hiperemesis gravadarum, perdarahan antepertum, dan ketuban pecah dini KPD. Dampak anemia pada bayi yaitu bayi lahir sebelum waktunya, berat badan lahir
rendah, kematian bayi, serta meningkatnya angka kesakitan bayi Depkes RI, 1999. Wiknyosastro 1999 dalam Dina 2004 menyatakan bahwa kematian ibu
dapat digolongkan pada kematian obstetrik langsung. Kematian obstetrik tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum
kehamilan atau persalinan seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes millitus malaria dan anemia. Royston 1994 juga mengemukakan bahwa salah satu penyebab
tidak langsung kematian ibu adalah penyakit yang mungkin telah terjadi sebelum kehamilan dan diperburuk oleh kehamilan ibu sendiri, penyakit tersebut antara lain
adalah anemia.
2.9. Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Besi Pada Ibu Hamil
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menganggulagi kurang zat besi pada ibu hamil menurut Depkes 1999 adalah :
1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan
sumber hewani yang mudah diserap seperti ikan, hati, daging. Selain itu perlu ditingkatkan juga makanan yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin
A buah-buahan dan sayur-sayuran untuk membantu zat besi dan membantu proses pembentukan Hb.
2. Fortifikasi bahan makanan, yaitu menambah zat besi asam folat, vitamin A,
dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya dilakukan pada bahan
Universitas Sumatera Utara
makanan hasil produksi industri pangan. Untuk mengetahui bahan makanan yang mengandung zat besi, dianjurkan membaca label pada kemasannya.
3. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan
untuk meningkatkan kadar Hb secara cepat. Dengan demikian suplementasi zat besi hanya merupakan salah satu upaya cara pencegahan dan
penanggulangan kurang besi yang perlu diikuti dengan cara lainnya.
2.10. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Mengkonsumsi Zat Besi Pada Ibu Hamil
Menurut seckett 1976 dalam Dina 2004 mendefinisikan kepatuhan pasien “sejauh mana perilaku individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
professional kesehatan”. Kepatuhan sulit diukur karena tergantung pada banyak faktor, diantaranya
adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa mereka tidak melakukan apa yang dianjurkan dokter. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar
dapat mengetahui kepatuhan mereka dalam melaksanakan pengobatan. Taylor 1991 seperti yang dikutip Bart 1994 mengatakan ketidakpatuhan
sebagai salah satu masalah medis yang berat. Derajat kepatuhan bervariasi sesuai dengan apakah pengobatan tersebut kuratif atau preventif, jangka panjang atau jangka
pendek. Sackett dan snow 1979 menemukan bahwa kepatuhan terhadap sepuluh hari jadwal pengobatan sejumlah 70–80 dengan tujuan pengobatan adalah
mengobati, dan 60–70 dengan tujuan pengobatannya adalah pencegahan. Kegagalan untuk mengikuti program pengobatan jangka panjang, yang bukan dalam
Universitas Sumatera Utara
kondisi akut, dimana derajat ketidakpatuhannya rata-rata 50 dan derajat tersebut bertambah buruk sesuai waktu Dina, 2004.
Tablet zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan misalnya
pengetahuan, sikap, dan praktek ibu hamil yang kurang baik, efek samping dari tablet zat besi, motivasi petugas kesehatan yang kurang sering kali terjadi ketidak patuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan tujuan dari pemberian tablet zat besi tidak tercapai.
2.11. Motivasi Petugas Kesehatan