rantai peredaran alam yang terganggu dan tidak terganggu ... 53
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur kurikulum Sarjana Matematika ITB ... 29
Tabel 3.2 Struktur kurikulum Magister Matematika ITB ... 31
Tabel 3.3 Struktur kurikulum Doktor Matematika ITB ... 32
Tabel 3.4 Struktur kurikulum Sarjana Astronomi ITB ... 37
Tabel 3.5 Struktur kurikulum Magister Astronomi ITB ... 38
Tabel 3.6 Struktur kurikulum Doktor Astronomi ITB ... 39
Tabel 5.1 Zona tata guna lahan kampus ITB ... 68
Tabel 5.2 Fungsi bangunan di dalam Kampus ITB ... 75
Tabel 5.3 Program ruang gedung CAS ... 90
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Laboratorium terbuka ... 7
Gambar 2.2 Laboratorium tertutup ... 7
Gambar 2.3 Laboratorium setengah terbuka dan setengah tertutup ... 7
Gambar 2.4 dan 2.5 Laboratorium basah ... 8
Gambar 2.6 dan 2.7 Laboratorium kering ... 8
Gambar 2.8 Ukuran umum laboratorium ... 10
Gambar 2.9 Penyusunan ruang kelas ... 10
Gambar 2.10 Penyusunan perabot dalam area kerja ... 11
Gambar 2.11 dan 2.12 Denah dan potongan modul laboratorium tipikal ... 12
Gambar 2.13 Modul laboratorium fleksibel ... 12
Gambar 2.14 Contoh penyusunan koridor tunggal ... 14
Gambar 2.15 Contoh penyusunan dua koridor ... 14
Gambar 2.16 Contoh penyusunan tiga koridor ... 15
Gambar 2.17 Perspektif Chiron Life Science Building ... 15
Gambar 2.18 Denah Chiron Building... 16
Gambar 2.19 Suasana pada laboratorium ... 16
Gambar 2.20 Atrium pada Chiron Building ... 17
Gambar 2.21 Suasana pada lounge... 17
Gambar 2.22 Perspektif Georgia Public Health Laboratory... 17
Gambar 2.23 Denah Georgia Public Health Laboratory ... 18
Gambar 2.24 Potongan bangunan Georgia Public Health Laboratory ... 18
Gambar 2.25 Fasad bangunan berupa pelindung matahari aluminium ... 19
Gambar 2.26 Suasana kantor ... 19
Gambar 2.27 dan 2.28 Area laboratorium ... 19
Gambar 2.29 Gedung Rektorat IPB tempat LPPM melakukan tugas ... 20
Gambar 3.1 Tapak Gedung CAS dan CRCS ... 27
Gambar 3.2 Tapak Gedung CAS ... 28
Gambar 3.3 Ruang Tata Usaha Matematika ITB ... 35
Gambar 3.4 Salah satu sudut dalam perpustakaan Matematika ITB ... 35
Gambar 3.5 Ruang kelas Matematika ITB ... 36
Gambar 3.6 Laboratorium Komputasi Program Studi ITB ... 42
Gambar 3.7 Suasana ruang kelas Program Studi Astronomi ITB... 42
Gambar 3.8 Gedung Teropong Ganda Zeiss ... 42
Gambar 3.9 Teleskop Bamberg ... 43
Gambar 3.10 Teleskop Schmidt Bima Sakti ... 43
Gambar 3.11 Teleskop Cassegrain GOTO... 44
(11)
Gambar 3.13 Teleskop Unitron ... 45
Gambar 3.14 dan 3.15 Perpustakaan Observatorium Bosscha ... 45
Gambar 3.16 Ruang ceramah Observatorium Bosscha ... 46
Gambar 3.17 Wisma Kerkhoven tampak dari muka-samping (utara-timur) ... 46
Gambar 3.18 Tapak Gedung CRCS... 48
Gambar 4.1 Perspektif Editt Tower ... 57
Gambar 4.2 Taman vertikal... 58
Gambar 4.3 Perspektif ACROS Fukuoka ... 59
Gambar 4.4 Gedung ACROS Fukuoka ... 60
Gambar 4.5 Perspektif mata burung ACROS Fukuoka ... 60
Gambar 4.6 Perspektif Menara Mesiniaga ... 61
Gambar 4.7 Pembagian ruang kantor ... 62
Gambar 4.8 Tampak barat daya ... 62
Gambar 4.9 Tampak timur ... 62
Gambar 4.10 Contoh vegetasi pada bangunan ... 63
Gambar 5.1 Peta Indonesia ... 64
Gambar 5.2 Peta Pulau Jawa ... 64
Gambar 5.3 Tapak proyek ... 65
Gambar 5.4 Kondisi di sekitar tapak ... 66
Gambar 5.5 Eksisting bangunan di dalam tapak ... 67
Gambar 5.6 Jalan yang terdapat di sekitar tapak... 68
Gambar 5.7 Eksisting bangunan di sekitar tapak ... 69
Gambar 5.8 Tata guna lahan kampus ITB ... 70
Gambar 5.9 Fungsi bangunan di kawasan kampus ITB ... 71
Gambar 5.10 Segmen ketinggian bangunan ... 78
Gambar 5.11 Pembagian zona kampus ITB ... 79
Gambar 5.12 Zona tradisional dalam kampus ITB ... 80
Gambar 5.13 Zona transisi dalam kampus ITB... 81
Gambar 5.14 Zona modern dalam kampus ITB ... 83
Gambar 5.15 Letak tapak dalam zona modern ... 84
Gambar 5.16 Analisa pencapaian site ... 84
Gambar 5.17 Gerbang selatan (kiri) dan gerbang utara (kanan) ... 85
Gambar 5.19 Pedestrian sepanjang Jalan Ganesa (kiri) dan suasana Jalan Ganesa (kanan)85 Gambar 5.20 Analisa sirkulasi di luar kawasan ITB ... 85
Gambar 5.21 Analisa sirkulasi dalam kawasan ITB ... 86
Gambar 5.22 Vegetasi yang terdapat pada lahan gedung CAS ... 87
Gambar 5.23 Vegetasi yang terdapat pada tapak gedung CAS ... 87
Gambar 5.24 Vegetasi yang terdapat pada tapak gedung CRCS ... 87
(12)
Gambar 6.3 Denah lantai 1 gedung CAS ... 105
Gambar 6.4 Denah lantai 2 gedung CAS ... 106
Gambar 6.5 Denah lantai 3 gedung CAS ... 106
Gambar 6.6 Denah lantai 4 gedung CAS ... 107
Gambar 6.7 Denah lantai 5 gedung CAS ... 107
Gambar 6.8 Denah lantai 6 gedung CAS ... 108
Gambar 6.9 Denah lantai 7 gedung CAS ... 108
Gambar 6.10 Pembagian fungsi pada gedung CRCS ... 109
Gambar 6.11 Denah lantai 1 gedung CRCS... 109
Gambar 6.12 Denah lantai 2 gedung CRCS... 110
Gambar 6.13 Denah lantai 3 gedung CRCS... 110
Gambar 6.14 Denah lantai 4 gedung CRCS... 110
Gambar 6.15 Denah lantai 5 gedung CRCS... 111
Gambar 6.16 Denah lantai 6 gedung CRCS... 111
Gambar 6.17 Denah lantai 7 gedung CRCS... 111
Gambar 6.18 Pencapaian pada tapak ... 112
Gambar 6.19 Gedung teleskop Zeiss di Lembang ... 112
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proyek
Salah satu perguruan tinggi yang masuk dalam daftar teratas universitas terbaik di Indonesia yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB). Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan salah satu institusi pendidikan yang terkemuka di Indonesia. ITB juga merupakan salah satu institusi riset dan pengembangan terdepan di Indonesia yang memiliki warisan budaya yang ditinggalkan oleh bangsa Belanda.
Institut Teknologi Bandung (ITB) didirikan pada tahun 1920 sebagai perguruan tinggi Teknik pertama di Indonesia. Pada tahun 1988, ITB menyusun sebuah rencana induk perkembangan kampus. Selain itu, dikarenakan perubahan dari tren masa ke masa, ITB sekarang menghadapi tantangan-tantangan yang berbeda, dan oleh karena itu, ITB telah mengembangkan sebuah rencana induk 2006-2025, yang sebagiannya dipresentasikan kepada Japan International Cooperation Agency (JICA) sebagai Proyek Pengembangan ITB 2006-2010.
Mulai tahun 2010 ITB berencana membangun beberapa gedung baru dengan ketinggian bangunan hingga 10 lantai. Keempat bangunan tersebut akan didirikan di dalam lingkungan bersejarah Kampus Ganesha di bagian utara. Pembangunan tersebut akan didanai sebagian oleh pinjaman dari the Japan International Cooperation Agency (JICA) dan sebagian oleh Pemerintah Indonesia.
Dua dari beberapa bangunan yang akan dibangun antara lain gedung Center for
Advanced Studies (CAS) dan gedung Center for Research and Community Services
(CRCS).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari perancangan kasus proyek gedung Center for Advanced
Studies (CAS) dan gedung Center for Research and Community Services (CRCS) di ITB
ini antara lain:
(14)
• Menguatkan daya saing di tingkat internasional, dengan menggunakan kekayaan sumber daya alam di Indonesia (Gedung CAS).
• Sebagai ruang kantor dan pertemuan dari berbagai organisasi yang terdapat di ITB (Gedung CRCS).
• Mengadakan kolaborasi universitas-industri yang intensif sehingga kemampuan ITB akan digunakan secara penuh oleh industri sehingga industri Indonesia dapat tumbuh dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat (Gedung CRCS).
1.3 Sasaran
Sasaran dari perancangan gedung Center for Advanced Studies ialah untuk peneliti dari berbagai program studi dari dalam maupun luar ITB. Selain itu, bangunan ini juga akan digunakan oleh Program Studi Matematika dan Program Studi Astronomi ITB.
