RANAH AFEKTIFSIKAP ATTITUDE Tujuan Pembelajaran

2. Kesiapan Kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental, fisik, dan emosi, dalam menghadapi sesuatu. Contoh: melakukan pekerjaan sesuai urutan, menerima kelebihan dan kekurangan seseorang. Kata kerja kunci: Memulai, mengawali, memprakarsai, membantu, memperlihatkan mempersiapkan diri, menunjukkan, mendemonstrasikaan. 3. Reaksi yang diarahkan Kemampuan untuk memulai keterampilan yang kompleks dengan bantuanbimbingan dengan meniru dan uji coba. Contoh: Mengikuti arahan dari instruktur. Kata kerja kunci: Meniru, mentrasir, mengikuti, mencoba, mempraktekkan, mengerjakan, membuat, memperlihatkan, memasang, bereaksi, menanggapi. 4. Reaksi natural mekanisme Kemampuan untuk melakukan kegiatan pada tingkat keterampilan tahap yang lebih sulit. Melalui tahap ini diharapkan siswa akan terbiasa melakukan tugas rutinnya. Contoh: menggunakan komputer. Kata kerja kunci: Mengoperasikan, membangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan sesuai standar, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, mempercepat, memperlancar, mempertajam, menangani. 5. Reaksi yang kompleks Kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam melakukan sesuatu, di mana hal ini terlihat dari kecepatan, ketepatan, efsiensi dan efektivitasnya. Semua tindakan dilakukan secara spontan, lancar, cepat, tanpa ragu. Contoh: Keahlian bermain piano. Kata kerja kunci: Mengoperasikan, membangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan sesuai standar, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, mempercepat, memperlancar, mencampur, mempertajam, menangani, mengorganisir, membuat draftsketsa, mengukur 6. Adaptasi Kemampuan mengembangkan keahlian, dan memodifikasi pola. Kata kerja kunci: Mengubah, mengadaptasikan, memvariasikan, merevisi, mengatur kembali, merancang sesuai dengan yang dbutuhkan. Contoh: Melakukan perubahan secara cepat dan tepat terhadap kejadian tak terduga tanpa merusak pola yang ada. kembali, memodifikasi. 7. Kreativitas Kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai dengan kondisisituasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah dengan mengeksplorasi kreativitas diri. Contoh: membuat formula baru, inovasi, produk baru. Kata kerja kunci: Merancang, membangun, menciptakan, mendisain, memprakarsai, mengkombinasikan, membuat, menjadi. Secara eksplisit ketiga aspek tersebut yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Setiap mata pelajaran yang diajarkan akan selalu mengandung tiga aspek tersebut, namun penekanannya selalu berbeda. Mata pelajaran yang diajarkan secara praktek lebih menekankan pada ranah psikomotorik, sedangkan mata pelajaran melalui pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut sama-sama mengandung ranah afektif. Menurut Dick and Carey 2005: 42 sebuah kegiatan dapat digolongkan sebagai psikomotorik apabila eksekusinya menggunakan gerakan otot tanpa atau menggunakan peralatan. Kemampuan psikomotorik diukur dalam besaran kecepatan, akurasi ketepatan, jarak, kekuatan dan kelenturan dalam melakukan gerakan sesuai dengan prosedur atau teknik pelaksanaan. Sedangkan praktek atau keterampilan yang tidak dominan menggunakan otot antara lain: praktek berpidato, praktek berbicara dalam bahasa asing, praktek membuat puisi. Kelompok kompetensi tersebut tidak termasuk kemampuan psikomotorik melainkan kemampuan kognitif pada kategori penerapan. Jadi, dapat dikatakan keterampilan berkomunikasi dan kerjasama meskipun berupa keterampilan tetapi tdak termasuk dalam ranah psikomotorik karena penerapannya tidak menggunakan otot atau fisik Wayan Lasmawan Sardiman, 2010:156-157 menjelaskan bahwa ada tiga kompetensi dalam pembelajaran IPS yaitu: a. Kompetensi personal. Kompetensi personal merupakan kemampuan dasar yang berkaitan dengan pembentukan dan pengembangan kepribadian diri perserta didik sebagai makhluk individu yang merupakan hak dan tanggung jawab personalnya. b. Kompetensi sosial. Kompetensi adalah kemampuan dasar yang berkaitan dengan pengembangan kesadaran sebagai makhluk sosial dan makhluk yang berbudaya. Sejumlah kompetensi dasar yang dikembangkan adalah kesadaran dirinya sebagai anggota masyarakat sehingga perlu saling menghormati dan menghargai; pemahaman dan kesadaran atas kesantunan hidup bermasyarakat dan berbangsa; kemampuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

6 48 148

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIME TOKEN ARENDS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP ISLAM TERPADU BINA INSANI KOTA METRO

2 18 104

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PURWODADI

0 9 76

IMPLEMENTASI STRATEGI TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN Implementasi Strategi Time Token Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Ips Kelas IV SD Negeri Badran 2 Kecamatan Susukan Ka

0 0 19

IMPLEMENTASI STRATEGI TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN Implementasi Strategi Time Token Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Ips Kelas IV SD Negeri Badran 2 Kecamatan Susukan Ka

0 0 12

IMPLEMÉNTASI MODÉL TIME TOKEN ARENDS DINA PANGAJARAN NYARITA BAHASAN BUDAYA SUNDA.

0 15 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG GLOBALISASI.

0 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI SMA N 1 MERTOYUDAN MAGELANG.

2 7 236

Model Pembelajaran Time Token Arends

0 1 8