Interpretasi Tema ELABORASI TEMA

52 • Menurut Standar Akuntasi Pemerintahan, berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Pengertian Arsitektur yang berkelanjutan, seperti dikutip dari buku James Steele, Suistainable Architecture adalah, ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait”. Arsitektur berkelanjutan sustainable architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Sumber: Architecture Journal

4.2 Interpretasi Tema

Ada 6 prinsip dasar dalam menjalankan konsep arsitektur berkelanjutan menurut Brenda dan Robert Vale, yaitu : 1. Konservasi energi 2. Bekerja-sama dengan iklim 3. Minimalisir penggunaan material alam baru 4. Penghargaan terhadap pemakai 5. Penghargaan terhadap site 6. Holisme prinsip kesucian. A.d. 1. Konservasi energi • Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi. • Perlindungan sumber daya alam. • Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi. • Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk. Universitas Sumatera Utara 53 • Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek. 2. Bekerja sama dengan iklim • Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam. • Memanfaatkan energi yang tersedia di alam, matahari, angin, hujan, dan air. • Pencahayaan alami pada siang hari. • Penghawaan alami. 3. Meminimalisir penggunaan material alam baru • Penggunaan material daur ulang. • Penggunaan material yang dapat diperbaharui. • Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya. • Penggunaan material yang ramah lingkungan. 4. Penghargaan terhadap pemakai Arsitektur berkelanjutan menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip arsitektur berkelanjutan yang lainnya. 5. Penghargaan terhadap site • Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara. • Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt “Seorang harus menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi, menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan. 6. Holisme Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun. Sebagai konsep, pembangunan berkelanjutan mencakup hampir semua segi kehidupan, mulai dari kebijakan politik pemerintah, strategi bisnis, sampai gaya hidup. Oleh karena itu, dalam konteks global, penerapan kebijakan arsitektur berkelanjutan secara langsung berintegrasi dengan 3 aspek utama: Universitas Sumatera Utara 54 • Lingkungan Environment Sustainability • Ekonomi Economic Sustainability • Sosial Social Sustainability Indikator lingkungan • Penggunaan air, pengolahan air bersih dan air kotor, pengolahan air hujan , meliputi sebagai berikut: • Penggunaan energi • Pengolahan limbah atau sampah • Pemilihan material dan komponen bahan • Situasi tapak Indikator ekonomi • Pendayagunaan komponen lokal demi memajukan pendapatan lokal , meliputi sebagai berikut: • Efisiensi bangunan • Fleksibilitas dalam tata ruang dalam dan luar bangunan • Biaya-biaya yang keluar sejak proyek pembangunan akan dimulai • Alokasi total dana yang dipakai untuk membangun Indikator sosial • Kenyamanan pengguna bangunan , meliputi: • Akses dalam bangunan yang baik • Kemudahan akses menuju lokasi bangunan • Partisipasi dan kontrol Tujuan diterapkanya kebijaksanaan arsitektur berkelanjutan adalah untuk: • Menyelamatkan manusia dan lingkungan dari bahaya yang dihadapinya. • Menunjukkan komitmen kota terhadap lingkungan, ekonomi, dan pelayanan sosial. • Menghasilkan penghematan dana bagi pembangunan. • Menyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi staf dan pengunjung. • Mempercepat pencapaian tujuan kota dalam melindungi, mengkonservasi, dan meningkatkan sumber-sumber lingkungan didaerah. Pengaruh bangunan pada lingkungan menurut Peter Graham , harus memikirkan life cycle dari bangunan yang mengefek pada bahan bangunan yang digunakan Diagram 4.2. Sementara siklus bahan atau rantai bahan yang utuh menurut Heizn Frick , adalah melingkar tidak terputus, yang terputus berarti mengalami gangguan Diagram 4.1. Universitas Sumatera Utara 55 Diagram 4.1 Rantai peredaran alam yang terganggu dan tidak terganggu Sumber: Heizn Frick, Ilmu Bahan Bangunan, Kanisius, 1997 Diagram 4.2 Building life cycle menurut Peter Graham Sumber: Peter Graham, Building Ecology, Blackwell Science Ltd, 2003 Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca glass houses effect, juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah.

4.3 Penerapan Arsitektur Berkelanjutan