Sedangkan sasaran dari perancangan gedung Center for Research and Community
Services (CRCS) adalah untuk berbagai organisasi yang terdapat di ITB yang berkaitan
dengan riset dan pelayanan, pengabdian kepada masyarakat, serta mahasiswa dan dosen ITB.
1.4 Perumusan Masalah:
Dalam proyek perancangan Gedung Center for Advanced Studies (CAS) dan Gedung Center for Research and Community Services (CRCS) ini pihak ITB mempunyai kriteria perancangan yang harus dipecahkan. Permasalahan tersebut antara lain:
• Bagaimana menerapkan isu keberlanjutan, terutama isu gedung dengan perawatan mudah dan murah (low maintenance building).
• Bagaimana memperhatikan konsep bangunan hijau, terutama konsep gedung dengan konsumsi energi yang rendah.
• Bagaimana merespon kondisi khusus dari masing-masing gedung.
• Bagaimana memperhatikan ketahanan struktur terhadap gempa.
• Bagaimana memperhatikan desain dan akses bagi penyandang cacat.
• Bagaimana mempertahankan lingkungan yang ramah terhadap pejalan kaki.
(15)
1.5 Pendekatan Masalah
Beberapa pendekaran yang dilakukan dalam perancangana proyek ini antara lain:
• Studi literatur yang berkaitan dengan proyek, baik melalui fungsi sejenis maupun tema sejenis
• Studi banding yang berkaitan dengan fungsi sejenis
• Studi banding yang berkaitan dengan tema sejenis
• Survey lapangan dan keadaan bangunan sekitar lokasi proyek 1.6 Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir dalam penyelesaian perancangan kasus proyek ini dapat dilihat pada diagram 1.1 di bawah ini.
(16)
1.8 Sistematika Laporan
Sistematika penyusunan laporan perancangan tugas akhir ini dapat dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang uraian latar belakang pemilihan kasus, maksud dan tujuan pemilihan kasus, masalah, serta sampai dengan pendekatan masalah, kerangka berpikir, dan sistematika laporan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Bab ini meliputi tinjauan umum proyek, kasus proyek, serta studi banding fungsi sejenis.
BAB III TINJAUAN KHUSUS
Bab ini berisi tinjauan khusus proyek, arti dan pengertian judul, lokasi, fungsi, dan kegiatan.
BAB IV ELABORASI TEMA
Bab ini menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.
BAB V ANALISA
Bab ini menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.
BAB VI KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep gubahan massa, tapak, serta penzoningan baik luar maupun dalam.
BAB VII GAMBAR PERANCANGAN
(17)
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Tinjauan Umum Research Laboratory1
• Kebutuhan untuk menciptakan bangunan sosial yang membantu perkembangan
interaksi dan penelitian yang berbasis tim.
Sebuah model dari desain laboratorium yang berkembang menciptakan lingkungan laboratorium yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan pada masa sekarang dan dapat memadai untuk mengakomodasi permintaan pada masa mendatang. Beberapa kunci dalam menjalankan perkembangan model ini antara lain:
• Kebutuhan untuk mencapai sebuah keseimbangan yang sesuai.
• Kebutuhan terhadap fleksibilitas untuk mengakomodasi perubahan.
• Kebutuhan desain untuk teknologi.
• Kebutuhan lingkungan yang berkelanjutan.
Tahun 1998, the American Society of Interior Designers (ASID) menyelesaikan survey yang mengidentifikasi lima prinsip untuk menciptakan suatu tempat bekerja produktif.
• Meningkatkan performa anggota dengan menciptakan suatu atmosfir tim di mana komunikasi dan interaksi difasilitasi.
• Melihat lingkungan yang didesain sebagai suatu alat daripada hanya suatu
pengeluaran. Menyediakan akses yang memadai terhadap sumber daya, meliputi anggota tim dan peralatan.
• Meredesain proses pekerjaan dan lingkungan fisik untuk meningkatkan alur antara area kerja dan dengan keseluruhan bangunan. Melaksanakan efisiensi proses dan mengurangi gangguan dalam alur kerja.
• Meningkatkan dan mempertahankan teknologi sehingga para pekerja dapat bekerja dalam keefisiensian mereka yang paling tinggi. Menyediakan peralatan yang benar – komputer, perangkat lunak, dan peralatan lain yang memadai.
Sebuah pertimbangan penting dalam merancang suatu lingkungan adalah untuk membangun tempat seperti ruang istirahat, ruang rapat, dan atrium di mana orang-orang dapat berkumpul di luar laboratorium dan berinteraksi.
(18)
Dalam merancang area rapat, formal maupun informal, perhatian haruslah diambil untuk menggunakan suatu variasi warna dam material yang menarik untuk dilihat. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan warna untuk menciptakan ruang-ruang dalam dapat mendukung kesehatan dan kesejahteraan dari orang-orang yang tinggal dan bekerja di dalamnya. Berbagi peralatan dan ruang dapat menciptakan peluang lebih lanjut orang-orang untuk saling bertemu dan bertukar informasi.
Menyadari hal ini, perancang dapat merencanakan ruang-ruang instrumen untuk berperan sebagai koridor silang, menghemat ruang dan biaya serta mendorong peneliti untuk berbagi peralatan. Ruang pendukung, seperti ruang pendingin, ruang penyimpanan barang pecah belah, dapat diletakkan di lokasi tengah pada bangunan atau pada setiap lantai.
A. Laboratorium Terbuka dan Tertutup
Jumlah institusi penelitian yang makin meningkat menciptakan laboratorium terbuka untuk mendukung kerja secara tim. Konsep laboratorium terbuka berbeda secara signifikan dari laboratorium tertutup. Dalam laboratorium terbuka, para peneliti berbagi tidak hanya pada ruang itu sendiri namun juga pada peralatan, area tempat duduk, dan staf pendukung (Gambar 2.1).
Fasilitas laboratorium akademis mengkombinasikan laboratorium-laboratorium yang berukuran lebih kecil untuk menciptakan ruang yang lebih besar yang mengakomodasi tim antar cabang ilmu pengetahuan dan membolehkan lektur-lektur dan peneliti untuk berada dalam ruang yang sama. Dapat terdapat dua atau lebih laboratorium terbuka dalam satu lantai, mendorong berbagai tim untuk fokus dalam proyek penelitian yang terpisah. Sistem arsitektural dan insinyur sebaiknya didesain untuk dapat secara memadai mengakomodasi beberapa lantai yang dapat berubah secara mudah menurut kebutuhan tim peneliti.
Masih terdapat kebutuhan bagi laboratorium tertutup untuk penelitian jenis-jenis tertentu atau untuk peralatan tertentu. Peralatan seperti Nuclear Magnetic Resonance (NMR), mikroskop elektron, laboratorium kultur jaringan, ruang gelap, dan ruang pencuci beling, merupakan contoh peralatan, ruang, dan aktivitas yang harus ditempatkan secara terpisah. Beberapa peneliti merasa bahwa sulit untuk bekerja dalam laboratorium yang terbuka untuk semua orang. Mereka memerlukan beberapa ruang untuk penelitian
(19)
spesifik dalam laboratorium individual yang tertutup. Peralatan dapat digunakan secara bersama dalam laboratorium terbuka yang besar (Gambar 2.2).
Kombinasi dari kedua jenis laboratorium dapat digunakan untuk menciptakan modul laboratorium yang membolehkan penggunaan dinding kaca untuk ditempatkan di segala tempat. Dinding ini memungkinkan orang-orang untuk saling melihat dengan mudah pada saat yang sama mereka juga mengalami ruang individual mereka masing-masing (Gambar 2.3).
Gambar 2.1 Laboratorium terbuka
Gambar 2.2 Laboratorium tertutup
Gambar 2.3 Laboratorium setengah terbuka dan setengah tertutup
Sumber: Building Types Basics for Research Laboratory, Daniel Watch, Perkins & Will
B. Laboratorium Basah dan Kering
(20)
membutuhkan area yang tahan kimia dan seratus persen udara luar. Laboratorium kering biasanya merupakan intensif komputer, dengan kebutuhan berupa elektrikal dan kabel data (Gambar 2.4 dan 2.5). Laboratorium kering pada dasarnya mempunyai konstruksi yang serupa dengan kantor (Gambar 2.6 dan 2.7).
Laboratorium basah rata-rata menghabiskan biaya dua kali lebih banyak daripada laboratorium kering. Sebuah bangunan dapat dibagi menurut zona untuk laboratorium basah dan area kering (laboratorium kering, kantor, ruang rapat, ruang istirahat).
Gambar 2.4 dan 2.5 Laboratorium basah
Gambar 2.6 dan 2.7 Laboratorium kering
C. Keberlanjutan
Secara umum, laboratorium menggunakan energi dan air lima kali lebih banyak dibandingkan dengan bangunan kantor. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor:
• Bangunan ini mempunyai perlengkapan yang banyak.
• Bangunan ini menyimpan banyak perlengkapan yang menghasilkan panas.
• Peneliti memerlukan akses 24 jam.
• Eksperimen yang tidak dapat diganti memerlukan sistem pertahanan dan
(21)
Aspek dalam desain berkelanjutan adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan efisiensi dan konservasi energi.
• Mengurangi substansi berbahaya dan pembuangan.
• Pengembangan lingkungan dalam dan luar untuk meningkatkan produktivitas.
• Penggunaan material dan sumber daya yang efisien.
• Mendaur ulang dan meningkatkan penggunaan produk hasil daur ulang.
Rancangan kulit bangunan, meliputi overhang, kaca, sekat, dan mungkin saja penggunaan panel surya, ialah pentng untuk efisiensi energi pada bangunan.
• Overhang
Overhang biasa dirancang sebagai bagian dari dinding. Overhang meningkatkan
kualitas pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruang dalam. Tampak utara dan selatan sebaiknya menggunakan overhang horizontal atau vertikal, tampak timur dan barat biasanya menggunakan overhang horizontal dan vertikal.
