Berita Harus Objektif BERITA

“Eksekusi tiga terpidana mati kasus Poso mungkin tidak bisa dilaksanakan tiga hari setelah HUT Kemerdekaan. Sebab, hingga kemarin belum ada pemberitahuan kepada para terpidana maupun keluarganya. Padahal, menurut aturan, eksekusi baru bisa dilaksanakan setelah tiga hari pemberitahuan. Kapolri Jenderal Pol Sutanto menegaskan, eksekusi Fabianus Tibo, Marinus Riwu, dan Dominggus da Silva tidak akan dimundurkan lagi. Polda Sulawesi Tengah telah siap melaksanakan putusan pengadilan. Namun, yang berwenang mengeksekusi adalah Kejati Sulteng. Kajati Sulteng Jahja Sibe mengakui, hingga kemarin belum ada penjadwalan kembali eksekusi Tibo cs. Penjadwalan kembali itu pun tidak bergantung pada batasan waktu. ‘Yang diatur dalam undang-undang adalah tiga hari setelah penyampaian barulah eksekusi dilaksanakan’ katanya kemarin. .....’Saya kira tidak ada lagi penundaan,Red. Polda kan sudah mempersiapkan,’ ujar Sutanto usai Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka kemarin. .....Kapolda Sulteng Brigjen Pol Oegroseno mengatakan, kepolisian dan Kejati Sulteng tengah memilih hari yang tepat. Regu tembak Brimob Polda Sulteng sudah siap sepenuhnya. ‘Eksekusi tidak akan terpengaruh oleh pihak luar,’ tegasnya.” Sumut Pos, Jumat 18 Agustus 2006 Berita ini menampilkan keterangan dari berbagai pihak yang terkait dengan masalah yang diberitakan. Wartawan menjaga hal ini untuk menegaskan adanya kelengkapan, keadilan, dan berimbangnya suatu berita. Wartawan semampunya tidak membuat missing link antara faktaketerangan yang satu dengan faktaketerangan yang lain. Menjaga keakuratan fakta dan keakuratan arti dari sebuah berita.

II.2.3. Berita Harus Objektif

Wartawan, selain harus memiliki ketepatan akurasi dan kecepatan dalam bekerja, mereka juga dituntut untuk bersikap objektif dalam menulis. Dengan sikap objektifnya, berita yang dibuat pun akan objektif, artinya berita yang dibuat itu harus selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, bebas dari prasangka. Pengertian objektif ini pun termasuk keharusan wartawan menulis dalam konteks peristiwa secara keseluruhan, tidak dipotong – potong oleh kecenderungan subjektif. Memang ada karya jurnalistik yang memuat unsur subjektif di dalamnya, dan objektifitasnya Universitas Sumatera Utara agak kendur, misalnya editorial atau komentar. Namun demikian, dalam penulisan berita, objektifitas harus tetap dijaga-walaupun hampir tidak mungkin untuk menjaganya 100 persen. Karena latar belakang seorang wartawan acapkali mewarnai hasil karyanya. “Warga Muslim Poso di Provinsi Sulawesi Tengah kecewa berat dengan keputusan presiden yang menunda pelaksanaan hukuman mati terhadap Fabianus Tibo, Marinus Riwu, dan Dominggus da Silva – ketiganya terpidana mati kasus kerusuhan Poso. ‘Keputusan menunda pelaksanaa eksekusi mati kedua kalinya pada Sabtu pekan lalu itu sangat mengecewakan umat Islam di Poso, terutama mereka yang menjadi korban kerusuhan,’ kata Ketua Forum Komunikasi Umat Islam Poso, KH Adnan Arsal, Selasa 158. .....Kyai Adnan mengkhawatirkan adanya skenario besar sekaitan tertunda-tundanya pelaksanaan eksekusi, menyusul kuatnya tekanan asing terhadap pemerintahan SBY-Kalla. ‘Karena kuatnya tekanan asing, kami sangat mengkhawatirkan permohonan grasi kedua yang diajukan Tibo dkk akan dikabulkan presiden sebab dua tahun sampai 17 April 2007 setelah penolakan grasi pertama, ketiga terpidana mati ini bisa terbebas dari hukuman mati,’ katanya. .....Sementara itu Kepala Pusat Penerangan Hukum Kapuspenkum Kejaksaan Agung, I Wayan Pasek Suartha di Jakarta, selasa menegaskan, penundaan eksekusi itu, tidak berhubungan dengan surat dari Paus Benedictus XVI kepada Presiden RI. ‘Ya, surat itu ada surat dari Paus Benedictus XVI-Red. Tapi penundaan eksekusi tidak ada hubungannya dengan itu,’ katanya.” Waspada, 16 Agustus 2006 Wartawan sebaiknya mencermati sebuah masalah yang pro-kontra. Untuk menjaga keobjektifitasan sebuah berita yang memiliki pro dan kontra, wartawan menulisnya dengan tidak berat sebelah antara pihak – pihak yang berlawanan. Berita yang ditulis pun harus sesuai dengan kenyataan yang ada. Tidak ada pengurangan – pengurangan, walaupun hampir tidak mungkin untuk dilakukan. Universitas Sumatera Utara

II.2.4. Berita Harus Ringkas dan Jelas

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Eksekusi Saddam Husein di Irak (Analisis Wacana Tentang Pemberitaan Eksekusi Saddam Husein di Irak pada Surat Kabar Kompas dan Waspada)

0 21 129

Analisis Framing Pemberitaan pendidikan Di Surat Kabar Mingguan Garoet Pos

0 6 1

PEMBERITAAN KASUS TAMBANG DI PULAUFLORES PEMBERITAAN KASUS TAMBANG DI PULAU FLORES ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KASUS PENOLAKAN TAMBANG DI PULAU FLORES DALAM SURAT KABAR HARIAN UMUM FLORES POS.

0 3 20

BAB 1 PEMBERITAAN KASUS TAMBANG DI PULAU FLORES ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KASUS PENOLAKAN TAMBANG DI PULAU FLORES DALAM SURAT KABAR HARIAN UMUM FLORES POS.

0 6 25

PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA.

0 3 17

dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (Analisis Framing Pemberitaan Tim Sepakbola Persiba Bantul dalam Surat Insider Friendship dan Pemberitaan Persiba Bantul dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (Analisis Framing Pemberitaan Tim Sepakbola Per

0 2 15

RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR(Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat K

0 3 16

PENDAHULUAN RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat Kabar Harian Jogja).

0 2 25

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat Kabar Harian Jogja).

0 3 11

KESIMPULAN DAN SARAN RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat Kabar Harian Jogja).

0 2 88