Kelompok Resiko Tinggi Definisi Kasus

2.1.6.2 Gejala pada Manusia

Masa inkubasi Avian Influenza sangat pendek yaitu 3 hari, dengan rentang 2-4 hari. Manifestasi klinis Avian Influenza pada manusia terutama terjadi pada sistem respiratorik mulai dari yang ringan sampai berat. Manifestasi klinis Avian Influenza secara umum sama dengan gejala ILI Influenza Like Illness, yaitu batuk, pilek, dan demam. Demam biasanya cukup tinggi yaitu 38 derajat Celcius. Gejala lain berupa sefalgia, nyeri tenggorokan, mialgia, dan malaise Nainggolan, dkk, 2006. Adapun keluhan gastrointestinal berupa diare dan keluhan lain berupa konjuntivitis. Keadaan klinis bisa sangat bervariasi, mulai dari asimptomatik, flu ringan hingga berat, pneumonia, dan banyak yang berakhir dengan ARDS acute respiratory distress syndrome. Perjalan klinis Avian Influenza umunya berlangsung sangat progressif dan fatal. Mortalitas penyakit ini dilaporkan terakhir sekitar 50. Kelainan laboratorium rutin yang hampir selau dijumpai adalah leukopenia, limfopenia, dan trombositopenia. Dan banyak yang mengalami gangguan ginjal berupa peningkatan nilai ureum dan kreatinin. Kelainan gambaran radiologis toraks berlangsung sangat progressif dan sesuai dengan manifestasi klinisnya namun tidak ada gambaran yang khas. Kelainan foto toraks bisa berupa infiltrat bilateral luas, infiltrat difus, multifokal, atau patchy, atau berupa kolaps lobar Nainggolan, dkk, 2006.

2.1.7. Kelompok Resiko Tinggi

a Kelompok yang perlu diwaspadai dan beresiko tinggi terinfeksi flu burung adalah DepKes RI, 2006 : b Pekerja peternakan atau pemprosesan unggas termasuk dokter hewan atau Ir. Peternakan c Pekerja laboratorium yang memproses sampel pasien atau unggas terjangkit d Pengunjung peternakan atau pemprosesan unggas 1 minggu terakhir e Pernah kontak dengan unggas ayam,itik,burung sakit atau mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya dan atau babi serta produk mentahnya dalam 7 hari terakhir Pernah kontak dengan penderita AI konfirmasi dalam 7 hari terakhir. 2.1.8. Diagnosis Flu Burung 2.1.8.1 Diagnosis pada unggas Diagnosis harus dipastikan dengan isolasi dan identifikasi virus penyebab penyakitnya. Isolasi virus memakai Gold strandard dari OIE Office International des Epizooties sampel berasal dari trakea, paru-paru, limpa, otak, dan atau usapan kloaka ayam Universitas Sumatera Utara sakit atau mati. Dilakukan pada SPF spesific phatogen free embrio anak ayam umur 4 โ€“ 11 hari hingga embrio mati dalam 48 โ€“ 72 jam. Identifikasi virus dan penentuan subtipe HA hemaglutinin dan NA neuroaminidase dengan beberapa cara yaitu Antigen capture ELISA tes yang ada beberapa macam, dan PCR Genetic sequencing. Selain itu, gejala klinis dan patologis yang patut dicurigai adalah bila ada bengkak wajah, cyanosis pial dan petechiae di mukosa dan kulit. Masa inkubasinya 3 โ€“ 7 hari, dengan kematian terjadi 2 jam sampai beberapa minggu Rahardjo, 2004.