• Kaca
Material kaca untuk jendela eksterior sebaiknya memiliki pemecah termal. Bingkai kayu atau fiberglass dapat memberikan performa termal yang lebih baik daripada aluminium. Jendela yang dapat dioperasikan dan dibuka tutup tidak akan mengurangi biaya energi, malah akan meningkatkan penggunaan energi, namun jendela jenis tersebut biasanya meningkatkan kualitas lingkungan dalam dan lebih banyak dipilih.
• Atap dan Dinding
Atap sebaiknya menggunakan warna yang terang. Sekarang, panel surya marak digunakan untuk menutup bangunan dan untuk menghasilkan listrik. Panel surya dapat diintegrasikan dengan kulit bangunan sebagai penutup atap. Pencahayaan alami merupakan komponen yang penting dalam desain berkelanjutan. Bukan hanya karena mengurangi penggunaan energi, namun juga meningkatkan kenyamanan dan produktivitas. Skylight dapat digunakan untuk mendapatkan pencahayaan alami yang banyak ke dalam bangunan.
D. Perancangan Ruang Dalam
Perancangan ruang dalam suatu laboratorium dapat dibagi menjadi beberapa poin seperti di bawah ini:
• Ketinggian Langit-Langit
Pada kebanyakan laboratorium, tinggi langit-langit standar ialah 2.85 m. Dengan ketinggian ini akan terdapat ruang yang cukup untuk penggunaan pencahayaan
(22)
buatan. Laboratorium yang lebih besar mungkin memerlukan ketinggian langit-langit yang lebih besar untuk proporsi.
• Pintu Laboratorium
Lebar minimal pintu yang disarankan adalah 95 cm, namun lebar 105 cm lebih dianjurkan. Peralatan yang besar, seperti tudung asap harus dibongkar untuk dipindahkan bila pintu laboratorium lebih kecil dari 95 cm
• Lorong
Lorong antara area kerja sebaiknya berukuran minimal 150 cm untuk memungkinkan seseorang melewati orang lain yang sedang bekerja. Lorong dengan ukuran lebih lebar dari 180 cm tidak disarankan karena pengguna cenderung mengacaukan ruang tersebut.
• Perabotan
Gunakan unit ketinggian 75 cm untuk pekerjaan secara duduk dan 90 cm untuk bekerja secara berdiri. Tempat bekerja fleksibel merupakan sebuah pilihan yang memungkinkan ketinggian yang bervariasi, dari 70 cm – 95 cm. Penyusunan perabotan dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Laboratorium juga dapat disusun menjadi ruang kelas dan ruang kerja. Penyusunan perabot untuk ruang kelas dengan modul laboratorium dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan penyusunan perabot untuk area kerja pada Gambar 2.10.
(23)
Gambar 2.9 Penyusunan ruang kelas
(24)
E. Modul Laboratorium
Modul laboratorium merupakan kunci dalam fasilitas laboratorium. Sebuah modul perencanaan yang baik akan menghasilkan keuntungan-keuntungan berikut:
• Fleksibilitas
Modul laboratorium harus dapat mendukung perubahan pada bangunan. Penelitian terus berubah setiap waktunya, dan bangunan harus dapat menghadapi perubahan tersebut. Banyak perusahaan penelitian membuat perubahan fisik rata-rata 25% setiap tahunnya. Sedangkan institusi akademik setiap tahunnya mengalami perubahan sebesar 5% sampai dengan 10%.
• Ekspansi
Penggunaan perencanaan modul laboratorium memungkinkan bangunan untuk beradaptasi secara mudah untuk mendapatkan ekspansi tanpa mengorbankan fungsionalitas fasilitas.
Modul laboratorium yang umum digunakan mempunyai ukuran lebar rata-rata 3.15 m, dengan panjang bervariasi antara 6 m – 9.9 m. Dimensi 3.15 m didasarkan oleh dua jalur tempat kerja dan peralatan, di mana setiap jalur mempunyai ukuran 75 cm, dan lorong sebesar 1.5 m (Gambar 2.11 dan 2.12).
Gambar 2.11 dan 2.12 Denah dan potongan modul laboratorium tipikal
Tingkat fleksibilitas lain yang dapat dicapai dalam perancangan modul laboratorium yaitu bekerja dalam dua arah, dengan ukuran 3.15 m dan panjang 6.3 m atau 9.45 m memungkinkan tempat bekerja disusun dalam beberapa arah (Gambar 2.13).
(25)
Gambar 2.13 Modul laboratorium fleksibel
Modul laboratorium dengan tiga ukuran mengkobinasi modul laboratorium dasar atau modul laboratorium dua ukuran dengan penyusunan koridor laboratorium pada setiap lantai bangunan. Bangunan ini memungkinkan perancang untuk lebih responsif terhadap kebutuhan program dari peneliti setiap lantai.
Desain kantor tidak harus didasarkan oleh modul laboratorium. Di mana dapat terdapat lebih banyak kaca untuk eksterior. Kebanyakan peneliti memilih kantor mereka untuk diletakkan sepanjang dinding eksterior. Laboratorium biasanya disusun dengan bentuk segiempat untuk keefektifan biaya dan efisiensi desain. Bangunan laboratorium yang efisien mempunyai luas lantai dasar sekurangnya 1858 m². Kebanyakan laboratorium tidak memerlukan banyak penggunaan kaca. Pada kebanyakan laboratorium, kaca eksterior sebaiknya diletakkan setinggi 90 cm dari lantai.
F. Citra Interior
Perancangan citra interior dalam suatu laboratorium dapat dibagi menjadi beberapa poin seperti di bawah ini:
• Resepsionis dan Lobby
Area resepsionis dan lobby menyediakan kesempatan untuk menyambut pekerja, pengunjung, dan staf ke dalam bangunan. Lobby dapat terdapat pada atrium sentral yang memungkinkan orang-orang dilihat pada berbagai tingkat. Tempat ini dapat menjadi ‘jantung’ dari bangunan: bukan hanya tempat di mana orang-orang masuk dan keluar, namun juga menjadi tempat pertemuan dan percakapan.
(26)
• Lounge dan Ruang Istirahat
Ruang ini dapat direncanakan pada setiap lantai atau pada suatu area pusat, untuk keseluruhan bangunan. Pada laboratorium yang besar, dapat disediakan ruang istirahat kecil, cocok untuk meletakkan mesin fotokopi, peralatan kantor, dan pembuat kopi. Ukuran area ini biasanya sebesar 8 m² - 10 m².
• Tangga dan Lift
Tangga terletak di area yang dapat terlihat dan sepanjang koridor utama. Beberapa bangunan mungkin mempunyai satu buah lift untuk membawa barang-barang dan orang. Tangga kebakaran harus diletakkan pada jarak yang tepat, biasanya lebih rendah dari 90 m jika bangunan dilengkapi dengan sprinkle.
• Koridor
Koridor adalah elemen kunci dalam organisasi laboratorium. Koridor memberikan kesempatan untuk orang-orang untuk saling melihat dan bertukar pikiran. Area duduk dapat dibuat berdekatan dengan atau pada ujung koridor untuk menyediakan kesempatan bagi orang-orang untuk saling melakukan percakapan di luar area laboratorium. Koridor, tangga, dan elevator, membuat sistem sirkulasi publik pada bangunan, harus dapat ditemukan dengan mudah dan nyaman, menyenangkan.
Terdapat tiga cara untuk menyusun koridor: o Koridor tunggal
Kebanyakan koridor tunggal diletakkan di tengah-tengah bangunan, dengan pencahayaan alami yang sedikit atau tidak sama sekali (Gambar 2.14).
Keuntungan : dengan koridor tunggal, menyediakan kesempatan komunikasi yang lebih baik dengan menciptakan ‘jalur utama’.
Kerugian : pendekatan koridor tunggal mungkin tidak memenuhi kebutuhan program untuk laboratorium. Biasanya koridor ini membatasi lebar bangunan.
(27)
o Dua Koridor
Penyusunan dua koridor biasanya dikembangkan untuk menciptakan denah lantai yang lebih lebar dan besar (Gambar 2.15).
Keuntungan : bangunan mempunyai denah yang lebih lebar. Dua koridor
memungkinkan laboratorium untuk didesain saling membelakangi. Kerugian : memisahakan orang-orang dengan menciptakan dua sisi.
Gambar 2.15 Contoh penyusunan dua koridor
o Tiga koridor
Penyusunan tiga koridor dapat membagi antara koridor publik dan koridor servis (Gambar 2.16)
Keuntungan : dapat dibagi menjadi koridor servis. Kerugian : tidak efisien dan mahal
(28)
2.2 Studi Banding Proyek Sejenis Gedung CAS
Studi banding untuk gedung CAS adalah Chiron Life Science Building yang terletak di California dan Georgia Public Health Laboratory di Georgia.
2.2.1 Chiron Life Sciences Building
Laboratorium ini menggabungkan sebuah filosofi integrasi bisnis yang menekankan pekerjaan secara tim dan saling berbagi ide. Bangunan ini terletak pada suatu persimpangan jalan (Gambar 2.17).
Gambar 2.17 Perspektif Chiron Life Science Building
Pemilik : Chiron Corporation Lokasi : Emeryville, CA
Fungsi : Laboratorium penelitian Bioteknologi Status : Selesai dibangun
Cakupan proyek : Biokimia, bioteknologi, kimia, kantor, farmakologi Luas total : 26400 m²
Arsitek : Flad Architects
Konsep dari denah ini diinspirasi oleh denah dari biara tradisional Meksiko (Gambar 2.18). Atrium, plaza, beranda, dan ruang terbuka disusun di sekitar area kerja. Ruang-ruang dirancang dengan unik dan mendukung komunikasi dan interaksi antara sesama pekerja (Gambar 2.19).
