Mengapreasikan Pikiran dan Perasaan

a Pertanyaan hendaknya dapat membangkitkan minat dan mendorong inisiatip anak didik sehingga mereka dapat terangsang untuk bekerja sama. b Perumusan pertanyaan harus jelas dan terbatas serta harus ada jawaban. c Pemakaian metode Tanya jawab adalah untuk materi yang yang sudah disampaikan. d Pertanyaan hendaknya diajukan kepada seluruh siswa dikelas.

d. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Tanya Jawab

a menentukan tujuan yang akan dicapai b merumuskan pertanyaan yang akan diajukan. c Pertanyaan diajukan kepada siswa secara keseluruhan, sebelum menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. d Membuat ringkasan hasil Tanya jawab, sehingga diperoleh pengetahuan secara sistematis.

3. Mengapreasikan Pikiran dan Perasaan

ketika Allah berfirman memerintahkan kepada malaikat untuk menyebutkan nama- nama benda yang telah Dia ajarkan kepada Adam, sebagaimana tertera dalam surat alBaqoroah ayat 31 akan tetapi malaikat tidak mampu untuk menyebutkan nama-nama tersebut. Kemudian pada ayat berikutnya, Allah SWT memerintahkan Adam untuk memberitakan dan memberitahukan kepada malaikat seluruh nama-nama benda yang telah Allah ajarkan, lalu seketika itu pula Adam memberitahukan nama-nama benda tersebut. Dalam kisah ini Allah memberikan gambaran akan ketidak mampuan malaikat dalam mengungkapkan pikiran dan perasaanya karena malaikat tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, namun kondisi yang dialami malaikat berbeda dengan Adam yang dengan mudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya hal itu dikarenakan Adam telah memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang telah Allah ajarkan kepadanya. Berkomunikasi pada hakikatnya adalah berbahasa. Tetapi, pemahaman dan penghargaan kita akan bahasa dan peranannya itu seringkali dangkal dan biasa-biasa saja. Orang dapat berbahasa seperti halnya orang dapat berjalan. 61 Bahasa mempunyai kepentingan yang eksklusif dalam proses humanisasi pikiran; hal itu dibuktikan tidak hanya oleh kejadian-kejadian manusia yang terampas dari bahasa, tetapi juga oleh penelitian psikologi; psikologi obyektif ini menggunakan tes-tes intelijensi praktis, yaitu intelijensi yang tidak terbahasakan, yang tidak terverbalisasikan. 62 Bahasa tidak hanya merasuki pikiran, tetapi juga perasaan kita. Cetusan-cetusan perasaan kita selalu merupakan cetusan-cetusan bahasa. Maka dari itu bila perasaan hati kita sudah tercetus, terungkap, kita puas, kita lega, atau kita bebas dari tekanan-tekanan yang mengganggu keseimbangan jiwa kita. Kita kenal terapi kejiwaan yang berusaha untuk membawa perasaan-perasaan gelap didalam diri penderita kejiwaan kepada terang bahasa. Sebenarnya terang bahasa ini adalah terang pikiran. Perasaan dapat dibahasakan karena diterangi oleh pikiran, karena ditangkap oleh pikiran, karena kita ketahui. 63 Dengan bahasa manusia telah belajar berfikir; dari satu sudut kecerdasannya manusia telah menemukan bahasa, dari sudut lain bahasa aalah alat dan cara mengembangkan kecerdasannya; dari pengetahuan praktis tentang alam ia telah dapat membangun pengetahuan teoritis dan kesadaran diri yang penuh. Manusia dekat sekali dengan binatang, dan tiba-tiba dia tampak berbeda sekali berkat bahasa . tetapi sesungguhnya perbedaan itu telah tersurat sejak semula: otak manusia lebih besar, maka kemungkinan-kemungkinannya lebih banyak. Kera, burung nuri dan burung beo tidak akan menemukan bahasa yang sebenarnya. 