antara bank dan nasabah debitur berdasarkan kesepakatan yang dinilai dengan mata uang yang disepakati, atas dasar perhitungan dari penata
usahaan bank atas fasilitas-fasilitas yang ada”.
49
B. Akibat Hukum Diterapkannya Kelembagaan Kompensasi Set-Off Dalam
Hukum Hutang Piutang
Akibat hukum diterapkannya kelembagaan kompensasi set-off dalam hukum hutang piutang adalah:
1. Terhadap para pihak. Hutang-hutang di antara kedua belh pihak yang melakukan kompensasi dihapus. Jika perjanjian hanya berisi kewajiban
membayar sejumlah uang yang dikompensasikan saja, maka perikatan dihapus. 2. Terhadap pihak ketiga. Pihak ketiga dikategorikan dua, yaitu pihak ketiga pada
umumnya dan pihak ketiga berupa penjamin borg. Dalam hal pihak ketiga pada umumnya, kompensasi mempunyai daya kerja sebagai tagihan yang
didahulukan pemenuhannya, sedangkan dalam hal penjamin borg yang menanggung perikatan tertentu dari debitur, apabila antara kreditur dan debitur
diadakan kompensasi atas hutang-hutang mereka yang timbul secara bertimbal balik, dan hutang-hutang tersebut menjadi hapus, maka penjamin borg yang
merupakan perjanjian accessoir terbebaskan untuk menanggung kewajiban lebih lanjut karena causa untuk penanggungan yang diberikan telah hapus.
3. Terhadap para debitur secara tanggung menanggung. Yang dimaksud dengan
debitur tanggung menanggung adalah debitur, berikut debitur lainnya, yang
49
Johannes Ibrahim, Op.Cit., hlm. 69.
Universitas Sumatera Utara
dapat dituntut untuk membayar atau melunasi seluruh utang, dengan pengertian bahwa pembayaran atau pelunasan yang dilakukan seorang debitur akan
membebaskan debitur lainnya. 4.
Terhadap pihak ketiga yang mengambil alih hak-hak suatu tagihan. Pasal 1434 KUH Perdata menetapkan bahwa kompensasi tidak dapat terjadi atas kerugian
hak-hak yang diperoleh pihak ketiga. Yang dimaksud dengan pihak ketiga disini adalah pihak ketiga yang mengambil alih hak-hak tagihan.
Pihak ketiga yang mengambil alih hak-hak dapat berdasarkan alas hak umum, seperti halnya dalam pewarisan dan alas hak khusus seperti cessie,
penyitaan atau gadai. Sedangkan yang dapat dihapuskan melalui kompensasi dapat dilihat
berdasarkan Pasal 1426 KUH Perdata yaitu: 1.
Semua utang, bila secara bersamaan kedua belah pihak memiliki hutang piutang yang sama besar jumlahnya, perjumpaan dan perhitungan adalah untuk
semua hutang. Dengan demikian, seluruh hutang antara kedua belah pihak akan terhapus melalui kompensasi
2. Sebagian hutang, yakni sampai batas bagian terkecil dari tagihan. Jika hutang
piutang yang menjadi tagihan di antara pihak-pihak tidak sama besarnya, maka hutang yang terhapus adalah sebesar batas tagihan yang terkecil.
Di samping hal-hal yang dihapuskan kompensasi, patut pula untuk dibicarakan mengenai tempat dan biaya yang timbul dalam kompensasi. Hutang-
hutang yang hendak dikompensasikan mungkin berbeda tempat atau letaknya. Jika demikian halnya, antara hutang piutang yang terletak pada tempat yang berbeda,
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan kompensasi, biaya pengiriman harus diganti oleh pihak yang menerima.
Umumnya kompensasi terjadi tanpa mempersoalkan sebab peristiwa atau sumber penyebab hutang piutang berjumpa. Yang menjadi sebab timbulnya hutang
piutang antara kedua belah pihak tidak relevan, yang menjadi persoalan adalah berjumpanya hutang piutang di antara para pihak. Namun terdapat pengecualiaan
menurut M. Yahya Harahap dari ketentuan dalam Pasal 1429 KUH Perdata: 1.
Apabila satu pihak dituntut untuk menyerahkan kembali suatu barang yang diperolehnya dari pihak lawan dengan cara melawan hukum. Misalnya barang
yang hendak dikompensasikan diperoleh dengan cara paksa atau tipu muslihat. Bila terhadap barang tersebut terdapat tuntutan pengembalian maka pihak yang
menguasai barang tidak dapat mengkompensasikan hutangnya kepada pihak lain.
2. Apabila satu pihak dituntut mengembalikan barang yang dititpkan atau
dipinjamkan kepadanya oleh pihak lawan. Ketentuan ini jelas, baranng-barang pinjaman atau titipan tidak memberikan hak bagi pemegangnya untuk
menukarkannya, sehingga logis jika barang-barang demikian tidak mungkin logis jika barang-barang demikian tidak mungkin dikompenasikan oleh
pemegang. 3.
Apabila salah satu pihak dituntut membayar uang nafkah alimentasi yang tidak boleh disita, Perjumpaan hutang seperti ini tidak dapat dkompensasikan.
50
Di samping hal-hal yang dihapuskan kompensasi, perlu juga dibicarakan
50
M.Yahya Harahap, Op.Cit., hlm. 156.
Universitas Sumatera Utara
mengenai tempat dan ongkos yang timbul dalam kompensasi. Kemungkinan saja hutang-hutang yang hendak dikompensasikan berbeda tempat letaknya. Jika
demikian halnya antara hutang piutang terletak pada tempat yang berbeda, pelaksanaan kompensasi biaya pengiriman harus diganti oleh pihak yang menerima
Pasal 1432 KUH Perdata. Selain dari hal di atas, yang penting untuk diingat, ialah ketentuan Pasal
1334 KUH Perdata “kompensasi tidak boleh merugikan hak kepunyaan pihak ketiga”. Yang dimaksud dengan pihak ketiga dalam ketentuan ini ialah setiap pihak
ketiga yang mempunyai kepentingan terhadap salah satu pihak baik debitur maupun kreditur. Apalagi jika telah terjadi perletakan derden beslag tadi
mempunyai tagihan pula kepada kreditur. Maka debitur yang telah diletakkan derden beslag tidak boleh lagi melakukan kompensasi, jika hal itu merugikan pihak
ketiga tersebut. Umpamanya: A mempunyai hutang pada B. Lantas B berhutang pula pada C. Untuk melunasi hutang B tadi kepada C, oleh B telah diletakkan sita
pihak ketiga C terhadap A. Dalam hal ini seandainya pada saat itu A mempunyai tagihan pula pada B, dengan adanya derden beslag untuk kepentingan C yang
diletakkan pada A, maka A tidak boleh melakukan kompensasi hutangnya itu dengan tagihan yang ada pada B, jika kompensasi itu berakibat merugikan
kepentingan C.
C. Perlindungan Hukum Kelembagaan Kompensasi Set-Off Dalam