(29)
Gambar 2.18 Denah Chiron Building
Gambar 2.19 Suasana pada laboratorium
Lantai pertama bangunan meliputi mekanikal, ruang laboratorium khusus, dan kantor. Tiga lantai selanjutnya merupakan laboratorium yang dirancang untuk cukup fleksibel untuk beradaptasi ke dalam kelompok kerja yang berlainan. Laboratorium ini bersifat menyambut, fungsional, dan fleksibel dengan atrium tengah yang luas (Gambar 2.20) serta lounge-lounge terbuka yang memungkinkan para peneliti saling bertukar ide (Gambar 2.21).
(30)
Gambar 2.20 Atrium pada Chiron Building
Gambar 2.21 Suasana pada lounge
2.2.2 Georgia Public Health Laboratory
Bangunan ini terdiri dari dua lantai yang ditutupi dengan pelindung matahari dari aluminium terletak di negara bagian Georgia, Amerika Serikat (Gambar 2.22).
(31)
Pemilik : Pemerintah Georgia
Lokasi : Decatur, GA
Fungsi : Laboratorium klinikal Cakupan proyek : -Laboratorium (52%)
-Kantor (21%) -Lain-lain (27%) Luas total : 6100 m²
Arsitek : Architect: Lord, Aeck & Sargent, Inc.
Kantor-kantor ditempatkan di sepanjang dinding luar, laboratorium terbuka pada pusat, serta ruang-ruang pendukung sepanjang bagian belakang bangunan. Dapat dilihat dari denah gedung tersebut (Gambar 2.23).
Gambar 2.23 Denah Georgia Public Health Laboratory
Gambar 2.24 Potongan bangunan Georgia Public Health Laboratory
Udara mengalir dari area dengan kadar bahaya rendah ke tinggi, lalu kemudian dibuang. Saluran penyedia udara terletak pada bagian barat dari laboratorium, sedangkan tudung pembuangan terletak di bagian timur laboratorium, dekat dengan koridor servis (Gambar 2.24).
Pada fasad bangunan terdapat pelindung matahari dari aluminium yang memungkinkan pemasukan cahaya yang lembut dan tidak langsung ke dalam ruang (Gambar 2.25).
(32)
Gambar 2.25 Fasad bangunan berupa pelindung matahari aluminium
Lantai dasar terdapat area publik, meliputi lobby, penerima, kantor (Gambar 2.26), kelas, dan fasilitas konferensi. Sedangkan pada lantai dua terdapat ruang laboratorium (Gambar 2.27 dan 2.28), ruang pendukung, dan koridor servis. Modul laboratorium ini adalah mempunyai 3.2 m x 12.6 m.
Gambar 2.26 Suasana kantor
(33)
2.3 Studi Banding Proyek Sejenis Gedung CRCS
Studi banding untuk gedung CRCS adalah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB yang terletak di Bogor dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM di Yogyakarta.
2.3.1 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB (Gambar 2.29) merupakan gabungan dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) dan Lembaga Penelitian (LP). Sebelumnya tahun 1979 telah dibentuk LPM dan LP, namun pada tanggal 6 Nopember 2003 kedua lembaga tersebut digabung menjadi Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. Kemudian pada 6 Maret 2008 berganti nama menjadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB.
Gambar 2.29 Gedung Rektorat IPB tempat LPPM melakukan tugas
Visi:
LPPM sebagai lembaga yang terkemuka dan berkualitas internasional dalam penelitian dan pemberdayaan masyarakat berbasis IPTEKS di bidang pertanian tropika.
• Meningkatkan budaya penelitian dan pemberdayaan masyarakat (PPM) yang
menjunjung tinggi nilai etika dan moral. Misi:
• Mengembangkan program-program penelitian di bidang pertanian tropis
berkelanjutan, yang dapat diterapkan serta didayagunakan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
• Mengembangkan program-program pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada
(34)
• Terciptanya kelembagaan PPM sebagai yang efektif, efisien dan sehat. Tujuan
• Mengembangkan, memutakhirkan dan memanfaatkan IPTEKS secara arif dan
bertanggungjawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan mendukung peningkatan mutu pendidikan.
• Terbentuk dan berkembangnya kemitraan dalam rangka transfer IPTEKS ke
masyarakat dan terciptanya program PPM yang berlanjutan.
• Menetapkan arah dan kebijaksanaan PPM bagi terwujudnya Visi, misi dan tujuan IPB Tugas
• Melaksanakan jaminan mutu (quality assurance) pemyelenggara PPM oleh pusat-pusat di lingkungan IPB
• Menyusun tata kerja kelembagaan pusat dan atar pusat
• Mengkoordinasikan pelaksanaan program PPM antar Pusat Diagram 2.1 di bawah ini adalah struktur organisasi LPPM IPB.
(35)
Pusat-Pusat yang dikoordinir LPPM IPB: • • • • • • • • • • • • • • • • • •
2.3.2 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM
Pada tahun 2007, UGM menyatakan visi untuk menjadi Universitas Riset Kelas Dunia. UGM telah mengambil beberapa langkah yang menempatkan banyak penekanan pada penelitian. Salah satu langkah ini menyatukan kegiatan penelitian dan pelayanan masyarakat menjadi satu lembaga yang disebut Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM).
Bidang-Bidang di LPPM UGM:
Bidang I - Peningkatan Mutu Penelitian
Tugas utamanya adalah mengembangkan dan mempertahankan penjaminan mutu riset UGM. Kegiatan lain yang mendukung tugas pokok tersebut adalah:
(36)
• Menyelenggarakan pelatihan pembuatan proposal riset.
• Memfasilitasi editing bahasa Inggris untuk manuskrip publikasi internasional.
• Penyelengaraan Open Lecture.
Bidang II - Pengelolaan Basis Data dan Komunikasi Riset
Tugas utamanya adalah mengelola basis data dan mengkomunikasikan serta mempublikasikan kegiatan riset dan pengabdian kepada masyarakat.
• Workshop penulisan paper jurnal internasional. • Penyusunan profil riset.
• Pengembangan sisitem informasi dan bais data.
• Inkubasi hasil kluster rise.
Bidang III - Pengembangan dan Layanan Riset Industri
Salah satu tugas utama Bidang III adalah melakukan kerjasama riset industri antara peneliti antara peneliti-peneliti UGM dan pihak industri, pemerintah dan masyarakat nasional dan internasional.
• Mini Expo hasil-hasil riset.
• Pengembangan riset unggul dan strategi nasional. • Layanan dan konsultasi hak kekayaan intelektual.
Bidang IV - Pengelolaan Kerjasama Riset dengan Lembaga Pemerintah dan Internasional
Tugas utamanya berkolaborasi dengan pemerintah dan lembaga internasional dalam membantu pembangunan daerah dan masyarakat. Bidang ini juga mengelola kolaborasi riset, pendampingan, pelatihan dan lokakarya. Kolaborasi riset interdisipliner dikelola untuk tujuan pembangunan daerah, baik secara sentralisasi maupun desentralisasi.
Bidang V - Pengelolaan KKN-PPM, Pengembangan UMKM dan Pelayanan Masyarakat Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh UGM memiliki sejarah panjang. Kegiatan ini sekarang dikenal sebagai Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM). Pengelolaan KKN-PPM di UGM telah menjadi percontohan dan acuan bagi kegiatan pembelajaran pemberdayaan masayarakat di perguruan tinggi-perguruan tinggi. Atas dasar prestasi tersebut, UGM telah dipercaya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia sebagai pengelola hibah nasional KKN-PPM yang ditawarkan setiap tahun oleh Depatemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
(37)
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Terminologi Judul
Judul proyek tugas akhir yang akan dirancang antara lain: Gedung Center for
Advanced Studies (CAS) dan Center for Research and Community Services (CRCS) di
ITB.
•
Arti kata:
Menurut Dinas Pekerjaan Umum, gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya.
Gedung
• Center
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah 1 tempat yang
letaknya di bagian tengah, 2 titik di tengah-tengah benar (dl bulatan bola, lingkaran), 3 pusar.
, berasal dari bahasa Inggris yang artinya pusat, tengah.
• For, berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti menerangkan suatu tujuan atau maksud.
• Advanced, berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti mahir, maju.
• Studies, berasal dari bahasa Inggris dengan kata dasar study yang mempunyai arti
belajar maupun kegiatan belajar.
• Dan, merupakan kata penghubung satuan bahasa yang setara.
• Research, berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti riset, penelitian.
(38)
• Community,
Menurut KBBI, komunitas adalah kelompok organisme yg hidup dan saling berinteraksi di dl daerah tertentu; masyarakat; paguyuban;
berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti komunitas.
• Services
Menurut Han and Leong (1996), pelayanan merupakan suatu proses yang terdiri dari banyak kegiatan yang melibatkan interaksi antara pelanggan dan penyedia jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan merasa puas.
,berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti servis, pelayanan.
• Di, menerangkan kata tempat.
• ITB , merupakan singkatan dari Institut Teknologi Bandung, salah satu perguruan tinggi negri yang terdapat di kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
3.2 Lokasi Pengertian Judul:
Gedung Center for Advanced Studies dan Center for Research and Community Services di ITB adalah ‘suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar untuk tingkat lanjut dan suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan penelitian dan pelayanan masyarakat yang terletak di Institut Teknologi Bandung (ITB).’
Lokasi tapak terdapat di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat (Gambar 3.1) dengan perincian sebagai berikut:
• Lokasi tapak : Kampus ITB, Jalan Ganesha 10, Bandung, Jawa Barat
- Gedung CAS : 6º53’18” LS, 107º36’41” BT
- Gedung CRCS : 6º5’16” LS, 107º36’42” BT
• Luas total : 1.5 Ha
• Status proyek : Nyata
• Pemilik proyek : ITB
• Bangunan Eksisting : Gedung CAS : Pool Kendaraan
Gedung CRCS : Gedung LAPI dan Puslog ITB
• Batas-batas : U → Jalan Tamansari dan Jalan Dayang Sumbi
S → Labtek I dan Labtek IV B → Perpustakaan Pusat T → Labtek IV
(39)
(40)
3.3
Gedung Center for Advanced Studies (CAS) ITB
Gedung Center for Advanced Studies (CAS) ini akan berlokasi pada posisi 6º53’18” LS, 107º36’41” BT (Gambar 3.2). Dalam Gedung CAS ini terdapat beberapa laboratorium sains tingkat lanjut yang akan menjadi sarana penelitian sains terdepan yang akan digunakan oleh peneliti dari berbagai program studi dari dalam maupun dari luar ITB.