2.1.8.2 Diagnosis pada manusia

Diagnostik Leonard, dkk, 2006 1. a. Uji konfirmasi : 2. Kultur dan identifikasi virus H5N1 3. Uji Real Time Nested PCR Polymerase Chain Reaction untuk H5 a Uji serologi b Immunofluorescence IFA test : ditemukan antigen positif dengan menggunakan antibodi monoclonal Influenza A H5N1 c Uji netralisasi : didapatkan kenaikan titer antibodi spesifik influenza A H5N1 sebanyak 4 kali dalam paired serum dengan uji netralisasi. uji penapisan : aRapid test untuk mendeteksi Influenza A bHI test dengan darah kuda untuk mendeteksi H5N1 cEnzyme Immunoassay ELISA untuk mendeteksi H5N1. 1. b. Pemeriksaan Lain 2. Hematologi : Hemoglobin, leuko sit, trombosit, hitung jenis leuko sit, total limfosit. Umumnya ditemukan leukopeni, limfositopeni atau limfositosis relatife dan trombositopeni. 3. Kimia : AlbuminGlobulin, SGOTSGPT, Ureum, Kreatinin, Kreatin Kinase, Analisa Gas Darah. Umumnya dijumpai penurunan albumin, peningkatan SGOTSGPT, peningkatan ureum dan kreatinin, peningkatan kreatinin kinase, analisa gas darah dapat normal atau abnomal. Kelainan laboratotium sesuai dengan perjalanan penyakit dan komplikasi yang ditentukan. Pemeriksaan radiologik : pemeriksaan foto toraks PA dan Lateral. Dapat ditemukan gambaran infiltrat di paru yang menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia. Universitas Sumatera Utara

2.1.9 Definisi Kasus

Departemen Kesehatan RI 2006 membuat kriteria diagnosis Flu burung sebagai berikut : 1 Pasien dalam Observasi Seseorang yang menderita demampanas 38 derajat Celcius disertai satu atu lebih gejala di bawah ini : b a batuk c sakit tenggorokan d pilek napas pendek sesak nafas pneumonia dimana belum jelas ada atau tidaknya kontak dengan unggas sakitmati mendadak yang belum diketahui penyebabnya. Pasien masih dalam observasi klinis, epidemiologis dan pemeriksaan laboratorium. 2 Kasus suspek AI H5N1 Under Investigation atau dalam pengawasan Seseorang yang menderita demampanas 38 derajat Celcius disertai satu atau lebih gejala di bawah ini : b a batuk c sakit tenggorokan d pilek e napas pendek sesak nafas pneumonia dan diikuti satu atau lebih keadaan di bawah ini : 1 Pernah kontak dengan unggas ayam, itik, atau burung sakit mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya dan produk mentahnya dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas 2 Pernah tinggal di daerah yang terdapat kematian unggas yang tidak biasa dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas. 3 Pernah kontak dengan penderita AI konfirmasi dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas 4 Pernah kontak dengan spesimen AI H5N1 dalam 7 hari terakhir, sebelum timbul gejala di atas bekerja di laboratorium untuk AI 5 Ditemukan leukopeni 3000ยต l atau mm 6 Ditemukan adanya titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda atau ELISA untuk Influenza A tanpa subtipe. Atau Universitas Sumatera Utara 1. Kematian akibat Acute Respiratory Distress Syndrome ARDS dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini : 2. lekopenia atau limfopenia dengan atau tanpa trombositopenia trombosit 150.000 foto toraks menggambarkan pneumonia atipikal atau infiltrat di kedua sisi paru yang makin meluas pada serial 3 Kasus Probable AI H5N1 a. Kriteria kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan dibawah ini: b. ditemukan adanya kenaikan titer antibodi minimum 4 kali terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda atau ELISA test c. hasil laboratorium terbatas untuk Influenza H5 dideteksi antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal menggunakan neutralisasi tes dikirim ke referensi laboratorium dalam waktu singkat menjadi pneumonia beratgagal nafasmeninggal dan terbukti tidak ada penyebab lain 4 Kasus Konfirmasi Influenza A H5N1 a. Kasus suspek atau Probable dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini: b. kultur positif Influenza A H5N1 c. PCR positif Influenza A H5N1 d. Pada Immunoflurescence IFA test ditemukan antigen positif dengan menggunakan antibodi monoklonal Influenza A H5N1 Kenaikan titer antibodi spesifik Influenza A H5N1 sebanyak 4 kali dalam paired serum dengan uji netralisasi. a. Kriteria Rawat 1 Suspek flu burung dengan gejala klinis berat yaitu : 2 sesak napas dengan frekuensi napas 30 kalimenit 3 nadi 100 kalimenit 4 ada gangguan kesadaran b. kondisi umum lemah c. suspek dengan leukopeni d. suspek dengan gambaran radiologi pneumonia kasus Probabel dan Konfirmasi

2.1.10 Penatalaksanaan