64 Memamerkan apa yang kita ketahui, memperlihatkan dan mendemonstrasikan apa yang telah kita pelajari, adalah ketika kita memulai menemukan kalau kita telah sukses menerapkan dari hal-hal yang ada dibawah ini: 1. mendapatkan kerangka pikiran mind yang benar-benar relaks, percaya diri dan siap untuk belajar. 61 Paul Chauchard, Bahasa dan pikiran, Terj. A. Widiyartaya, Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1983, cet. 1, h. 3 62 Chauchard, Bahasa dan pikiran… h. 39 63 Chauchard, Bahasa dan pikiran…, h. 4 64 Chauchard, Bahasa dan pikiran…, h. 95 2. Memperoleh acquiring informasi dalam cara-cara yang sesuai dengan diri kita. 3. Menyelidiki searching out makna, implikasi dan arti personalnya. 4. Mampu memicu trigger memori tentangnya ketika kita membutuhkan. 65 Dalam bukunya A. Widiyamartaya mengungkapkan bahwa Manusia adalah “pengada yang berfikir”. Dengan kata “pengada” kita hendak menyebut apa yang disebut dalam kata asing dengan kata “ens” Latin atau “being” Inggris. Pengada berfikir, dari hakikatnya menghasilkan ide-ide atau gagasan-gagasan, maka manusia menciptakan segala sesuatu didunia ini. Semakin baik cara berfikirnya dan semakin cemerlang gagasan-gagasan yang dihasilkannya, maka akan semakin gemilang dan bermutu hasil-hasil ciptaannya. 66 Buah-buah gagasan manusia dapat dibedakan menjadi tiga jenis : Pengertian, keputusan, dan kesimpulan. Pengertian adalah sesuatu yang timbul dalam pikiran kita sebagai tanggapan atas serapan panca indera kita menghadapi realitas yang mengelilingi kita. Tanggapan kita menyebabkan kita faham atau tahu tentang sesuatu. Pengertian meliputi makna kata, tanda, lambang, dsb, konsef, definisi dan sebagainya. 67 Menerjemahkan apa yang kita dengar atau baca, kedalam kata-kata kita sendiri bukan hanya membuktikan bahwa kita mengetahui subjek yang bersangkutan, namun juga berarti bahwa kita kemungkinan besar dapat mengingatnya dalam jangka panjang. 68 Pada manusia sudah ada tanda-tanda manifestasi-manifestasi didikan dan kecerdasan, bahkan dalam taraf sebelum otak matang dengan sempurna; hal ini disebabkan oleh bahasa yang dipelajarinya, bahasa yang membuat dia menjadi manusia penuh, yaitu mampu mencapai kemajuan-kemajuan tak terbatas. Meskipun bahasa itu sudah dimilikinya. 69 Kata-kata tidaklah sangat penting atau perlu dari dirinya sendiri. Yang penting adalah arti dan makna dari kata-kata itu, atau kata-kata penting oleh karena arti dan makna yang diwahanainya. Fungsi kata ialah bertindak sebagai lambang untuk sesuatu 65 Dedy Ahimsa, Cara belajar cepat abad XXI, Bandung: Nuansa, 2002, cet. 3, h.206 66 A. Widiyamartaya, Seni Mencipta Makna Bagaimana mengapresiasi daya pikir secara kreatif, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993, cet. 1, h.13 67 Widiyamartaya, Seni Mencipta Makna… h. 14 68 Ahimsa, Cara belajar cepat abad XXI… h.161 69 Chauchard, Bahasa dan pikiran…, h. 4 yang lain dari kata itu sendiri. Kata-kata dapat dimisalkan lembar-lembar cek bank: cekcek itu tidak ada harganya sebagai kertas, tetapi berharga bila mewakili uang tunai yang ada di bank. Kata-kata “tunai” bila membawa kita pada hal-hal atau peristiwa yang mereka wakili lambangkan. 70 Dengan berfikir secara logis logis dan benar, manusia menjadi pintar, jujur dan berdisiplin dalam membuahkan gagasan-gagasannya dan menghasilkan ciptaan- ciptaanya. 71

4. Metode Ganjaran dan Hukuman