Gedung ini juga akan digunakan oleh Program Studi Matematika dan Program Studi Astronomi ITB. Gedung CAS ini dirancang untuk memiliki ketinggian hingga 10 lantai dengan luas lantai total 8340 m². Di mana luas lantai dasar maksimal yang dapat dibangun yaitu 2236 m².
Gambar 3.2 Tapak Gedung CAS
3.3.1 Program Studi Matematika ITB
Selain untuk penelitian sains, gedung CAS juga akan digunakan untuk program studi Matematika. Di mana terdapat kantor-kantor dan laboratorium pendidikan pada gedung ini.
A. Sejarah Program Studi Matematika ITB
Didirikan tahun 1948. fakultas ini mengalami beberapa kali penggantian nama
Faculteit the Wiskunde en Natuur Wetenschap, kemudian Fakultas Ilmu Pasti dan Alam
(FIPIA) UI. Akhirnya departemen ini sebagai bagian dari Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB pada tahun 1959.
(41)
B. Program Sarjana Program Studi Matematika ITB
Lulusan Program Sarjana Matematika telah berhasil dalam bidang pendidikan dan penelitian, industri dan manufaktur, manajemen, perbankan dan keuangan, dan teknologi informasi.
Struktur Kurikulum Sarjana Program Studi Matematika ITB dapat dilihat dari Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Struktur kurikulum Sarjana Matematika ITB Semester I
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA1122 Kalkulus I A 4
2 FI1101 Fisika Dasar I A 4
3 KI1111 Kimia Dasar I A 3
4 KU1011 Tata Tulis Karya Ilmiah 2
5 KU1131 Olahraga I 1
6 BI1011 Ilmu Lingkungan 2
7 AS1100 Pengantar Matematika I 2
Total SKS = 18 Semester II
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA1222 Kalkulus II 4
2 FI1201 Fisika Dasar II A 4
3 KI1211 Kimia Dasar II A 3
4 KU12XX Pendidikan Agama 1
5 KU102X Olahraga II 2
6 MA10T1 Konsep Teknologi 2
7 MA1221 Pengantar Matematika 2
Total SKS = 18 Semester III
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA2131 Aljabar Linier Dasar 4
2 MA2181 Matematika Komputasi 4
3 MA2191 Analisa Data 4
4 KU206X Pendidikan Agama dan Etika 2
5 XXXXXX 3
Total SKS = 18 Semester IV
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA2251 Kalkulus Multivariabel 4
2 MA2271 Metode Matematika 4
3 MA2281 Matematika Diskrit 4
4 KU2071 Kewarganegaraan 2
(42)
Semester V
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA3131/3141 Aljabar Linier/ Pengantar Geometri Diferensial 4
2 MA151 Pengantar Analisis Kompleks 4
3 MA3171 Metode Numerikal 4
4 MA3191 Teori Probabilitas 4
5 XXXXXX 2
Total SKS = 18 Semester VI
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA3231/3241 Struktur Aljabar/ Geometri 4
2 MA3251 Pengantar Analisis Riil 4
3 MA3281/3291 Pengantar Teori Grafik/ Metode Statistika 4
4 XXXXXX 6
Total SKS = 18 Semester VII
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA40Z1 Tugas Akhir I 3
2 MA40S1 Seminar I 1
3 MA4071 Pemodelan Matematika 4
4 MA4XXX Capita Selecta 4
5 KU4012 Tata Tulis Karya Ilmiah 2
6 XXXXXX 4
Total SKS = 18 Semester VIII
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA40Z2 Tugas Akhir II 3
2 MA40S2 Seminar II 1
3 MA4011 Karir dalam matematika 2
4 KU4XXX Capita Selecta 4
5 KU4024 Tata Tulis Karya Ilmiah Bahasa Inggris 2
6 KU4095 Kewirausahaan 2
7 XXXXXX 4
Total SKS = 16 Mata Kuliah Pilihan
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA4131 Capita Selecta Aljabar I 4
2 MA4141 Capita Selecta Geometri I 4
3 MA4152 Capita Selecta Analisis I 4
4 MA4161 Capita Selecta Matematika Finansial I 4
5 MA4173 Capita Selecta Matematika Terapan I 4
6 MA4182 Capita Selecta Matematika Diskrit I 4
7 MA4193 Capita Selecta Statistik I 4
8 MA4151 Fungsi Nyata 4
9 MA4172 Teori Kontrol Linier 4
10 MA4181 Kriptografi 4
(43)
No Kode Mata Kuliah SKS
12 MA4192 Proses Stokastik 4
13 MA5152 Pengantar Hilbert and Banach Spaces 3
14 MA5161 Matematika Finansial 3
15 MA5162 Matematika Aktuaria 3
16 MA4231 Capita Selecta Aljabar II 4
17 MA4241 Capita Selecta Geometri II 4
18 MA4251 Capita Selecta Analisis II 4
19 MA4261 Capita Selecta Matematika Finansial II 4
20 MA4272 Capita Selecta Matematika Terapan II 4
21 MA4283 Capita Selecta Matematika Diskrit II 4
22 MA4292 Capita Selecta Statistika II 4
23 MA4281 Teori Pengkodean 4
24 MA4282 Optimasi Kombinasi 4
25 MA4291 Analisis Varian dan Regesi 3
26 MA5241 Geometri Diferensial 3
27 MA5252 Teori Fungsi Multivariabel 3
28 MA5261 Ekonometriks Finansial 3
29 MA5262 Komputasi Finansial 3
30 MA5263 Matematika Finansial Internasional 3
C. Program Magister Program Studi Matematika ITB
Peserta merancang program berdasarkan minat dan keterkaitan dengan penelitian yang sedang berjalan di kelompok keilmuan.
Struktur Kurikulum Magister Program Studi Matematika ITB dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Struktur kurikulum Magister Matematika ITB Semester I
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA6031/ 5031 Analisis Matriks/ Struktur Aljabar Linier 3
2 MA6051/ 5051 Pengukuran dan Integral Lebesgue/ Analisis Riil 3
3 XXXXXX 3
Total SKS = 9 Semester II
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MAXXXX MKBK I 3
2 MAXXXX MKBK II 3
3 XXXXXX 3
Total SKS = 9 Semester III
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA70Z1 Thesis I 3
(44)
Semester IV
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA70Z2 Thesis II 3
2 MAXXXX 6
Total SKS = 9
Mata Kuliah Pilihan Magister
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA5071 Pemodelan Matematika Lanjutan
2 MA5152 Pengantar Hilbert dan Banach Space 3
3 MA5161 Matematika Finansial 3
4 MA5162 Matematika Aktuaria 3
5 MA6031 Analisis Matriks 3
6 MA6051 Pengukuran dan Integral Lebesgue 3
7 MA6171 Sistem Dinamika 3
8 MA6181 Teori Grafik 3
9 MA6191 Proses Stokastik Lanjutan 3
10 MA7131 Struktur Aljabar Lanjutan 3
11 MA7132 Topik dalam Aljabar II 3
12 MA7141 Topik dalam Geometri II 3
13 MA7151 Analisis Fungsional 3
14 MA7152 Teori dalam Analisis II 3
15 MA7161 Topik dalam Matematika Finansial I 3
16 MA7171 Teori Kontrol Robust 3
17 MA7172 Topik dalam Matematika Terapan I 3
18 MA7181 Topik dalam Matematika Diskrit I 3
19 MA7191 Analisis Multivariasi 3
20 MA7192 Topik dalam Statistika I 3
21 MA5241 Diferensial Geometri 3
22 MA5252 Teori Fungsi Multivariabel 3
23 MA5261 Ekonometriks Finansial 3
24 MA5262 Komputasi Finansial 3
25 MA5263 Matematika Finansial Internasional 3
26 MA5271 Ekuasi Diferensial Parsial 3
27 MA5272 Teori Kontrol Optimum 3
28 MA6232 Pengantar Teori Modul 3
29 MA6233 Topik dalam Aljabar I 3
30 MA6252 Analisis Kompleks 3
31 MA6271 Komputasi Dinamika Fluida 3
32 MA6272 Dinamika Populasi 3
33 MA6281 Teori Grafik Aljabar 3
34 MA6291 Teori Probabilitas Lanjutan 3
35 MA6292 Statistik Spasial 3
36 MA7241 Topik dalam Geometri II 3
37 MA7251 Topik dalam Analisis II 3
38 MA7261 Topik dalam Matematika Finansial II 3
39 MA7271 Teori Kontrol Non Linier 3
(45)
No Kode Mata Kuliah SKS
41 MA7281 Topik dalam Matematika Diskrit II 3
42 MA7291 Topik dalam Statistika II 3
D. Program Doktor Program Studi Matematika ITB
Program Doktor Matematika melakukan eksplorasi dan riset matematika di garis depan depan keilmuan.
