Transmisi Patogenesis Flu Burung

21 September 2005 Percut Sei Tuan, Deli Serdang 1 Simalungun 2 orang 23 September 2005 Balimbingan, Simalungun 1 Karo 6 orang 1 Agustus 2006 Kabanjahe, Karo 6 Medan 2 orang 22 Agustus 2006 Silima Kuta, Simalungun 1 Serdang Bedagai 2 orang 28 September 2006 Lubuk Pakam, Deli Serdang 3 14 November 2006 Helvetia, Medan 1 7 Desember 2006 Jl Sisingamangaraja, Medan 1 12 Desember 2006 Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai 2 Jumlah 23 orang Sumber. DepKes R.I. 2009

2.1.4. Transmisi

Virus Avian Influenza AI berkembang biak pada jaringan seperti saluran pernapasan, pencernaan, pembuluh darah, limfosit, syaraf, ginjal dan atau sistem reproduksi. AI avian influenza dikeluarkan dari hidung, mulut, konjungtiva dan kloaka unggas terinfeksi. Penularan bisa terjadi dengan kontak langsung dari unggas terinfeksi dan unggas peka melalui saluran pernapasan, konjungtiva, lendir dan tinja. Juga secara tidak langsung misalnya debu yang mengandung virus, air minum, petugas, peralatan kandang, sepatu, baju, kendaraan, lalat juga mempunyai peranan dalam menyebarkan AI Rahardjo, 2004. Hingga 5 Agustus 2005, WHO melaporkan 112 kasus A H5N1 pada manusia yang terbukti secara pemeriksaan mikrobiologi berupa biakan atau PCR. Sebagian besar kasus konfirmasi WHO di atas, sebelumnya mempunyai riwayat kontak yang jelas dengan unggas atau produk unggas. Disimpulkan sementara bahwa jalur paling mungkin terjadinya infeksi Avian Influenza pada manusia adalah dari unggas ke manusia. Sementara itu, penularan dari manusia ke manusia masih mungkin didasarkan adanya laporan 3 kasus konfirmasi avian influenza pada satu keluarga di Thailand Nainggolan, dkk, 2006. Universitas Sumatera Utara Bahan infeksius pada unggas adalah tinja dan sekret saluran nafasnya. Penularan dapat terjadi dari unggas ke unggas, ke hewan lain dan kini ke manusia Aditama, 2004. Selain itu, transmisi dapat terjadi dari lingkungan ke manusia, dapat terjadi pada air yang terkontaminasi yaitu kolam renang yang secara langsung masuk melalui hidung dan konjungtiva, dan dari kontaminasi tangan terhadap infeksi WHO, 2005.

2.1.5. Patogenesis

Penyebaran virus Avian Influenza AI terjadi malalui udara droplet infection di mana virus dapat tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran nafas atau langsung memasuki alveoli tergantung dari ukuran droplet. Virus yang tertanam pada membran mukosa akan terpajan mukoprotein yang mengandung asam sialat yang dapat mengikat virus. Reseptor spesifik yang dapat berikatan dengan virus influenza berkaitan dengan spesies darimana virus berasal. Virus avian influenza manusia Human Influenza Viruses dapat berikatan dengan alpha 2,6 sialiloligosakarida yang berasal dari membran sel dimana didapatkan residu asam sialat yang dapat berikatan dengan residu galaktosa melalui ikatan 2,6 linkage. Virus AI dapat berikatan dengan membran sel mukosa melalui ikatan yang berbeda yaitu ikatan 2,3 linkage. Adanya perbedaan pada reseptor yang terdapat pada membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa virus AI tidak dapat melakukan replikasi secara efisien terhadap manusia. Mukoprotein yang mengandung reseptor ini akan mengikat virus sehingga perlekatan virus dengan sel epitel saluran nafas dapat dicegah. Tetapi virus yang mengandung protein neuroaminidase pada permukaannya dapat memecah ikatan tersebut. Virus selanjutnya akan melekat pada epitel saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel tersebut. Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam sehingga dalam waktu singkat virus dapat menyebar ke sel-sel didekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar yang besilia. Sel-sel yang terinfeksi akan membengak dan intinya mengkerut dan kemudian mangalami piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia, selanjutnya akan terbentuk badan inklusi Nainggolan, 2004. Proses patologik primer yang dapat menyebabkan kematian adalah Fulminant viral pneumonia. Target sel dari influenza A H5N1 termasuk tipe 2 alveolar pneumosit dan makrofak, bronkiolar, dan alveolar sel, tetapi tidak sel-sel epitel dari trakea atau saluran nafas atas WHO, 2005. Gambaran skematis patogenesis dari Avian Influenza AI adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Mula-mula virion menempel pada reseptor sel tropisma membran mukosa saluran napas melalui protein Hemaglutinin 2. Terjadi proses endositosis yang akan berlangsung beberapa waktu, berdasarkan pengamatan di laboratorium diketahui selama 10 menit. Proses ini bersama dengan pelepasan selubung dari virion sampai semua segmen RNA keluar kedalam sitpolasma 3. Segmen – segmen tersebut masuk ke dalam inti sel nukleus dan mengalami transkripsi 4. Sebagian segmen keluar kembali ke sitoplasma untuk mempersiapkan protein selubung Hemaglutinin, Neuroaminidase, Matriks dan protein Nonstruktural untuk dipakai oleh virus baru yang akan dihasilkan. 5. Delapan segmen yang berada di inti sel ditambah dengan segmen RNA yang masih tersisa di sitoplasma melakukan replikasi, yaitu perbaikan RNA. Berbeda dengan virus RNA lainnya, dimana replikasinya terjadi diluar inti sel. Dengan berlangsung di dalam inti sel, AI menggunakan bahan – bahan yang diperlukan dari dalam inti sel inang. Proses ini yang memudahkan terjadi Antigenic drift dan antigenic shift. Antigenic drift merupakan keadaan virus AI yang mengalami mutasi urutan nukleotida pada gen HA hemaglutinin atau NA neuroaminidase atau keduanya yang menyebabkan antibodi tidak bisa secara lengkap menetralisasi virus ini. Sementara Antigenic shift merupakan aktifitas dari dua macam virus influenza A yang menghasilkan segmen gen yang baru sebagai hasil rekombinan genetik. Aktifitas ini mengakibatkan antibodi yang sudah terbentuk di dalam tubuh tidak dapat menetralkan sama sekali terhadap virus baru tersebut. 6. Segmen RNA yang sudah mengalami replikasi, keluar ke sitoplasma dan dibungkus oleh protein HA hemaglutinin, NA neuroaminidase, M matriks serta NS nonstruktural . Dan keluar dari sel inangnya. Proses ini bisa berlangsung dua jam sejak terjadi infeksi Rahardjo, 2004. 2.1.6 Gejala Klinis 2.1.6.1 Gejala pada Hewan Unggas