Zat Besi Dalam Tubuh

melalui darah ke sel–sel otot. Mioglobin yang berkaitan dengan oksigen inilah menyebabkan daging dan otot–otot menjadi berwarna merah. Di samping sebagai komponen Hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim oksidase pemindah energi, yaitu : sitokrom paksidase, xanthine oksidase, suksinat dan dehidrogenase, katalase dan peroksidase Indog lobal.com. Zat besi Fe merupakan mikro elemen yang esensisal bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hemopobesis pembentukan darah, yaitu dalam sintesa hemoglobin Hb. Zat besi yang terdapat dalam semua sel tubuh berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia, diantaranya dalam produksi sel darah merah. Sel ini diperlukan untuk mengangkut oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sedangkan oksigen penting dalam proses pembentukan energy agar produktivitas kerja meningkat dan tubuh tidak cepat lelah Indoglobal.com.

2.5. Zat Besi Dalam Tubuh

Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu yang fungsional dan yang reserve simpanan. Zat besi yang fungsional sebagian besar dalam bentuk Hemoglobin Hb, sebagian kecil dalam bentuk mioglobin, dan jumlah yang sangat kecil tetapi vital adalah hem enzim dan non hem enzim. Zat besi yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi selain daripada sebagai buffer yaitu menyediakan zat besi kalau dibutuhkan untuk kompartmen fungsional. Apabila zat besi cukup dalam bentuk simpanan, maka kebutuhankan eritropoiesis pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang akan selalu terpenuhi. Dalam keadaan normal, jumlah zat besi dalam bentuk reserve ini adalah kurang lebih seperempat dari total zat besi yang ada dalam tubuh. Zat besi yang disimpan sebagai reserve ini, berbentuk Universitas Sumatera Utara feritin dan hemosiderin, terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada keadaan tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, misalnya pada anak yang sedang tumbuh balita, wanita menstruasi dan wanita hamil, jumlah reserve biasanya rendah Arlinda, 2004. Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi dapat menimbulkan gejala- gejala seperti mual, nyeri di daerah lambung, kadang-kadang terjadi diare dan sulit buang air besar depkes, 1999. Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat besi kotoran tinja akan menjadi hitam, namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi efek samping tablet zat besi ini tergantung pada dosis zat besi dalam pil, bukan pada bentuk campurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka kemungkinan efek samping semakin besar. Menurut Wirakusumah dalam Dina,A,S 2004 tablet besi yang diminum dalam keadaan perut terisi akan mengurangi akibat efek samping yang ditimbulkan, tetapi hal ini dapat menurunkan tingkat penyerapan. Menurut penelitian yang dilakukan Hartono pada tahun 2000, bahwa penambahan sorbitol ke dalam tablet zat besi dapat menurunkan efek samping yang muncul akibat konsumsi tablet zat besi, yang sering menyebabkan ibu hamil menghentikan konsumsi tablet zat besi.

2.6. Anemia Pada Ibu Hamil