Struktur Kurikulum Doktor Program Studi Matematika ITB dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Struktur kurikulum Doktor Matematika ITB Semester I
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA8001 Studi Literatur 4
2 MAXXXX 6
Total SKS = 10 Semester II
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA80Z1 Proposal Riset 6
2 MA80Z2 Ujian Kualifikasi 2
Total SKS = 8 Semester III
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA80Z6 Riset I 6
2 MAXXXX 3
Total SKS = 9 Semester IV
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA80Z7 Riset II 6
2 MAXXXX 3
Total SKS = 9 Semester V
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA80Z1 Riset III 6
2 MAXXXX 3
Total SKS = 9 Semester IV
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA80Z5 Disertasi 6
2 MA90Z9 Ujian Disertasi 3
Total SKS = 9
Mata Kuliah Pilihan Doktor
No Kode Mata Kuliah SKS
(46)
No Kode Mata Kuliah SKS
3 MA80Z4 Studi Independen III 3
4 MA80Z8 Publikasi dalam Kelangsungan Nasional I 1
5 MA80ZA Publikasi dalam Kelangsungan Nasional II 1
6 MA80Z9 Publikasi dalam Kelangsungan Internasional I 2
7 MA80ZB Publikasi dalam Kelangsungan Internasional II 2
8 MA90Z3 Publikasi dalam Jurnal Nasional I 3
9 MA90Z7 Publikasi dalam Jurnal Nasional II 3
10 MA90Z4 Publikasi dalam Jurnal Internasional I 6
11 MA90Z8 Publikasi dalam Jurnal Internasional II 6
E. Kelompok Penelitian dan Keilmuan Program Studi Matematika ITB Program Studi Matematika ITB ini didukung oleh 5 divisi penelitian:
1. Aljabar
• Penelitian dasar dengan penekanan pada pengembangan teori
• Penelitian pada aljabar, modul, ko-aljabar dan ko-modul
• Penelitian tentang kategori dan kategorifikasi
• Penelitian tentang struktur aljabar dan penerapannya
• Penelitian terapan dengan penekanan pada pengembangan metodologi pengawasan mutu proses industri, yang tidak hanya mencakup industri manufaktur tetapi juga jasa dan informasi industri.
2. Analisis dan Geometri
Analisis dan Geometri Group merupakan salah satu dari kelompok terkuat di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung. Kelompok Keilmuan Analisis dan Geometri bekerja dalam lingkup area berikut:
• Aljabar Operator
• Persamaan Diferensial Parsial dan Analisis Fourier
• Analisis Fungsional
3. Matematika Industri dan Finansial
Kelompok Keilmuan ini bertujuan menjadi pusat ilmu sains dan penelitian matematika terapan yang berhubungan dengan industri dan keuangan.
• Optimasi dan Kontrol
• Dinamika Fluida
• Dinamika Populasi
(47)
4. Matematika Kombinasi
Tujuan kelompok ini adalah menjalankan penelitian dalam masalah mutakhir dalam matematika, menggunakan hasil penelitian dalam tujuan yang berguna, menjalankan dan mengembangkan materi pengajaran yang inovatif, dan mengenalkan penggunaan dan pentingnya matematika dalam kehidupan.
5. Statistika
Statistika berurusan dengan mengumpulkan, menyusun, dan menafsirkan data. Statistika digunakan oleh insinyur, ilmuwan, dan psikolog.
F. Fasilitas Program Studi Matematika ITB
Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam Program Studi Matematika ITB antara lain perpustakaan yang terhubung dengan Perpustakaan Pusat dengan menggunakan sistem yang terintegrasi sehingga memudahkan akses bagi komunitas akademik. Selain itu terdapat fasilitas TI meliputi 2 laboratorium komputer, internet, intranet, dan sebagainya (Gambar 3.3, 3.4, dan 3.5).
Gambar 3.3 Ruang Tata Usaha Matematika ITB
(48)
Gambar 3.5 Ruang kelas Matematika ITB
G. Staf Akademik dan Mahasiswa
Sekarang ini, Departemen Matematika ITB mempunyai 53 staf akademik (28 bergelar Doktor, 24 bergelar Master, dan 1 bergelar Sarjana) dengan staf aktif sebanyak 40 dan 13 dalam masa studi. Jumlah mahasiswa sekitar 500 orang terdiri dari 398 mahasiswa Sarjana, 66 mahasiswa Master, dan 24 Doktor.
3.3.2 Program Studi Astronomi ITB
Pada bangunan CAS ini juga terdapat fasilitas untuk program studi Astronomi, antara lain kelas, perpustakaan, dan sebagainya.
A. Sejarah Program Studi Astronomi ITB
Keberadaan Program Studi Astronomi di ITB secara historis tidak dapat dipisahkan dengan didirikannya Observatorium Bosscha. Lahirnya Program Studi Astronomi, secara formal, ditandai dengan dikukuhkannya G.B. van Albada sebagai Guru Besar Astronomi pada tahun 1951.
B. Visi dan Misi Program Studi Astronomi ITB
Visi program studi Astronomi ITB adalah: pencapaian suatu masyarakat dengan tradisi ilmu pengetahuan yang berkesinambungan. Sedangkan misinya adalah:
• Menyelenggarakan pendidikan astronomi yang tangguh dan mempunyai daya saing global dengan penguasaan pengetahuan ilmu-ilmu terkait.
• Meningkatkan partisipasi dalam kontribusi astronomi internasional yang lebih signifikan dan berkesinambungan.
(49)
• Meningkatkan nilai-nilai keilmuan dan apresiasi masyarakat indonesia terhadap sains dasar angkasa (basic space science)
C. Program Sarjana Program Studi Astronomi ITB
Karakter utama Program Studi Sarjana Astronomi ITB adalah mempertajam kuliah inti astronomi untuk kuliah mayor astronomi dan mengakomodasi perubahan paradigma adanya program mayor dan minor.
Struktur Kurikulum Sarjana Program Studi Astronomi ITB dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Struktur kurikulum Sarjana Astronomi ITB Semester I
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA1122 Kalkulus I A 4
2 FI1101 Fisika Dasar I A 4
3 KI1111 Kimia Dasar I A 3
4 KU1011 Tata Tulis Karya Ilmiah 2
5 KU1131 Olahraga I 1
6 BI1011 Ilmu Lingkungan 2
7 AS1100 Pengantar Astronomi 2
Total SKS = 18 Semester II
No Kode Mata Kuliah SKS
1 MA1222 Kalkulus II 4
2 FI1201 Fisika Dasar II A 4
3 KI1211 Kimia Dasar II A 3
4 KU12XX Olahraga II 1
5 KU102X Pendidikan Agama 2
6 AS10T1 Konsep Teknologi 2
7 AS1200 Pengantar Komputasi 2
Total SKS = 18 Semester III
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS2100 Astrofisika I 3
2 AS2101 Statistika Astronomi 2
3 FI2101 Mekanika 4
4 FI2102 Matematika Fisika I 4
5 MA2132 Matriks dan Vektor 3
6 KU206X 2
Total SKS = 18 Semester IV
No Kode Mata Kuliah SKS
(50)
No Kode Mata Kuliah SKS
3 FI2202 Mekanika 4
4 FI2203 Matematika Fisika I 4
5 MA2132 Matriks dan Vektor 3
6 KU2071 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
Total SKS = 19 Semester V
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS3100 Laboratorium Astronomi Dasar I 2
2 AS3101 Komputasi Astronomi 3
3 FI3101 Gelombang 4
4 FI3002 Statistika Fisika 4
5 XXXXXX 3
Total SKS = 16 Semester VI
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS3100 Laboratorium Astronomi Dasar II 4
2 AS3201 Gravitasi dan Kosmologi 3
3 AS3220 Fisika Galaksi 4
4 AS3230 Fisika Perbintangan 4
5 FI3201 Fisika Kuantum 4
Total SKS = 19 Semester VII
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS40Z0 Seminar dan Tugas Akhir I 4
2 AS4110 Gravitasi dan Kosmologi II 3
3 AS4140 Mekanika Astronomis 4
4 XXXXXX 9
Total SKS = 20 Semester VIII
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS40Z1 Seminar dan Tugas Akhir II 4
2 XXXXXX 12
Total SKS = 16 Mata Kuliah Pilihan
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS3102 Sistem Kalendar 3
2 AS3140 Sistem Tata Surya 3
3 AS3141 Benda Kecil dalam Sistem Tata Surya 3
4 AS4100 Observasional Astrofisika 3
5 AS4120 Unsur Antarbintang 3
6 AS4130 Evolusi Perbintangan 3
7 AS5100 Transfer Radiatif dalam Astrofisika 3
8 AS5101 Astrofisika Plasma 3
9 AS4220 Dinamika Sistem Perbintangan 3
10 AS4230 Sistem Perbintangan 3
(51)
No Kode Mata Kuliah SKS
12 AS5200 Pengantar Instrumentasi Astronomi 3
13 AS5210 Ekstragalaksi 3
14 AS5211 Relativitas Astrofisika 3
15 AS5240 Fisika Tata Surya 3
D. Program Magister Program Studi Astronomi ITB
Pada tingkat Master, Program Studi ini terbagi dalam dua cabang, yaitu: 1. Master dalam Astrofisika
2. Master dalam Pendidikan dan Pengembangan Astronomi
Jalur pertama merupakan jalur riset. Jalur ini lebih ditawarkan kepada mereka yang memiliki latar belakang yang kuat dalam sains. Jalur kedua ditawarkan kepada peminat studi lanjut yang bukan berasal dari latar belakang sains yang kuat. Tahun pertama, mahasiwa diberi landasan astronomi. Tahun kedua menggali potensi peserta dalam mengembangkan astronomi.
Struktur Kurikulum Program Magister Program Studi Astronomi ITB dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Struktur kurikulum Magister Astronomi ITB
Mata Kuliah Wajib Astrofisika Lanjut
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS5001 Metodologi Penelitian 3
2 AS5101 Kosmologi 3
3 AS5102 Fisika Galaksi 3
4 AS51033 Fisika Bintang 3
5 AS5104 Fisika Tata Surya 3
6 AS6190 Tesis 1 3
7 AS6191 Seminar 3
8 AS6290 Tesis 2 6
Total SKS = 27
Mata Kuliah Wajib Pengembangan dan Pendidikan Astronomi
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS5001 Metodologi Penelitian 3
2 AS5105 Bintang 3
3 AS5106 Tata Surya 3
4 AS5107 Gerak dan Posisi Benda Langit 2
5 AS5108 Laboratorium Astronomi 4
6 AS5203 Galaksi 3
(52)
No Kode Mata Kuliah SKS
9 AS6192 Seminar dan Tesis I 4
10 AS6201 Eksplorasi Pendidikan Astronomi 2
11 AS6291 Seminar dan Tesis II 4
Total SKS = 33 Mata Kuliah Pilihan
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS5002 Astronomi A 2
2 AS5003 Topik Komputasi 4
3 AS5004 Topik Observasi 4
4 AS5111 Fisika Plasma 3
5 AS5112 Filsafat Sains A 2
6 AS5113 Komunikasi Astronomi 2
7 AS5115 Astrokimia 2
8 AS5119 Interaksi Bumi-Matahari 2
9 AS5211 Pengantar Instrumentasi Astronomi 3
10 AS5212 Ekstragalaksi 3
11 AS5213 Astrofisika Relativistik 3
12 AS5214 Fisika Matahari 3
13 AS5217 Waktu 2
14 AS5218 Sejarah Astronomi 2
15 AS5219 Astrobiologi 2
16 AS6112 Fotometri dan Spektroskopi Bintang 2
17 AS6113 Astrofisika Energi Tinggi 2
18 AS6114 Astronomi Statistik 2
19 AS6115 Bintang Ganda Dekat 2
20 AS6116 Fisika Benda Kecil Tata Surya 2
21 AS6117 Eksplorasi Angkasa Luar 2
22 AS6118 Pengembangan Peraga Astronomi 2
23 AS6133 Komputasi Astrofisika Energi Tinggi 3
24 AS6135 Komputasi Bintang Ganda Dekat 3
25 AS6136 Komputasi Fisika Benda Kecil Tata Surya 3
26 AS6206 Atmosfer Planet 2
27 AS6212 Teknik dalam Astronomi dan Astrofisika 2
28 AS6213 Kinematika dan Dinamika Galaktik 2
29 AS6214 Atmosfer Bintang 2
30 AS6215 Bintang Berselubung 2
31 AS6217 Bintang Ganda 2
32 AS6218 Benda Kecil Tata Surya 2
33 AS6233 Komputasi Kinematika dan Dinamika Galaktik 3
34 AS6236 Komputasi Atmosfer Planet 3
E. Program Doktor Program Studi Astronomi ITB
Program Doktor astronomi berbasis penelitian, yaitu melakukan penelitian untuk menyusun disertasi.
(53)
Struktur Kurikulum Doktor Program Studi Astronomi ITB dapat dilihaat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Struktur kurikulum Doktor Astronomi ITB Mata Kuliah Wajib
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS7060 Metodologi Penelitian 3
2 AS7091 Ujian Kualifikasi 3
3 AS7092 Penelitian & Seminar Kemajuan 1 5
4 AS8093 Penelitian & Seminar Kemajuan 2 5
5 AS8094 Penelitian & Seminar Kemajuan 3 5
6 AS9095 Penelitian & Seminar Kemajuan 4 5
7 AS9096 Penelitian & Seminar Kemajuan 5 5
8 AS9097 Ujian Disertasi 3
9 KU7080 Filsafat Sains 3
Total SKS = 37 SKS
Mata Kuliah Pilihan Program Studi
No Kode Mata Kuliah SKS
1 AS7010 Kosmologi 3
2 AS7020 Fisika Galaksi 3
3 AS7030 Fisika Bintang 3
4 AS7040 Fisika Tata Surya 3
F. Fasilitas dan Laboratorium Program Studi Astronomi ITB
Fasilitas pendidikan dan penelitian terdapat di kampus ITB dan di Observatorium Bosscha. Observatorium Bosscha terletak di Lembang (kira-kira 15 km sebelah utara kampus ITB, dengan ketinggian 1.310 m di atas permukaan laut).
Kelas Astronomi dilaksanakan pada lantai 4 Bangunan Labtek IV. Fasilitas pendidikan yang terdapat di gedung ini antara lain:
1. Perpustakaan Program Studi Astronomi 2. Sistem Jaringan Internal
3. Laboratorium Komputasi yang dilengkapi fasilitas internet (Gambar 3.6) 4. Laboratorium Bahasa
(54)
Gambar 3.6 Laboratorium Komputasi Program Studi ITB
Gambar 3.7 Suasana ruang kelas Program Studi Astronomi ITB
Fasilitas yang terdapat di Observatorium Bosscha antara lain: 1. Teleskop Utama
• Refraktor Ganda Zeiss
Teropong Zeiss (Gambar 3.8) merupakan teleskop terbesar dan tertua di Bosscha. Sejak 1990-an, teknologi detektor digital digunakan untuk meningkatkan tingkat sensitifitas pengamatan. Instrumen utama ini digunakan untuk memperoleh informasi khususnya untuk orbit bintang ganda visual.
(55)
• Refraktor Bamberg
Teropong Bamberg (Gambar 3.9) termasuk jenis refraktor, dengan diameter lensa 37 cm dan panjang fokus 7 m. Teropong ini berada pada sebuah gedung beratap setengah silinder dengan atap geser. Teropong Bamberg digunakan untuk pengamatan kurva cahaya bintang-bintang variabel, misalnya pengamatan kurva cahaya bintang ganda Delta-Capricorni.
Gambar 3.9 Teleskop Bamberg
• Teleskop Schmidt Bima Sakti
Teleskop Bima Sakti (Gambar 3.10) diinstalasi tahun 1960 dan merupakan sumbangan dari UNESCO. Teleskop Schmidt Bima Sakti mempunyai sistem optik Schmidt sehingga disebut Kamera Schmidt. Teropong ini mempunyai diameter lensa 51 cm, diameter cermin 71 cm, dan panjang fokus 127 cm.
(56)
• Teleskop Cassegrain GOTO
Teleskop Goto (Gambar 3.11) berjenis reflektor. Teleskop ini digunakan untuk pengamatan bintang-bintang variabel, kurva cahaya planet luar-surya, pengamatan asteroid, spektroskopi bintang, dan pencitraaan planet.
Gambar 3.11 Teleskop Cassegrain GOTO
• Reflektor GAO-ITB
Reflektor GAO-ITB (Gambar 3.12) diinstalasi tahun 2005 dan sepenuhnya digerakkan dengan kontrol komputer. Teleskop ini berjenis Schmidt-Cassegrain bermerek Celestron dengan diameter cermin 8 inchi (sekitar 20 cm).
Gambar 3.12 Teleskop GAO-ITB
Teleskop ini merupakan kerjasama ITB dengan Gunma Astronomical
(57)
• Refraktor Unitron
Teleskop Unitron (Gambar 3.13) adalah teropong refraktor dengan lensa obyektif berdiameter 102 mm dan panjang fokus 1500 mm.
Gambar 3.13 Teleskop Unitron
2. Instrumen Detektor
Teknologi detektor CCD mulai digunakan menggantikan sistem detektor plat fotografi. Selain itu, alat ukur lama, misalnya Pengukur koordinat Leitz, Blink Comparator, Mikrodensitometer, Astrophotometer Eichner, dan lain-lain.
3. Perpustakaan
Perpustakaan Observatorium Bosscha merupakan perpustakaan unit. Selain berlangganan cukup banyak jurnal-jurnal utama astronomi, perpustakaan ini juga memiliki koleksi buku teks, prosiding, serta ASP conference series (Gambar 3.14 dan 3.15).
(58)
4. Bengkel Mekanik
Observatorium Bosscha juga dilengkapi bengkel mekanik yang membuat berbagai asesoris dan komponen teleskop. Bengkel ini memiliki mesin bubut dan mesin-mesin mekanik pendukung yang lain serta sarana pengelasan.
5. Jaringan Komputer
6. Ruang Kuliah
7. Ruang Ceramah
Ruang ceramah berkapasitas 100 orang dilengkapi sarana multimedia, sehingga selain digunakan sebagai tempat cermah astronomi, ruang ini juga dapat dimanfaatkan untuk pemutaran film-film/dokumentasi ilmiah (Gambar 3.16).
Gambar 3.16 Ruang ceramah Observatorium Bosscha
8. Wisma Kerkhoven
Gedung ini dulunya adalah kediaman resmi direktur Observatorium Bosscha. Faculty House ini memiliki fungsi dan sarana ruang seminar dan lokakarya, ruang rapat, tempat penerimaan tamu VIP, museum, dan sebagainya (Gambar 3.17).
Gambar 3.17 Wisma Kerkhoven tampak dari muka-samping (utara-timur)
(59)
G. Penelitian Program Studi Astronomi ITB
Grup peneliti di Program Studi Astronomi ITB terbagi menjadi 3 subgrup, yaitu:
• Galaksi dan Kosmologi
Beberapa tema riset subgrup ini adalah: studi struktur dan dinamika galaksi, distribusi dan evolusi galaksi dan gugus galaksi , galaksi aktif (quasar), pencarian materi gelap, kosmologi teoritis dan kosmologi pengamatan.
• Fisika Perbintangan
Aktifitas riset subgrup ini adalah: studi teoritis yang meliputi permodelan numerik struktur bintang dan atmosfernya, sintesa cahaya dan spektrum berbagai kelas bintang variabel, studi pengamatan.
• Sistem Tatasurya
Aktifitas riset subgrup Sistem Tatasurya diantaranya adalah : studi tentang fisika matahari, studi asteroid dekat bumi, dinamika dan evolusi asteroid, fisika planet-planet di tata surya dan studi planet-planet-planet-planet diluar tata surya.
H. Staf Akademik dan Mahasiswa
Jumlah staf akademik Program Studi Astronomi ITB ialah berjumlah 19 orang dengan perincian sebagai berikut: 8 orang dalam subgrup Galaksi dan Kosmologi, 5 orang dalam subgrup Fisika Bintang, serta 6 orang dalam subgrup Sistem Tatasurya. Program Studi Astronomi ITB menerima sekitar 100 mahasiswa setiap tahunnya.
3.4 Gedung Center for Community Services (CRCS) ITB
Center for Research and Community Services (CRCS) atau yang disebut dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB ini akan berlokasi di sekitar titik 6°5’16” LS, 107°36’42” BT, atau di Timur Laut kampus, di mana saat ini terletak kantor LAPI ITB dan Puslog ITB yang akan dibongkar sebelum konstruksi dimulai (Gambar3.18).
Di dalam gedung ini akan terdapat beberapa ruang kantor dan ruang pertemuan dari berbagai organisasi yang terdapat di ITB yang berkaitan dengan riset dan pelayanan masyarakat. Gedung ini dirancang untuk memiliki luas lantai total 6960 m² dengan ketinggian hingga 10 lantai.
(60)
Gambar 3.18 Tapak Gedung CRCS
3.4.1 Lembaga Penelitian dan Pelayanan Masyarakat (LPPM) ITB
Lembaga Penelitian dan Pelayanan Masyarakat (LPPM) ITB terdiri dari berbagai organisasi yang sebagian besar berfungsi untuk kepelatihan.
A. Sejarah Lembaga Penelitian dan Pelayanan Masyarakat (LPPM) ITB
LPPM yang terbentuk pada akhir tahun 2001 merupakan penggabungan Lembaga Penelitian ITB dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat ITB. Lembaga ini merupakan wadah bagi sivitas akademika untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Fungsi dari Kemitraan ITB adalah mengembangkan jejaring serta menjadi jembatan antara kepakaran ITB dengan kebutuhan dari luar.
B. Tujuan, Visi dan Misi LPPM ITB Tujuan LPPM ITB antara lain:
1. Memacu pembangunan dengan meningkatkan kemampuan dan kemandirian 2. Meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pembelajaran
3. Menerapkan hasil penelitian ITB sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Visi : Menjadi Kantor LPPM terkemuka, dalam upaya menghantarkan
masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat dan sejahtera melalui penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Misi : Membangun akses terhadap sumber dana penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat melalui kemitraan dengan penelitian dan pengabdian masyarakat yang inovatif, bermutu dan tanggap terhadap perkembangan global dan tantangan lokal.
(61)
C. Aktifitas LPPM ITB
Aktifitas-aktifitas yang terdapat dalam LPPM ITB antara lain:
• Penelitian
• Pendidikan dan Pelatihan
• Jasa Konsultasi
• Manajemen Haki
• Kemitraan
D. Organisasi LPPM ITB
Organisasi-organisasi yang terdapat di LPPM ITB antara lain: 1. Knowledge Management Center
2. Kantor Manajemen Haki 3. Continuing Education Program 4. International Office
5. Biro Penelitian, Pengembangan, dan Kemitraan
6. Komisi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
E. Struktur Organisasi LPPM
Berikut ini adalah struktur organisasi LPPM ITB (diagram 3.1).
(62)
3.4.2 Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB
Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB mempunyai tujuan dan fungsi yang hampir sama dengan LPPM.
A. Sejarah Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB
LAPI ITB didirikan sebagai organisasi yang berstatus badan hukum pada tanggal 16 Juni 1959. Dengan bertumpu pada kekuatan ITB, LAPI ITB mendukung pencapaian
academic exellent ITB ke tingkat yang lebih tinggi.
B. Visi dan Misi LAPI ITB
Visi : Menjadi Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri yang terkemuka, beretika, profesional, dan mampu meningkatkan kemampuan bangsa dalam menghadapi kompetisi global, melalui penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Misi : Mendukung pencapaian academic excellent ITB melalui kegiatan
kemitraan yang bermanfaat dengan mensinergikan potensi dan keunggulan masing-masing, serta pendayagunaan modal dasar dan kompetensi yang ada di dalam maupun di luar ITB.
C. Aktifitas dan Pelayanan LAPI ITB
PT.LAPI ITB menawarkan tiga (tiga) layanan dan produk utama di bidang teknologi, sains dan seni yaitu :
1. Pelatihan
• In-house Training
• Public Training
• Layanan Khusus
PT LAPI ITB menyediakan layanan khusus berupa:
o Sertifikasi
o Seminar/lokakarya/workshop tentang topik-topik terkini
2. Konsultasi
• Studi
• Survei dan Investigasi
• Perencanaan dan Desain
• Manajemen Proyek dan Supervisi 3. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
(63)
BAB IV ELABORASI TEMA
4.1 Pengertian Tema
Tema merupakan pokok pikiran yang akan diangkat dari sebuah uraian. Dalam dunia arsitektur tema merupakan pokok pikiran yang digunakan sebagai solusi permasalahan di dalam proses perancangan, tema akan membatasi dan menyederhanakan berbagai konsep perancangan. Pada perancangan Gedung CAS dan Gedung CRCS ini, tema yang dipakai antara lain ”arsitektur berkelanjutan”.
Arsitektur
• Seni atau ilmu bangunan. ,adalah:
2
• Menurut
paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik keindahan/estetika (venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan/fungsi (utilitas).
• Arsitektur adala
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yait tersebut.3
• Arsitektur adalah ekspresi dan wahana suatu kebudayaan dalam fikir alam, cita rasa dan ungkapan langsung paling jelas, bagaimana suatu masyarakatberfilsafat hidup dan menangani kehidupan.4
Berkelanjutan
• Berkelanjutan, mempunyai kata dasar lanjut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lanjut adalah 1 tidak selesai hanya di situ saja; ada rentetannya; bersambung, 2 terus-menerus; berlarut-larut; berlama-lama. Sedangkan berkelanjutan adalah berlangsung terus-menerus; berkesinambungan.
,adalah:
2
W.J.S. Poerwardimin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976 3
:Wikipedia 4
(64)
• Menurut Standar Akuntasi Pemerintahan, berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.
Pengertian Arsitektur yang berkelanjutan, seperti dikutip dari buku James Steele,
Suistainable Architecture adalah,
”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait”.
Arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture) adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur.
Sumber: Architecture Journal
4.2 Interpretasi Tema
Ada 6 prinsip dasar dalam menjalankan konsep arsitektur berkelanjutan menurut Brenda dan Robert Vale, yaitu :
1. Konservasi energi
2. Bekerja-sama dengan iklim
3. Minimalisir penggunaan material alam baru 4. Penghargaan terhadap pemakai
5. Penghargaan terhadap site 6. Holisme (prinsip kesucian).
A.d.
1. Konservasi energi
• Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi.
• Perlindungan sumber daya alam.
• Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi.
• Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk.
(65)
• Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek.
2. Bekerja sama dengan iklim
• Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam.
• Memanfaatkan energi yang tersedia di alam, matahari, angin, hujan, dan air.
• Pencahayaan alami pada siang hari.
• Penghawaan alami.
3. Meminimalisir penggunaan material alam baru
• Penggunaan material daur ulang.
• Penggunaan material yang dapat diperbaharui.
• Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya.
• Penggunaan material yang ramah lingkungan. 4. Penghargaan terhadap pemakai
Arsitektur berkelanjutan menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip arsitektur berkelanjutan yang lainnya.
5. Penghargaan terhadap site
• Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur
tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.
• Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt “Seorang harus menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi, menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan.
6. Holisme
Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun.
Sebagai konsep, pembangunan berkelanjutan mencakup hampir semua segi kehidupan, mulai dari kebijakan politik pemerintah, strategi bisnis, sampai gaya hidup. Oleh karena itu, dalam konteks global, penerapan kebijakan arsitektur berkelanjutan secara langsung
(66)
• Lingkungan (Environment Sustainability)
• Ekonomi (Economic Sustainability)
• Sosial (Social Sustainability) Indikator lingkungan
• Penggunaan air, pengolahan air bersih dan air kotor, pengolahan air hujan , meliputi sebagai berikut:
• Penggunaan energi
• Pengolahan limbah atau sampah
• Pemilihan material dan komponen bahan
• Situasi tapak Indikator ekonomi
• Pendayagunaan komponen lokal demi memajukan pendapatan lokal , meliputi sebagai berikut:
• Efisiensi bangunan
• Fleksibilitas dalam tata ruang dalam dan luar bangunan
• Biaya-biaya yang keluar sejak proyek pembangunan akan dimulai
• Alokasi total dana yang dipakai untuk membangun Indikator sosial
• Kenyamanan pengguna bangunan
, meliputi:
• Akses dalam bangunan yang baik
• Kemudahan akses menuju lokasi bangunan
• Partisipasi dan kontrol
Tujuan diterapkanya kebijaksanaan arsitektur berkelanjutan adalah untuk:
• Menyelamatkan manusia dan lingkungan dari bahaya yang dihadapinya.
• Menunjukkan komitmen kota terhadap lingkungan, ekonomi, dan pelayanan sosial.
• Menghasilkan penghematan dana bagi pembangunan.
• Menyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi staf dan pengunjung.
• Mempercepat pencapaian tujuan kota dalam melindungi, mengkonservasi, dan
meningkatkan sumber-sumber lingkungan didaerah.
Pengaruh bangunan pada lingkungan menurut Peter Graham, harus memikirkan life
cycle dari bangunan yang mengefek pada bahan bangunan yang digunakan (Diagram
4.2). Sementara siklus bahan atau rantai bahan yang utuh menurut Heizn Frick, adalah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Loren E.,dkk. 1996. Sustainable Building Technical Manual. Public Technology Inc.
Bandung, Institut Teknologi. 2008. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Hill , Mc Graw . 1996 . Time Saver Standard for Building Types, T i m e S a v e r Standards, A Hand Book of Architectural Design. New York
ITB, Sayembara Desain Arsitektur. 2010. Informasi Sayembara.
ITB, Sayembara Desain Arsitektur. 2010. Downloads.
Neufert, Ernst . 1990. Data Arsitek Jilid 1 . terjemahan oleh Sjamsu Amril . Jakarta: Erlangga
Neufert, Ernst . 1990. Data Arsitek Jilid 2 . terjemahan oleh Sjamsu Amril . Jakarta: Erlangga
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan. <http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/> (15 Januari 2010)
Tumblr, Urban Greenery. 2009. The Consorcio Building in Santiago.
Watch, Daniel D. 2001. Building Types Basic for Research Laboratories. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.